"Sudahlah. Sekalipun kamu menjerit, nggak ada yang akan peduli denganmu. Meski Pak Almer ada di sini hari ini, dia juga harus menyerahkan dirimu untuk menemaniku bermain," kata Santo sambil tersenyum sinis.Lagi pula, Pak Almer tidak mengungkit masalah ini, yang berarti dia tidak peduli dengan wanita ini.Selain itu, Santo juga bukan bawahan Pak Almer. Dia hanya memiliki hubungan kerja sama dan membantunya menangani Tobi.Jika memungkinkan, dia ingin Santo membuat Tobi lumpuh sepenuhnya agar dia menjadi bodoh. Jika tidak berhasil, setidaknya dia harus mematahkan kedua kaki Tobi.Hanya berdasarkan hal ini, buat apa dia peduli dengan Pak Almer?Begitu Santo mengucapkan kata-kata itu, Susan langsung ketakutan setengah mati. Saat ini, dia sangat menyesal. Andai dia tahu akan berakhir seperti ini, dia seharusnya tidak datang ke sini.Saking paniknya, dia pun berkata dengan suara keras, "Pak Tobi, bukankah kamu bilang kamu nggak akan membiarkan anggota timmu ditindas oleh orang lain? Apalagi
"Cari mati!"Semua orang merasa dihina. Satu per satu dari mereka pun maju ke depan dengan liar. Setiap serangan mereka sangat sengit, yang menunjukkan ini bukan pertama kalinya mereka melakukan hal semacam ini.Trang, trang ....Di mata Susan yang gugup dan kaget itu, dia hanya melihat para penjahat yang maju ke depan itu langsung berteriak kesakitan, kemudian terjatuh ke tanah satu per satu.Mereka tergeletak di tanah dan tidak sanggup berdiri lagi, termasuk Santo, pemimpin mereka.Meskipun Santo terlihat kekar dan serangannya kuat, dia tetap tidak bisa menghentikan gerakan Pak Tobi dan langsung dirobohkan.Saat itu juga, Susan tampak tercengang.Dia hanya melihat adegan seperti itu di televisi, tetapi dia tidak menyangka ada orang yang memiliki seni bela diri sehebat itu di dunia nyata. Dalam sekejap, dia langsung mengaguminya.Namun, dia juga terkejut menyadari hal itu.Santo dan yang lainnya memandang Tobi dengan tatapan kaget sekaligus takut. Dia pun bertanya dengan nada tidak pe
Tobi kemudian bertanya, "Terus, apa kamu punya bukti kerja sama dengan Pak Almer, seperti rekaman telepon atau yang lainnya?""Nggak ada!"Melihat sorot mata Tobi berubah dingin, dia langsung ketakutan dan memelas, "Aku sungguh nggak punya. Seandainya aku punya, aku pasti akan menyerahkannya kepadamu.""Sepertinya kamu benar-benar nggak punya. Kamu membuatku kesulitan," kata Tobi sambil menghela napas.Santo memohon dengan gemetar, "Ja ... jangan begitu. Pak Tobi, ini salahku. Aku sudah bersalah. Kamu boleh mengatakan permintaanmu. Apa pun itu, aku pasti akan mengabulkannya."Yang lainnya juga terlihat panik.Namun, Tobi juga tidak mempersulit mereka. Dia menggelengkan kepalanya sambil menghela napas, "Lupakan saja. Siapa suruh aku begitu baik hati, jadi aku nggak akan menyakiti kalian.""Karena kamu sudah mengakui segalanya, aku akan memberimu kesempatan dan melepaskanmu kali ini.""Syukurlah. Terima kasih, terima kasih, Pak Tobi!"Mendengar itu, Santo sangat senang hingga tanpa sadar
"Nggak masalah, lagian bukan masalah besar. Oh ya, barusan aku sengaja menyerahkan dirimu kepada mereka. Apa kamu nggak menyalahkanku?" tanya Tobi.Berbicara hal ini, Susan diam-diam merasa marah. Hanya saja, dia teringat kalau semua ini akibat dari perbuatannya sendiri, apalagi ini juga termasuk kesalahannya.Jadi, Susan pun menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku sangat marah saat itu, tapi aku juga nggak bisa menyalahkanmu.""Baguslah kalau begitu. Sebenarnya, aku ingin bertanya kepadamu. Apa kamu membenciku saat aku memaksa Mia keluar dari perusahaan?" tanya Tobi tiba-tiba.Wajah Susan berubah, "Kenapa aku harus membencimu?""Karena Mia adalah orang yang membimbingmu. Hubungan kalian pasti baik, 'kan?""Lumayan.""Kalau begitu, seharusnya kamu tahu apa yang dia lakukan di perusahaan, 'kan?"Mendengar itu, Susan menjadi tegang dan langsung berkata, "Pak Tobi, kamu memang sudah membantuku barusan, tapi kalau kamu mau aku menjelek-jelekkan Kak Mia, aku nggak mungkin melakukannya.""
