SALAH DIDIKAN : TERJERAT LEMBAH KELAM

SALAH DIDIKAN : TERJERAT LEMBAH KELAM

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-27
Oleh:  Zemira Fortunatus  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 Peringkat. 3 Ulasan-ulasan
50Bab
525Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Bacaan dewasa 21 tahun ke atas. Jihan Diajeng seorang gadis korban dari perceraian kedua orang tuanya yang membuat gadis itu terjun bebas dalam lembah hitam penuh dosa. Latar belakang keluarganya yang broken home membuat sang gadis hidup dalam kekerasan. Penipu, pencuri, dan pembohong ulung sangat cocok disebutkan kepadanya. Bahkan telah banyak pria-pria yang menjadi mangsa. Dengan bermodalkan wajah cantiknya, Jihan merayu para lelaki dan menguras hartanya habis-habisan. Mungkinkah gadis itu berubah ataukah dirinya akan mendapatkan karma akibat perbuatan jahatnya? Plagiarisme melanggar undang-undang nomor 28 tahun 2014.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

BAB. 1 Keputusan Cerai

"Kita cerai, Lisda! Aku sudah tidak sanggup hidup bersamamu!" hardik Tuan Raksa kepada istrinya."Apa kamu bilang? Kamu pikir aku mau mempertahankan rumah tangga ini denganmu? No! Aku tidak pernah sudi! Dasar kamu tukang selingkuh!" teriak Nyonya Lisda kepada suaminya."Hei ... Lisda sialan! Kamu pikir aku tidak tahu dengan apa yang telah kamu lakukan selama ini? Kamu juga berselingkuh dengan mantanmu! Bahkan dia rutin mengirimkan uang kepadamu, kan?" selidik Tuan Raksa."Deg!" Seketika jantung Nyonya Lisda berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Dia tidak tahu dari mana suaminya mengetahui informasi itu.Lalu dengan ketus, Nyonya Lisda kembali berkata,"Setidaknya dia mau memberikan uangnya secara cuma-cuma kepadaku. Tidak seperti dirimu yang menghambur-hamburkan uangmu di meja judi dengan para perempuan bayaran!" Nyonya Lisda semakin tajam berbicara kepada suaminya.Sementara di teras rumah, anak gadis keduanya yang bernama Jihan Diajeng. Mendengar semua pertengkaran ayah dan ibunya

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Chrysolite Topaz
bagus bgt jln ceritany
2024-02-11 01:17:07
0
user avatar
agneslovely2014
Wah novel yang fenomenal di pf sebelah wkwkwk, cemungudh updatenya Kakak Othor! Seru banget deh greget
2024-02-01 21:01:43
1
user avatar
Zemira Fortunatus
Happy reading readers
2024-02-01 19:42:42
0
50 Bab

BAB. 1 Keputusan Cerai

"Kita cerai, Lisda! Aku sudah tidak sanggup hidup bersamamu!" hardik Tuan Raksa kepada istrinya."Apa kamu bilang? Kamu pikir aku mau mempertahankan rumah tangga ini denganmu? No! Aku tidak pernah sudi! Dasar kamu tukang selingkuh!" teriak Nyonya Lisda kepada suaminya."Hei ... Lisda sialan! Kamu pikir aku tidak tahu dengan apa yang telah kamu lakukan selama ini? Kamu juga berselingkuh dengan mantanmu! Bahkan dia rutin mengirimkan uang kepadamu, kan?" selidik Tuan Raksa."Deg!" Seketika jantung Nyonya Lisda berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Dia tidak tahu dari mana suaminya mengetahui informasi itu.Lalu dengan ketus, Nyonya Lisda kembali berkata,"Setidaknya dia mau memberikan uangnya secara cuma-cuma kepadaku. Tidak seperti dirimu yang menghambur-hamburkan uangmu di meja judi dengan para perempuan bayaran!" Nyonya Lisda semakin tajam berbicara kepada suaminya.Sementara di teras rumah, anak gadis keduanya yang bernama Jihan Diajeng. Mendengar semua pertengkaran ayah dan ibunya
Baca selengkapnya

