Keesokan paginya, Bella mendatangi Kristin dan bersikeras untuk menemaninya. Dia merasa Tobi itu pembohong dan dia harus melindungi Kristin.Dalam keputusasaan, Kristin menjelaskan bahwa Kak Tobi bukanlah pembohong. Selain itu, Kak Tobi juga mengatakan dia akan memberinya jawaban yang memuaskan hari ini.Setelah mendengar ini, Bella makin menempel pada Kristin. Dia tidak percaya kalau Tobi benar-benar sehebat itu.Sementara itu, Tobi telah sampai di alamat yang diberikan oleh Kristin pada siang harinya.Kristin memandang Tobi dengan penuh harap, tetapi saat melihat tangannya kosong, ada sedikit kekecewaan di matanya, tetapi dia tetap berkata, "Kak Tobi, wajar kalau nggak bisa ketemu, apalagi waktu sesingkat itu."Bella tidak berniat melepaskan Tobi begitu saja, "Wajar apanya? Bukankah ada orang yang bilang mau memberimu jawaban yang memuaskan?"Tobi tidak menghiraukan Bella dan berkata, "Kristin, aku punya masalah penting yang harus kuberitahukan kepadamu. Kamu suruh dia menghindar dul
Setelah memastikan liontin giok itu miliknya, Kristin langsung memegangnya erat-erat dengan kedua tangannya, seakan-akan takut kehilangan lagi. Saking gembiranya, air matanya juga ikut menetes.Tak disangka, setelah melalui banyak usaha, akhirnya dia menemukannya secara tidak sengaja.Bella juga ikut senang melihatnya, tetapi dia juga mengejek Tobi, "Bukankah ada orang yang bilang bisa menemukannya? Tapi pada akhirnya dia malah gagal. Untunglah ada orang yang berbaik hati mengembalikannya.""Yang penting sudah ketemu. Siapa tahu tanpa bantuan Kak Tobi, yang menemukan liontin ini juga nggak akan berinisiatif mengembalikannya?" seru Kristin dengan gembira."Kamu masih saja membelanya!'"Kristin, bukankah kamu bilang dia sudah punya istri? Jangan sampai kamu tertipu olehnya," kata Bella tak berdaya."Aku tahu," jawab Kristin acuh tak acuh. "Kak Tobi, kalian belum sempat makan, pasti sudah lapar, 'kan? Ayo kita makan dulu. Aku yang traktir hari ini."Tobi mengangguk dan hanya tersenyum tip
Kristin senang sekali saat mendengar Tobi berinisiatif menemaninya, apalagi akhir-akhir ini, dia menyadari bahwa dirinya sangat merindukan Kak Tobi.Meski mereka berdua tidak bisa menjadi kekasih, Kristin tetap senang bisa sesekali bersamanya.Namun, Bella tampak tidak setuju, "Tentu saja nggak boleh. Kami sedang mengadakan reuni kelas dan kamu juga bukan teman kuliah kami, mengapa kamu mau ikut?""Kenapa nggak? Mereka juga nggak bilang kita nggak boleh bawa pacar atau suami, 'kan?" balas Kristin."Jadi, dia itu pacarmu atau suamimu?" tanya Bella dengan kesal.Wajah Kristin memerah. Dia tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan itu, untungnya Tobi mengambil alih, "Aku bisa berpura-pura.""Huh. Berpura-pura? Kurasa kamu memang berniat jahat kepada Kristin," kata Bella."Bella!"Kristin tidak bisa menahan diri lagi, "Kak Tobi nggak seperti yang kamu pikirkan. Seandainya dia benar-benar berniat jahat kepadaku, dia pasti sudah turun tangan sejak lama, untuk apa dia menunggu sampai sek
"Nggak apa-apa. Dia nggak perlu," ujar Tobi sambil menggelengkan kepalanya.Bella yang mendengar itu langsung berkata, "Hei, apa yang ingin kamu lakukan? Jangan-jangan kamu mau bercerai, lalu mengejar Kristin?"Sebelum Tobi menanggapinya, Kristin telah membentaknya, "Bella!""Oke, aku diam saja." Bella juga takut dengan respons Kristin. Dalam hatinya, dia makin membenci Tobi.'Bukankah hanya seorang pria tampan? Hari ini aku pasti akan mempermalukan Tobi agar dia tahu dirinya sama sekali nggak pantas untuk Kristin.'Sebaliknya, ekspresi Tobi melembut dan berkata, "Kristin, nggak apa-apa! Di mana kalian berkumpul? Ini hampir jam enam, seharusnya sudah waktunya, 'kan?"Kristin melirik Bella dan berkata, "Sepertinya jam setengah tujuh, di Restoran Merdeka."Bella menganggukkan kepala sebagai tanda mengiakan."Oke, kalau begitu, kita ke sana sekarang," ucap Tobi.Dia bertindak seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Pahadal, Widia kesal setengah mati. Andai Tobi ada di hadapannya, dia pasti aka
