Lantaran penculik itu terus berganti posisi, akibatnya Tobi menghabiskan satu jam lebih untuk tiba di tempat tujuan.Ini adalah bangunan pabrik bobrok yang jauh dari kota.Apalagi, kawasan sekitarnya sangat kosong dan hampir tidak ada tempat untuk bersembunyi. Itu sebabnya, dia juga tidak melakukan rencana lainnya.Begitu mobil tiba di depan pintu, penjaga langsung menyuruhnya keluar dari mobil.Selanjutnya, salah satu penjaga memeriksa barang-barang yang dibawanya dengan cermat, sedangkan yang satunya lagi memeriksa mobilnya. Tidak ada masalah dan juga tidak ditemukan ada orang yang bersembunyi.Setelah semuanya selesai, penjaga membawanya masuk dan hanya menyisakan satu orang untuk mengawasi pintu.Setelah beberapa saat, Tobi melihat seorang pria mengenakan topeng. Di sampingnya, juga ada beberapa pria yang semuanya memakai topeng hingga wajah mereka tidak terlihat.Tobi mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, tetapi tidak menemukan bayangan Kristin."Nggak perlu lihat lagi, Kri
Itu adalah luka lamanya, mana mungkin dia tidak marah?"Kelihatannya kamu sangat marah." Mata pria itu sangat jeli dan berkata, "Kalau tebakanku benar, kamu masih punya nama lain, Tomi Yudistira, benar?"Kata-kata itu seketika membuat Kristin terperanjat.Dia membeku di tempat.Kak Tobi adalah Tomi yang dia cari selama ini?Tidak, tidak mungkin.Lagi pula, Kak Tobi tahu dirinya mencari Kak Tomi. Jika dia benar-benar Kak Tomi, seharusnya dia sudah mengakuinya dari awal.Kali ini, Tobi tidak ingin menyembunyikan apa pun lagi, karena dia ingin mengetahui kebenaran di balik kejadian itu. Kemudian, dia berkata perlahan, "Ya, aku adalah Tomi. Saat terjadi kebakaran di panti asuhan, aku cukup beruntung dan berhasil selamat."Begitu kata-kata itu dilontarkan, Kristin terkejut, sorot matanya seakan tidak percaya dengan kenyataan itu.Kak Tobi itu Kak Tomi yang dia cari-cari selama ini?Dia benar-benar Kak Tomi!Tanpa sadar, air mata bahagia muncul di pelupuk matanya. Meski sebelumnya Kak Tobi t
Kristin terpana. Namun, melihat Kak Tobi berubah seperti ini, hatinya merasa lega. Dia pun menuruti perintahnya dengan patuh."Haha ....""Aku pernah bertemu orang bodoh, tapi belum pernah ketemu yang separah ini.""Huh! Sepertinya dia belum tahu kalau kita semua pernah berlatih seni bela diri. Sekalipun ahli bela diri Kekuatan Transformasi berhadapan dengan kami, dia juga pasti akan mati.""Lantaran dia ingin mati, kami akan mengabulkannya!"Sembari berbicara, salah satu di antara mereka meluncur ke arah Tobi dengan cepat. Belati di tangannya langsung diarahkan tepat ke leher Tobi.Hanya saja, detik berikutnya, yang dia rasakan malah nyeri hebat yang menggerogoti tenggorokannya. Dia menatap Tobi dengan ekspresi kaget. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia pun ambruk ke lantai.Bahkan, setelah ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti kapan Tobi mengambil tindakan? Dia juga tidak tahu bagaimana belatinya bisa sampai ke tangan lawan?Wajah pemimpin itu berubah drastis. Ini teknik ya