BAB. 2 Ternyata Keturunan Pencuri

Hati Jihan semakin sakit mendengar perkataan kedua orang tuanya. Ternyata dia terlahir karena kesalahan kedua orang tuanya."Jihan, kamu itu hanya anak haram! Mama tidak pernah sudi mengandungmu! Sejak kamu berada di dalam kandungan Mama. Selalu saja ada hal sial yang menimpa Mama. Jadi kamu jangan sok belagu! Beruntung kamu masih hidup sampai sekarang! Lalu Nyonya Lisda menceritakan bagaimana dulunya dia meminum pil KB agar dapat menggugurkan Jihan tapi tetap tidak bisa."Jadi aku anak diluar nikah, Ma?" serunya tak percaya."Ya! Tepat sekali! Dulu Papamu mencekoki Mama dengan obat perangsang sehingga Mama tidak tahu sama sekali apa yang dia lakukan kepada tubuh Mama!" Nyonya Lisda mengatakan semua itu sambil menatap suaminya dengan tatapan ingin membunuhnya sekarang juga."Hei Lisda! Jangan sok suci kamu! Justru kamu yang mengerang keenakan saat itu!" Tuan Raksa tak mau kalah. Dia juga ikut menyudutkan istrinya."Sudah cukup! Pa, Ma! Aku tidak mau dengar apa pun lagi dari kalian. Ji
Baca selengkapnya

BAB. 3 Dasar Pencuri Ulung

Maid Ningsih ke luar dari kamarnya menuju ke ruang makan. Dia pun duduk di hadapan Jihan sambil masih menangis tersedu-sedu sambil menatap ke arah anak majikannya itu.Tanpa ekspresi, dan tanpa rasa kasihan sedikit pun. Jihan terus melanjutkan makannya. Gadis itu tidak peduli dengan Maid Ningsih yang sedang menangis di depannya.Sementara Maid Ningsih masih mencoba membaca raut muka Jihan yang tidak menunjukkan apa pun saat ini. Kecuali dirinya yang sedang asyik menyantap makan siangnya."Apakah benar Nona Jihan yang mencuri perhiasan dan uangku? Tapi wajahnya kok sangat tenang begitu? Seperti tidak terjadi apa-apa saat ini. Ataukah Nona Jihan sedang berpura-pura saat ini?" gumam Ningsih curiga di dalam hatinya. "Tapi kok Nona Jihan tidak menanyakan kenapa aku bisa menangis? Apakah dia sudah tahu semua?" Ningsih dibuat bingung dengan sikap Jihan yang seolah-olah tidak berempati dengannya. "Tapi kenapa hatiku sangat yakin jika dia yang mencuri perhiasan dan uangku?" sedihnya dalam ha
Baca selengkapnya

BAB. 4 Bagai Parfum Isi Ulang, Wangi Tapi Palsu

Jihan pun segera ke luar dari kamarnya, lalu melangkah menuju ke dalam kamar utama. Wajahnya terlihat sedikit khawatir. Butiran-butiran keringat mulai berjatuhan dari kedua pelipisnya."Sial! Apa yang harus ku lakukan sekarang? Dasar bajingan kau Ningsih!" marahnya dalam hati.Jihan pun mulai mendekati meja rias ibunya. Untuk mencari sesuatu yang dapat dirinya jadikan bukti, jika dia tak bersalah sama sekali. Senyum penuh kelicikan tergambar sempurna di raut wajahnya karena Jihan telah menemukan apa yang dirinya cari-cari dari tadi."Ha-ha-ha! Ternyata keberuntungan masih bepihak kepadaku!" senangnya dalam hati.Jihan lalu melangkah kembali ke dalam kamarnya sambil membawa botol parfum yang sama dengan botol parfum yang ada pada maid Ningsih.Tentu saja dengan mudah Jihan menemukan parfum yang sama persis seperti yang dipakai oleh Nyonya Lisda. Karena parfum itu memang yang dirinya curi dari kamar sang ibu.Jihan segera menyodorkan parfum itu di hadapan Maid Ningsih."Ini botol parfu
Baca selengkapnya

