Saat ini, bahkan Fiona juga ingin mengingatkannya bahwa Geng Naga Hitam sangatlah kuat.Namun, dia merasa ini bukanlah saat yang tepat, jadi pun tidak menjelaskan lebih lanjut lagi.Zira tercengang. Geng Naga Hitam kini telah mengalami perubahan dan jarang terlibat dalam kegiatan publik. Tobi mungkin tidak mengetahuinya. "Kamu nggak tahu apa itu Geng Naga Hitam, 'kan? Pemimpin mereka adalah Pak Damar dari Serikat Dagang Lawana, orang paling kaya di Kota Tawuna.""Kamu mungkin nggak tahu Geng Naga Hitam, tapi seharusnya kamu tahu Serikat Dagang Lawana? Itu merupakan serikat dagang tempat sebagian besar bos besar di Kota Tawuna berkumpul."Selesai menjelaskan, Zira menunggu sorot mata ketakutan dari Tobi.Namun, ekspresi Tobi tidak berubah sedikit pun. Dia hanya menanggapinya dengan santai, "Benarkah? Begitu hebat?""Tentu saja, jadi sebaiknya kamu papah mereka sekarang, lalu berlutut dan minta maaf. Siapa tahu nyawamu masih terselamatkan?" ucap Zira sambil mendengus dingin."Lupakan, ak
"Mudah saja. Bukankah kalian bilang kalian itu anggotanya Geng Naga Hitam? Kalau begitu, teleponlah bosmu dan suruh dia membantumu membereskanku.""Hah?"Semua orang di ruangan itu kembali tercengang. Memangnya bisa seperti itu?Prita tidak bisa menahan diri lagi dan berkata, "Tuan Tobi, Geng Naga Hitam benar-benar kuat. Kamu nggak boleh meremehkan mereka. Tak ada seorang pun di Kota Tawuna yang berani memprovokasi mereka.""Aku nggak meremehkan mereka, tapi masalah ini harus dituntaskan hari ini. Kalau nggak, mereka terus-menerus mencari masalah, bukankah itu terlalu merepotkan?""Jadi, lebih baik suruh bos mereka datang dan selesaikan masalah ini. Dengan begitu, bukankah akan menghemat tenaga?" tanya Tobi."..."Semua orang terdiam. Mereka belum pernah melihat orang yang begitu sombong seperti Tobi.Kak Dimas tersenyum pahit. Dia juga ingin meminta bantuan dari Geng Naga Hitam, tetapi dia bukan anggota Geng Naga Hitam dan dia hanya punya kenalan di Geng Naga Hitam.Namun, melihat Tob
"Kak Dimas, apa yang kamu lakukan? Apa kamu percaya dengan omongannya? Kamu rasa Pak Damar yang seperti dewa itu bisa takut kepadanya?"Zira tidak bisa menahan diri, "Dia hanya mencoba menakut-nakutimu.""Tutup mulutmu!""Zira, kalau bukan karena kamu, bagaimana kami bisa memprovokasi Tuan Tobi!""Tunggu saja, kalau aku bisa keluar dari sini hidup-hidup, aku akan perhitungan denganmu!"Setelah Kak Dimas memarahinya, dia berbalik dan kembali memohon kepada Tobi, "Tuan Tobi, kumohon. Kamu orang yang baik, tolong berilah kami kesempatan dan biarkan kami pergi.""Kalian berdua, kenapa masih nggak berlutut dan minta maaf?"Kedua pria itu biasanya sangat percaya dengan Kak Dimas. Melihat Kak Dimas mengatakan itu, mereka hanya bisa memohon belas kasihan dan ikut menampar diri mereka sendiri.Melihat penampilan mereka bagus, Tobi pun mengangguk dan berkata, "Baiklah, melihat dari ketulusan kalian, aku akan membiarkan masalah ini berlalu.""Terima kasih Tuan Tobi."Kak Dimas sangat gembira dan
Zira yang mendengar kata-kata itu terlihat sangat emosi, tetapi dia hanya bisa membalas, "Barusan kamu berani membiarkan mereka mencari bantuan, sekarang apa kamu berani membiarkanku memanggil bantuan?""Beranikah kamu bertaruh denganku?""Kamu nggak perlu tanya, silakan saja. Sekarang teleponlah bala bantuanmu. Cari sebanyak yang kamu bisa.""Benarkah?"Zira masih tidak memercayainya.Mendengar itu, Fiona langsung berkata, "Nggak boleh!""Tuan Tobi, aku tahu kamu sangat hebat, tapi Zira punya banyak kenalan. Jangan biarkan dia mencari bala bantuan, kalau nggak, dia akan mencelakaimu.""Berdasarkan dia? Nggak perlu, deh!""Tuan Tobi ....""Jangan khawatir, dia nggak akan membuat masalah." Tobi pun berkata dengan nada datar, "Zira, teleponlah.""Oke! Ini permintaanmu sendiri."Zira mengeluarkan ponselnya dan bersiap untuk menelepon.Saat ini, ponsel Tobi berdering. Ternyata Winson yang meneleponnya. Padahal, baru lewat beberapa saat saja, apa dia sudah menemukan sesuatu?"Halo, Winson!"
