Kobaran api bertambah besar. Tobi masih mencari-cari, tetapi tidak menemukan jejak, bahkan tidak ada sedikit pun tanda keberadaan mereka.Setelah menenangkan diri, Tobi merasa hal ini agak aneh. Kemungkinan besar, mereka dibawa pergi sebelum terjadi kebakaran. Jadi, dia pun segera keluar dari lautan api.Orang-orang di sekitar tampak melongo begitu melihat sebuah sosok keluar dari kobaran api itu.Namun, sebelum mereka bisa melihat dengan jelas, sosok itu segera masuk ke dalam mobil dan berlalu dengan cepat.Itu semua karena setelah Tobi keluar, mata tajamnya mendapati sekelompok orang di kejauhan sedang membawa Kristin dan ibunya masuk ke dalam mobil, jadi dia pun bergerak cepat untuk mendekati mereka.Ternyata begitu melihat kobaran api, Bram dan yang lainnya tidak langsung pergi, melainkan berdiri di sana dan mengamati beberapa saat."Sialan, sialan!" geram Bram."Kak Bram, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya si anak buah buru-buru."Masalahnya sudah menjadi seperti ini, ja
Anak buah lainnya juga dipukul oleh Tobi hingga terbaring di tanah sambil meringis kesakitan.Di saat itu juga, Bram baru menyadari kalau dirinya telah dilanda masalah.Lawan jelas-jelas sedang mempermainkan mereka. Dengan kekuatan yang dimiliki oleh lawan, mereka bisa ditaklukkan dengan mudah dari awal.Selesai memberi pelajaran kepada Bram dan yang lainnya, Tobi bergegas melangkah maju dan membuka pintu mobil. Dia memeriksa kondisi Meli dan Kristin dan menghela napas lega setelah tahu mereka hanya dibius saja.Ibu dan anak itu akan tersadar setelah beberapa saat.Tobi langsung menggendong mereka berdua ke dalam mobilnya dan membaringkannya di sana.Sebenarnya, pria itu tidak langsung mengeluarkan tindakan keras sebelumnya karena ingin melumpuhkan lawan dan membuat semuanya menjauh.Dengan begitu, dia baru bisa memastikan keselamatan Kristin tanpa terjadi hal buruk lainnya.Kini, ingatan masa lalunya telah pulih. Dalam sekejap, posisi Kristin dan ibunya dalam hatinya langsung meningka
Wajah Damar langsung memucat begitu mendengar penjelasan itu. Walaupun penyebab ledakan itu bukan Bram, dia juga telah melakukan hal yang melanggar hukum.Apalagi, dia masih melibatkan Raja Naga di dalam itu."Pemimpin, maaf. Aku telah bersalah. Aku terlalu obsesi hingga bertindak sembarangan ....""Diam! Jangan minta maaf kepadaku. Kalau Tuan Tobi nggak memaafkanmu, silakan lompat ke laut sendiri," ucap Damar dengan gusar."Berikan ponsel kepada Tuan Tobi!"Bram dengan gemetar menyerahkan telepon kepada Tobi. Sorot matanya tampak dipenuhi rasa ketakutan dan tidak percaya. Dia tidak menyangka pria di depannya itu begitu menakutkan.Tampaknya Pemimpin juga sangat menghormati dan takut kepada Tobi.Tobi mengambil ponsel itu kembali dan berkata dengan nada datar, "Ini aku!""Raja Naga, ini kesalahan saya. Saya nggak mendisiplinkan bawahan saya dengan baik dan membuat Anda kesulitan.""Jangan khawatir. Aku pasti akan menghukum sekelompok orang ini dan meminta mereka membayar kompensasi yan
