"Hah?"Susan baru tersadar dan buru-buru berkata, "Bukan.""Bukan? Kalau begitu, dia mau membantu?" tanya Yuli dengan tidak percaya."Bukan juga. Pak Tobi menyuruhmu untuk mendatangi Bu Widia dan menceritakan semua yang kamu ketahui tentang Almer kepadanya.""Semuanya tergantung pada dirimu. Makin banyak yang kamu sampaikan, makin besar peluangmu.""Benarkah? Dia sungguh bilang begitu?" Saat ini, Yuli hanya ingin melindungi dirinya, selain itu, dia tidak peduli begitu banyak lagi."Ya, jangan lupa beri tahu Bu Widia kalau Pak Tobi yang menyuruhmu ke sana. Setelah itu, sampaikan segala yang kamu ketahui dengan jujur. Seharusnya kamu akan baik-baik saja," jawab Susan."Lantas, kenapa wajahmu seperti itu? Kamu membuatku takut setengah mati."Yuli menghela napas lega. Setelah mengalami kejadian ini, kelak dia tidak akan berani terlibat dalam kasus seperti ini lagi.Susan tidak tahu harus mengatakannya atau tidak, apalagi itu posisi yang diincar Yuli selama ini, "Aku ...."Kamu kenapa? Mung
Tak disangka, Susan akan salah paham dan berpikir Tobi menyukainya.Tidak terasa, waktu sudah malam. Setelah mengetahui Tobi akan mengambil tindakan, Winson segera mengutus anak buahnya untuk mengawasi setiap pergerakan Keluarga Sunaldi dengan ketat. Dia ingin melihat bagaimana Kak Tobi bertindak.Namun, yang mengejutkannya adalah dari siang hingga malam, tidak ada pergerakan di Keluarga Sunaldi.Winson tidak berani menyelidiki keberadaan Tobi, tetapi bukankah Tobi masih di perusahaan dan belum pergi ke mana pun?'Apa Kak Tobi lupa dengan hal ini?''Nggak mungkin, tapi sejauh ini masih belum ada pergerakan.'"Tuan, apa Tuan Tobi hanya bercanda?" Arya Sutanto adalah kepercayaannya Winson. Dia telah merawat Winson sejak kecil dan mengetahui segala hal yang berhubungan dengannya.Itu sebabnya, Arya juga tahu tentang masalah Tobi dan Winson banyak mendiskusikan hal itu dengannya."Nggak mungkin," ucap Winson menggelengkan kepalanya."Lantas, kenapa belum ada pergerakan?""Mungkin masalahny
"Ah ...."Rifin tertegun sejenak. Winson. Bukankah itu cucu tidak berguna yang selama ini tidak disukainya dan bahkan tidak ingin dilihatnya?Dia mulai menebak semua kejadian ini.'Ternyata Tuan bisa datang ke sini karena Winson. Apalagi, tujuannya adalah untuk menyingkirkan Haris dan membantu Winson.''Tapi, bagaimana Winson bisa membuat Tuan datang membantunya?''Entah apa yang dilakukan cucu kesayanganku hingga membuat Tuan terlihat begitu tidak puas dengannya?'"Kenapa? Kamu nggak bersedia?" tanya Tobi dengan dingin."Bukan. Hanya saja Tuan mungkin nggak tahu banyak tentang Winson. Dia sangat nakal sejak kecil dan sekarang dia masih suka bersenang-senang, bermain wanita, berjudi dan lain sebagainya.""Aku nggak tahu?""Kurasa itu semua karena kamu sudah pikun. Kamu sama sekali nggak tahu kemampuan kedua cucumu.""Selidiki Winson baik-baik dan lihat apa dia benar-benar jahat atau hanya karena takut dibunuh oleh ibunya Haris? Demi bertahan hidup, dia harus menyembunyikan bakatnya dan
