Widia benar-benar tidak tahan mendengar ucapan ibunya dan berkata, "Bu, kita nggak boleh menyalahkan Tobi atas masalah yang dibuat Joni.""Aku nggak peduli. Lagian, ini semua memang kesalahannya.""Singkatnya, mulai sekarang, kalau dia berani melangkah masuk ke kediaman Keluarga Lianto lagi, aku akan mematahkan kakinya!" ucap Yesa, seraya melampiaskan semua amarahnya pada Tobi."Benar-benar nggak masuk akal!"Widia terlihat marah, lalu membalikkan badannya dan pergi.Keluarga Lianto kini berada dalam kekacauan. Adik Kakek Muhar sekeluarga telah kehilangan uang. Mereka masih bersikeras tidak mau melepaskannya dan membuat Kakek Muhar tidak sanggup menahan mereka lagi."Kamu!"Melihat kelakuan putrinya seperti itu, Yesa makin marah. Dia langsung mencari putranya dan menyuruhnya mencari orang untuk menangani Tobi secepat mungkin.Meskipun Tobi mahir seni bela diri, dia juga tidak bisa mengalahkan sekelompok orang sendirian. Kemampuan seseorang itu terbatas, jadi dia pasti bisa menghabisi T
"Kamu nggak perlu seperti ini, nggak ada gunanya. Ya sudah, kelak kalau nggak ada urusan, jangan telepon aku lagi."Keragu-raguan akan mendatangkan masalah. Tobi malas meladeninya lagi dan langsung menutup telepon.Mendengar nada "tut" dari seberang sana, wajah Tania langsung pucat. Baginya, Tobi adalah satu-satunya harapannya untuk mengubah nasib agar bisa hidup dalam kemewahan.Apalagi, pria ini sangat berbakat.Demi pria itu, dia rela melakukan apa saja.Itu semua gara-gara Widia, wanita jalang itu. Jika dia tidak ada, Kak Tobi tidak akan memperlakukannya seperti ini dan mungkin dari awal mereka telah tidur bersama.'Widia!''Wanita jalang! Beraninya kamu merebut priaku. Jangan salahkan aku bersikap kasar nantinya!'Saat ini, matanya tampak memerah dan terlihat gila.Tobi sama sekali tidak mengetahui hal ini.Di mata Tobi, hubungan antara Tania dan Widia sangatlah baik.Begitu menutup telepon, ponselnya kembali berdering lagi.Awalnya, dia berpikir Tania meneleponnya lagi dan bernia
Pemimpin mereka tampak memiliki bekas luka di wajahnya dan tato di lengannya, sepertinya dia bukan orang baik."Ka ... kalian mau apa?" tanya Kristin dengan gugup."Buat apa? Kamu rasa?"Tanpa basa-basi, pemimpin itu langsung menerobos masuk dan mendorong Kristin yang menghalanginya itu, lalu berkata dengan suara lantang, "Nyali kalian hebat juga. Beraninya kalian nggak menandatangani harga sebagus itu."Saat Meli menyadari ada sesuatu yang tidak biasa, dia pun segera melangkah maju dan berkata dengan marah, "Apa yang kalian lakukan? Mengapa kalian masuk ke rumah kami?""Apa yang kami lakukan? Kamu pasti Meli, 'kan? Kalau kalian mau bekerja sama dengan baik, maka kami nggak akan melakukan apa-apa. Sebaliknya, kalau kalian nggak mau bekerja sama, kami akan melakukan apa saja.""Biar aku kenalkan diriku terlebih dahulu, namaku Bram! Meski nggak sampai sepuluh orang, setidaknya ada tujuh atau delapan orang yang tewas di tanganku. Aku harap kalian nggak menjadi korban berikutnya."Bram tid
Walaupun Tobi memiliki ilmu medis yang sangat baik, tapi dia bukan orang berkuasa. Meli agak khawatir dan tidak ingin melibatkan pria itu, jadi dia pun berkata, "Tuan Tobi ....""Bibi panggil aku Tobi saja," ucap Tobi buru-buru."Oke. Tobi, Bibi menerima niat baikmu, tapi orang-orang itu sangat serakah dan kejam. Apalagi, trik mereka sangat kotor. Lebih baik, lupakan saja. Aku khawatir nantinya akan melibatkan dirimu.""Hanya berdasarkan mereka?""Tenang saja, Bibi. Kalau mereka berani bertindak sembarangan, aku punya cara untuk menghadapinya. Singkatnya, kamu nggak perlu khawatir. Kita hanya perlu menunggu di sini saja," terang Tobi dengan penuh percaya diri.Melihat Tobi begitu percaya diri, Meli tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia hanya bisa mengambil tindakan berdasarkan apa yang dilakukan lawan nantinya.Tidak terasa, waktu berlalu begitu cepat. Tobi bahkan menyempatkan diri untuk makan malam di sana. Namun, hingga sekitar jam sepuluh malam, lawan masih belum muncul juga."Tobi,
