Share

Bab 163

"Kamu nggak perlu seperti ini, nggak ada gunanya. Ya sudah, kelak kalau nggak ada urusan, jangan telepon aku lagi."

Keragu-raguan akan mendatangkan masalah. Tobi malas meladeninya lagi dan langsung menutup telepon.

Mendengar nada "tut" dari seberang sana, wajah Tania langsung pucat. Baginya, Tobi adalah satu-satunya harapannya untuk mengubah nasib agar bisa hidup dalam kemewahan.

Apalagi, pria ini sangat berbakat.

Demi pria itu, dia rela melakukan apa saja.

Itu semua gara-gara Widia, wanita jalang itu. Jika dia tidak ada, Kak Tobi tidak akan memperlakukannya seperti ini dan mungkin dari awal mereka telah tidur bersama.

'Widia!'

'Wanita jalang! Beraninya kamu merebut priaku. Jangan salahkan aku bersikap kasar nantinya!'

Saat ini, matanya tampak memerah dan terlihat gila.

Tobi sama sekali tidak mengetahui hal ini.

Di mata Tobi, hubungan antara Tania dan Widia sangatlah baik.

Begitu menutup telepon, ponselnya kembali berdering lagi.

Awalnya, dia berpikir Tania meneleponnya lagi dan bernia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status