Share

Bab 170

Penulis: Anak Ketiga
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-08 11:28:20
"Jangan bahas ini dulu. Bibi masih belum sadarkan diri, ayo masuk dulu dan bicarakan lagi nanti."

Setelah kejadian malam itu, kompensasi yang akan diterima oleh keluarga Kristin pasti lebih tinggi dibandingkan yang lainnya.

"Ya!"

Kristin menganggukkan kepala. Karena kamar hotel hanya tersisa satu, mereka pun hanya bisa memesan satu kamar.

Tak lama kemudian, mereka bertiga pun tiba di kamar hotel. Setelah Tobi mendudukkan mereka, dia pun berkata, "Sekarang sudah sangat larut. Istirahatlah lebih awal. Aku akan datang menemui kalian besok pagi."

Mendengar itu, Kristin langsung berteriak, "Jangan!"

"Ada apa?"

"Tinggal aku sendirian dan ibuku masih belum bangun. Aku takut."

"Nggak akan terjadi apa-apa, kok."

"Tapi aku benar-benar ketakutan. Kak Tobi, jangan pergi malam ini," ucap Kristin dengan wajah memucat.

Dia masih trauma dengan kejadian barusan dan takut orang jahat itu akan kembali mencari mereka.

"Tapi ini nggak terlalu baik," jawab Tobi tak berdaya.

"Ada dua ranjang di sini. Ibu dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 171

    Widia bertambah kesal memikirkan hal itu. Tiba-tiba dia teringat dengan pengemis kecil yang memberinya liontin giok berbentuk pisau dulu. Pengemis kecil itu jauh lebih baik daripada Tobi.Saat itu, pengemis kecil selalu menurutinya, menjaga dirinya dan bermain dengannya dengan penuh perhatian.Ponselnya berdering. Ternyata Tobi meneleponnya balik.'Huh!''Berengsek!''Aku nggak akan mengangkat teleponmu.'Widia langsung menekan tombol tutup.Begitu Tobi keluar dari kamar mandi dan mendengar ucapan Kristin, dia langsung mengambil ponselnya dan menelepon Widia kembali.Tidak disangka, begitu tersambung, Widia langsung menutup teleponnya.Tobi berpikir mungkin Widia sudah mau tidur atau sedang sibuk dengan urusan penting. Lagi pula, akibat Joni, Keluarga Lianto kini menghadapi banyak masalah.Dia pun tidak meneleponnya lagi dan menunggu besok saja.Namun, Widia masih menunggu Tobi meneleponnya lagi untuk menjelaskan, tetapi nihil. Emosi wanita itu seketika meledak.Saking kesalnya, dia ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 172

    Waktu berlalu dengan lambat. Tanpa sadar, gadis itu pun terlelap setelah beberapa saat.Keesokan paginya. Begitu Meli tersadar, dia langsung berteriak. Namun, setelah itu, dia sadar dirinya selamat dan tidak terluka sedikit pun.Kristin juga terbangun dan buru-buru menceritakan situasi yang terjadi kepada ibunya.Mendengar itu, Meli baru menghela napas lega dan berkata, "Tobi, untung ada kamu. Kalau nggak, kami berdua pasti sudah celaka."Apalagi, putrinya begitu cantik. Jika putrinya jatuh ke tangan orang-orang itu, dia akan berakhir tragis."Sama-sama, Bibi. Ini sudah seharusnya aku lakukan. Kalau aku nggak turun ke bawah untuk membeli sesuatu, kalian juga nggak perlu seperti itu.""Mana mungkin kami menyalahkanmu? Tobi, meski seni bela dirimu hebat dan kamu berhasil mengalahkan mereka, aku khawatir mereka pasti nggak akan melepaskan kita begitu saja karena mereka punya latar belakang yang kuat."Meli tampak cemas dan menambahkan, "Apa yang harus kita lakukan sekarang? Terutama kamu?

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 173

    "Ya!""Sudah kubilang, selama aku di sini, nggak ada yang berani menyentuhmu. Apalagi, sekelompok pecundang seperti ini," ujar Tobi sambil tersenyum."Benar, benar, kami semua hanya pecundang. Tuan Tobi bahkan bisa membunuh para pecundang seperti kami dengan mudah," seru Bram dengan cepat."Diam!" bentak Tobi, lalu dia berbalik dan berkata, "Kristin, mereka sudah di sini semua, terserah kamu mau balas dendam seperti apa, sekalipun kamu menginginkan nyawa mereka."Jika Kristin benar-benar menginginkan nyawa Bram, dia tidak keberatan untuk memenuhi keinginan gadis itu.Bram langsung bergidik mendengar ucapan itu. Wajahnya tampak pucat pasi. Sebelum dia datang ke sini, Pak Damar sudah mengatakan jika masalah ini tidak dapat diselesaikan hari ini, Bram tidak punya pilihan selain mati.Apalagi, Tobi yang turun tangan sendiri."Ja ... jangan!"Untungnya, saat mengungkit kata "membunuh", Kristin langsung menggelengkan kepalanya dengan gugup dan berkata, "Asalkan mereka memberikan kami sebuah

