Walau Pandu belum tentu bisa menandingi Bahtiar, tetapi mustahil bagi Bahtiar untuk mengalahkannya. Apalagi, Pandu memiliki ciri khas tersendiri. Makin sering bertarung, dia akan makin kuat.Master hebat seperti Bahtiar adalah lawan yang paling cocok untuk mengasah kemampuannya."Ya, Tuan!" jawab Pandu dengan hormat. Kemudian, menoleh ke arah Bahtiar.Semua orang yang mendengar perkataan Tobi memperlihatkan ekspresi tidak berdaya. Namun, mereka perlahan mulai terbiasa dengan kepercayaan diri tuan mereka. Yang paling penting, kepercayaan dirinya juga bukan main-main dan selalu mendatangkan keberhasilan.Hanya saja, seharusnya tidak mungkin terjadi lagi kali ini.Bahtiar terlihat emosi. Bocah di seberangnya memang menakutkan, tetapi dia jelas bukan tandingannya. Dia berkata dengan geram, "Arogan sekali! Hanya berdasarkan bocah ini, kamu ingin mengalahkanku? Kamu benar-benar ... cari mati ....."Lawan tidak banyak omong dan langsung meluncurkan serangan.Karena serangannya terlalu mendada
Merasakan kehadiran master-master hebat itu, Tobi hanya bisa menghela napas diam-diam.Memang tidak boleh terlalu percaya dengan rumor. Dia selalu beranggapan bahwa Harita adalah ahli bela diri nomor satu di dunia. Namun, kenyataannya, Dewa Perang Harita bukanlah apa-apa.Para master dari sekte tersembunyi inilah yang lebih menakutkan.Untunglah, Tobi telah meningkatkan kekuatannya hingga puncak. Jika tidak, dia pasti akan mati mengenaskan.Melihat ekspresi tegas Tobi, Tuan Besar Ezra tidak berdaya. Yang bisa dia lakukan saat ini hanyalah mengambil keputusan selangkah demi selangkah saja.Diikuti dengan dentuman keras, tubuh Bahtiar terjatuh lagi. Ekspresinya tampak muram. Meski hanya dalam waktu singkat, manfaat yang dia peroleh tidaklah banyak.Pandu juga terjatuh. Pakaiannya berantakan dan penampilannya tampak menyedihkan. Hanya saja, dia terluka sedikit pun. Bahkan, ada kegembiraan di matanya. "Ayo lanjutkan!""Huh! Lupakan saja! Aku datang ke sini untuk membereskan Tobi hari ini.
"Kamu beruntung bisa menyelamatkan nyawamu waktu itu. Alih-alih bersembunyi dengan baik, kamu malah berani keluar dan memamerkan kekuatanmu."Rencananya tidak berjalan dengan mulus. Awalnya, dia berencana agar Yaldora menggunakan jebakan wanita cantik untuk mendapatkan liontin giok. Sekarang Bahtiar telah mengarahkan perhatiannya pada Tobi dan menghadapinya secara langsung.Jadi, dia terpaksa harus mengubah rencananya kali ini. Demi mencegah murid naifnya yang jarang berurusan dengan laki-laki itu jatuh cinta pada Tobi.Naura sangat emosi.Tobi buru-buru meraih tangan ibunya dan tersenyum tipis, "Bu, jangan hiraukan mereka. Kamu tenang saja, aku pasti akan membuat mereka membalas semuanya hari ini."Naura mengangguk. Jika bukan karena mengetahui putranya telah mencapai puncak Alam Tanah Abadi, dia pasti akan panik dan takut."Cari mati!"Saat mendengar itu, Master Melani langsung marah. Dia tiba-tiba mengangkat tangan kanannya. Seketika, energi yang dahsyat dan menakjubkan meluncur ke