"Jangan bahas ini dulu. Bibi masih belum sadarkan diri, ayo masuk dulu dan bicarakan lagi nanti."Setelah kejadian malam itu, kompensasi yang akan diterima oleh keluarga Kristin pasti lebih tinggi dibandingkan yang lainnya."Ya!"Kristin menganggukkan kepala. Karena kamar hotel hanya tersisa satu, mereka pun hanya bisa memesan satu kamar.Tak lama kemudian, mereka bertiga pun tiba di kamar hotel. Setelah Tobi mendudukkan mereka, dia pun berkata, "Sekarang sudah sangat larut. Istirahatlah lebih awal. Aku akan datang menemui kalian besok pagi."Mendengar itu, Kristin langsung berteriak, "Jangan!""Ada apa?""Tinggal aku sendirian dan ibuku masih belum bangun. Aku takut.""Nggak akan terjadi apa-apa, kok.""Tapi aku benar-benar ketakutan. Kak Tobi, jangan pergi malam ini," ucap Kristin dengan wajah memucat.Dia masih trauma dengan kejadian barusan dan takut orang jahat itu akan kembali mencari mereka."Tapi ini nggak terlalu baik," jawab Tobi tak berdaya."Ada dua ranjang di sini. Ibu dan
Widia bertambah kesal memikirkan hal itu. Tiba-tiba dia teringat dengan pengemis kecil yang memberinya liontin giok berbentuk pisau dulu. Pengemis kecil itu jauh lebih baik daripada Tobi.Saat itu, pengemis kecil selalu menurutinya, menjaga dirinya dan bermain dengannya dengan penuh perhatian.Ponselnya berdering. Ternyata Tobi meneleponnya balik.'Huh!''Berengsek!''Aku nggak akan mengangkat teleponmu.'Widia langsung menekan tombol tutup.Begitu Tobi keluar dari kamar mandi dan mendengar ucapan Kristin, dia langsung mengambil ponselnya dan menelepon Widia kembali.Tidak disangka, begitu tersambung, Widia langsung menutup teleponnya.Tobi berpikir mungkin Widia sudah mau tidur atau sedang sibuk dengan urusan penting. Lagi pula, akibat Joni, Keluarga Lianto kini menghadapi banyak masalah.Dia pun tidak meneleponnya lagi dan menunggu besok saja.Namun, Widia masih menunggu Tobi meneleponnya lagi untuk menjelaskan, tetapi nihil. Emosi wanita itu seketika meledak.Saking kesalnya, dia ha
Waktu berlalu dengan lambat. Tanpa sadar, gadis itu pun terlelap setelah beberapa saat.Keesokan paginya. Begitu Meli tersadar, dia langsung berteriak. Namun, setelah itu, dia sadar dirinya selamat dan tidak terluka sedikit pun.Kristin juga terbangun dan buru-buru menceritakan situasi yang terjadi kepada ibunya.Mendengar itu, Meli baru menghela napas lega dan berkata, "Tobi, untung ada kamu. Kalau nggak, kami berdua pasti sudah celaka."Apalagi, putrinya begitu cantik. Jika putrinya jatuh ke tangan orang-orang itu, dia akan berakhir tragis."Sama-sama, Bibi. Ini sudah seharusnya aku lakukan. Kalau aku nggak turun ke bawah untuk membeli sesuatu, kalian juga nggak perlu seperti itu.""Mana mungkin kami menyalahkanmu? Tobi, meski seni bela dirimu hebat dan kamu berhasil mengalahkan mereka, aku khawatir mereka pasti nggak akan melepaskan kita begitu saja karena mereka punya latar belakang yang kuat."Meli tampak cemas dan menambahkan, "Apa yang harus kita lakukan sekarang? Terutama kamu?