Bagaimanapun juga, popularitas adalah segalanya. Tidak ada yang ingin melewatkan popularitas sebesar ini."Sialan! Benarkah itu? Bukankah sebelumnya mereka bilang pihak rumah sakit nggak bisa berbuat apa-apa, bahkan katanya bisa jadi penyakit mematikan? Sekarang penyakit itu justru sembuh begitu cepat.""Ya, agak sulit dipercaya.""Benar, aku bisa bersaksi. Lantaran adikku juga termasuk korban, wajahnya sekarang sudah sembuh dan yang lebih menakjubkan lagi, kulit di sekitar flek hitam itu lebih halus, putih dan lembut.""Sehebat itu? Yang benar saja?""Sungguh. Bibiku juga begitu.""Benar, begitu juga dengan kakakku. Dia senang sekali sekarang. Pagi ini, dia pergi membahas masalah kompensasi dan kalian tahu nggak dia diberi berapa? 200 juta!""Bukan hanya flek hitamnya hilang, tapi kulit pun tampak lebih cerah dan masih dapat kompensasi. Sialan! Kenapa kosmetik Botanika yang kubeli nggak bermasalah dan wajahku juga nggak ada flek hitam?""Menyebalkan. Aku mau ganti Kosmetik Botanika sa
Widia segera menelepon Pak Mardi dan berkata dengan sopan, "Halo, Pak Mardi!"Setelah kejadian terakhir, Pak Mardi sengaja menyimpan nomor telepon Widia. Begitu melihat nomor itu dan mendengar suara Widia, dia langsung berkata sambil tersenyum. "Halo, Bu Widia.""Ada yang bisa saya bantu?"Akhir-akhir, banyak masalah yang menimpa Grup Lianto, apalagi Bank Permata yang dipimpinnya telah memberikan pinjaman yang begitu besar kepada Grup Lianto, jadi dia harus mengamatinya.Awalnya dia merasa khawatir, tetapi saat melihat Grup Lianto selangkah demi selangkah keluar dari jurang maut, dia langsung merasa lega.Terutama saat mendapati pemuda yang memukulinya itu yang bertanggung jawab atas semua ini.Selama ini, yang dia takuti adalah kekuatan Keluarga Yusnuwa karena Keluarga Yusnuwa ingin membantu pemuda itu.Namun, sejak kemarin, dia tiba-tiba merasa bahwa pemuda ini tidak sederhana.Apalagi melihat opini publik yang positif di Internet hari ini, dia tahu bahwa Grup Lianto pasti akan membu
Bukankah ini sangat menyakiti hati Tobi?Widia teringat saat seluruh keluarganya mencemooh Tobi, mengatakan pria itu telah mengambil hasil kerja keras orang lain. Selain itu, Tania juga bersaksi dan mengatakan bahwa Joni-lah yang menyelamatkan Widia.Joni bahkan berpura-pura baik dan memberikan jasa itu kepada Tobi. Memikirkan hal ini, Widia merasa jijik.Saat itu, Tobi pasti merasa sangat sedih.Namun, pria itu bukan hanya tidak menyimpan dendam, dia bahkan tidak menyalahkan Widia ataupun mengeluh sekali pun, dia masih tetap diam-diam membantu Widia dengan sepenuh hati.Bisa-bisanya Widia tidak menyukai pria yang begitu baik kepadanya selama ini?Dia bahkan berpikir, Mungkin saat itu dia telah dibutakan oleh emosinya sendiri."Bu Widia?"Pak Mardi tersenyum pahit. Mengapa Bu Widia diam lagi? Pak Mardi merasa lelah berbicara dengannya, tetapi dia juga tidak berani menutup telepon."Ya, kali ini aku ingin mengambil pinjaman atas nama pribadi, bisa nggak?""Berapa banyak?""Dua ratus mil
Ekspresi Haris menjadi dingin. Lantaran Widia berhasil membalikkan situasi, Haris terpaksa harus turun tangan sendiri. Kemudian dia berteriak, "Pengawal!""Tak peduli cara apa yang kalian gunakan, hancurkan Kosmetik Botanika seluruhnya. Aku mau Widia menjadi budakku. Cepat lakukan sekarang juga.""Mengenai Tobi, beraninya dia mempermalukanku di depan umum, aku akan membuatnya berlutut di depanku dan memohon. Aku juga akan mempermainkan istrinya di hadapannya.""Dasar bajingan! Kamu sadar apa yang kamu katakan?""Kamu pikir siapa dirimu? Sombong sekali. Kamu kira dirimu penguasa dunia?"Di saat ini, terdengar nada marah dari seorang lelaki tua.Haris tertegun sejenak, kemudian wajahnya berubah drastis. Dia berbalik dan buru-buru berkata, "Kakek, bukankah Anda sedang beristirahat di Pandawa? Mengapa kamu tiba-tiba datang ke sini?""Kalau bukan karena kamu bertingkah di sini, kamu pikir aku mau datang ke sini?""Sebenarnya, dari dulu aku tahu kamu punya kemampuan luar biasa, tapi kamu ter
