Wajah Haris terlihat kusut, tetapi melihat sorot mata dingin kakeknya, dia terpaksa melepas cincin itu dengan patuh dan memberikannya kepada Winson.Melihat Winson saat ini, Haris merasa sangat menyesal.Selama ini, di matanya, Winson hanyalah pecundang yang bisa disingkirkan kapan saja.Haris hanya tidak ingin orang lain berpikir bahwa dia berdarah dingin, apalagi Winson itu pecundang yang hanya tahu bersenang-senang sepanjang hari dan tidak layak disebut sama sekali, itu sebabnya dia tidak pernah membunuhnya.Tak disangka, pecundang yang dia anggap remeh ini akan menjungkirbalikkan dunia.Haris tidak rela!Namun, apa yang bisa dia lakukan? Bahkan kakeknya pun memihak Winson.Dibandingkan dengan Haris, Winson tampak lebih tenang.Namun, itu hanya terlihat di wajahnya saja, jauh di lubuk hatinya dia sangat antusias.Lantaran, ini adalah hal yang telah dia tahan selama bertahun-tahun, menjalani kehidupan yang tercela demi hari ini.Winson berpikir hal itu tidak mungkin terjadi dalam hid
"Oke. Lakukan sesuai rencanamu."Rifin menyetujuinya dan menyerahkan masalah tersebut kepada Winson.Begitu Winson berlalu, Kamal dan Haris langsung masuk.Mereka tidak mengerti, jadi ingin mencari tahu kebenarannya.Melihat mereka masuk, Rifin tidak menunggu mereka bertanya dan langsung berkata, "Aku tahu apa yang ingin kalian tanyakan, tapi masalah ini hanya bisa diketahui olehmu dan putramu, nggak boleh ada orang lain yang tahu lagi, apa kalian mengerti?"Mereka berdua kaget. Ternyata dugaan mereka benar. Ada masalah di balik semua ini. Mereka pun mengangguk cepat."Kali ini, Haris telah membuat masalah dengan orang berkuasa. Kekuatannya di luar bayangan kalian. Baginya, Keluarga Sunaldi bisa dihancurkan dengan mudah.""Siapa orang yang begitu menakutkan itu?""Apa itu putra dari keluarga besar di Kota Jatra?" tanya Kamal dengan kaget.Haris pun berkata, "Nggak benar. Akhir-akhir ini aku nggak menangani masalah penting, aku juga nggak memprovokasi orang penting, apalagi tuan muda da
Kegembiraan terbesar Widia saat ini adalah membaca komentar sambil melihat apa yang dikatakan semua orang tentang kosmetik baru Grup Lianto.Hanya saja, dia juga tidak melupakan pekerjaannya.Saat ini, Tania masuk dan melaporkan, "Bu Widia, bos muda dari Grup Sunaldi datang untuk bertemu denganmu."Sejak kejadian terakhir, Tania kini menjadi sekretarisnya Widia. Dia menjalankan pekerjaannya dengan patuh dan sungguh-sungguh. Dia tidak berani macam-macam lagi.Bahkan dalam krisis besar kali ini, dia hanya memberikan semua informasi tentang Widia kepada Gavin. Selain itu, dia tidak melakukan hal lainnya.Saat ini, dia sedang fokus untuk membuat Widia dan Tobi berpisah. 'Pria yang nggak bisa aku dapatkan, jangan harap kamu bisa mendapatkannya!'"Grup Sunaldi?"Pasti itu Haris.Raut wajah Widia berubah, lalu berkata dengan dingin, "Ada apa dia mencariku?""Kurang tahu. Sepertinya dia juga membawa beberapa orang, tapi nggak tahu dia mau apa.""Oke. Bawa mereka ke ruang konferensi saja, aku a
"Terima kasih atas pengertiannya. Oh ya, Tuan Winson, ada keperluan apa datang ke sini hari ini?" tanya Widia buru-buru.Widia merasa ahli waris Keluarga Sunaldi yang baru diangkat itu terlalu sopan kepadanya.Saat ini, dia teringat dengan kata-kata Tobi yang mengatakan bahwa tuan muda kedua dari Keluarga Sunaldi berpura-pura lemah, padahal dia sangat kuat.Tobi juga sempat menyebut ahli waris Grup Sunaldi juga kemungkinan besar akan diganti.Saat itu, Widia tidak percaya sama sekali dan merasa hal itu tidak mungkin terjadi. Lagi pula, tuan muda kedua dari Keluarga Sunaldi dikabarkan sangat tidak berguna, bagaimana dia bisa menggantikan Tuan Haris yang begitu luar biasa?Tak disangka, semuanya terjadi begitu cepat dan berubah dalam sekejap.Lagi-lagi yang dikatakan Tobi benar.Pantas saja, Widia sempat mendapat nada aneh di telepon tadi. Tobi bahkan mengatakan dia tidak yakin. Padahal dia sudah tahu bahwa yang datang bukanlah Haris, melainkan Winson.'Pria jahat ini memang sok misteriu