"Hah? Bu Helen juga nggak tahu? Kenapa kamu memberitahuku?""Karena kamu baik, aku percaya kepadamu. Jangan pikir aku sengaja memujimu. Sejak kamu mengingatkanku berkali-kali, aku sudah tahu kamu orang yang baik hati.""Jadi, kamu layak untuk aku percaya," kata Tobi.Dipuji Tobi seperti itu, hati Susan berbunga-bunga.Dia pasti tidak akan mencelakai Tobi.Sebenarnya, sejak mendengar Susan berbicara, Tobi telah memiliki sebuah tujuan. Dia ingin menghancurkan kepercayaan Susan kepada Mia.Membuat wanita itu berpihak kepada Widia. Kemudian, selangkah demi selangkah mencuci otak Susan sepenuhnya sehingga dia tidak lagi menjadi pion Pak Almer. Bahkan membantu pria itu dalam menghadapi Pak Almer."Kejadian hari ini?""Jangan khawatir tentang kejadian hari ini. Aku akan melakukan sesuai dengan apa yang kamu katakan kepada Santo." Susan langsung menanggapi pertanyaan itu dan sepertinya menjiwai peran itu dengan cepat."Kalau begitu, aku berterima kasih kepadamu dulu.""Sama-sama. Akulah yang s
Melihat Yuli begitu antusias, Susan teringat kejadian dia hampir diperkosa tadi, lalu bertanya dengan nada dingin, "Kak Yuli, kamu yakin Pak Almer telah menyuruh mereka untuk melepaskanku?"Karena Yuli tiba-tiba ditanya, dia pun ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat berkata, "Tentu ... tentu saja."Melihat Yuli ragu-ragu, Susan telah menebak jawabannya. Dia pun berkata dengan marah, "Omong kosong. Santo bilang Pak Almer nggak berpesan kepadanya. Dia bahkan ingin memerkosaku."Melihat masalah ini tidak bisa disembunyikan lagi, Yuli segera berkata, "Hah? Bagaimana bisa seperti itu? Mungkin aku salah dengar.""Benarkah?""Benar. Jangan-jangan kamu pikir aku berbohong kepadamu? Apa kamu lupa hubungan kita? Mana mungkin aku berbohong kepadamu.""Benar juga. Mungkin aku terlalu banyak berpikir." Meski mulutnya berkata seperti itu, Susan diam-diam masih mencurigai Yuli.Yuli terlihat tidak sabar dan kembali bertanya, "Pasti begitu. Oh ya, kamu masih belum memberitahuku soal Tobi?"Ketika Sus
"Baguslah kalau kamu mengerti."Setelah melontarkan kata-kata itu, Yuli pun berlalu dengan wajah pucat. Padahal, dia sangat yakin dengan masalah itu, tetapi dia tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Dia sangat kecewa.Susan menggelengkan kepalanya. Dia memutuskan untuk tidak mengkhawatirkan hal-hal itu lagi dan fokus pada pekerjaannya.Setelah meninggalkan perusahaan, Tobi langsung pergi ke Vila Distrik Terra 1. Akhir-akhir ini dia memperoleh beberapa ilmu baru, jadi dia akan berlatih keras di sana hari ini.Namun, saat jam 8.30 malam, ponsel Tobi tiba-tiba berdering.Melihat nomornya, itu panggilan dari Widia.Ternyata setengah jam yang lalu, keluarga Kakek Wirya datang ke rumah dan memohon pada Widia agar mencari cara untuk menyelamatkan cucu mereka.Saat cucu mereka makan di luar, mereka tak sengaja menyinggung Tuan Bowo, salah satu dari Empat Penjaga yang berada di bawah pimpinan Pak Damar. Akibatnya, mereka kini ditangkap oleh mereka.Situasi mereka sangat berbahaya sekarang.