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 174

    Walaupun, dia harus merogoh koceknya sendiri sebanyak dua miliar, tetapi teringat masalah ini terselesaikan, dia tetap senang. Setidaknya, dia masih mempertahankan nyawanya.Jika nyawanya hilang, maka semuanya telah berakhir.Tak berselang lama setelah Bram pergi, Kristin menerima notifikasi transferan sebanyak 12 miliar uang pembongkaran di tabungannya. Setelah membaca pesan itu, dia tertegun dan berkata dengan kaget, "Mereka benar-benar mentransfernya?"Tobi tersenyum kecil dan berkata, "Tentu saja. Itu kan uang pembongkaran. Mulai sekarang, kamu akan menjadi gadis kaya.""Nggak, kok. Lagian, ini semua berkat Kak Tobi.""Benar. Tobi, ini semua berkat kamu. Kalau bukan bantuanmu, jangankan 12 miliar, kami bahkan kesulitan mendapatkan 1,2 miliar. Begini saja, kami hanya perlu empat miliar, sisa delapan miliar ini kami akan berikan kepadamu.""Nggak. Bibi, apa kamu pikir aku begitu nggak tahu malu?" tanya Tobi tak berdaya."Bukan, aku nggak bermaksud seperti itu, aku ...."Tobi tersenyu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 175

    Melihat penampilan Tobi, hati Widia tiba-tiba merasa sakit. Dia pun memanggil pria itu, "Tobi, tunggu sebentar. Ikutlah denganku, ada yang ingin kutanyakan padamu.""Nggak perlu. Katakan saja di sini," ucap Tobi dengan nada datar.Menerima jawaban acuh tak acuh seperti itu, Widia seketika memanas. Padahal, pria itu telah berselingkuh, tetapi dia malah bertindak seolah-olah dirinya yang bersalah. Widia pun berkata dengan marah, "Nggak ada yang perlu dibicarakan lagi!""Oke!"Tobi pun membalikkan badannya dan pergi tanpa ragu sedikit pun.Mungkin ini memang sudah waktunya dia pergi.Kini, dia sudah mengetahui masa lalunya, jadi dia harus menyelidiki lebih jauh lagi.Jika demikian, bahaya yang akan dia hadapi akan makin banyak.Gurunya juga pernah mengatakan musuhnya sangat kuat.Pergi di saat ini bisa dianggap semacam perlindungan untuk Widia.Widia tertegun sejenak, kemudian mengumpat dengan marah, "Tobi, dasar bajingan. Padahal kamulah yang duluan berselingkuh, tapi kamu masih berlagak

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 176

    "Bukankah kamu mau menanyakan soal Kristin? Kenapa tiba-tiba bertanya masalah ini?"Sembari bertanya balik, Tobi juga sempat berpikir untuk memberi tahu Widia identitas aslinya, tetapi dia takut hal itu mungkin akan membahayakan wanita itu."Jangan menyela. Katakan sejujurnya. Apa karena kamu menyelamatkan cucu Pak Wibowo, jadi dia mempercepat aksi penangkapan Keluarga Hutama untuk membalas budi?"Selain kemungkinan ini, Widia tidak menemukan alasan lain lagi."Kenapa kamu bisa berpikir begitu?""Kenapa? Tebakanku benar, 'kan?"Widia menghela napas dan menambahkan, "Aku nggak menyangka Pak Wibowo akan melakukan begitu banyak hal untuk membalas kebaikanmu. Terakhir, dia bahkan menghadapi Bakri dan meminta kelonggaran tiga hari untukmu.""Kalau nggak, kamu nggak akan bertahan sampai Bakri kerasukan. Bisa dikatakan, kamu berutang besar kepada Pak Wibowo. Kelak, kamu harus berterima kasih padanya dengan baik.""Hmm ...."Tobi diam-diam tersenyum pahit, tetapi ada bagusnya juga Widia berpik

