Bajingan ini punya istri di rumah, tapi masih berani main-main di luar.Pria ini terlalu rakus. Benar-benar keterlaluan.Melihat Widia masuk ke dalam mobil, Tobi hendak mengejarnya.Namun, dia tidak tahu Widia tiba-tiba menginjak pedal gas dan langsung melaju dengan cepat. Hal ini sungguh mengejutkan Tobi.Hanya saja, setelah dilihat dari kejauhan, mobil Widia sudah menyesuaikan kecepatannya, jadi seharusnya tidak ada masalah.Jessi juga tertegun dan berbisik pelan, "Kak Tobi, apa aku melakukan kesalahan? Tapi aku nggak mengatakan apa pun.""Bukan salahmu, tapi aku. Mungkin aku sudah melakukan kesalahan.""Oh, Kak Tobi, kamu nggak usah khawatir. Perempuan memang seperti ini. Kami cenderung memiliki temperamen yang buruk. Kak Widia pasti akan segera baik-baik saja," ujar Jessi menghibur pria itu."Ya!""Itu, besok malam?'"Aku sungguh nggak punya waktu!""Apa kamu begitu membenciku? Apa kesalahanku? Kamu mengabaikanku begitu lama dan bahkan nggak ingin menemaniku sekali pun?" Sembari be
Melihat Widia menutup teleponnya, Tobi pun tidak meneleponnya lagi. Lagi pula, masalah ini tidak bisa dijelaskan lewat telepon.Di saat itu juga, ponselnya berdering. Ternyata panggilan dari Leo."Kak Tobi!""Ada apa?""Ada tagihan sebesar 20 miliar yang telah jatuh tempo lebih dari setengah tahun. Aku sudah membuat janji untukmu sore ini," ucap Leo."Kamu mewakiliku pergi saja!""Sepertinya nggak bisa. Pihak sana hanya ingin membahas masalah ini dengan Pak Tobi. Kalau nggak, mereka nggak akan membayarnya.""Masih ada hal seperti itu?"Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Ya sudah, kebetulan aku juga mau kembali ke kantor. Nanti baru kita bicarakan lagi.""Baik!"Leo pun menutup telepon.Satu jam kemudian, Tobi pun muncul di lantai bawah perusahaan. Hanya saja, dia tidak langsung menuju ke departemen penjualan, melainkan pergi ke ruangan direktur.Sesampainya di sana, dia langsung mengetuk pintu."Silakan masuk!"Suara merdu milik Widia terdengar dari dalam, tetapi nadanya agak d
Hanya saja, wanita itu sering sekali mengungkit masalah perceraian, yang membuat Tobi merasa tidak nyaman.'Lupakan saja, biarlah semua berjalan sebagaimana mestinya.'Tobi tidak berkomentar lagi. Pria itu pun berbalik dan hendak berjalan keluar.Widia agak kaget. Dia samar-samar merasa dirinya telah mengatakan hal yang salah. Melihat punggung Tobi yang tampak putus asa itu, dia pun berkata, "Tobi. jangan terlalu banyak berpikir. Aku hanya mengatakan yang sebenarnya.""Ya, aku tahu."Setelah mengatakan itu, Tobi pun keluar dari ruangan itu.Wajah Widia juga terlihat murung. Hatinya juga tiba-tiba merasa tidak nyaman. Ada apa dengan dirinya? Padahal, dia tidak mengatakan sesuatu yang salah. Mengapa bisa seperti ini?Jangan-jangan dia sudah jatuh cinta kepada pria itu?Namun, dirinya sama sekali tidak berada pada level yang sama dengan pria itu.Jika perbedaan mereka terlalu jauh, akankah mereka bahagia jika bersama?Setelah keluar dari sana, Tobi pun pergi ke departemen penjualan.Saat