Tanpa posisi ahli waris, dia bukanlah apa-apa.Saat ini, Haris seolah-olah merasa langit runtuh.Ketika dia ingin berbicara, Rifin sudah berjalan keluar.Sebenarnya Rifin juga tidak tega, tetapi setelah diselidiki, kelakuan cucu sulungnya itu benar-benar menyayat hatinya.Apalagi, Rifin juga tidak berani menentang perintah dari pemimpin Kuil Asura.Dia tidak punya pilihan selain menurutinya. Jika tidak, dia pasti akan memberi cucunya kesempatan untuk memperbaiki diri.Dua jam kemudian, seluruh anggota Keluarga Sunaldi tengah berkumpul di Kediaman Sunaldi, termasuk Winson.Satu jam sebelumnya, Winson masih mengeluh karena dia mengira dirinya sudah tidak punya harapan lagi. Tiba-tiba, ponselnya berdering.Tidak heran Winson merasa dirinya tidak ada harapan lagi, lantaran sepanjang malam telah berlalu dan masih belum ada pergerakan di Keluarga Sunaldi.Hingga pagi ini, semuanya masih terlihat tenang.Dia mengira Kak Tobi juga menganggap masalah itu cukup sulit, jadi Kak Tobi terpaksa meny
Bukankah sudah tidak ada orang yang bisa mengancam mereka lagi? Apa telah terjadi sesuatu?"Widia, ada satu hal yang aku minta orang selidiki selama ini dan sekarang akhirnya hasilnya sudah ketemu," ucap Tobi perlahan."Masalah apa? Ada hubungannya denganku?""Ya, kamu harus persiapkan mentalmu.""Apa yang terjadi sebenarnya?""Ada hubungannya dengan asal-usulmu." Tobi khawatir Widia akan sulit menerima kenyataan ini."Apa!"Ekspresi Widia seketika berubah. Begitu mendengar perkataan Tobi, dia sepertinya sudah bisa menebaknya. Wajahnya memucat. Dia pun bertanya, "Jangan-jangan, aku bukan anak kandung Keluarga Lianto?""Bukan hanya nggak, tapi Yesa menculikmu dari tangan ibumu."Tobi akhirnya menceritakan masalah itu pada Widia.Apa!Wajah Widia bertambah pucat. Tubuhnya gemetar. Fakta dia bukan anak kandung ibunya saja sudah membuatnya sedih. Tak disangka, malah ada hal seperti ini lagi sekarang.Namun, dia sangat kuat dan tegar. Jika tidak, dia juga tidak mungkin bisa menjabat sebagai
"Nggak terkalahkan?"Ekspresi Widia terkejut. Dia berkata dengan nada kaget, "Benarkah? Baguslah kalau begitu. Kita juga nggak perlu takut pada orang-orang jahat itu lagi."Dalam hatinya, yang paling penting adalah keselamatan Tobi.Mengenai hal lainnya, dia merasa semuanya tidak begitu penting."Benar. Kita nggak perlu takut sama mereka lagi."Tobi tersenyum. Namun, ada niat membunuh yang melintas di matanya. Dia ingat apa yang dikatakan Luniver sebelum pergi dan berharap mereka akan segera datang menemukannya.Namun tepat di saat ini, ponselnya berdering. Damar meneleponnya."Halo!""Raja Naga, kami telah menemukan sesuatu," ucap Damar melaporkan. Sebenarnya, dia telah menelepon beberapa kali sebelumnya. Namun, nomor Tobi tidak bisa dihubungi sama sekali.Kali ini, akhirnya Raja Naga mengangkat telepon.Setelah mendengar itu, Tobi segera berdiri dan berjalan ke samping. Dia bahkan menyela pembicaran Damar dan langsung berkata dengan nada tegas, "Katakanlah!"Widia tertegun. Terlihat