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 177

    Selain kamu, nggak ada yang bisa menyakitiku!Kalimat ini sangat sederhana, tetapi mampu memporak-porandakan hati Widia, bahkan membuat seluruh tubuhnya gemetar.Kalau dipikir-pikir, sejak Tobi masuk ke Keluarga Lianto, pria itu selalu bersikap baik dan sering melindungi dirinya meskipun pria itu terkadang suka menyombongkan diri.Tidak peduli yang dihadapi adalah tuan muda kaya ataupun preman keji, pria itu tidak pernah gentar dan selalu maju ke depan untuk melindunginya.Walaupun terkadang sikapnya terlampau impulsif dan menyebabkan hasil yang tidak diinginkan, perasaannya kepada Widia terpampang jelas. Namun, Widia dia malah mengabaikan dan mengkritiknya berkali-kali.Memikirkan hal ini, Widia tiba-tiba teringat dengan ucapan Joni sebelumnya yang mengatakan bahwa dia tidak pernah membantunya sama sekali. Jika bukan Joni, siapa yang telah membantunya selama ini?Widia menggelengkan kepalanya. Mungkin dia akan mengetahui kebenarannya jika bertemu dengan Joni atau mungkin saja ini semu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 178

    Tobi bahkan tidak perlu repot-repot bergerak terlalu banyak. Dia hanya mengangkat tangan kanannya dengan santai, meraih batang besi dalam satu gerakan, kemudian mengayunkannya dengan ringan.Tongkat besi seketika menghantam keras bagian dada lawan.Argh!Lawan merasakan pukulan dahsyat menerpa dadanya dan tanpa sadar, tubuhnya terhempas mundur dan terbanting keras ke tanah.Tobi kembali mengayunkan sebuah gerakan sederhana.Gerakan itu terlihat sangat simpel, tetapi kekuatannya sangat luar biasa.Argh!Aduh!Hanya dalam beberapa detik, tiga orang yang tersisa langsung terhantam keras. Mereka terpental jauh dan jatuh menggelinding seperti bola. Dalam sekejap, berbagai jeritan dan rintihan terdengar di mana-mana.Mereka tidak terlihat berpura-pura. Pukulan yang diberikan Tobi sangat kejam. Setidaknya, pukulan itu telah mematahkan beberapa tulang rusuk mereka.Dalam sekejap, yang tersisa kini hanyalah Candra sendirian.Candra tampak kebingungan. Sebelumnya, dia bahkan sengaja menguji seni

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1618

    "Nggak perlu. Dia hanya seorang gadis kecil. Dia juga nggak akan bisa membuat masalah besar. Tapi minta Pandu memperingatkan Paviliun Seroya bahwa mereka harus menceritakan semua yang dilakukan Master Melani pada Yaldora.""Kalau nggak, Yaldora pasti akan terus membalas dendam padaku. Jika demikian, aku pasti akan mengambil tindakan dan langsung menghancurkan Paviliun Seroya.""Oh ya, biarkan Pandu memperlihatkan sedikit kekuatannya agar mereka paham. Bagiku, menghancurkan sekte mereka sangatlah mudah!"Tobi langsung memperingatkan. Yaldora adalah gadis yang baik hati. Sayang sekali jika membunuhnya. Biarlah gadis itu mengetahui semua kebenarannya lebih dulu. Setelah itu, terserah dia mau mengambil keputusan seperti apa."Baik!"Arum juga tidak membantah.Widia menyaksikan semua adegan ini dengan tatapan kosong. Meski dari wajah Yaldora, Widia bisa merasakan penderitaannya dan juga merasa sedikit bersimpati pada wanita itu.Hanya saja, wanita ini berniat membunuh Tobi barusan. Jadi, Wi

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1617

    Setelah menyampaikan semuanya, Tobi pun bersiap untuk berangkat.Namun, tepat di saat ini, sosok Yaldora muncul. Tangannya memegang pedang panjang. Wajahnya terlihat dingin. Keseluruhan tubuhnya tampak menakjubkan, tetapi juga ada aura dingin yang menakutkan.Seolah-olah mereka tidak kenal sama sekali.Kali ini, Tobi juga tidak ingin menghindar lagi.Ekspresi Tobi memperlihatkan ketidakberdayaan, tetapi dia tidak menyesal telah membunuh Master Melani. Mengingat apa yang telah dilakukan Melani terhadap keluarga mereka selama ini, membunuhnya bukanlah tindakan yang kelewat batas."Tobi, aku mau tanya, apa kamu membunuh guruku, Master Melani?" Tanpa berbasa-basi lagi, kali ini Yaldora langsung menanyakan inti permasalahannya.Mendengar itu, Tetua Sekte Kayana mendengus dingin. Dia mengeluarkan momentum kuat sambil berkata dengan dingin, "Lancang sekali! Beraninya kamu bisa meneriakkan nama tuanku begitu saja?"Itu adalah tekanan yang dimiliki oleh seorang kultivator Alam Tanah Abadi.Yald