"Ya!""Sudah kubilang, selama aku di sini, nggak ada yang berani menyentuhmu. Apalagi, sekelompok pecundang seperti ini," ujar Tobi sambil tersenyum."Benar, benar, kami semua hanya pecundang. Tuan Tobi bahkan bisa membunuh para pecundang seperti kami dengan mudah," seru Bram dengan cepat."Diam!" bentak Tobi, lalu dia berbalik dan berkata, "Kristin, mereka sudah di sini semua, terserah kamu mau balas dendam seperti apa, sekalipun kamu menginginkan nyawa mereka."Jika Kristin benar-benar menginginkan nyawa Bram, dia tidak keberatan untuk memenuhi keinginan gadis itu.Bram langsung bergidik mendengar ucapan itu. Wajahnya tampak pucat pasi. Sebelum dia datang ke sini, Pak Damar sudah mengatakan jika masalah ini tidak dapat diselesaikan hari ini, Bram tidak punya pilihan selain mati.Apalagi, Tobi yang turun tangan sendiri."Ja ... jangan!"Untungnya, saat mengungkit kata "membunuh", Kristin langsung menggelengkan kepalanya dengan gugup dan berkata, "Asalkan mereka memberikan kami sebuah
Walaupun, dia harus merogoh koceknya sendiri sebanyak dua miliar, tetapi teringat masalah ini terselesaikan, dia tetap senang. Setidaknya, dia masih mempertahankan nyawanya.Jika nyawanya hilang, maka semuanya telah berakhir.Tak berselang lama setelah Bram pergi, Kristin menerima notifikasi transferan sebanyak 12 miliar uang pembongkaran di tabungannya. Setelah membaca pesan itu, dia tertegun dan berkata dengan kaget, "Mereka benar-benar mentransfernya?"Tobi tersenyum kecil dan berkata, "Tentu saja. Itu kan uang pembongkaran. Mulai sekarang, kamu akan menjadi gadis kaya.""Nggak, kok. Lagian, ini semua berkat Kak Tobi.""Benar. Tobi, ini semua berkat kamu. Kalau bukan bantuanmu, jangankan 12 miliar, kami bahkan kesulitan mendapatkan 1,2 miliar. Begini saja, kami hanya perlu empat miliar, sisa delapan miliar ini kami akan berikan kepadamu.""Nggak. Bibi, apa kamu pikir aku begitu nggak tahu malu?" tanya Tobi tak berdaya."Bukan, aku nggak bermaksud seperti itu, aku ...."Tobi tersenyu
Setelah Bos Zafran mengakhiri pembicaraan mereka, dia segera berkata, "Raja Naga, bagaimana dengan Steven? Perlukah aku menanganinya?""Ya!""Termasuk Keluarga Ravindra. Aku serahkan semuanya kepadamu.""Hukum mereka yang sepantasnya menerima hukuman. Terima aset yang mereka berikan, lalu berikan kepada orang yang membutuhkannya. Bagi mereka yang nggak melakukan kejahatan, kamu nggak perlu menghukumnya!"Tobi berkata dengan nada datar, "Tapi kalau orang yang bermasalah, kita nggak boleh menoleransinya begitu saja!""Raja Naga bijaksana. Aku mengerti."Bos Zafran mengangguk.Awalnya, Steven mengira dirinya masih bisa tertolong. Namun, saat mendengar kalimat selanjutnya, wajahnya langsung berubah pucat.Bisa dikatakan, Raja Naga masih tidak berkenan melepaskan mereka.Ayahnya Shinta dan yang lainnya diam-diam merasa kagum. Jelas sekali, satu kalimat dari Tobi bisa menentukan masa depan Keluarga Ravindra.Tepat di saat ini, pintu terbuka. Yang datang adalah Kamran dan yang lainnya. Mereka
Shinta juga menghela napas lega. Meski tahu tidak akan terjadi sesuatu pada Kak Tobi, dia masih saja khawatir. Setelah melihat akhir seperti sekarang ini, dia baru merasa lega sepenuhnya.Kak Tobi benar-benar keren dan hebat sekali!Sayangnya, pria itu bukanlah pacarnya!Jika tidak, dia pasti akan menjadi wanita paling bahagia di dunia ini.Saat menyadari ekspresi ayahnya, Shinta diam-diam merasa bangga. Sekarang kalian sudah tahu betapa kuatnya Kak Tobi, 'kan? Namun, berdasarkan apa yang dikatakan ayahnya barusan, dia merasa ayahnya perlu minta maaf kepada Kak Tobi.Saat ini, Bos Zafran tentu juga mendengar suara Fahar yang memanggilnya. Dia pun melirik Tobi sekilas.Melihat Tobi mengangguk, Bos Zafran segera mengambil ponsel yang baru saja dijatuhkan Steven. Kemudian, bertanya dengan nada datar, "Ada masalah apa? Katakanlah!""Ya. Bos Zafran, saya nggak tahu apa yang telah dilakukan Steven. Tolong, memandang dari kerja sama kita sebelumnya, mohon bantu kami meminta pengampunan pada R