"Tapi dia nggak terlihat seperti itu." Susan telah mengamati Tobi dengan cermat. Walaupun Tobi terlihat agak mesum, tetapi yang pria itu katakan dan yang janjikan cukup baik.Setidaknya, mereka bisa melihat situasinya terlebih dahulu untuk mengetahui masalah itu lebih lanjut.Mendengar itu, Yuli langsung marah dan berkata, "Orang jahat nggak akan terlihat dari tampang mereka. Kamu baru mengenalnya berapa lama? Jangan-jangan kamu sudah dicuci otak oleh bualannya itu?""Apa kamu bahkan nggak percaya pada Kak Mia yang membawamu ke sini dan membimbingmu hingga posisimu sekarang ini?""Tentu saja nggak. Kak Mia itu guruku dan juga penyelamat hidupku. Mana mungkin aku nggak percaya kepadanya?""Bagus. Penyelamat kita sudah dikeluarkan dari perusahaan gara-gara dia, jadi apa kamu masih membela pria itu seperti ini?" tanya Yuli terdengar kesal.Mendengar itu, Susan langsung mengangguk dan berkata, "Kak Yuli, ini salahku.""Baguslah kalau kamu tahu kesalahanmu. Oh ya, jangan sampai Tobi tahu ma
Setelah mengambil kembali kunci dari Widia, Tobi pun tiba di garasi dan masuk ke mobilnya.Susan juga masuk ke dalam mobil, tetapi dia langsung duduk di kursi belakang.Tobi tertegun sejenak, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Mungkin gadis kecil itu mengira dia ingin memanfaatkannya.Awalnya, Susan mengira Tobi pasti akan menyuruhnya duduk di kursi depan, tetapi tak disangka, Tobi bukan hanya tidak memintanya, bahkan pria itu juga tidak mengucapkan sepatah kata pun sepanjang perjalanan.Sepertinya mereka sudah hampir tiba di tempat tujuan.Susan pun tidak tahan lagi dan membuka mulut terlebih dahulu, "Pak Tobi, apa kamu nggak punya sesuatu untuk disampaikan?""Nggak, aku sendiri masih bingung. Aku nggak tahu apa-apa, mana mungkin aku bisa menyampaikan sesuatu kepadamu?""Apa kamu nggak memahami latar belakang pihak sana? Apa kamu sudah memikirkan cara untuk bernegosiasi?""Nggak, seharusnya nggak butuh, 'kan? Bukankah tadi hanya ingin kita mendiskusikan metode pembayaran dan memilah
Sebaliknya, ekspresi Susan langsung berubah dan tampak gugup. Meskipun dia tahu Pak Almer telah memberitahunya bahwa dia tidak akan berbahaya, dia tetap takut.Dia pun memandang Tobi yang berada di sebelahnya itu, tetapi dia terkejut saat menyadari pria itu tidak gugup sama sekali dan benar-benar tenang.Jangan-jangan dia tidak sadar kalau orang-orang ini mengincarnya?Santo Gunawan, yang duduk di tengah yang memasang ekspresi seram itu juga sedikit terkejut. Dia pun berkata dengan dingin, "Kamu Tobi Yudistira, ketua tim baru dari Grup Lianto?""Ya!"Tobi tampak tenang dan bahkan duduk ke depan dengan santai. Dia pun berkata sambil tersenyum, "Pak Santo, aku sudah datang. Apa kamu sudah menyiapkan uangmu?"Begitu kata-kata itu keluar, semua orang langsung tertawa terbahak-bahak."Haha. Lucu sekali. Bocah ini benar-benar mengira dia datang untuk mengambil uang."Seorang pria berambut cepak juga ikut menimpali, "Benar. Aku belum pernah melihat orang sebodoh ini,"Bahkan Susan pun tampak
"Sudahlah. Sekalipun kamu menjerit, nggak ada yang akan peduli denganmu. Meski Pak Almer ada di sini hari ini, dia juga harus menyerahkan dirimu untuk menemaniku bermain," kata Santo sambil tersenyum sinis.Lagi pula, Pak Almer tidak mengungkit masalah ini, yang berarti dia tidak peduli dengan wanita ini.Selain itu, Santo juga bukan bawahan Pak Almer. Dia hanya memiliki hubungan kerja sama dan membantunya menangani Tobi.Jika memungkinkan, dia ingin Santo membuat Tobi lumpuh sepenuhnya agar dia menjadi bodoh. Jika tidak berhasil, setidaknya dia harus mematahkan kedua kaki Tobi.Hanya berdasarkan hal ini, buat apa dia peduli dengan Pak Almer?Begitu Santo mengucapkan kata-kata itu, Susan langsung ketakutan setengah mati. Saat ini, dia sangat menyesal. Andai dia tahu akan berakhir seperti ini, dia seharusnya tidak datang ke sini.Saking paniknya, dia pun berkata dengan suara keras, "Pak Tobi, bukankah kamu bilang kamu nggak akan membiarkan anggota timmu ditindas oleh orang lain? Apalagi