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1616

    Saat Arum keluar, dia langsung berkata dengan hormat, "Tuan Muda!"Widia tertegun sejenak. Dia sepertinya pernah bertemu dengan wanita tua ini sekali, tetapi dia tidak begitu yakin."Widia, namanya Arum. Dia master yang diam-diam melindungimu selama ini," ucap Tobi menjelaskan."Ah ...."Widia baru sadar bahwa Tobi diam-diam telah mengutus seorang master untuk melindunginya. Namun, dia sama sekali tidak mengetahui hal ini."Ini juga alasan aku memperkenalkan kalian satu sama lain. Setelah aku pergi, kamu bisa lebih sering berlatih dengannya. Dengan begitu, bukan hanya akan membuatmu mahir dalam bertarung, tapi juga meningkatkan kecepatan latihanmu," terang Tobi.Jika bukan karena alasan ini, Tobi juga tidak akan membiarkan Arum menampakkan diri.Arum juga tertegun. Dia telah melindungi Widia begitu lama. Dia juga tahu bahwa Widia hanya seorang wanita yang lemah. Sekarang, tuannya ingin dirinya latihan dengan Widia? Apa tuannya sedang bercanda?Ya sudahlah.Tuannya sudah bilang ingin di

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1615

    Widia benar-benar terkejut. Apa yang barusan terjadi benar-benar di luar ekspektasinya. Bahkan, dia sendiri juga merasa semua ini tidak masuk akal."Kenapa?"Melihat Widia tersadar, Tobi tampak kaget. Pria itu langsung bertanya dengan khawatir. Dia barusan telah dikejutkan oleh terobosan kekuatannya Widia.Tak disangka, hanya dengan sekali latihan, kekuatan Widia telah mencapai Alam Guru Besar. Walau Widia baru mulai berkultivasi, perlu diketahui sebelumnya dia hanyalah orang awam.Garis keturunan Foniks memang tidak bisa dianggap remeh. Kekuatannya sangat hebat dan menakutkan."Bagus, bagus sekali."Widia hanya merasa sangat nyaman. Ada kekuatan yang sangat hebat di sekujur tubuhnya, seolah dia bisa menghancurkan segalanya dengan satu serangan.Yang paling penting lagi, dia benar-benar merasakan semacam teknik kultivasi.Walau tidak mengetahui nama teknik itu, tetapi saat kekuatan garis keturunan diintegrasikan ke dalam tubuhnya, teknik itu mulai bekerja secara otomatis dan terpatri d

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1614

    "Apa yang kamu lamunkan?""Ka ... kamu cantik sekali," seru Tobi."Apa-apaan? Ini bukan pertama kalinya kita bertemu. Mulutmu manis sekali. Pintar gombal.""Bagaimana kalau kamu bercermin dulu?" ucap Tobi."Kenapa harus bercermin? Memangnya aku nggak tahu penampilanku sendiri?" Berbicara sampai di sini, Widia tampak ragu-ragu. "Tobi, bisakah kamu membantuku berlatih kultivasi?""Membantumu berlatih kultivasi?"Tobi tertegun sejenak. Apa Widia tahu bahwa fisiknya telah berubah?"Ya, aku nggak ingin melihatmu bertarung sendirian seperti itu lagi. Apa nggak boleh?" Widia agak putus asa. Dia pernah menonton beberapa drama TV sebelumnya. Dikatakan bahwa meridian orang dewasa sudah terbentuk. Sekalipun berkultivasi, juga tidak akan ada hasilnya lagi."Bukan begitu. Kamu bisa berkultivasi. Mungkin kekuatanmu juga akan setara denganku dalam waktu singkat." Tobi tersenyum pahit. Benar saja, membandingkan diri sendiri dengan orang lain hanya akan membuat marah saja.Tobi berusaha keras selama be