Begitu mobil sampai di kompleks, mereka berdua pun berjalan keluar. Kristin akhirnya tidak bisa menahan diri lagi dan bertanya, "Kak Tobi, yang kamu katakan tadi benar?"Lantaran masalah telah sampai di titik ini, Tobi juga tidak ingin menghindar lagi dan menjawab dengan jujur, "Benar. Kristin, maaf sudah menyembunyikannya darimu.""Benarkah? Kamu sungguh Kak Tomi? Kamu nggak bohong, 'kan?""Gadis bodoh, mana mungkin aku bohong? Seingatku, aku masih berutang boneka barbie kepadamu.""Ini untukmu!"Seolah-olah bermain sulap, boneka Barbie tiba-tiba muncul di tangan Tobi.Mendengar Tobi menyebut boneka Barbie, keraguan di hati Kristin seketika menghilang. Dia mengambil boneka itu dan berkata dengan penuh semangat, "Ya, kamu benar-benar Kak Tomi-ku.""Syukurlah!"Saking senangnya, dia tak kuasa mengendalikan emosinya dan langsung memeluk Tobi dengan erat.Pelukannya bahkan lebih erat dari sebelumnya, seolah-olah takut Tobi akan menghilang.Tobi juga merasa terharu. Dia membalas pelukan Kr
"Buka bajumu," kata Meli.Tobi kelihatan kaget, tetapi dia tetap melepas bajunya dengan patuh.Meli berjalan mendekatinya, lalu menemukan sebuah tanda lahir merah kecil di punggung Tobi. Tanda lahir itu memang tidak terlalu kentara, tetapi jika diperhatikan lebih dekat, maka itu akan terlihat jelas.Benar, tak salah lagi.Bekas luka lain mungkin bisa dibuat, tetapi bekas luka ini tidak bisa dipalsukan.Selanjutnya, Meli mengajukan rentetan pertanyaan kepada Tobi, akan tetapi pria itu bisa menjawab semuanya.Akhirnya, Meli yakin dengan identitas Tobi sepenuhnya dan berkata, "Tomi, dulu sewaktu ibumu membawamu ke panti asuhan, dia meninggalkan sebuah liontin giok untukmu.""Ibumu bilang liontin itu sangat berharga dan nggak boleh hilang, jadi dia mau kamu terus memakainya.""Awalnya, aku ingin menunggu sampai kamu dewasa dan memberikannya kepadamu, tapi siapa sangka terjadi kebakaran dan membuat kita terpisah. Sekarang, saatnya mengembalikannya ke pemilik aslinya."Usai berbicara, Meli m
"Kamu bahkan memaksaku datang ke kantor pagi-pagi begini, apa itu termasuk sopan?""Pagi-pagi begini? Apa yang kamu lakukan setiap malam? Kamu bahkan masih tidur saat aku meneleponmu jam sembilan tadi. Jangan-jangan kamu bermain-main di luar setiap malam?"Widia curiga pria jahat ini pasti menghabiskan malam dengan bermain-main di luar. Sebenarnya, dia ingin sekali menyeret Tobi kembali tinggal di rumahnya, tetapi Keluarga Lianto pasti tidak akan setuju."Nggak, kok!"Tobi tak berdaya, "Sudah kubilang sebelumnya, aku nggak tertarik dengan bisnis perusahaan. Lagi pula, aku sudah mencari orang untuk mengurus semuanya.""Tahukah kamu mengapa aku ingin mempromosikanmu menjadi direktur penjualan?" tanya Widia dengan emosi."Kenapa?""Kamu!"Widia langsung mengomelinya, "Aku benar-benar nggak ngerti apa yang kamu pikirkan sepanjang hari. Apa kamu nggak mau dirimu menjadi lebih baik?""Aku sudah sangat baik," kata Tobi tak berdaya."Kamu?""Baik. Meski kamu punya sedikit kemampuan, kamu nggak
Tobi sama sekali tidak mengetahui hal ini. Setelah kembali ke ruangannya, dia mulai merasa bosan. Lantaran tidak bisa berlatih di sini, dia terpaksa mengeluarkan ponsel untuk bermain gim.Saat ini, terdengar suara ketukan pintu dari luar. Tak lama kemudian, sosok Susan muncul di balik pintu."Kak Tobi!""Ya, ada apa?"Tobi tidak mengangkat kepalanya sama sekali. Dia masih terus menundukkan kepalanya sambil bermain gim.Susan sedikit tertekan, tetapi begitu teringat dengan kata-kata Yuli, dia berpikir ini termasuk kesempatan bagus, "Hmm, Kak Tobi, apa kamu ada waktu luang malam ini?""Ada, eh, aku sibuk.""Kak Tobi benci kepadaku?" tanya Susan dengan raut wajah sedih, seakan-akan hampir menangis. Mendengar suaranya saja sudah membuat orang merasa kasihan padanya."Nggak, kok. Semua pria pasti akan tertarik dengan gadis cantik sepertimu, jadi mana mungkin aku membencimu."Yang dikatakan Tobi memang benar.Susan memiliki penampilan cantik, bola mata besar, kulit yang seputih susu, pinggan