BAB. 5 Membeli Pertemanan Palsu

"Hai semuanya! Sudah lama nungguin gue?" celutuk Jihan yang baru saja datang."Tumben lama." tukas Fabi."Sorry jalanan macet!" Lalu Jihan pun mulai mengarang cerita indah yang tentu saja semua adalah kebohongan semata."Jihan, kita nongkrong di mana hari ini?" Salma mulai memancing Jihan.Keduanya saling mengirim kode rahasia antara dirinya dan Fabi. Hari ini mereka berencana untuk membuat Jihan jatuh miskin. Karena baik Salma maupun Fabi telah mendapat aduan dari salah seorang teman sekelasnya, jika Jihan telah mencuri semua barang-barang temannya dan tidak mau mengakui perbuatannya."Hari ini, gue traktir kalian sepuasnya! Makanlah sesuka hati kalian. Setelah itu kita shopping!" seru Jihan antusias."Yeah! Hore! Jihan is the best!" ujar Salma."Jihan memang keren!" Fabi juga turut memuji gadis itu. Walaupun semuanya hanya lah kepalsuan semata.Kemudian kedua gadis tersebut memesan menu yang paling mahal di restoran itu padahal mereka baru saja makan tadi.Fabi dan Salma sengaja mel
Baca selengkapnya

BAB. 6 Menjual Perhiasan Hasil Curian

Jihan mulai melangkah menjauhi tokoh perhiasan itu. Kemudian dia berjalan lagi mengitari mall besar tersebut untuk mencari toko perhiasan lainnya yang mau membeli beberapa barang berharga hasil curiannya dari Maid Ningsih.Setelah berkeliling lama, akhirnya, Jihan menemukan toko perhiasan di dalam mall yang mau membeli semua perhiasan itu. "Nona, apakah benar semua perhiasan ini milik ibu Anda yang telah lama meninggal?" tanya salah seorang karyawan toko perhiasan tersebut."Iya, Mbak. Masa saya bohong? Saya adalah anak yatim piatu, orang tua saya telah lama meninggal. Saya menjual semua perhiasan ini, untuk biaya sekolah saya, Mbak. Minggu depan ujian tengah semester akan dimulai di sekolahan, jadi semua siswa diwajibkan untuk melunasi semua tunggakkan yang berhubungan dengan biaya sekolah." Jihan menceritakan semua bualannya untuk membuat para karyawan toko perhiasan itu, berbelas kasihan kepadanya. Bahkan dengan sengaja sang gadis mengatakan jika kedua orang tuanya telah lama men
Baca selengkapnya

BAB. 7 Kepergok Mencuri

Jihan baru saja sampai di depan rumahnya. Namun alangkah terkejutnya dia saat melihat beberapa orang berseragam salah satu bank, ditemani oleh pihak berwajib yang berjumlah lima orang sedang melakukan penyegelan di rumahnya.Beberapa tetangga terlihat juga ikut menonton aksi dari pihak bank. Untung saja Jihan sedang memakai topi sehingga wajahnya tidak kelihatan.Karena takut ketahuan dan diminta pertanggungjawaban kepadanya, Jihan pun mulai meninggalkan tempat itu.Samar-samar dia dapat mendengar dari omongan orang yang berkerumun di situ. jika rumahnya disita karena kedua orang tuanya tidak sanggup lagi membayar cicilan untuk melunasi utang-utang mereka di bank.Setelah agak jauh dari rumahnya. Jihan pun berteduh di sebuah halte bis. Dia lalu merogoh sakunya untuk memeriksa berapa lagi uang yang tersisa kepadanya. Ternyata tinggal dua ribu rupiah."Sial! Gue benar-benar apes sekarang!" kesalnya dalam hati."Apa yang harus gue lakukan sekarang?" Jihan pun menjadi bingung sendiri.La
Baca selengkapnya

