"Mereka bilang apa?" tanya Tobi."Mereka bilang insiden Kosmetik Botanika sengaja dibuat Grup Lianto demi mencari sensasi agar bisa memasarkan dan mempromosikan produk mereka.""Mereka juga bilang Grup Lianto sama sekali nggak punya produk ajaib dan hanya sengaja mengendalikan semua orang di tangan mereka.""Penyebaran seperti ini langsung menarik perlawanan dari banyak orang.""Tampaknya lawan sangat memahami rencana dan perkembangan Kosmetik Botanika. Mereka bilang kita sama sekali nggak punya proyek terkini, apalagi produk baru.""Bahkan ada beberapa tangkapan layar dokumen internal perusahaan. Kalau tebakanku benar, masalah ini ada hubungannya dengan orang dalam Grup Lianto.""Setelah dilihat dari situasinya, aku tiba-tiba teringat dengan seseorang. Saat ini, dialah satu-satunya yang punya kemampuan dan sengaja menyebarkan hal-hal seperti ini.""Almer!" ucap Tobi dengan nada dingin."Benar. Aku telah mengutus anak buah saya untuk terus mengawasinya. Kalau terjadi sesuatu, saya akan
Ibunya Widia langsung menariknya ke samping dan bertanya, "Widia, apa urusan perusahaan sudah terselesaikan?""Ya, sudah nggak ada masalah lagi. Untungnya, ini semua berkat Tobi." Widia juga ingin Tobi meninggalkan kesan yang lebih baik kepada orang tuanya, jadi dia sengaja memberi tahu ibunya.Namun, ibunya Widia tampak meremehkan dan berkata, "Berkat dia? Bukannya dia hanya menuruti perintahmu.""Kalau nggak, dengan kemampuan sekecil itu mana bisa menyelesaikan masalah ini?""Bu, kamu keliru!"Widia menjelaskan, "Sebenarnya semua yang dia lakukan hari itu sama sekali bukan arahanku, melainkan rencananya sendiri. Dia sengaja mengatakan seperti itu karena dia ingin semua orang di perusahaan kagum dan memujiku.""Sembarangan!""Omong kosong!""Widia, apa kamu sengaja membodoh-bodohi ibumu agar bisa menikah dengan pria miskin itu?""Kamu pikir dia malaikat atau apa? Andai pria miskin itu punya prestasi sebagus ini, buat apa dia menyerahkannya kepada orang lain?" balas ibunya Widia dengan
Setelah Tobi menutup telepon, dia segera keluar dan pergi ke Hotel Viva. Sebelum merencanakan langkah selanjutnya, dia harus bertemu dengan Fiona lebih dulu.Mengenai dalang di balik kejadian ini, dia pasti akan membuatnya merasakan keputusasaan.Sementara itu, Fiona dan Prita juga menunggu kedatangan Tobi dengan gugup."Prita, menurutmu, dia bisa menyembuhkanku, nggak?" tanya Fiona. Selama ini, dia sudah terlalu sering kecewa."Lihat betapa hebatnya dia. Seharusnya dia nggak bohong. Menurutku, dia pasti bisa melakukannya."Sebenarnya, Prita juga tidak yakin sepenuhnya.Namun, demi menyemangati Fiona, dia sengaja mengatakan akan berhasil."Baguslah, mudah-mudahan nggak kecewa lagi," gumam Fiona.Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Mata Fiona berbinar-binar dan berkata, "Sepertinya dia datang.""Ya, aku buka pintu dulu!"Prita buru-buru berdiri, tetapi begitu dia membuka pintu, terlihat beberapa pria berwajah galak dan seorang wanita di samping mereka.Wanita itu tak lain adalah Ka
Selain itu, dia masih ingin memeras mereka.Zira memang menipu banyak uang Fiona sebelumnya, tetapi demi menyewa gigolo, dia telah menghabiskan semuanya. Jadi, dia sekarang membutuhkan uang lagi."Dua miliar?""Zira, kamu kira aku masih punya begitu banyak uang?" tanya Fiona dengan geram."Aku nggak peduli. Kalau kamu nggak punya uang, aku akan menjualnya.""Sedangkan dirimu, aku akan berikan kepada mereka saja. Aku yakin mereka pasti menyukainya," kata Zira dengan licik.Mendengar kata-kata itu, mata beberapa pria itu langsung berbinar-binar.Meskipun separuh dari wajah Fiona terluka parah, kulitnya sangat putih dan punya daya tarik yang memikat. Ditambah lagi, tubuhnya sangat indah dan kaki rampingnya itu menawan sekali.Meski wajahnya tertutupi, daya tariknya masih bisa membuat orang terpesona.Tidak ada pria yang bisa menolak untuk memiliki tubuh wanita seperti itu.Kenyataannya memang demikian. Saat wajah Fiona masih belum terluka, banyak pria yang tergila-gila dengannya. Mereka m