Dengan begitu, putrinya bisa bersama Gavin dan menjadi menantu dari keluarga terpandang.Apalagi pagi ini, Tuan Gavin mendatangi mereka dan mengatakan bahwa selama Tobi bercerai dengan Widia, dia akan langsung menikahi wanita itu.Tuan Gavin tidak ingin Tobi terlibat dengan putrinya lagi dan menuntut agar mereka bercerai dalam waktu tiga hari.Karena alasan inilah, Kakek Muhar memutuskan untuk turun tangan menanganinya langsung.Setelah duduk selama beberapa saat, Kakek Muhar pun berkata, "Tobi, sejak kamu tinggal di kediaman Keluarga Lianto, perlakuanku kepadamu cukup baik, 'kan?""Ya, Kakek sangat baik kepadaku," ucap Tobi dengan jujur. Selama ini Kakek Muhar memperlakukannya dengan baik, walau terjadi masalah, beliau tetap melindungi dirinya."Baguslah kalau kamu mengerti. Sekarang Kakek ingin memintamu melakukan satu hal. Aku harap kamu menyetujuinya."Mendengar itu, Tobi telah menebak masalah apa itu, tetapi dia masih berpegang pada secercah harapan dan bertanya, "Ada apa?""Berce
"Bagus!"Lastri tidak tahan lagi dan bergumam kecil. Hanya saja, dia takut Yaldora tidak senang, jadi dia tidak berani berteriak.Yaldora menggelengkan kepalanya tak berdaya dan berkata dengan datar, "Lastri, kamu salah!""Nona, kenapa aku salah? Bukankah kamu paling benci laki-laki? Kenapa orang sepertinya ....""Sudahlah. Kamu nggak perlu bicara lagi. Nanti kamu akan tahu sendiri."Yaldora diam-diam menggelengkan kepalanya. Dia tidak percaya pria hebat seperti Tobi tidak bisa menangani masalah sepele ini.Memang benar demikian. Tobi tidak sabar lagi dan mengerutkan kening. "Baiklah. Apa sudah selesai diskusinya?"Mendengar itu, semua orang tertegun.Padahal, bocah ini sudah tertangkap basah melakukan hal yang tidak senonoh. Dilihat dari nada bicaranya yang begitu sombong, sepertinya dia masih belum bertobat.Benar saja. Kinan langsung mengamuk. "Bocah, kamu masih berani sombong di sini? Apa kamu memandang sebelah mata semua orang di sini?""Jangan banyak omong lagi. Kamu mau balas de
Karena perkataan Isander, Ivy langsung menjadi gugup.Padahal, jika dilihat dari penampilan, Tobi tidak terlihat seperti orang seperti itu. Sebaliknya, Kinan tampak begitu mendominasi.Tidak peduli benar atau salah, bukankah sebaiknya menyerahkan masalah ini kepada polisi untuk diselidiki dan ditangani?Hanya saja, tuan muda Keluarga Yudistira yang terlihat bermartabat dan sopan ini sepertinya punya latar belakang yang menakutkan. Dia bahkan mengenal Pak Retno dan tampaknya tidak takut dengan atasan mereka.Namun, jika Ivy tidak ikut campur, apa yang akan terjadi pada pria ini? Hati nuraninya pasti tidak akan tenang. Apa yang harus dia lakukan?"Kenapa kamu masih berdiri di sana? Percayalah, asalkan ada aku di sini, nggak akan terjadi apa-apa. Kalau kamu masih khawatir, kamu bisa simpan nomor Whatsapp-ku. Aku pasti akan melindungimu," ucap Isander dengan cepat.Hari ini dia hanya perlu menaklukkan dua wanita cantik ini dulu. Dia tidak perlu khawatir dengan pramugari ini. Lagi pula, dia