Tobi tidak mengetahui semua hal ini. Dia telah menenggelamkan dirinya dalam latihan kultivasi. Pria itu terus-menerus memahami hukum langit dan bumi serta meningkatkan energi yang terkandung di dalamnya.Tak terasa, tiga hari berlalu dengan cepat.Widia membuka matanya. Saat merasakan tubuhnya telah pulih sepenuhnya, dia tampak terkejut. Apa yang telah terjadi?Mungkinkah itu semua hanya mimpi? Bukankah dirinya sudah mati?Dia pun menoleh ke samping. Tampak Tobi duduk di sana. Seluruh tubuh pria itu diselimuti cahaya, seolah-olah orang suci yang turun ke bumi.Widia langsung berdiri. Lukanya telah pulih sepenuhnya. Dia masih hidup dan Tobi juga baik-baik saja. Pria itu menepati janjinya dan benar-benar menyembuhkannya.Saat memandang Tobi, sorot matanya menjadi makin lembut.Setelah Widia bangun, mereka kembali menghabiskan dua belas hari di sana.Selama belasan hari ini, kondisi tubuh Widia juga baik-baik saja. Dia telah berkultivasi sedemikian rupa. Sekalipun tidak makan selama sebul
Mendengar itu, Tobi pun langsung bertanya, "Seberapa besar kesenjangan kami sekarang?"Tobi tentu tidak akan membiarkan terjadi sesuatu pada Negara Harlanda mereka."Bagaimana aku menjelaskannya? Dalam hal pemahaman, kamu sudah memasuki tingkat menengah. Sedangkan dia telah mencapai tingkat tinggi. Meski tingkatannya hanya berbeda sedikit, kekuatannya sangat hebat.""Semuanya ada berapa tingkatan?" tanya Tobi sambil memeluk Widia."Aku kurang tahu pastinya, tapi menurut legenda, tingkat selanjutnya adalah tingkat puncak. Seharusnya tingkatan ini sudah termasuk kekuatan paling unggul di dunia kita," jawab Vamil.Tobi mengangguk. Ternyata, perbedaannya tidak terlalu besar. Dia merasa dirinya akan segera membuat terobosan baru. Namun, saat ini, dia tiba-tiba teringat dengan pria yang mengadangnya barusan. Dia pun bertanya dengan penasaran, "Siapa pria yang menghalangi dan merusak rencana kita tadi?""Dia?""Dia adik sepupuku!"Vamil tersenyum pahit dan menggelengkan kepalanya. "Tapi janga
Alam kultivasi yang sangat luar biasa!Begitu memasuki alam kultivasi ini, baik itu kekuatan fisik atau kekuatan mentalnya, jauh lebih kuat dari sebelumnya. Bahkan, dia bisa memobilisasi energi langit dan bumi sesuka hatinya.Seakan-akan semua energi yang ada tercipta untuknya. Tobi langsung menggenggam dengan tangan kanannya. Tiba-tiba ada kilat dan guntur yang muncul di telapak tangannya. Tampak sangat menakutkan, tetapi tidak ada kekuatan yang bocor sama sekali."Se ... sepertinya telah mencapai tingkat menengah dari hukum langit dan bumi." Vamil terkejut. Padahal, Tobi baru saja memahami hukum langit dan bumi, tetapi kekuatannya kini bahkan tidak jauh berbeda dari dirinya yang telah mencapai tingkat puncak.Raja Naga Tua dan yang lainnya juga merasakan tekanan yang mengerikan. Mereka bahkan hampir berlutut.Setelah itu, Tobi segera menyimpan kembali kekuatannya dan bergegas mendekati Widia. Kekuatan spiritualnya langsung memasuki tubuh Widia untuk memeriksa kondisinya. Tak lama kem
Begitu mendengar suara menyakitkan Tobi, Vamil merasa sangat pilu, tersiksa, dan juga sangat menyesal.Namun tepat di saat ini, dia merasakan perubahan pada tubuh Tobi. Wajahnya penuh dengan keterkejutan"Ini?""Keturunan naga?"Tobi juga merasakan hal yang aneh pada dirinya. Energi yang menakutkan mulai keluar dari tubuhnya. Bahkan tubuhnya yang biasanya melebihi kerasnya baja pun merasakan sakit yang parah.Hal ini membuatnya tanpa sadar membaringkan Widia kembali. Lantaran dia takut kekuatan fisiknya akan melukai Widia. Kemudian, Tobi berdiri agak jauh untuk menyalurkan energi yang dia miliki.Meski napas Widia terus melemah, Tobi tidak akan menyerah hingga saat-saat terakhir.Sembari menyerap energi keturunan naga, Tobi juga terus-terusan memperhatikan kondisi Widia. Dia bisa merasakan napas wanita itu makin lama makin pelan.Vamil menyaksikan semua ini dengan kaget. Padahal, dia mengangkat masalah keturunan naga hanya untuk mengelabui lawan. Siapa sangka, ternyata hal itu benar-be
