"Tapi dia nggak terlihat seperti itu." Susan telah mengamati Tobi dengan cermat. Walaupun Tobi terlihat agak mesum, tetapi yang pria itu katakan dan yang janjikan cukup baik.Setidaknya, mereka bisa melihat situasinya terlebih dahulu untuk mengetahui masalah itu lebih lanjut.Mendengar itu, Yuli langsung marah dan berkata, "Orang jahat nggak akan terlihat dari tampang mereka. Kamu baru mengenalnya berapa lama? Jangan-jangan kamu sudah dicuci otak oleh bualannya itu?""Apa kamu bahkan nggak percaya pada Kak Mia yang membawamu ke sini dan membimbingmu hingga posisimu sekarang ini?""Tentu saja nggak. Kak Mia itu guruku dan juga penyelamat hidupku. Mana mungkin aku nggak percaya kepadanya?""Bagus. Penyelamat kita sudah dikeluarkan dari perusahaan gara-gara dia, jadi apa kamu masih membela pria itu seperti ini?" tanya Yuli terdengar kesal.Mendengar itu, Susan langsung mengangguk dan berkata, "Kak Yuli, ini salahku.""Baguslah kalau kamu tahu kesalahanmu. Oh ya, jangan sampai Tobi tahu ma
Setelah mengambil kembali kunci dari Widia, Tobi pun tiba di garasi dan masuk ke mobilnya.Susan juga masuk ke dalam mobil, tetapi dia langsung duduk di kursi belakang.Tobi tertegun sejenak, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Mungkin gadis kecil itu mengira dia ingin memanfaatkannya.Awalnya, Susan mengira Tobi pasti akan menyuruhnya duduk di kursi depan, tetapi tak disangka, Tobi bukan hanya tidak memintanya, bahkan pria itu juga tidak mengucapkan sepatah kata pun sepanjang perjalanan.Sepertinya mereka sudah hampir tiba di tempat tujuan.Susan pun tidak tahan lagi dan membuka mulut terlebih dahulu, "Pak Tobi, apa kamu nggak punya sesuatu untuk disampaikan?""Nggak, aku sendiri masih bingung. Aku nggak tahu apa-apa, mana mungkin aku bisa menyampaikan sesuatu kepadamu?""Apa kamu nggak memahami latar belakang pihak sana? Apa kamu sudah memikirkan cara untuk bernegosiasi?""Nggak, seharusnya nggak butuh, 'kan? Bukankah tadi hanya ingin kita mendiskusikan metode pembayaran dan memilah
Sebaliknya, ekspresi Susan langsung berubah dan tampak gugup. Meskipun dia tahu Pak Almer telah memberitahunya bahwa dia tidak akan berbahaya, dia tetap takut.Dia pun memandang Tobi yang berada di sebelahnya itu, tetapi dia terkejut saat menyadari pria itu tidak gugup sama sekali dan benar-benar tenang.Jangan-jangan dia tidak sadar kalau orang-orang ini mengincarnya?Santo Gunawan, yang duduk di tengah yang memasang ekspresi seram itu juga sedikit terkejut. Dia pun berkata dengan dingin, "Kamu Tobi Yudistira, ketua tim baru dari Grup Lianto?""Ya!"Tobi tampak tenang dan bahkan duduk ke depan dengan santai. Dia pun berkata sambil tersenyum, "Pak Santo, aku sudah datang. Apa kamu sudah menyiapkan uangmu?"Begitu kata-kata itu keluar, semua orang langsung tertawa terbahak-bahak."Haha. Lucu sekali. Bocah ini benar-benar mengira dia datang untuk mengambil uang."Seorang pria berambut cepak juga ikut menimpali, "Benar. Aku belum pernah melihat orang sebodoh ini,"Bahkan Susan pun tampak
"Sudahlah. Sekalipun kamu menjerit, nggak ada yang akan peduli denganmu. Meski Pak Almer ada di sini hari ini, dia juga harus menyerahkan dirimu untuk menemaniku bermain," kata Santo sambil tersenyum sinis.Lagi pula, Pak Almer tidak mengungkit masalah ini, yang berarti dia tidak peduli dengan wanita ini.Selain itu, Santo juga bukan bawahan Pak Almer. Dia hanya memiliki hubungan kerja sama dan membantunya menangani Tobi.Jika memungkinkan, dia ingin Santo membuat Tobi lumpuh sepenuhnya agar dia menjadi bodoh. Jika tidak berhasil, setidaknya dia harus mematahkan kedua kaki Tobi.Hanya berdasarkan hal ini, buat apa dia peduli dengan Pak Almer?Begitu Santo mengucapkan kata-kata itu, Susan langsung ketakutan setengah mati. Saat ini, dia sangat menyesal. Andai dia tahu akan berakhir seperti ini, dia seharusnya tidak datang ke sini.Saking paniknya, dia pun berkata dengan suara keras, "Pak Tobi, bukankah kamu bilang kamu nggak akan membiarkan anggota timmu ditindas oleh orang lain? Apalagi