Widia juga terkejut, tetapi saat mendengar ucapan Candra, dia langsung teringat pada seseorang.Selain Joni dan Tobi, yang hadir saat itu hanyalah anggota Keluarga Lianto.Apalagi, Candra sangat mengagumi Tobi akhir-akhir ini. Kemungkinan besar yang dikatakan adiknya itu adalah Tobi.Hanya saja Widia tidak mengerti, bagaimana mungkin Tuan Bowo akan memberi muka kepada Tobi? Bukankah itu mustahil?"Candra, jangan bertele-tele lagi. Cepat beri tahu Kakek Wirya," tanya Kakek Wirya dengan penuh semangat.Candra mengangguk. Dia pun langsung berkata, "Kakak iparku, Kak Tobi!""Siapa?""Tobi?"Mendengar itu, ibunya Widia langsung mengomeli putranya, "Candra, bisakah kamu berhenti bicara omong kosong? Mana mungkin pecundang itu punya kemampuan seperti itu. Apa yang terjadi denganmu akhir-akhir ini?"Setelah itu, dia pun buru-buru menjelaskan kepada Kakek Wirya, "Paman, kamu mungkin belum tahu. Akhir-akhir ini, entah apa yang terjadi pada Candra, mungkin dia kerasukan. Anak ini terus-menerus me
Yang paling malang adalah orang yang mengadang Tobi barusan. Pria yang mengkhianati Vamil itu bahkan tidak punya waktu untuk menghindar sama sekali. Dia menjerit dan langsung bergerak mundur.Jika tidak mundur dengan cepat, mungkin dia sudah kehilangan separuh nyawanya.Sialan! Kekuatan sekelompok orang ini sangat menakutkan. Terutama Tobi. Sepertinya kekuatan bocah ini lebih kuat dari dirinya sekarang.Menghadapi kedua kekuatan ini, Prabu juga merasakan teror. Dia mengerang beberapa kali dan mundur terus menerus. Tubuhnya jelas terluka parah.Sialan!Tak disangka, begitu kedua orang ini bergabung, kekuatan mereka akan begitu mengerikan. Bahkan, membuat lukanya bertambah parah. Jika bukan karena dia punya pil penyembuh, setidaknya dia butuh beberapa bulan untuk memulihkan dirinya.Sebenarnya Luniver bisa membantu Prabu, tetapi dia sengaja mundur. Saat melihat luka yang dialami Prabu makin parah, ada niat membunuh yang muncul di matanya.Jika memungkinkan, dia pasti akan menyingkirkan P
Mendengar itu, Tobi mengangguk. Pria itu langsung memeluk Widia sambil bergumam, "Baiklah. Hari ini, kita sebagai suami istri berjanji akan menjadi pasangan sehidup semati di sini!"Widia sangat senang mendengar perkataan itu. Sejak mereka bercerai, kata 'suami istri' baru pertama kalinya keluar dari mulut Tobi.Apalagi, mereka masih belum menikah kembali."Sungguh pasangan yang mesra. Sayangnya, kalian ditakdirkan mati hari ini," ucap Luniver dengan nada mengejek.Amderika, yang dipimpin oleh Barat, telah menggunakan segala cara untuk menekan Negara Harlanda dalam segala aspek teknologi militer. Sebagai pelindung Amderika tentu saja tidak mengizinkan seni bela diri Negara Harlanda terus menghasilkan kultivator yang menakutkan dan berkuasa.Jadi, kedua orang ini harus mati hari ini."Benar. Apa pun yang terjadi, kalian akan mati hari ini. Sekarang, biarlah aku mengakhiri nyawa kalian." Prabu tampak penuh emosiBagaimana dia bisa melepaskan dua bocah ini begitu saja?"Kalau begitu, bert