"Baik, aku akan menunggunya di sini," ucap Winson buru-buru. Dia segera menegakkan postur tubuhnya, seolah-olah Tobi telah tiba.Widia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor Tobi. Begitu tersambung, dia langsung bertanya, "Tobi, kamu lagi di kantor?""Ya!"Kebetulan Tobi datang ke kantor hari ini."Datanglah ke ruang konferensi sebentar.""Kenapa?" tanya Tobi."Bukan apa-apa. Kamu datang ke sini saja.""Oke!"Tobi pun berjalan ke ruangan Widia.Begitu melihat Tobi, Winson kembali menegakkan tubuhnya dan buru-buru bangkit, lalu menyapa dengan sopan, "Tuan Tobi!"Widia memandang Winson dengan tatapan heran. 'Apa yang sudah dilakukan oleh Tobi? Mengapa Winson begitu sopan kepadanya?'Tobi tersenyum dan berkata, "Bukankah ini Tuan Winson? Ada urusan apa?"Widia tidak peduli begitu banyak lagi, lalu buru-buru menceritakan pemikirannya.Setelah mendengarnya, Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Untuk apa aku mengambil saham itu? Lebih baik kamu simpan saja. Dengan begitu, bukanka
Dia kebingungan."..."Widia tampak terdiam, tetapi saat mengambil pena untuk menandatangani, dia berkata, "Aku nggak jadi tanda tangan, terlalu merepotkan. Tobi, kamu tangani masalah ini saja, aku masih punya urusan."Setelah mengucapkan kata-kata itu, Widia langsung keluar sendirian.Meninggalkan Winson terpaku di tempat.Tobi tersenyum pahit. Widia sengaja melakukan hal itu agar dirinya yang menerima saham itu. Tobi terpaksa mengambil kontrak, menandatangani namanya, kemudian menjalani prosedur yang relevan dengan bantuan pengacara.Setelah selesai, Winson menyuruh yang lainnya keluar, menyisakan dia bersama Tobi, lalu segera berlutut dan berkata, "Kak Tobi, aku nggak tahu harus bagaimana membalas kebaikanmu.""Tapi selama aku masih hidup, aku nggak akan melupakan kebaikanmu. Kelak, apa pun perintahmu, aku akan melaksanakannya.""Bukankah kamu sudah bilang di telepon?""Ya, tapi perasaanku nggak enak kalau nggak bilang langsung. Kalau bukan karena bantuanmu, mana mungkin aku bisa ja
Widia sengaja meninggalkan Tobi di ruang konferensi dan mencari alasan untuk kabur dari sana. Dengan begitu, Tobi baru berniat menandatangani pemindahan saham itu.Sesuai harapannya, akhirnya Tobi menandatangani kontrak itu dengan patuh dan mengambil alih 20 persen saham.Belakangan ini, hal-hal baik terus datang menghampirinya, yang membuatnya bertambah bahagia.Khususnya, bisa memberikan saham kepada Tobi. Baginya, ini termasuk hal yang paling bahagia selama beberapa hari ini.Ketika Widia termenung memikirkan hal itu, tiba-tiba Helen memasuki ruangannya dengan antusias."Helen, ada apa? Kenapa kamu begitu senang?"Widia bisa membaca dari ekspresi yang tersirat di wajah Helen.Mendengar itu, Helen langsung menjawab dengan antusias, "Kabar baik, Bu Widia, produk kosmetik kita populer sekali dan katanya sudah terjual habis. Distributor minta kita menambah stok."Widia tertegun sejenak, lalu bertanya dengan bingung, "Memangnya kita punya produk kosmetik lain selain Kosmetik Botanika?""