"Cari mati!"Semua orang merasa dihina. Satu per satu dari mereka pun maju ke depan dengan liar. Setiap serangan mereka sangat sengit, yang menunjukkan ini bukan pertama kalinya mereka melakukan hal semacam ini.Trang, trang ....Di mata Susan yang gugup dan kaget itu, dia hanya melihat para penjahat yang maju ke depan itu langsung berteriak kesakitan, kemudian terjatuh ke tanah satu per satu.Mereka tergeletak di tanah dan tidak sanggup berdiri lagi, termasuk Santo, pemimpin mereka.Meskipun Santo terlihat kekar dan serangannya kuat, dia tetap tidak bisa menghentikan gerakan Pak Tobi dan langsung dirobohkan.Saat itu juga, Susan tampak tercengang.Dia hanya melihat adegan seperti itu di televisi, tetapi dia tidak menyangka ada orang yang memiliki seni bela diri sehebat itu di dunia nyata. Dalam sekejap, dia langsung mengaguminya.Namun, dia juga terkejut menyadari hal itu.Santo dan yang lainnya memandang Tobi dengan tatapan kaget sekaligus takut. Dia pun bertanya dengan nada tidak pe
Yang paling malang adalah orang yang mengadang Tobi barusan. Pria yang mengkhianati Vamil itu bahkan tidak punya waktu untuk menghindar sama sekali. Dia menjerit dan langsung bergerak mundur.Jika tidak mundur dengan cepat, mungkin dia sudah kehilangan separuh nyawanya.Sialan! Kekuatan sekelompok orang ini sangat menakutkan. Terutama Tobi. Sepertinya kekuatan bocah ini lebih kuat dari dirinya sekarang.Menghadapi kedua kekuatan ini, Prabu juga merasakan teror. Dia mengerang beberapa kali dan mundur terus menerus. Tubuhnya jelas terluka parah.Sialan!Tak disangka, begitu kedua orang ini bergabung, kekuatan mereka akan begitu mengerikan. Bahkan, membuat lukanya bertambah parah. Jika bukan karena dia punya pil penyembuh, setidaknya dia butuh beberapa bulan untuk memulihkan dirinya.Sebenarnya Luniver bisa membantu Prabu, tetapi dia sengaja mundur. Saat melihat luka yang dialami Prabu makin parah, ada niat membunuh yang muncul di matanya.Jika memungkinkan, dia pasti akan menyingkirkan P
Mendengar itu, Tobi mengangguk. Pria itu langsung memeluk Widia sambil bergumam, "Baiklah. Hari ini, kita sebagai suami istri berjanji akan menjadi pasangan sehidup semati di sini!"Widia sangat senang mendengar perkataan itu. Sejak mereka bercerai, kata 'suami istri' baru pertama kalinya keluar dari mulut Tobi.Apalagi, mereka masih belum menikah kembali."Sungguh pasangan yang mesra. Sayangnya, kalian ditakdirkan mati hari ini," ucap Luniver dengan nada mengejek.Amderika, yang dipimpin oleh Barat, telah menggunakan segala cara untuk menekan Negara Harlanda dalam segala aspek teknologi militer. Sebagai pelindung Amderika tentu saja tidak mengizinkan seni bela diri Negara Harlanda terus menghasilkan kultivator yang menakutkan dan berkuasa.Jadi, kedua orang ini harus mati hari ini."Benar. Apa pun yang terjadi, kalian akan mati hari ini. Sekarang, biarlah aku mengakhiri nyawa kalian." Prabu tampak penuh emosiBagaimana dia bisa melepaskan dua bocah ini begitu saja?"Kalau begitu, bert