"Nggak bisa. Beraninya dia menyentuh adikku. Aku harus menghadapinya sendiri hari ini," kata Kinan dengan kesal.Mendengar itu, Ivy masih mau berbicara.Isander langsung mendahuluinya dan berkata dengan nada tegas, "Sudahlah. Nona Cantik, kamu nggak bisa mengatasinya sendiri, jadi buat apa ikut campur dalam urusan orang lain? Selain itu, aku juga kenal Pak Retno dari perusahaan kalian.""Kamu nggak perlu khawatir dengan masalah ini. Nanti aku akan sampaikan masalah ini kepadanya langsung.""Ka ... kamu kenal Pak Retno?" tanya Ivy dengan ekspresi terkejut."Tentu saja. Bagi tuan muda Keluarga Yudistira di Jatra sepertiku, mengenal CEO maskapai penerbangan bukanlah masalah besar. Sebaliknya, itu seharusnya menjadi kehormatan baginya," kata Isander dengan ekspresi bangga.Dia sengaja mengatakan semua ini dengan suara lantang agar bisa memamerkan statusnya yang luar biasa kepada semua orang, terutama kepada wanita-wanita cantik itu.Jika demikian, tingkat keberhasilan mendapatkan wanita-wa
Mendapati wanita yang mengikuti Yaldora juga ikut mengomentari, Isander segera mengambil kesempatan untuk unjuk gigi dan memenangkan hati wanita pujaannya.Begitu mendengar itu, Lastri langsung memperlihatkan ekspresi kekaguman dan buru-buru berkata, "Benar, mereka sama-sama bermarga Yudistira, tapi kenapa kesenjangannya begitu besar? Yang satunya preman yang nggak tahu malu. Yang satunya lagi justru pemuda tampan yang punya rasa keadilan!"Isander kegirangan mendengar pujian itu. Dia sangat antusias sampai bergegas berkata, "Nona, kamu terlalu memuji. Tapi wanita memang seharusnya dilindungi pria. Bagaimana mereka bisa diintimidasi seperti ini? Benar-benar parah sekali.""Nona nggak perlu khawatir. Aku pasti akan memberinya hukuman setimpal hari ini agar dia nggak berani melakukan hal nggak tahu malu seperti itu lagi."Wajah Tobi tampak tidak berdaya. Ketiga orang ini jelas tampak seperti satu komplotan. Mereka bertindak seolah-olah itu adalah masalah yang serius.Yaldora, yang duduk
Isander mengerutkan kening."Siapa peduli dengan taktik yang dia gunakan. Orang yang nggak tahu malu seperti ini kurang diberi pelajaran." Kinan segera berkata, "Kak Isander, jangan khawatir. Aku sudah menyusun rencana. Aku jamin kamu pasti akan memperlihatkan kehebatanmu.""Siapa tahu kamu bisa memikat hati para wanita cantik ini. Saat itu, kamu bisa menikmati dilayani oleh mereka, 'kan?"Mendengar itu, wajah Isander tampak penuh dengan ekspresi kegembiraan. Dua wanita cantik ini benar-benar menggiurkan. Jika dia bisa memiliki keduanya, bukankah dia akan menjadi pria paling bahagia di dunia ini?Kinan kemudian menatap adiknya, Miya, sambil berkata, "Aku serahkan kepadamu!"Meski Miya enggan, dia juga ingin bersama Isander. Namun, dia tahu dia tidak boleh ragu saat ini. Jika tidak, dia bahkan tidak akan punya kesempatan untuk mengikuti Isander lagi ke depannya.Dia buru-buru berkata, "Kak Isander, kamu tenang saja. Serahkan saja kepadaku!"Usai mengatakan itu, mereka pun kembali ke kab
Perkataan itu seketika membuat Yaldora gemetar tanpa alasan.Sebenarnya, sejak pertemuan pertama mereka, Yaldora telah memiliki kesan yang mendalam terhadap Tobi. Apalagi, itu adalah kesan yang sangat nyaman dan baik.Hanya saja, dia mengira mereka tidak mungkin punya kesempatan untuk bertemu lagi. Siapa sangka mereka akan bertemu lagi secepat ini. Apalagi, target dari misi yang diberikan gurunya juga pria itu.Jika bukan karena target kali ini adalah Tobi, Yaldora pasti akan langsung menolak 'jebakan wanita cantik' yang disarankan gurunya. Bahkan, lebih mustahil untuk turun gunung dengan tujuan seperti ini.Meski Yaldora berutang budi kepada gurunya, dia juga tidak bisa memenuhi permintaan seperti ini!Ekspresi wajah Yaldora kembali normal. Dia pun berkata dengan tenang, "Sudah kubilang, aku hanya fokus berkultivasi. Aku nggak tertarik dengan pria.""Aku nggak bisa memaksamu, tapi bukan hanya karena kamu nggak tertarik sama pria, kamu juga akan melarangku menyukaimu, 'kan?" kata Tobi