"Santai?""Nggak bisa!"Widia terkekeh dan berkata, "Bersiap-siaplah. Aku akan mengumumkan masalah mutasi jabatan besok pagi.""Ya, aku mengerti."Helen langsung mengangguk dan menyetujuinya.Setelah Helen pergi, Widia kembali sibuk dengan pekerjaannya.Namun, dia tidak tahu bahwa Almer yang masih tidak rela itu sengaja menghasut dua mantan pemegang saham Grup Lianto untuk membuat keributan.Ternyata saat perusahaan terekspos terakhir kali itu, Almer sangatlah senang, karena merasa dirinya seolah-olah keluar dari masalah besar.Dia juga sedang menunggu orang-orang membeberkan wajah asli Tobi. Lagi pula, perusahaan tidak memiliki produk baru sama sekali dan tidak mungkin bisa menghilangkan flek hitam di wajah mereka.Hanya saja, dia tidak menduga bahwa Widia dan Tobi bisa mengundang seorang dokter pengobatan tradisional yang begitu ahli dalam perawatan kulit dan menyembuhkan semua orang.Dari mana Almer tahu mereka menggunakan pengobatan tradisional? Itu karena mereka mencari korban dan
Bukankah sudah tidak ada orang yang bisa mengancam mereka lagi? Apa telah terjadi sesuatu?"Widia, ada satu hal yang aku minta orang selidiki selama ini dan sekarang akhirnya hasilnya sudah ketemu," ucap Tobi perlahan."Masalah apa? Ada hubungannya denganku?""Ya, kamu harus persiapkan mentalmu.""Apa yang terjadi sebenarnya?""Ada hubungannya dengan asal-usulmu." Tobi khawatir Widia akan sulit menerima kenyataan ini."Apa!"Ekspresi Widia seketika berubah. Begitu mendengar perkataan Tobi, dia sepertinya sudah bisa menebaknya. Wajahnya memucat. Dia pun bertanya, "Jangan-jangan, aku bukan anak kandung Keluarga Lianto?""Bukan hanya nggak, tapi Yesa menculikmu dari tangan ibumu."Tobi akhirnya menceritakan masalah itu pada Widia.Apa!Wajah Widia bertambah pucat. Tubuhnya gemetar. Fakta dia bukan anak kandung ibunya saja sudah membuatnya sedih. Tak disangka, malah ada hal seperti ini lagi sekarang.Namun, dia sangat kuat dan tegar. Jika tidak, dia juga tidak mungkin bisa menjabat sebagai
"Nggak terkalahkan?"Ekspresi Widia terkejut. Dia berkata dengan nada kaget, "Benarkah? Baguslah kalau begitu. Kita juga nggak perlu takut pada orang-orang jahat itu lagi."Dalam hatinya, yang paling penting adalah keselamatan Tobi.Mengenai hal lainnya, dia merasa semuanya tidak begitu penting."Benar. Kita nggak perlu takut sama mereka lagi."Tobi tersenyum. Namun, ada niat membunuh yang melintas di matanya. Dia ingat apa yang dikatakan Luniver sebelum pergi dan berharap mereka akan segera datang menemukannya.Namun tepat di saat ini, ponselnya berdering. Damar meneleponnya."Halo!""Raja Naga, kami telah menemukan sesuatu," ucap Damar melaporkan. Sebenarnya, dia telah menelepon beberapa kali sebelumnya. Namun, nomor Tobi tidak bisa dihubungi sama sekali.Kali ini, akhirnya Raja Naga mengangkat telepon.Setelah mendengar itu, Tobi segera berdiri dan berjalan ke samping. Dia bahkan menyela pembicaran Damar dan langsung berkata dengan nada tegas, "Katakanlah!"Widia tertegun. Terlihat