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1613

    "Nggak akan terjadi masalah, 'kan?" tanya Tobi dengan khawatir. Dia tidak peduli dengan kultivasi atau tidak. Yang paling penting, Widia baik-baik saja."Nggak akan."Yaldora ragu-ragu sejenak. Namun, dia tetap mengatakannya. Jika Tobi bertindak sembarangan, maka hanya akan merusak kebangkitan keturunan Foniks dan mencelakai Widia."Kalau begitu, kita tunggu lagi." Tobi mulanya kurang yakin, tetapi pada akhirnya memutuskan untuk mengikuti perkataan Yaldora. Meski Yaldora itu muridnya biarawati tua, kepribadiannya sangat berbeda dari gurunya.Waktu berlalu begitu saja. Tobi terus menjaga Widia. Bahkan, menggunakan kekuatannya untuk mengisolasi segala yang ada di sini.Agar tidak menarik perhatian banyak orang.Sebenarnya, Yaldora yang berada di samping ingin menanyakan masalah gurunya. Namun, saat melihat Tobi begitu fokus pada Widia sepanjang waktu, bahkan mata pria itu tidak pernah berpaling sedetik pun.Dalam keputusasaan, dia terpaksa harus menahan diri kembali.Tak terasa, waktu te

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1612

    Apa ini?Ekspresi Tobi berubah drastis karena kekuatan itu sangat menakutkan. Jika terjadi pada dirinya, Tobi masih sanggup menerimanya, tetapi bagaimana wanita biasa seperti Widia bisa menanggungnya?"Apa, apa yang terjadi denganku?" Wajah Widia memerah, tetapi kondisinya tidak terlihat baik. Sebaliknya, rasanya seperti terbakar.Tubuhnya juga terus gemetar hebat, bahkan bibirnya juga ikut bergetar, yang menunjukkan betapa tersiksanya dirinya."Nggak apa-apa. Semuanya akan membaik."Sembari menghibur Widia, Tobi juga segera mengedarkan energi sejatinya ke dalam tubuh Widia dan mulai membantunya melenyapkan kekuatan dalam tubuhnya.Efeknya ada, tetapi tidak terlihat jelas.Yaldora, yang tidak tahu kapan tersadar kembali, mendekati mereka berdua. Melihat pemandangan di depannya, terutama saat memperhatikan tanda samar di dahi Widia, dia pun berkata dengan wajah terkejut, "Apa ini kebangkitan garis keturunan Foniks?"Saat ini, Yaldora bahkan lupa bertanya pada Tobi, apa pria itu yang mem

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1611

    Tobi mengerutkan keningnya. Dia tidak puas dengan jawaban seperti itu. Dia pun kembali bertanya, "Sejauh yang aku tahu, kamu pasti sangat tertarik dengan liontin giok, 'kan?"Vamil terkejut. Dia mengerti bahwa Tobi mungkin tidak memercayainya, jadi dia mengangguk dan berkata, "Tentu saja. Aku pernah melihat liontin giok itu, tapi setelah mempelajarinya sebentar, aku masih belum menemukan petunjuk apa pun.""Jadi, sekalipun kamu memberikannya padaku sekarang, juga nggak ada gunanya."Berbicara sampai di sini, Vamil melirik Yaldora yang terbaring di tanah. Tampaknya bulu mata gadis itu bergerak. Vamil pun kembali menambahkan. "Aku mengerti. Kamu sepertinya nggak percaya padaku."Tobi tidak membantah. Jika bukan karena masalah Bahtiar, dia mungkin tidak akan meragukannya. Namun, setelah serangkaian masalah ini terjadi, bagaimana dia bisa memercayai Vamil begitu saja?"Sudahlah. Nggak ada salahnya memberitahumu. Ada sebuah tempat warisan di Jatra, yang bisa membantumu memahami hukum langit

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1610

    Tobi hanya mengujinya, tetapi dia tidak menyangka kalau tebakannya benar.Karena menurut pemahamannya, yang datang pasti salah satu dari empat orang tersebut. Hanya saja, dilihat dari postur dan gerakannya, seharusnya dia juga bukan si Beruang Kutub ataupun pemimpin Takhta Suci Barat.Jadi, yang tersisa hanyalah Tuan Vamil dan Hirawan dari Negara Melandia.Mulanya, Tobi mencurigai lawan adalah Hirawan, tetapi ada berbagai tanda jurus lawan. Apalagi, dia tidak menghentikan Widia dan juga tidak memberikan pukulan keras kepada Yaldora.Lawan juga tidak memiliki niat membunuh yang kuat terhadap dirinya.Jadi, hanya satu kemungkinan yang tersisa, yaitu orang itu adalah Master Vamil.Tobi tidak menjawab, tetapi malah bertanya dengan bingung, "Mengapa?""Sejauh yang aku tahu, saat ayahmu dalam bahaya, dia menerima bantuan dari liontin giok untuk meningkatkan kekuatannya waktu itu. Aku ingin membuatmu terjebak dalam situasi putus asa. Aku ingin tahu apa kamu bisa menggunakan liontin giok yang

DMCA.com Protection Status