Jangankan Tobi baru saja mendapat pencerahan, sekalipun dia telah memahami hukum langit dan bumi, tanpa berlatih selama beberapa tahun, bagaimana kekuatannya bisa dibandingkan dengan para senior lainnya?Lantaran barusan tidak punya kesempatan, jadi Hirawan langsung pamer sekarang. Dia berkata dengan dingin, "Bocah, karena kamu begitu ingin mati, aku akan mengabulkan keinginanmu!"Meski tidak bisa mengalahkan Vamil, mana mungkin dia tidak bisa mengalahkan bocah kecil ini?Sekalipun kekuatannya kini hanya tersisa 20 persen, menyingkirkan seorang bocah adalah hal yang mudah baginya. Dia langsung meluncur ke depan dan Pedang Kekuatan Iblis di tangannya langsung menghantam dengan keras.Ekspresi Tobi berubah gelap. Dia mengumpulkan kekuatan besar dalam tubuhnya. Kemudian, mengeluarkan Pedang Diraya dari Cincin Spasial, lalu mengayunkannya dengan keras.Energi pedang itu bagaikan aliran sungai yang mengalir deras. Apalagi, serangan itu seakan-akan lautan yang marah dan ombak yang bergejolak
Begitu selesai berbicara, kekuatan menakjubkan langsung melanda dirinya.Wajah Tobi berubah. Dia segera mengayunkan pedangnya dengan kuat. Energi sejati yang kuat di tubuhnya mengalir ke pedangnya. Dalam sekejap, cahaya pedang bersinar terang.Benturan kedua kekuatan itu menghasilkan energi yang luar biasa.Bam ....Dua kekuatan yang berbenturan itu membuat cahaya pedang menyebar ke segala arah. Tobi tidak tahan lagi dan langsung mengerang. Dia juga mundur beberapa langkah. Meski orang ini tidak sekuat Vamil dan tiga lainnya, dia masih lebih unggul dari Tobi.Yang paling penting lagi, orang ini mencegah Vamil dan Tobi meninggalkan tempat itu.Wajah Vamil berubah muram. Dia tidak menyangka pengkhianat ini akan muncul. Terlebih lagi, orang ini menyembunyikan auranya dengan sempurna. Bahkan, Vamil sendiri pun tidak menyadarinya sama sekali.Kemungkinan besar, orang ini satu komplotan dengan Prabu. Keduanya menyembunyikan aura dengan metode yang sama.Dalam waktu singkat itu, Luniver, Hira
Saat serangan pertama, Hirawan berdiri di belakang Luniver. Jika tidak, luka yang dia derita mungkin akan lebih serius.Orang yang paling tidak beruntung adalah Prabu. Dia baru saja keluar dari tempat persembunyian dan kebetulan berdiri di posisi paling depan. Meski Luniver berada di sampingnya, setidaknya posisinya masih sedikit ke belakang.Prabu tidak peduli begitu banyak. Dia terus mengerahkan kekuatannya. Seakan-akan tidak gentar menghadapi musuh, dia juga terus mengeluarkan serangan.Hanya dengan satu pukulan, area beberapa mil ditekan secara hebat. Pukulan kuat itu sepertinya melenyapkan segala sesuatu di sekitarnya dan memancarkan cahaya keemasan.Energi itu seakan-akan matahari dan terus melaju ke depan secara gila-gilaanKini, tubuh Luniver sepenuhnya diselimuti kegelapan. Kedua belas sayapnya berubah menjadi hitam. Dia mengangkat tangan kanannya dan seluruh ruang langsung bergetar.Kemudian, sebuah telapak tangan terangkat. Seketika, kegelapan memadat.Tiba-tiba, memberikan
Luniver tidak percaya. Dia bahkan curiga Vamil sengaja mengalihkan perhatian mereka. Lagi pula, mereka tidak merasakan aura Prabu di sana.Berdasarkan kekuatannya, jika Prabu datang, mustahil akan luput dari perhatiannya.Awalnya, Vamil juga tidak menyadarinya. Bahkan, tidak merasakan ada yang aneh sedikit pun. Namun, lantaran Prabu memasuki jangkauan formasi, pergerakannya tidak mungkin lepas darinya.Walau Prabu bersembunyi di balik pepohonan, dia masih berada dalam formasi.Prabu tercengang. Ekspresi wajahnya seketika berubah. Bagaimana bisa ketahuan? Padahal dia telah mempraktikkan metode pernapasan kuno tersembunyi dari Harlanda. Mustahil ada orang yang bisa mendeteksi pernapasannya.Namun di saat mata Vamil tertuju padanya, dia juga tahu dia tidak bisa bersembunyi lagi. Jadi, dia terpaksa melangkah keluar dan menyapa sambil tersenyum, "Kalian semua ada di sini.""Prabu, taktikmu hebat kali!" Luniver tampak marah. Prabu sengaja bersembunyi. Jelas kali, pria itu tengah menunggu ked