Apa itu gadis cantik dari perjamuan terakhir?Tidak peduli siapa pun dia, Widia merasa tidak senang dan jengkel.Kristin hendak meletakkan kembali ponselnya di atas meja, tetapi tiba-tiba terdengar ketukan dari luar. Dia tertegun sejenak. Apa Kak Tobi sudah kembali?Dia segera melangkah maju untuk membuka pintu. Dia tidak menyangka tamu itu adalah Bram, orang yang mengusik mereka sepanjang hari itu. Wajah gadis itu berubah drastis dan hendak menjerit.Lawan segera mengeluarkan sebuah handuk dari tangan kanannya dan langsung menutupi hidung Kristin.Kristin langsung pingsan dan berhenti meronta.Meli merasa ada yang tidak beres dan buru-buru berteriak, "Kristin, ada apa?"Namun, saat dia menyadarinya, semuanya sudah terlambat. Dia juga langsung pingsan di tempat."Bawa pergi!" pinta Bram dengan dingin.Padahal, proses kerjanya berjalan sangat lancar dalam dua hari ini dan seharusnya sudah kelar, tetapi ibu dan anak ini berani mengabaikan ancamannya hingga membuatnya emosi.Karena mereka
Kobaran api bertambah besar. Tobi masih mencari-cari, tetapi tidak menemukan jejak, bahkan tidak ada sedikit pun tanda keberadaan mereka.Setelah menenangkan diri, Tobi merasa hal ini agak aneh. Kemungkinan besar, mereka dibawa pergi sebelum terjadi kebakaran. Jadi, dia pun segera keluar dari lautan api.Orang-orang di sekitar tampak melongo begitu melihat sebuah sosok keluar dari kobaran api itu.Namun, sebelum mereka bisa melihat dengan jelas, sosok itu segera masuk ke dalam mobil dan berlalu dengan cepat.Itu semua karena setelah Tobi keluar, mata tajamnya mendapati sekelompok orang di kejauhan sedang membawa Kristin dan ibunya masuk ke dalam mobil, jadi dia pun bergerak cepat untuk mendekati mereka.Ternyata begitu melihat kobaran api, Bram dan yang lainnya tidak langsung pergi, melainkan berdiri di sana dan mengamati beberapa saat."Sialan, sialan!" geram Bram."Kak Bram, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya si anak buah buru-buru."Masalahnya sudah menjadi seperti ini, ja
Anak buah lainnya juga dipukul oleh Tobi hingga terbaring di tanah sambil meringis kesakitan.Di saat itu juga, Bram baru menyadari kalau dirinya telah dilanda masalah.Lawan jelas-jelas sedang mempermainkan mereka. Dengan kekuatan yang dimiliki oleh lawan, mereka bisa ditaklukkan dengan mudah dari awal.Selesai memberi pelajaran kepada Bram dan yang lainnya, Tobi bergegas melangkah maju dan membuka pintu mobil. Dia memeriksa kondisi Meli dan Kristin dan menghela napas lega setelah tahu mereka hanya dibius saja.Ibu dan anak itu akan tersadar setelah beberapa saat.Tobi langsung menggendong mereka berdua ke dalam mobilnya dan membaringkannya di sana.Sebenarnya, pria itu tidak langsung mengeluarkan tindakan keras sebelumnya karena ingin melumpuhkan lawan dan membuat semuanya menjauh.Dengan begitu, dia baru bisa memastikan keselamatan Kristin tanpa terjadi hal buruk lainnya.Kini, ingatan masa lalunya telah pulih. Dalam sekejap, posisi Kristin dan ibunya dalam hatinya langsung meningka
Wajah Damar langsung memucat begitu mendengar penjelasan itu. Walaupun penyebab ledakan itu bukan Bram, dia juga telah melakukan hal yang melanggar hukum.Apalagi, dia masih melibatkan Raja Naga di dalam itu."Pemimpin, maaf. Aku telah bersalah. Aku terlalu obsesi hingga bertindak sembarangan ....""Diam! Jangan minta maaf kepadaku. Kalau Tuan Tobi nggak memaafkanmu, silakan lompat ke laut sendiri," ucap Damar dengan gusar."Berikan ponsel kepada Tuan Tobi!"Bram dengan gemetar menyerahkan telepon kepada Tobi. Sorot matanya tampak dipenuhi rasa ketakutan dan tidak percaya. Dia tidak menyangka pria di depannya itu begitu menakutkan.Tampaknya Pemimpin juga sangat menghormati dan takut kepada Tobi.Tobi mengambil ponsel itu kembali dan berkata dengan nada datar, "Ini aku!""Raja Naga, ini kesalahan saya. Saya nggak mendisiplinkan bawahan saya dengan baik dan membuat Anda kesulitan.""Jangan khawatir. Aku pasti akan menghukum sekelompok orang ini dan meminta mereka membayar kompensasi yan
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K