Tobi tidak mengetahui semua hal ini. Dia telah menenggelamkan dirinya dalam latihan kultivasi. Pria itu terus-menerus memahami hukum langit dan bumi serta meningkatkan energi yang terkandung di dalamnya.Tak terasa, tiga hari berlalu dengan cepat.Widia membuka matanya. Saat merasakan tubuhnya telah pulih sepenuhnya, dia tampak terkejut. Apa yang telah terjadi?Mungkinkah itu semua hanya mimpi? Bukankah dirinya sudah mati?Dia pun menoleh ke samping. Tampak Tobi duduk di sana. Seluruh tubuh pria itu diselimuti cahaya, seolah-olah orang suci yang turun ke bumi.Widia langsung berdiri. Lukanya telah pulih sepenuhnya. Dia masih hidup dan Tobi juga baik-baik saja. Pria itu menepati janjinya dan benar-benar menyembuhkannya.Saat memandang Tobi, sorot matanya menjadi makin lembut.Setelah Widia bangun, mereka kembali menghabiskan dua belas hari di sana.Selama belasan hari ini, kondisi tubuh Widia juga baik-baik saja. Dia telah berkultivasi sedemikian rupa. Sekalipun tidak makan selama sebul
Mendengar itu, Tobi pun langsung bertanya, "Seberapa besar kesenjangan kami sekarang?"Tobi tentu tidak akan membiarkan terjadi sesuatu pada Negara Harlanda mereka."Bagaimana aku menjelaskannya? Dalam hal pemahaman, kamu sudah memasuki tingkat menengah. Sedangkan dia telah mencapai tingkat tinggi. Meski tingkatannya hanya berbeda sedikit, kekuatannya sangat hebat.""Semuanya ada berapa tingkatan?" tanya Tobi sambil memeluk Widia."Aku kurang tahu pastinya, tapi menurut legenda, tingkat selanjutnya adalah tingkat puncak. Seharusnya tingkatan ini sudah termasuk kekuatan paling unggul di dunia kita," jawab Vamil.Tobi mengangguk. Ternyata, perbedaannya tidak terlalu besar. Dia merasa dirinya akan segera membuat terobosan baru. Namun, saat ini, dia tiba-tiba teringat dengan pria yang mengadangnya barusan. Dia pun bertanya dengan penasaran, "Siapa pria yang menghalangi dan merusak rencana kita tadi?""Dia?""Dia adik sepupuku!"Vamil tersenyum pahit dan menggelengkan kepalanya. "Tapi janga
Alam kultivasi yang sangat luar biasa!Begitu memasuki alam kultivasi ini, baik itu kekuatan fisik atau kekuatan mentalnya, jauh lebih kuat dari sebelumnya. Bahkan, dia bisa memobilisasi energi langit dan bumi sesuka hatinya.Seakan-akan semua energi yang ada tercipta untuknya. Tobi langsung menggenggam dengan tangan kanannya. Tiba-tiba ada kilat dan guntur yang muncul di telapak tangannya. Tampak sangat menakutkan, tetapi tidak ada kekuatan yang bocor sama sekali."Se ... sepertinya telah mencapai tingkat menengah dari hukum langit dan bumi." Vamil terkejut. Padahal, Tobi baru saja memahami hukum langit dan bumi, tetapi kekuatannya kini bahkan tidak jauh berbeda dari dirinya yang telah mencapai tingkat puncak.Raja Naga Tua dan yang lainnya juga merasakan tekanan yang mengerikan. Mereka bahkan hampir berlutut.Setelah itu, Tobi segera menyimpan kembali kekuatannya dan bergegas mendekati Widia. Kekuatan spiritualnya langsung memasuki tubuh Widia untuk memeriksa kondisinya. Tak lama kem
Begitu mendengar suara menyakitkan Tobi, Vamil merasa sangat pilu, tersiksa, dan juga sangat menyesal.Namun tepat di saat ini, dia merasakan perubahan pada tubuh Tobi. Wajahnya penuh dengan keterkejutan"Ini?""Keturunan naga?"Tobi juga merasakan hal yang aneh pada dirinya. Energi yang menakutkan mulai keluar dari tubuhnya. Bahkan tubuhnya yang biasanya melebihi kerasnya baja pun merasakan sakit yang parah.Hal ini membuatnya tanpa sadar membaringkan Widia kembali. Lantaran dia takut kekuatan fisiknya akan melukai Widia. Kemudian, Tobi berdiri agak jauh untuk menyalurkan energi yang dia miliki.Meski napas Widia terus melemah, Tobi tidak akan menyerah hingga saat-saat terakhir.Sembari menyerap energi keturunan naga, Tobi juga terus-terusan memperhatikan kondisi Widia. Dia bisa merasakan napas wanita itu makin lama makin pelan.Vamil menyaksikan semua ini dengan kaget. Padahal, dia mengangkat masalah keturunan naga hanya untuk mengelabui lawan. Siapa sangka, ternyata hal itu benar-be