"Kamu kira bisa menghentikanku hanya dengan menggunakan formasi bobrok ini?"Luniver sudah terbawa emosi. Dia mengangkat tangan kanannya. Seketika, energi yang menakutkan terkumpul di telapak tangannya, jatuh dari langit dengan kegelapan yang mencengangkan.Kekuatan gelap itu membawa kekuatan yang sangat misterius. Bahkan, ada banyak retakan ruang yang muncul di sekitarnya, meluncur ke arah Vamil secara langsung."Bagus!"Sebuah pedang panjang muncul di tangan Vamil. Pedang itu memancarkan energi yang menakjubkan dan segera menyambut serangan itu dengan tekanan mendominasi yang mencengangkan.Buam ....Di bawah benturan keras kedua kekuatan tersebut, cahaya putih yang menakjubkan meledak, menyebar seperti riak, dan orang-orang di sekitar tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam.Setelah beberapa saat, gambaran di dalamnya menjadi jelas kembali. Saat ini, ekspresi Vamil tampak serius, seluruh tubuhnya berubah menjadi ribuan benda. Kemudian dia berkata dengan nada tegas, "Tobi, lihat
Mendengar kata-kata Luniver yang begitu arogan dan mendominasi, Vamil langsung tertawa. "Luniver, kamu kira kalian sudah bisa mengalahkanku?""Kenapa? Jangan-jangan kamu mau bilang kamu sengaja memancing kami ke sini agar kami menemanimu mati bersama?"Luniver tersenyum sinis. Dia tampak begitu percaya diri dan arogan."Lantaran kamu sudah menebaknya, untuk apa omong kosong lagi!""Ayo maju. Aku mau lihat seberapa besar peningkatan kekuatan kalian akhir-akhir ini. Beraninya kalian berdua memasuki wilayahku!"Begitu selesai berbicara, aura menakutkan muncul dari tubuh Vamil. Selain itu, juga memberikan kesan kuno yang mengerikan. Tubuhnya kini dipenuhi dengan pesona kuno layaknya orang suci.Namun, Luniver tidak takut dan hanya mendengus dingin. "Kalau tetap keras kepala seperti ini, kamu hanya akan cari mati sendiri!""Kalau begitu, hari ini aku akan perlihatkan kekuatanku yang sesungguhnya dan membuatmu merasakan apa itu namanya putus asa!"Selesai berbicara, momentum Luniver melonjak
Namun, kekuatan bocah ini cukup bagus. Dia bahkan telah mencapai puncak Alam Tanah Abadi. Jika dia mewarisi kekuatan keturunan naga, mungkin akan menjadi ancaman bagi dirinya kelak.Hanya saja, lantaran dia muncul di sini, Luniver pasti akan menghabisinya langsung.Tobi juga memandang mereka berdua. Hatinya bergetar. Sama halnya seperti menghadapi Vamil, dia sama sekali tidak bisa memeriksa kekuatan keduanya. Ada perasaan tidak berdaya yang sulit dijelaskan muncul di hatinya.Awalnya, Tobi mengira kekuatannya telah mencapai puncak di dunia ini. Siapa sangka, masih ada orang yang jauh lebih kuat dibandingkan dirinya. Apalagi, kesenjangannya begitu besar. Sampai-sampai dia tidak dapat memeriksa kekuatan mereka sama sekali.Hal ini tentu membuat Tobi merasa tidak rela, terutama saat memandang tatapan menghina dari lawan.Namun, Tobi bukanlah orang yang bertindak ceroboh. Pria itu hanya melihat semuanya dengan ekspresi tenang.Lantaran kekuatannya tidak setinggi mereka, jadi tidak ada yang