Meski begitu, Fahar masih butuh beberapa saat untuk mengenali suara Bos Zafran. Setelah memastikan, dia segera berteriak dengan cemas, "Bos Zafran, Bos Zafran, ini Fahar. Bisakah Anda menjawab teleponnya?"Lantaran pengeras suara telah diaktifkan, jadi Bos Zafran dan lainnya tentu mendengar suara itu.Steven tercengang. Dia tahu itu suara ayahnya. Namun, kenapa ayahnya mendadak memanggil Bos Zafran? Apa yang terjadi sebenarnya?Yang mana Bos Zafran?Tunggu! Steven mendadak merasakan firasat buruk. Sedari tadi, dia terus merasa pria di hadapannya ini familier. Ternyata dia pernah melihatnya di televisi.Bukankah ini bos besar mereka di Cewadi?Orang yang barusan menendangnya adalah Bos Zafran, keberadaan menakutkan yang bisa menghancurkan Keluarga Ravindra hanya dengan satu kalimat.Terlebih, dikabarkan Bos Zafran juga termasuk orang yang kejam. Pantas saja, Raja Naga bisa bertindak seperti itu. Hal ini tentu membuat Steven makin ketakutan.Sudah pasti dia akan babak belur kali ini!Ber
"A ... apa ...."Wajah Steven berubah pucat. Dia tidak percaya dengan perkataan ayahnya barusan. Keluarga mereka mendapat masalah karena telah memprovokasi orang berkuasa. Bahkan, keluarga mereka sekarang sudah hampir hancur.Tunggu. Siapa yang ayahnya bilang barusan? Raja Naga?Bukankah pria itu barusan memanggil bocah itu dengan sebutan Raja Naga? Mungkinkah dia itu Raja Naga?Tidak mungkin. Pasti ada yang keliru di sini.Steven tidak bisa menerima kenyataan ini dan langsung bertanya, "Ayah, siapa yang kamu bicarakan? Raja Naga? Siapa dia sebenarnya?""Hais, Raja Naga ini sangat misterius. Meski aku hanya pernah dengar namanya, sebagai pemimpin Sekte Naga, pengaruh dan posisinya sangat menakutkan. Bahkan, Bos Zafran pun harus menuruti perintahnya.""Apalagi, berdasarkan rumor yang beredar, Raja Naga Sekte Naga yang baru saja mengambil alih sangatlah muda," kata Fahar dengan getir. Dia tidak mengerti kenapa Raja Naga mau bertindak seperti itu? Apalagi, dia tidak pernah memprovokasi Ra
Tobi tampak murah hati. Terutama kepada orangnya sendiri. Dia selalu memperlakukan mereka dengan baik.Bos Zafran tertegun. Ada kilatan keterkejutan di wajahnya. Dia kemudian berkata dengan penuh semangat, "Anggur tahun 1945? Itu anggur merah terbaik. Bahkan, nggak terbeli lagi sekarang. Waktu lelang dulu terjual dengan harga enam miliar lebih."Saat mendengar percakapan mereka, Steven tampak terpana.Dia suka minum anggur merah, jadi dia pernah mendengar tentang hal ini. Hanya saja, dia masih tidak percaya.Saat teringat dengan anggur yang dikeluarkan Tobi dan anggur merah tadi, dia kini merasa Tobi kemungkinan berasal dari keluarga kaya. Mungkin hanya ayahnya yang bisa menghadapinyaShinta dan keluarganya juga tercengang. Tak disangka, Tobi punya anggur merah senilai miliaran.Ini berarti Tobi sangat kaya. Meski anggur-anggur itu pemberian dari orang lain, dia juga harus punya status tinggi. Jika tidak, mana mungkin orang akan memberinya secara cuma-cuma?Umumnya, ayahnya Shinta dan