Suasana di Restoran Merdeka sangat ramai.Banyak sekali mobil mewah yang berbaris di tempat parkir pintu masuk. Tampaknya restoran ini sangat berkelas, yang bisa menjamu tamu di sini pastilah berasal dari keluarga terpandang.Saat ini, ada sekumpulan pria dan wanita yang berjumlah sekitar dua puluh orang. Banyak di antara mereka yang mengamati sekeliling dengan penasaran, seolah terpukau dengan segala yang ada di sini.Pemimpin mereka adalah seorang pria berpakaian mewah, wajahnya tampan dan cukup menawan.Namanya Robin. Dia adalah sponsor reuni kali ini.Di sampingnya berdiri seorang wanita cantik.Wanita itu mengenakan gaun hitam panjang, sosoknya anggun dan memiliki pesona unik di balik riasan tipisnya.Ada si ketua kelas, Dilan, yang mengikuti mereka berdua dari belakang, "Tahukah kalian Restoran Merdeka ini termasuk salah satu dari empat restoran terkenal di Kota Tawuna?""Ini bukanlah restoran biasa. Sekali makan bisa menghabiskan puluhan juta. Aku yakin kalian semua belum pernah
Saat itu juga, dia melihat sosok yang membuatnya takut. Dia adalah Tuan Tobi, orang yang diceritakan Damar sebelumnya.Tubuh manajer sedikit gemetar, terutama ketika melihat Tobi juga berada di sekelompok orang ini.Ternyata Tobi dan yang lainnya datang agak terlambat. Begitu masuk, Bella mendapati semua teman-temannya telah berkumpul di sana. Tampaknya tidak ada ruangan VIP lagi.Dia pun melangkah ke depan untuk memahami situasinya.Kristin mengikutinya dari belakang, begitu juga Tobi.Bella bertanya, "Ada apa?""Ruang VIP sudah terisi semuanya. Katanya sekarang nggak ada ruang VIP lagi. Mereka mau kita duduk di aula," jelas salah seorang teman.Robin tampak cemas. Dia tidak ingin kehilangan muka begitu saja, apalagi hari ini dia ingin menunjukkan kehebatan dan kekuatan mendominasi yang dimilikinya. Jika tidak, dia tidak akan memaksa Diana menjadi pacarnya.Awalnya, dia ingin membalas dendam, memamerkan kemampuannya saat ini dan menikmati pujian dari semua orang.Siapa sangka, sebelum
"Kristin, siapa dia?"Selama ini, Robin juga ingin mencari Kristin, tetapi sayangnya dia telah kehilangan kontak. Tak disangka, dia malah muncul di sini. Namun, dia juga menyadari ada Tobi yang berada di sampingnya.Pertanyaan itu sontak membuat Kristin bingung. Dia bahkan belum memikirkan cara yang tepat untuk memperkenalkan Tobi.Namun, Tobi langsung berkata dengan nada datar, "Namaku Tobi Yudistira, pacarnya Kristin!"Begitu kata-kata itu keluar, ekspresi Robin langsung berubah.Meski sudah lama tidak bertemu dengan Kristin, dia selalu mengingat wanita itu. Padahal dia datang ke sini untuk memamerkan kemampuannya, tetapi tak disangka, dia malah bertemu dengan Kristin.Namun, dia tidak memalingkan wajahnya dan menanggapinya dengan senyuman, "Kristin, ini nggak benar, 'kan? Apa seleramu telah berubah menjadi seperti ini sekarang?"Mendengar itu, Tobi menggelengkan kepalanya. 'Dasar kekanak-kanakan.'Kristin diam-diam merasa senang sekaligus malu saat mendengar Tobi memperkenalkan diri
Tampaknya Robin tidak merasa hal ini akan membuatnya kehilangan martabatnya. Dia bahkan menakut-nakuti yang lain dan berkata, "Diana, beri tahu semuanya, apa kamu budakku?"Wajah Diana terlihat kusut. Matanya sembap, penuh dengan air mata, tetapi dia tetap menjawab, "Ya, aku budaknya Kak Robin!""Kak Diana!""Kamu nggak perlu begitu!"Kristin cemas dan berkata, "Apa kamu dalam masalah? Katakan padaku, siapa tahu kami bisa membantumu?"Dia sendiri mungkin tidak punya solusi, tetapi dia yakin Kak Tobi yang serbabisa pasti punya jalan keluar.Baik yang terjadi di restoran terakhir kali ataupun banyak kejadian sebelumnya, dia menyadari Kak Tobi sangat hebat.Diana menatap Kristin dengan ragu dan hanya diam saja. Sewaktu kuliah dulu, Kristin sangat miskin dan tampaknya pacar juga biasa-biasa saja.Apalagi, dirinya kini kekurangan uang dua miliar lebih, jadi apa gunanya dia membicarakannya?"Haha. Kamu mau membantu? Kristin, apa keluargamu sekarang kaya?" tanya Robin dengan nada datar."Buka
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K