Melihat Yuli begitu antusias, Susan teringat kejadian dia hampir diperkosa tadi, lalu bertanya dengan nada dingin, "Kak Yuli, kamu yakin Pak Almer telah menyuruh mereka untuk melepaskanku?"Karena Yuli tiba-tiba ditanya, dia pun ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat berkata, "Tentu ... tentu saja."Melihat Yuli ragu-ragu, Susan telah menebak jawabannya. Dia pun berkata dengan marah, "Omong kosong. Santo bilang Pak Almer nggak berpesan kepadanya. Dia bahkan ingin memerkosaku."Melihat masalah ini tidak bisa disembunyikan lagi, Yuli segera berkata, "Hah? Bagaimana bisa seperti itu? Mungkin aku salah dengar.""Benarkah?""Benar. Jangan-jangan kamu pikir aku berbohong kepadamu? Apa kamu lupa hubungan kita? Mana mungkin aku berbohong kepadamu.""Benar juga. Mungkin aku terlalu banyak berpikir." Meski mulutnya berkata seperti itu, Susan diam-diam masih mencurigai Yuli.Yuli terlihat tidak sabar dan kembali bertanya, "Pasti begitu. Oh ya, kamu masih belum memberitahuku soal Tobi?"Ketika Sus
"Baguslah kalau kamu mengerti."Setelah melontarkan kata-kata itu, Yuli pun berlalu dengan wajah pucat. Padahal, dia sangat yakin dengan masalah itu, tetapi dia tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Dia sangat kecewa.Susan menggelengkan kepalanya. Dia memutuskan untuk tidak mengkhawatirkan hal-hal itu lagi dan fokus pada pekerjaannya.Setelah meninggalkan perusahaan, Tobi langsung pergi ke Vila Distrik Terra 1. Akhir-akhir ini dia memperoleh beberapa ilmu baru, jadi dia akan berlatih keras di sana hari ini.Namun, saat jam 8.30 malam, ponsel Tobi tiba-tiba berdering.Melihat nomornya, itu panggilan dari Widia.Ternyata setengah jam yang lalu, keluarga Kakek Wirya datang ke rumah dan memohon pada Widia agar mencari cara untuk menyelamatkan cucu mereka.Saat cucu mereka makan di luar, mereka tak sengaja menyinggung Tuan Bowo, salah satu dari Empat Penjaga yang berada di bawah pimpinan Pak Damar. Akibatnya, mereka kini ditangkap oleh mereka.Situasi mereka sangat berbahaya sekarang.
Widia juga terkejut, tetapi saat mendengar ucapan Candra, dia langsung teringat pada seseorang.Selain Joni dan Tobi, yang hadir saat itu hanyalah anggota Keluarga Lianto.Apalagi, Candra sangat mengagumi Tobi akhir-akhir ini. Kemungkinan besar yang dikatakan adiknya itu adalah Tobi.Hanya saja Widia tidak mengerti, bagaimana mungkin Tuan Bowo akan memberi muka kepada Tobi? Bukankah itu mustahil?"Candra, jangan bertele-tele lagi. Cepat beri tahu Kakek Wirya," tanya Kakek Wirya dengan penuh semangat.Candra mengangguk. Dia pun langsung berkata, "Kakak iparku, Kak Tobi!""Siapa?""Tobi?"Mendengar itu, ibunya Widia langsung mengomeli putranya, "Candra, bisakah kamu berhenti bicara omong kosong? Mana mungkin pecundang itu punya kemampuan seperti itu. Apa yang terjadi denganmu akhir-akhir ini?"Setelah itu, dia pun buru-buru menjelaskan kepada Kakek Wirya, "Paman, kamu mungkin belum tahu. Akhir-akhir ini, entah apa yang terjadi pada Candra, mungkin dia kerasukan. Anak ini terus-menerus me
Ibunya Widia terlihat jengkel.Dari tadi Widia hanya diam, tetapi dia merasa perlu angkat bicara di saat ini, "Kalau begitu, aku telepon tanya saja."Demi memberi muka kepada ibunya, Widia tidak berkomentar apa pun. Padahal dalam hatinya dia ragu Tobi bisa melakukannya.Melihat putrinya hendak menelepon, ibunya Widia seketika marah. Hanya saja, dia tidak menghentikannya. 'Karena kalian begitu suka mempermalukan diri sendiri, silakan saja.'Ada bagusnya juga membiarkan putrinya mengenali wajah asli pria itu. Setidaknya, Widia tidak akan tertipu oleh orang-orang seperti Tobi.Candra tampak senang sekali sekaligus antusias. 'Akhirnya kesempatan ini datang juga,' gumamnya dalam hati.'Kak Tobi, kamu harus bekerja keras kali ini.''Kalau nggak, aku benar-benar nggak bisa membantumu lagi.'Widia mengeluarkan ponselnya. Setelah itu, dia langsung menghubungi nomor Tobi.Kebetulan Tobi sedang berlatih. Setelah beberapa saat, dia baru menyadari panggilan itu. Dia pun mengangkatnya dan berkata sa