"Cari mati!"Semua orang merasa dihina. Satu per satu dari mereka pun maju ke depan dengan liar. Setiap serangan mereka sangat sengit, yang menunjukkan ini bukan pertama kalinya mereka melakukan hal semacam ini.Trang, trang ....Di mata Susan yang gugup dan kaget itu, dia hanya melihat para penjahat yang maju ke depan itu langsung berteriak kesakitan, kemudian terjatuh ke tanah satu per satu.Mereka tergeletak di tanah dan tidak sanggup berdiri lagi, termasuk Santo, pemimpin mereka.Meskipun Santo terlihat kekar dan serangannya kuat, dia tetap tidak bisa menghentikan gerakan Pak Tobi dan langsung dirobohkan.Saat itu juga, Susan tampak tercengang.Dia hanya melihat adegan seperti itu di televisi, tetapi dia tidak menyangka ada orang yang memiliki seni bela diri sehebat itu di dunia nyata. Dalam sekejap, dia langsung mengaguminya.Namun, dia juga terkejut menyadari hal itu.Santo dan yang lainnya memandang Tobi dengan tatapan kaget sekaligus takut. Dia pun bertanya dengan nada tidak pe
Tobi kemudian bertanya, "Terus, apa kamu punya bukti kerja sama dengan Pak Almer, seperti rekaman telepon atau yang lainnya?""Nggak ada!"Melihat sorot mata Tobi berubah dingin, dia langsung ketakutan dan memelas, "Aku sungguh nggak punya. Seandainya aku punya, aku pasti akan menyerahkannya kepadamu.""Sepertinya kamu benar-benar nggak punya. Kamu membuatku kesulitan," kata Tobi sambil menghela napas.Santo memohon dengan gemetar, "Ja ... jangan begitu. Pak Tobi, ini salahku. Aku sudah bersalah. Kamu boleh mengatakan permintaanmu. Apa pun itu, aku pasti akan mengabulkannya."Yang lainnya juga terlihat panik.Namun, Tobi juga tidak mempersulit mereka. Dia menggelengkan kepalanya sambil menghela napas, "Lupakan saja. Siapa suruh aku begitu baik hati, jadi aku nggak akan menyakiti kalian.""Karena kamu sudah mengakui segalanya, aku akan memberimu kesempatan dan melepaskanmu kali ini.""Syukurlah. Terima kasih, terima kasih, Pak Tobi!"Mendengar itu, Santo sangat senang hingga tanpa sadar
"Nggak masalah, lagian bukan masalah besar. Oh ya, barusan aku sengaja menyerahkan dirimu kepada mereka. Apa kamu nggak menyalahkanku?" tanya Tobi.Berbicara hal ini, Susan diam-diam merasa marah. Hanya saja, dia teringat kalau semua ini akibat dari perbuatannya sendiri, apalagi ini juga termasuk kesalahannya.Jadi, Susan pun menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku sangat marah saat itu, tapi aku juga nggak bisa menyalahkanmu.""Baguslah kalau begitu. Sebenarnya, aku ingin bertanya kepadamu. Apa kamu membenciku saat aku memaksa Mia keluar dari perusahaan?" tanya Tobi tiba-tiba.Wajah Susan berubah, "Kenapa aku harus membencimu?""Karena Mia adalah orang yang membimbingmu. Hubungan kalian pasti baik, 'kan?""Lumayan.""Kalau begitu, seharusnya kamu tahu apa yang dia lakukan di perusahaan, 'kan?"Mendengar itu, Susan menjadi tegang dan langsung berkata, "Pak Tobi, kamu memang sudah membantuku barusan, tapi kalau kamu mau aku menjelek-jelekkan Kak Mia, aku nggak mungkin melakukannya.""
"Hah? Bu Helen juga nggak tahu? Kenapa kamu memberitahuku?""Karena kamu baik, aku percaya kepadamu. Jangan pikir aku sengaja memujimu. Sejak kamu mengingatkanku berkali-kali, aku sudah tahu kamu orang yang baik hati.""Jadi, kamu layak untuk aku percaya," kata Tobi.Dipuji Tobi seperti itu, hati Susan berbunga-bunga.Dia pasti tidak akan mencelakai Tobi.Sebenarnya, sejak mendengar Susan berbicara, Tobi telah memiliki sebuah tujuan. Dia ingin menghancurkan kepercayaan Susan kepada Mia.Membuat wanita itu berpihak kepada Widia. Kemudian, selangkah demi selangkah mencuci otak Susan sepenuhnya sehingga dia tidak lagi menjadi pion Pak Almer. Bahkan membantu pria itu dalam menghadapi Pak Almer."Kejadian hari ini?""Jangan khawatir tentang kejadian hari ini. Aku akan melakukan sesuai dengan apa yang kamu katakan kepada Santo." Susan langsung menanggapi pertanyaan itu dan sepertinya menjiwai peran itu dengan cepat."Kalau begitu, aku berterima kasih kepadamu dulu.""Sama-sama. Akulah yang s
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K