Jangankan Tobi baru saja mendapat pencerahan, sekalipun dia telah memahami hukum langit dan bumi, tanpa berlatih selama beberapa tahun, bagaimana kekuatannya bisa dibandingkan dengan para senior lainnya?Lantaran barusan tidak punya kesempatan, jadi Hirawan langsung pamer sekarang. Dia berkata dengan dingin, "Bocah, karena kamu begitu ingin mati, aku akan mengabulkan keinginanmu!"Meski tidak bisa mengalahkan Vamil, mana mungkin dia tidak bisa mengalahkan bocah kecil ini?Sekalipun kekuatannya kini hanya tersisa 20 persen, menyingkirkan seorang bocah adalah hal yang mudah baginya. Dia langsung meluncur ke depan dan Pedang Kekuatan Iblis di tangannya langsung menghantam dengan keras.Ekspresi Tobi berubah gelap. Dia mengumpulkan kekuatan besar dalam tubuhnya. Kemudian, mengeluarkan Pedang Diraya dari Cincin Spasial, lalu mengayunkannya dengan keras.Energi pedang itu bagaikan aliran sungai yang mengalir deras. Apalagi, serangan itu seakan-akan lautan yang marah dan ombak yang bergejolak
Begitu selesai berbicara, kekuatan menakjubkan langsung melanda dirinya.Wajah Tobi berubah. Dia segera mengayunkan pedangnya dengan kuat. Energi sejati yang kuat di tubuhnya mengalir ke pedangnya. Dalam sekejap, cahaya pedang bersinar terang.Benturan kedua kekuatan itu menghasilkan energi yang luar biasa.Bam ....Dua kekuatan yang berbenturan itu membuat cahaya pedang menyebar ke segala arah. Tobi tidak tahan lagi dan langsung mengerang. Dia juga mundur beberapa langkah. Meski orang ini tidak sekuat Vamil dan tiga lainnya, dia masih lebih unggul dari Tobi.Yang paling penting lagi, orang ini mencegah Vamil dan Tobi meninggalkan tempat itu.Wajah Vamil berubah muram. Dia tidak menyangka pengkhianat ini akan muncul. Terlebih lagi, orang ini menyembunyikan auranya dengan sempurna. Bahkan, Vamil sendiri pun tidak menyadarinya sama sekali.Kemungkinan besar, orang ini satu komplotan dengan Prabu. Keduanya menyembunyikan aura dengan metode yang sama.Dalam waktu singkat itu, Luniver, Hira
Saat serangan pertama, Hirawan berdiri di belakang Luniver. Jika tidak, luka yang dia derita mungkin akan lebih serius.Orang yang paling tidak beruntung adalah Prabu. Dia baru saja keluar dari tempat persembunyian dan kebetulan berdiri di posisi paling depan. Meski Luniver berada di sampingnya, setidaknya posisinya masih sedikit ke belakang.Prabu tidak peduli begitu banyak. Dia terus mengerahkan kekuatannya. Seakan-akan tidak gentar menghadapi musuh, dia juga terus mengeluarkan serangan.Hanya dengan satu pukulan, area beberapa mil ditekan secara hebat. Pukulan kuat itu sepertinya melenyapkan segala sesuatu di sekitarnya dan memancarkan cahaya keemasan.Energi itu seakan-akan matahari dan terus melaju ke depan secara gila-gilaanKini, tubuh Luniver sepenuhnya diselimuti kegelapan. Kedua belas sayapnya berubah menjadi hitam. Dia mengangkat tangan kanannya dan seluruh ruang langsung bergetar.Kemudian, sebuah telapak tangan terangkat. Seketika, kegelapan memadat.Tiba-tiba, memberikan
Luniver tidak percaya. Dia bahkan curiga Vamil sengaja mengalihkan perhatian mereka. Lagi pula, mereka tidak merasakan aura Prabu di sana.Berdasarkan kekuatannya, jika Prabu datang, mustahil akan luput dari perhatiannya.Awalnya, Vamil juga tidak menyadarinya. Bahkan, tidak merasakan ada yang aneh sedikit pun. Namun, lantaran Prabu memasuki jangkauan formasi, pergerakannya tidak mungkin lepas darinya.Walau Prabu bersembunyi di balik pepohonan, dia masih berada dalam formasi.Prabu tercengang. Ekspresi wajahnya seketika berubah. Bagaimana bisa ketahuan? Padahal dia telah mempraktikkan metode pernapasan kuno tersembunyi dari Harlanda. Mustahil ada orang yang bisa mendeteksi pernapasannya.Namun di saat mata Vamil tertuju padanya, dia juga tahu dia tidak bisa bersembunyi lagi. Jadi, dia terpaksa melangkah keluar dan menyapa sambil tersenyum, "Kalian semua ada di sini.""Prabu, taktikmu hebat kali!" Luniver tampak marah. Prabu sengaja bersembunyi. Jelas kali, pria itu tengah menunggu ked