"Mempermainkanmu?"Tobi tertegun sejenak. Sebenarnya, itu hanya lelucon saja."Memangnya bukan?""Kalau kamu orang seperti itu, nggak ada lagi yang perlu kita bicarakan." Yaldora tampak kesal. Sebenarnya, dia menganggap Tobi sebagai orang baik.Jika tidak, mana mungkin dia akan mendatanginya dan masuk ke dalam untuk duduk.Namun, setelah dilihat sekarang, semua perkataan Tobi itu penuh dengan kebohongan. Dia tidak jujur seperti yang tampak dari tampangnya.Tanpa sadar, hal ini malah membuatnya marah. Dia bahkan melupakan tugas gurunya.Kali ini, Tobi benar-benar bingung. Padahal, dia hanya mengatakan yang sebenarnya. Sekalipun dia berbohong, Yaldora juga tidak perlu marah seperti itu, 'kan?Mungkinkah tebakannya salah?Gadis ini mendekatinya tanpa tujuan apa pun? Murni hanya karena memiliki kesan baik terhadap dirinya?Jika bukan demikian, kenapa masalah sepele seperti itu bisa membuatnya marah?Apalagi, dilihat dari ekspresinya, Yaldora tidak terlihat seperti sedang berakting. Tobi se
Yaldora menghampiri Tobi. Dia tidak langsung duduk, tetapi bertanya dengan dingin, "Kamu mencariku?""Ya, duduklah."Tobi mengangguk dan tersenyum. Lantaran Laurin telah mengundangnya kemari, dia tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.Yaldora melirik sekilas. Laurin duduk di bagian dalam, sedangkan Tobi tidak berniat berdiri untuk membiarkannya masuk. Setelah ragu-ragu sejenak, dia memutuskan untuk berjalan melewati tempat duduk Tobi, tetapi dengan bokong mengarah kepada pria itu.Karena gurunya telah berpesan kepadanya agar mendekati Tobi. Jika dia bahkan tidak bisa melakukan hal kecil seperti ini, bagaimana dia bisa menyelesaikan tugas gurunya dan mendapatkan liontin giok?Sosok anggun itu melewatinya, apalagi bokong indahnya menghadap ke arahnya. Terutama, Tobi dalam posisi duduk, sedangkan Yaldora berdiri. Dari ketinggian dan jarak seperti itu, sulit untuk tidak melihat langsung.Namun, Yaldora bergegas duduk dan memandang Tobi, seakan bertanya mengapa dia memintanya datan
Kemunculan Laurin langsung menarik perhatian banyak orang, terutama sekelompok anak muda, dua pria dan satu wanita. Pandangan kedua pria itu seakan tidak lepas dari Laurin sedetik pun.Tak lama kemudian, Yaldora dan Lastri juga muncul. Meski paras Lastri masih kalah dari Yaldora, dia juga termasuk wanita cantik. Saat keduanya muncul, juga mencuri perhatian banyak orang.Terutama dua pemuda yang mengenakan pakaian bermerek dan terlihat sombong itu.Saat melihat Tobi, Yaldora sepertinya tidak terkejut sama sekali. Rupanya, dia juga menyadari keberadaan Tobi barusan. Wanita itu pun mengangguk kepada Tobi.Tobi tertegun sejenak. Kemudian, balas mengangguk kepadanya.Namun, pemandangan itu membuat kedua pria tersebut cemburu, terutama pria bernama Isander. Pemuda yang satunya lagi bernama Kinan. Sedangkan, wanita di samping itu adalah adik perempuannya Kinan. Namanya Miya.Sebenarnya, Kinan selalu mengikuti Isander. Sedangkan adiknya, Miya, menyukai Isander. Kinan juga ingin adiknya bersama