"Ya!""Kamu kenal dia?" tanya Tobi agak kaget.Namun, begitu jawaban itu keluar dari mulut Tobi, Zira seketika lemas.Sebenarnya, dia telah menyadari bahwa Tobi tidak sesederhana itu. Keberadaan yang bisa membuat Winson begitu takut pasti sangatlah menakutkan.Pantas saja, Tobi meremehkan Damar dan mengatakan Pak Damar berpesan kepada anggota Geng Naga Hitam agar tidak memprovokasinya, apalagi dia juga bisa membuat Winson begitu hormat kepadanya.Zira akhirnya mengerti mengapa Tobi selalu begitu percaya diri. Sebaliknya, dia malah merasa dirinya paling benar dan kerap mengatakan ingin menghabisi pria itu dengan mudah.Melihat ekspresi Zira, Tobi menggelengkan kepalanya. Sepertinya wanita ini ketakutan.Fiona dan Prita juga kebingungan, tetapi mereka menyadari sejak Tuan Tobi menelepon, Zira tampak kehilangan akal sehatnya.Memangnya ada yang salah dengan panggilan telepon itu? Winson itu siapa?Mereka benar-benar tidak mengenal Winson."Tu ... Tuan Tobi, maaf, aku ...."Sikap Zira seke
Jika mereka tidak membalas dendam sekarang, kapan lagi ada kesempatan seperti ini?Meski Fiona tidak mengambil tindakan apa pun, melihat wajah Zira bengkak, dia merasa lega, apalagi biasanya wanita itu sangat peduli dengan penampilannya.Di saat ini, tiba-tiba Prita berkata, "Zira, aku punya hal yang selalu ingin kutanyakan kepadamu, tapi kamu harus menjawab dengan jujur."Usai itu, Prita berbalik dan berkata, "Tuan Tobi, bisakah kamu membantuku?"Tobi tertegun sejenak dan berkata, "Tentu saja, jangan khawatir, apa pun pertanyaan itu, aku akan membantumu mendapatkan jawaban paling jujur darinya.""Baik, terima kasih banyak Tuan Tobi!"Setelah mengucapkan terima kasih, Prita menenangkan dirinya sejenak, lalu bertanya, "Zira, apa kamu yang membuat kebakaran yang mengakibatkan wajah Kak Fiona luka parah?"Pertanyaan itu sontak membuat Zira pucat.Rahasia ini terkubur di dalam hatinya begitu lama dan dia juga tidak pernah memberitahukan hal ini kepada orang lain. Bagaimana Prita bisa menan
Melihat pemandangan ini, Tobi hanya bisa menghela napas. Dia menatap Zira dengan dingin, lalu berkata, "Lihat sendiri, kejahatan seperti apa yang telah kamu perbuat!"Saat ini, Zira yang biasanya kejam itu pun merasa sedikit menyesal.Atas permintaan Fiona, Zira pun menceritakan apa yang terjadi tahun itu."Hanya karena aku nggak menurutimu untuk pergi menemani orang kaya itu minum-minum, kamu memperlakukanku seperti ini?""Zira, aku sangat baik padamu, begitukah balasanmu kepadaku?"Mendengar alasan itu, Fiona hampir pingsan."Maaf, maafkan aku, saat itu aku benar-benar emosi. Kamu bukan hanya menolak mereka sekali dua kali saja, itu sangat membuatku kesulitan. Sebaliknya, kamu malah memarahiku gara-gara ini."Zira juga merasa sedih."Kamu masih berani bilang begitu."Prita tidak tahan lagi dan langsung mengumpatnya habis-habisan. Setelah itu, dia baru kembali menghibur Fiona dan mengatakan masih ada Tobi yang bisa menyembuhkan wajahnya.Barulah Fiona kembali tenang.Tobi pun bertanya
"Benar, ada dokter kulit terkenal di Kota Jatra yang mengatakan hal serupa denganmu. Ini semua gara-gara Zira," ucap Fiona dengan getir.Jika Zira tidak mengacaunya, dia akan menemukan dokter yang tepat dan wajahnya pasti sudah sembuh.Tobi mengangguk dan berkata, "Pengobatan sih nggak masalah, tapi kalau kamu benar-benar ingin membantuku, mungkin kamu harus muncul kembali di hadapan umum. Pernahkah kamu berpikir untuk kembali ke dunia musik?""Kembali ke dunia musik?"Fiona tertegun sejenak, menggelengkan kepalanya dan berkata, "Apa aku masih bisa kembali?""Tentu saja. Asalkan kemampuanmu masih ada, aku yakin namamu bisa terkenal seantero dunia, bahkan menjadi lebih hebat dari sebelumnya," kata Tobi.Fiona termenung sejenak. Dalam benaknya, selama bekas luka di wajahnya bisa sembuh, dia sudah merasa cukup. Dia tidak menyangka dirinya masih punya kesempatan untuk kembali ke masa kejayaannya.Walaupun dia sangat senang dirinya bisa kembali ke dunia musik, tetapi memikirkan hal-hal yang