BAB. 8 Sikap Pura-pura Jihan

"Kumar, cukup! Kamu jangan memukulinya lagi!" tegur Tante Irawati, yang juga merupakan saudara kandung dari Paman Kumar.Sementara Mama Lisda hanya melihat saja saat anak kandungnya dipukuli oleh adiknya. Demikian halnya dengan Papa Raka yang juga tidak memberi komentar apapun saat melihat Jihan babak belur karena dipukuli oleh adik iparnya.Kedua orang tua Jihan telah tahu betul bagaimana tabiat sang anak yang suka mencuri dan pintar berbohong. Jadi bagi mereka, hal itu sudah biasa. Bahkan mereka terlihat senang saat Jihan ketahuan mencuri. Biar dia kapok dan malu.Namun Paman Kumar tidak mempedulikan perkataan kakaknya. Dia terus menendang Jihan.Melihat cucunya yang terus menjerit kesakitan, Nenek Omas segera berkata, "Nini! Tegur suamimu! Apakah kalian mau masuk penjara jika Jihan mati karena dipukuli oleh Kumar?" Mendengar ucapan sang ibu mertua, membuat Nini segera menegur suaminya untuk menghentikan aksinya yang sedang memukuli Jihan.Paman Kumar segera berhenti memukuli Jiha
Baca selengkapnya

BAB. 9 Permainan Jihan

"Apa? Nenek yang akan mengurusku? Dengan menyuruh-nyuruhku begitu kah? Tentu saja aku tidak mau!" Lagi-lagi Jihan menggerutu di dalam hatinya."Aku harus mencari cara untuk ke luar secepatnya dari rumah ini! Tapi aku harus mengumpulkan modal dulu!" Berbagai rencana-rencana jahat mulai berseliweran di dalam pikiran Jihan saat ini.Setelah mendapatkan pakaian baru dari Tante Nini. Jihan pun disuruh mandi dan membersihkan dirinya oleh Tante Irawati.Selama tinggal di rumah sang nenek. Jihan akan tinggal satu kamar dengan Tante Irawati yang masih terlihat sendiri tanpa pasangan, karena memutuskan untuk tidak menikah sampai akhir hayatnya. Setelah selesai mandi, Jihan pun memilih duduk di teras rumah neneknya sambil kembali menghubungi Salma dan Fabi. Namun kedua temannya itu malah telah memblokir nomor ponselnya.Jihan dan Fabi kok jadi berubah begini, sih? Kesambet apa mereka?" kesalnya dalam hati.Lalu Jihan pun mulai mencoba membuka media sosial miliknya dan melihat jika banyak pember
Baca selengkapnya

BAB. 10 Berubah Cuek

"Makanya kasi tahu gue, berapa." Ilham malah menantang Jihan.Mendengar ucapan sang pria, Jihan pun mulai melangkah mendekati Ilham seraya berkata,"Jika Lo mau menikmati tubuh suci gue, setidaknya Lo sediakan uang sebesar lima ratus juta!""Apa? Nggak salah Lo, Jihan? Busyet ... mahal amat Lo?""Iya, dong! Gue masih ting-ting Ilham! Sudah ah! Gue cabut dulu! Lo kebanyakan bacot!" seru Jihan lalu benar-benar pergi dari hadapan sang pria."Parah banget Jihan! Mahal banget tarifnya!" tutur Ilham kecewa."Dari mana gue mendapatkan uang sebanyak itu? Jika semua perhiasan ibu gue jual, masih belum cukup untuk membeli tubuh Jihan!" ujarnya kesal dalam hati."Gue harus jadi orang pertama yang mencicipi tubuh Jihan!" ucap Ilham dari kesungguhan hatinya.Jihan pun tiba di rumah sang nenek. Semua orang terlihat sedang duduk di ruang makan. Ternyata hari sudah gelap dan waktunya makan malam telah tiba."Dari mana kamu!" tegur Paman Kumar kepada sang keponakan. "Saya baru dari warung Bu Narti, P
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status