"Kamu kira bisa menghentikanku hanya dengan menggunakan formasi bobrok ini?"Luniver sudah terbawa emosi. Dia mengangkat tangan kanannya. Seketika, energi yang menakutkan terkumpul di telapak tangannya, jatuh dari langit dengan kegelapan yang mencengangkan.Kekuatan gelap itu membawa kekuatan yang sangat misterius. Bahkan, ada banyak retakan ruang yang muncul di sekitarnya, meluncur ke arah Vamil secara langsung."Bagus!"Sebuah pedang panjang muncul di tangan Vamil. Pedang itu memancarkan energi yang menakjubkan dan segera menyambut serangan itu dengan tekanan mendominasi yang mencengangkan.Buam ....Di bawah benturan keras kedua kekuatan tersebut, cahaya putih yang menakjubkan meledak, menyebar seperti riak, dan orang-orang di sekitar tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam.Setelah beberapa saat, gambaran di dalamnya menjadi jelas kembali. Saat ini, ekspresi Vamil tampak serius, seluruh tubuhnya berubah menjadi ribuan benda. Kemudian dia berkata dengan nada tegas, "Tobi, lihat
Mendengar kata-kata Luniver yang begitu arogan dan mendominasi, Vamil langsung tertawa. "Luniver, kamu kira kalian sudah bisa mengalahkanku?""Kenapa? Jangan-jangan kamu mau bilang kamu sengaja memancing kami ke sini agar kami menemanimu mati bersama?"Luniver tersenyum sinis. Dia tampak begitu percaya diri dan arogan."Lantaran kamu sudah menebaknya, untuk apa omong kosong lagi!""Ayo maju. Aku mau lihat seberapa besar peningkatan kekuatan kalian akhir-akhir ini. Beraninya kalian berdua memasuki wilayahku!"Begitu selesai berbicara, aura menakutkan muncul dari tubuh Vamil. Selain itu, juga memberikan kesan kuno yang mengerikan. Tubuhnya kini dipenuhi dengan pesona kuno layaknya orang suci.Namun, Luniver tidak takut dan hanya mendengus dingin. "Kalau tetap keras kepala seperti ini, kamu hanya akan cari mati sendiri!""Kalau begitu, hari ini aku akan perlihatkan kekuatanku yang sesungguhnya dan membuatmu merasakan apa itu namanya putus asa!"Selesai berbicara, momentum Luniver melonjak
Namun, kekuatan bocah ini cukup bagus. Dia bahkan telah mencapai puncak Alam Tanah Abadi. Jika dia mewarisi kekuatan keturunan naga, mungkin akan menjadi ancaman bagi dirinya kelak.Hanya saja, lantaran dia muncul di sini, Luniver pasti akan menghabisinya langsung.Tobi juga memandang mereka berdua. Hatinya bergetar. Sama halnya seperti menghadapi Vamil, dia sama sekali tidak bisa memeriksa kekuatan keduanya. Ada perasaan tidak berdaya yang sulit dijelaskan muncul di hatinya.Awalnya, Tobi mengira kekuatannya telah mencapai puncak di dunia ini. Siapa sangka, masih ada orang yang jauh lebih kuat dibandingkan dirinya. Apalagi, kesenjangannya begitu besar. Sampai-sampai dia tidak dapat memeriksa kekuatan mereka sama sekali.Hal ini tentu membuat Tobi merasa tidak rela, terutama saat memandang tatapan menghina dari lawan.Namun, Tobi bukanlah orang yang bertindak ceroboh. Pria itu hanya melihat semuanya dengan ekspresi tenang.Lantaran kekuatannya tidak setinggi mereka, jadi tidak ada yang