Jika tidak, mungkin dia memerlukan waktu setidaknya beberapa bulan untuk pulih.Hirawan juga memiliki pemikiran yang sama. Saat melihat Luniver juga melarikan diri, dia segera bergabung dengannya dan pergi dengan cepat.Begitu Indira melihat mereka tidak punya peluang lagi, sekalipun rudal diluncurkan, mungkin hasilnya akan sia-sia saja. Dia terpaksa menyerah sepenuhnya. Dia hanya bisa menunggu sampai mereka dan Raja Naga Tua mengunjungi Gunung Simeru secara langsung.Meski Tobi membuat serangan yang menakutkan di akhir pertarungan, dia telah menggunakan teknik terlarang untuk mengerahkan energi pedang yang jauh melebihi kekuatan biasanya.Dampak dari serangan pedang ini juga sangat jelas. Tobi bisa dengan jelas merasakan kekosongan dan kerapuhan tubuhnya. Dia kini tidak bisa berdiri tegak.Bahkan, terhuyung sejenak. Dia menyadari bahwa wajah Widia tampak pucat pasi. Sekujur tubuhnya penuh dengan lumuran darah. Tampaknya, wanita itu dalam kondisi kritis.Wajah Tobi memucat. Dia segera
Setelah mengingatkannya, tanpa ragu sedikit pun, Hirawan langsung berbalik dan meninggalkan tempat itu dengan gesit.Saat ini, dia tidak peduli dengan hidup matinya Luniver lagi. Sekalipun pesuruhnya, Hirawan juga mengabaikannya begitu saja.Saat Luniver mendengar perkataan Hirawan, wajahnya berubah drastis. Dia mengumpat dengan marah, "Sialan!" Kemudian, segera berbalik dan bersiap melarikan diri dari tempat itu.Lagi pula, Vamil sudah mau mati. Prabu juga sudah mati. Hirawan dari Negara Melandia bersedia menjadi antek-anteknya. Semuanya berakhir dengan sempurna.Saat kekuatannya pulih, dia masih bisa kembali untuk mengambil nyawa dua orang ini.Di sisi lain, Indira kembali memandang Radiya dengan cemas. Maksud tatapannya sangat jelas. Sekarang telah mencapai momen paling kritis. Jika mereka tidak segera mengambil tindakan, maka tidak akan ada peluang lagi.Namun, Radiya masih terdiam. Pria itu hanya menatap layar dan tidak mengucapkan kata apa pun.Dia masih menunggu.Menunggu kode d
Yang paling malang adalah orang yang mengadang Tobi barusan. Pria yang mengkhianati Vamil itu bahkan tidak punya waktu untuk menghindar sama sekali. Dia menjerit dan langsung bergerak mundur.Jika tidak mundur dengan cepat, mungkin dia sudah kehilangan separuh nyawanya.Sialan! Kekuatan sekelompok orang ini sangat menakutkan. Terutama Tobi. Sepertinya kekuatan bocah ini lebih kuat dari dirinya sekarang.Menghadapi kedua kekuatan ini, Prabu juga merasakan teror. Dia mengerang beberapa kali dan mundur terus menerus. Tubuhnya jelas terluka parah.Sialan!Tak disangka, begitu kedua orang ini bergabung, kekuatan mereka akan begitu mengerikan. Bahkan, membuat lukanya bertambah parah. Jika bukan karena dia punya pil penyembuh, setidaknya dia butuh beberapa bulan untuk memulihkan dirinya.Sebenarnya Luniver bisa membantu Prabu, tetapi dia sengaja mundur. Saat melihat luka yang dialami Prabu makin parah, ada niat membunuh yang muncul di matanya.Jika memungkinkan, dia pasti akan menyingkirkan P