Begitu Widia menutup telepon, Kakek Wirya sekeluarga langsung menatap Widia lekat-lekat, berharap mendapat kabar baik dari mulut wanita itu.Lantaran Tobi sempat mengatakan dia tidak mengenal Tuan Bowo, pria itu pasti tidak bisa berbuat apa-apa. Namun, bukankah mereka juga membahas masalah itu dan bahkan meminta nomor telepon?Widia tersenyum pahit dan berkata tanpa daya, "Tobi bilang dia akan mencobanya, tapi nggak jamin akan berhasil." Dia tidak berani menjamin perkataan Tobi."Mencobanya?""Kalian masih sanggup dengar bualan dan omong kosongnya!""Percaya nggak, dalam lima menit, dia pasti akan menelepon dan mengatakan nggak berhasil dan dia nggak bisa berbuat apa-apa," ucap ibunya Widia dengan nada mengejek."Benar. Kalau dia benar-benar berkemampuan, dia nggak perlu menanyakan nomor telepon Tuan Bowo kepada kami," ucap Satya, putranya Kakek Wirya dengan tidak puas."Lantas, apa yang harus kita lakukan? Kalau nggak, kita berikan uang kepada mereka saja," kata menantu Kakek Wirya de
Terlebih lagi, siapa yang begitu kurang kerjaan dan berani menyamar menjadi Tuan Bowo? Jika Tuan Bowo mengetahui hal itu, bukankah dia akan mati secara tragis?Saat ini, ibunya Widia benar-benar kebingungan.Apa kemampuan Tobi begitu hebat dan menakutkan?Hanya dengan satu panggilan telepon, dia bisa membuat Tuan Bowo ketakutan?Mengapa kenyataan seperti ini begitu sulit diterima? Bahkan, semua orang tidak bisa memercayainya sama sekali.Tidak, pasti ada yang salah.Namun, saat ini, Candra terlihat penuh semangat.Sesuai harapannya, begitu kakak iparnya turun tangan, dia pasti bisa menyelesaikannya dengan mudah.Masalah itu bukan hanya terpecahkan sekarang, tetapi yang lebih mengejutkan lagi, Tuan Bowo yang terkenal sangat mendominasi di Kota Tawuna pun berubah menjadi begitu rendah diri. Ini benar-benar di luar dugaan mereka.'Kak Tobi!''Kamu keren sekali! Kamu adalah idolaku.'Setelah Widia menenangkan diri, dia pun buru-buru berkata, "Tuan Bowo, maaf, mereka nggak begitu mengenal A
Ibunya Widia makin bingung.Ternyata Tuan Bowo bisa tiba-tiba mundur saat itu bukan karena Joni, melainkan Tobi.Sebenarnya dia tidak begitu percaya, tetapi fakta di hadapannya memaksanya untuk percaya.Ini benar-benar nyata!Bagaimana dengan kekuatan Tobi?Yang bisa membuat Tuan Bowo begitu ketakutan pasti memiliki kekuatan yang mengerikan.Candra sangat gembira. Dia sudah menebak yang menyelamatkan dirinya hari itu pasti kakak iparnya. Dugaannya memang benar. 'Kak Tobi sangat baik kepadaku.'Meskipun Candra memperlakukannya seperti itu hari itu, Tobi masih tetap menyelamatkan dirinya.Dia sama sekali tidak menyangka. Apalagi, saat itu Tobi tidak mengatakan apa-apa dan Bowo mundur dengan sendirinya.Setelah Tuan Bowo selesai berbicara, dia tidak mendengar suara dari sisi lain. Dia langsung gugup dan buru-buru bertanya, "Bu Widia, apa saya mengatakan hal yang salah? Kalau memang seperti itu, mohon Anda nggak tersinggung."'Ini semua salahku sendiri. Apalagi kata-kataku barusan terdenga
"Apa? Tobi yang membantu kita agar bisa bergabung dengan Serikat Dagang Lawana?""Selain itu, Tobi juga memukul Nyonya Saskia dan menakuti Yudi?""Ditambah Tuan Bowo hari ini!""Bagaimana pria desa yang barusan turun dari gunung bisa memiliki kemampuan seperti itu? Widia, kamu yakin nggak ditipu oleh Tobi?""Nggak, lagian aku sendiri yang menyadari semua hal ini. Selain itu, mana mungkin dia bisa menipu kejadian malam ini, 'kan?" balas Widia."Kalau begitu, Tobi benar-benar menyembunyikan kemampuannya."Hati ibunya Widia bergetar. Jika Tobi benar-benar sehebat itu, dia tidak perlu sibuk mencari menantu lagi.Candra ikut menimpali, "Bu, yang Kakak katakan pasti benar. Sudah kubilang sebelumnya, kemampuan Kak Tobi itu di luar dugaanmu.""Candra, apa kamu menemukan sesuatu?"Sebelumnya, ibunya Widia beranggaan putranya sudah gila, tetapi setelah beberapa saat, dia menyadari putranya terlihat normal, kecuali pemikirannya terhadap Tobi.Dia bahkan merasa putranya lebih baik dari sebelumnya.
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K