Jika tidak, mungkin dia memerlukan waktu setidaknya beberapa bulan untuk pulih.Hirawan juga memiliki pemikiran yang sama. Saat melihat Luniver juga melarikan diri, dia segera bergabung dengannya dan pergi dengan cepat.Begitu Indira melihat mereka tidak punya peluang lagi, sekalipun rudal diluncurkan, mungkin hasilnya akan sia-sia saja. Dia terpaksa menyerah sepenuhnya. Dia hanya bisa menunggu sampai mereka dan Raja Naga Tua mengunjungi Gunung Simeru secara langsung.Meski Tobi membuat serangan yang menakutkan di akhir pertarungan, dia telah menggunakan teknik terlarang untuk mengerahkan energi pedang yang jauh melebihi kekuatan biasanya.Dampak dari serangan pedang ini juga sangat jelas. Tobi bisa dengan jelas merasakan kekosongan dan kerapuhan tubuhnya. Dia kini tidak bisa berdiri tegak.Bahkan, terhuyung sejenak. Dia menyadari bahwa wajah Widia tampak pucat pasi. Sekujur tubuhnya penuh dengan lumuran darah. Tampaknya, wanita itu dalam kondisi kritis.Wajah Tobi memucat. Dia segera
Setelah mengingatkannya, tanpa ragu sedikit pun, Hirawan langsung berbalik dan meninggalkan tempat itu dengan gesit.Saat ini, dia tidak peduli dengan hidup matinya Luniver lagi. Sekalipun pesuruhnya, Hirawan juga mengabaikannya begitu saja.Saat Luniver mendengar perkataan Hirawan, wajahnya berubah drastis. Dia mengumpat dengan marah, "Sialan!" Kemudian, segera berbalik dan bersiap melarikan diri dari tempat itu.Lagi pula, Vamil sudah mau mati. Prabu juga sudah mati. Hirawan dari Negara Melandia bersedia menjadi antek-anteknya. Semuanya berakhir dengan sempurna.Saat kekuatannya pulih, dia masih bisa kembali untuk mengambil nyawa dua orang ini.Di sisi lain, Indira kembali memandang Radiya dengan cemas. Maksud tatapannya sangat jelas. Sekarang telah mencapai momen paling kritis. Jika mereka tidak segera mengambil tindakan, maka tidak akan ada peluang lagi.Namun, Radiya masih terdiam. Pria itu hanya menatap layar dan tidak mengucapkan kata apa pun.Dia masih menunggu.Menunggu kode d
Yang paling malang adalah orang yang mengadang Tobi barusan. Pria yang mengkhianati Vamil itu bahkan tidak punya waktu untuk menghindar sama sekali. Dia menjerit dan langsung bergerak mundur.Jika tidak mundur dengan cepat, mungkin dia sudah kehilangan separuh nyawanya.Sialan! Kekuatan sekelompok orang ini sangat menakutkan. Terutama Tobi. Sepertinya kekuatan bocah ini lebih kuat dari dirinya sekarang.Menghadapi kedua kekuatan ini, Prabu juga merasakan teror. Dia mengerang beberapa kali dan mundur terus menerus. Tubuhnya jelas terluka parah.Sialan!Tak disangka, begitu kedua orang ini bergabung, kekuatan mereka akan begitu mengerikan. Bahkan, membuat lukanya bertambah parah. Jika bukan karena dia punya pil penyembuh, setidaknya dia butuh beberapa bulan untuk memulihkan dirinya.Sebenarnya Luniver bisa membantu Prabu, tetapi dia sengaja mundur. Saat melihat luka yang dialami Prabu makin parah, ada niat membunuh yang muncul di matanya.Jika memungkinkan, dia pasti akan menyingkirkan P