Bos Zafran mengira dia salah mengenali orang. Hanya saja, berdasarkan ingatannya, apalagi pertemuan terakhir mereka meninggalkan kesan dalam, jadi dia tidak mungkin salah.Apalagi, pelayan berdiri mematung di sana. Yang memberinya kesempatan untuk melihat dengan jelas dan memastikan dengan cepat.Benar. Itu adalah Raja Naga!Ada kegembiraan di wajahnya. Bagi anggota Sekte Naga, Raja Naga adalah eksistensi yang sangat hebat.Tobi memperhatikan pelayan itu dan berkata dengan tenang, "Letakkan makanannya. Jangan panggil polisi. Kalau kamu ingin melaporkan masalah ini, beri tahu bosmu saja.""Baik!"Pelayan itu mengangguk dan meninggalkan ruangan itu dengan hati-hati.Lantaran bosnya sudah memberitahunya bahwa orang yang memesan ruang VIP ini punya latar belakang yang hebat dan harus dilayani dengan baik. Setelah mendengar itu, dia tentu tidak berani sembarangan lagi.Terutama karena restoran ini milik Grup Toranda. Bisa dikatakan, Tobi juga termasuk pewaris Grup Toranda.Bos Zafran mengik
Lagi pula, kondisi Steven sekarang sudah sangat menyedihkan. Jika dia masih berani menyerangnya, Tobi pasti akan berakhir celaka nantinya.Jadi, Steven langsung memperlihatkan ekspresi marah dan berkata dengan bangga, "Jangan bermimpi. Aku nggak mungkin meminta pengampunan dari orang sepertimu.""Bagus. Kalau begitu, aku akan lumpuhkan satu tanganmu." Tobi terlihat tenang dan menggerakkan kakinya dengan ringan, menghadap salah satu tangan Steven.Kemudian, mengerahkan kekuatannya.Tanpa ada keraguan sedikit pun.Argh!Steven kembali mengeluarkan lengkingan tajam yang menyakitkan."Jangan!"Ayahnya Shinta cemas dan buru-buru berkata kepada putrinya, "Shinta, mengapa kamu masih berdiri di sana? Cepat nasihati Tobi dan suruh dia berhenti!"Shinta teringat dengan kesombongan dan penghinaan Steven terhadap Kak Tobi barusan. Bukan saja tidak menuruti perkataan ayahnya, dia juga berkata dengan dingin, "Dia sendiri yang cari mati. Mengapa aku harus menasihati Kak Tobi?""Kamu, kamu bodoh!""Pu
"Aku nggak percaya.""Pecundang sepertimu masih belum punya kemampuan sehebat itu.""Bagaimana kalau kamu mencobanya?" Tobi mengerutkan kening dan menggelengkan kepalanya. Si bodoh ini masih tidak berlagak di sini. Sepertinya dia harus melakukan kekerasan kali ini."Oke. Kamu sendiri yang cari mati."Demi pamer, Steven sempat mencari beberapa ahli seni bela diri dan mempelajari beberapa trik. Hanya saja, dia malas dan tidak tahan lelah, apalagi tidak ada kultivator hebat yang mengajarinya.Dia hanya berhasil belajar sedikit ilmu bela diri. Bisa dikatakan, kekuatannya jelas lebih baik dibandingkan orang biasa. Setidaknya, dia bisa mengalahkan dua orang awam."Majulah ke depan, satu lawan satu. Kecuali kamu berlutut dan memohon pengampunan, kalau nggak, jangan harap ada yang bisa menghentikan pertarungan ini," kata Steven dengan sombong."Oke!"Tobi pun maju ke depan.Ayahnya Shinta dan yang lainnya ragu-ragu sejenak. Ya sudah, karena Tobi sendiri yang cari masalah, mereka juga tidak bis
"...."Semua orang tampak marah. Begitu pula dengan Jensen. Namun, dia tahu pengaruh besar Bos Zafran di Cewadi. Berdasarkan kekuatan Bos Zafran, jika dia berani mengambil tindakan, Keluarga Ravindra pasti akan hancur.Hanya saja, dia benar-benar tidak mengerti. Kapan Keluarga Ravindra memprovokasi Raja Naga itu?Keluarga Ravindra juga bukannya tidak tahu diri, jadi mana mungkin mereka bisa memprovokasi orang hebat seperti itu?Tepat di saat ini, ponsel Kamran berdering. Saat menyadari itu panggilan dari Pak Haryo, dia segera berdiri dan menyapa dengan hormat, "Pak Haryo!""Bagaimana pembahasan kerja samanya?"Pak Haryo tahu Bos Zafran punya pengaruh kuat dan juga dukungan dari Sekte Naga. Jika bisa diperkenalkan, akan sangat bermanfaat bagi perkembangan Kota Doma.Jika Kota Doma bisa berkembang, bukankah itu akan menjadi persyaratan bagus baginya untuk dipromosikan ke depannya?Mendengar itu, Kamran buru-buru berkata, "Hmm, terjadi sedikit masalah di sini."Dia segera menjelaskan situ