Ucapan itu sontak membuat wajah Fiona memucat. Dia tahu Zira mengenal banyak orang berkuasa, tetapi dia tidak menyangka wanita itu bisa mengundang orang-orang dari Geng Naga Hitam.Tentu saja dia tahu betapa kuatnya Geng Naga Hitam.Jika begitu, sekalipun Tobi datang, sepertinya mereka juga akan berakhir nahas.Kali ini, bukankah dia malah mencelakai Tobi?Melihat ekspresi ketakutan Fiona, Zira makin bangga, lalu berkata dengan sinis, "Sekarang kamu paham, 'kan? Lupakan saja kalau bocah nggak berguna itu nggak datang, tapi kalau dia datang, aku akan membuatnya sengsara.""Benarkah?""Aku masih belum pernah merasakan apa itu sengsara?"Saat itu, terdengar suara datar laki-laki dari depan pintu.Mendengar suara itu, mata Fiona langsung berbinar-binar.Dia datang!Dia benar-benar datang di saat kritis seperti ini!Namun, ekspresinya langsung berubah gugup, lantaran pria kekar itu barusan mengatakan bahwa mereka berasal dari Geng Naga Hitam.Jika Tobi datang di saat seperti ini, bukankah d
"Kenapa kamu menggelengkan kepala?""Itu artinya kalian bukan hanya pecundang, tapi juga bodoh," ucap Tobi dengan nada datar.Prita dan Fiona tercengang. Padahal, mereka baru saja memberi tahu Tobi bahwa pria-pria itu berasal dari Geng Naga Hitam, tetapi Tuan Tobi tidak berubah sama sekali.Mungkinkah Tuan Tobi tidak tahu seberapa hebat Geng Naga Hitam?Namun, kata-kata ini pasti akan mengundang kemarahan pria-pria itu.Benar saja. Para pria itu tampak gusar, lalu berkata dengan marah, "Kak Zira, bocah ini keji sekali, aku nggak tahan lagi.""Lantaran dia begitu tak tahu diri, mengapa masih harus menahan diri? Pukul saja sampai mati. Eh, tapi aku barusan bilang mau membuatmu sengsara, 'kan?""Kalau begitu, biarkan dia merasakannya!""Jadi, kalian nggak boleh menghajarnya sampai mati!" seru Zira dengan dingin."Bagus, kamu sendiri yang cari mati. Hari ini, kami akan memperlihatkan apa itu ahli bela diri yang hebat."Kak Dimas tersenyum sinis, lalu memberi isyarat agar yang lain mengambi
Saat ini, bahkan Fiona juga ingin mengingatkannya bahwa Geng Naga Hitam sangatlah kuat.Namun, dia merasa ini bukanlah saat yang tepat, jadi pun tidak menjelaskan lebih lanjut lagi.Zira tercengang. Geng Naga Hitam kini telah mengalami perubahan dan jarang terlibat dalam kegiatan publik. Tobi mungkin tidak mengetahuinya. "Kamu nggak tahu apa itu Geng Naga Hitam, 'kan? Pemimpin mereka adalah Pak Damar dari Serikat Dagang Lawana, orang paling kaya di Kota Tawuna.""Kamu mungkin nggak tahu Geng Naga Hitam, tapi seharusnya kamu tahu Serikat Dagang Lawana? Itu merupakan serikat dagang tempat sebagian besar bos besar di Kota Tawuna berkumpul."Selesai menjelaskan, Zira menunggu sorot mata ketakutan dari Tobi.Namun, ekspresi Tobi tidak berubah sedikit pun. Dia hanya menanggapinya dengan santai, "Benarkah? Begitu hebat?""Tentu saja, jadi sebaiknya kamu papah mereka sekarang, lalu berlutut dan minta maaf. Siapa tahu nyawamu masih terselamatkan?" ucap Zira sambil mendengus dingin."Lupakan, ak
"Mudah saja. Bukankah kalian bilang kalian itu anggotanya Geng Naga Hitam? Kalau begitu, teleponlah bosmu dan suruh dia membantumu membereskanku.""Hah?"Semua orang di ruangan itu kembali tercengang. Memangnya bisa seperti itu?Prita tidak bisa menahan diri lagi dan berkata, "Tuan Tobi, Geng Naga Hitam benar-benar kuat. Kamu nggak boleh meremehkan mereka. Tak ada seorang pun di Kota Tawuna yang berani memprovokasi mereka.""Aku nggak meremehkan mereka, tapi masalah ini harus dituntaskan hari ini. Kalau nggak, mereka terus-menerus mencari masalah, bukankah itu terlalu merepotkan?""Jadi, lebih baik suruh bos mereka datang dan selesaikan masalah ini. Dengan begitu, bukankah akan menghemat tenaga?" tanya Tobi."..."Semua orang terdiam. Mereka belum pernah melihat orang yang begitu sombong seperti Tobi.Kak Dimas tersenyum pahit. Dia juga ingin meminta bantuan dari Geng Naga Hitam, tetapi dia bukan anggota Geng Naga Hitam dan dia hanya punya kenalan di Geng Naga Hitam.Namun, melihat Tob