Tobi menatap Raja Naga Tua lekat-lekat. Tanpa peduli dengan pemikiran setiap orang yang berbeda, Tobi pun berkata perlahan, "Guru, aku punya sesuatu yang ingin aku tanyakan kepadamu. Bisakah kamu jawab dengan sejujurnya?""Ya!" Raja Naga Tua mengangguk."Demi merebut liontin giok, apa kamu terlibat dalam kejadian yang menimpa ayahku waktu itu?" Selesai bertanya, hati Tobi terasa gelisah.Dia berharap guru menyangkalnya. Jika tidak, dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapi gurunya ini.Apalagi, gurunya-lah yang menyelamatkannya waktu itu dan mengajarinya banyak keterampilan. Meski kekuatan kultivasinya diperoleh secara kebetulan, tanpa gurunya, dia mungkin sudah mati."Nggak!"Raja Naga Tua menggelengkan kepalanya dan berkata dengan tenang, "Terserah kamu percaya atau nggak. Meski aku membesarkanmu dengan motif tersembunyi, aku nggak pernah mencelakaimu, apalagi keluargamu.""Aku percaya!"Tobi menegaskan, "Guru, aku percaya dengan karaktermu."Bahkan, Naura juga mengangguk
Mungkin juga karena kekuatan mereka terlalu tinggi hingga mereka meremehkan yang lainnya dan beranggapan mereka sudah tidak terkalahkan lagi.Tuan Besar Ezra dan yang lainnya tertegun sejenak. Mereka semua berharap Tobi bersedia menyerahkan liontin giok itu. Lagi pula, itu hanya sebuah benda mati saja dan tidak menyangkut nyawa semua orang.Siapa sangka akan jadi begini."Kalau begitu, apa kamu sudah mengetahui rahasia liontin giok?" Tuan Besar tampak tidak berdaya. Namun, dia baru menyadari bahwa ini adalah rahasia. Dia buru-buru menambahkan, "Aku hanya asal tanya saja. Kamu nggak perlu jawab.""Nggak apa-apa. Aku bisa berterus terang."Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata dengan tenang, "Sebenarnya, aku sudah mencoba berbagai metode. Baik itu dibakar dengan api, direbus dalam air, ataupun meneteskan darah di atasnya, tapi aku masih belum menemukan rahasia liontin giok ini."Mendengar itu, semua orang tercengang.Ternyata Tobi juga belum menemukan rahasia liontin giok itu.Bahtiar
Mendengar perkataan Bahtiar, Tobi hanya tersenyum tipis dan bertanya dengan nada datar, "Benarkah? Orang yang kamu bicarakan itu Sapta, 'kan?""Kalau benar, memangnya kenapa? Sekalipun kamu mengetahuinya sekarang, informasi yang dia sampaikan kepadaku nggak akan salah.""Nggak akan salah? Apa kamu begitu yakin dengan informasi yang dia sampaikan kepadamu? Siapa tahu aku sengaja membiarkannya berbuat demikian?" tanya Tobi dengan nada datar.Mendengar itu, ekspresi Bahtiar berubah muram. Dia langsung mengancam dengan dingin, "Sudahlah. Aku nggak tertarik dengar omong kosongmu di sini. Apa pun yang terjadi, kamu harus serahkan liontin giok dan jelaskan cara menggunakannya hari ini. Kalau nggak, seluruh Keluarga Yudistira akan dikuburkan bersamamu!""Selain itu, ibumu, wanitamu, juga akan berakhir menyedihkan. Kamu mungkin nggak peduli dengan nyawamu sendiri, tapi apa kamu juga nggak peduli dengan nyawa mereka?"Mendengar itu, ekspresi wajah Tobi seketika berubah. Ada niat membunuh dalam s
"Benarkah? Kalau begitu, silakan coba saja!"Selesai berbicara, aura dalam tubuh Tobi tiba-tiba berubah. Dia tidak lagi anggun seperti sebelumnya, melainkan terkesan dingin dan menakutkan.Bahkan, ada niat membunuh dalam sorot matanya. Seluruh tubuhnya memancarkan energi yang menakutkan. Orang-orang yang berada di sekitarnya juga merasa tertekan.Ketika adegan itu muncul, semua orang terlihat sangat gugup. Tuan Besar Ezra dan yang lainnya jelas merasakan kekuatan Tobi.Hanya saja, mereka tidak tahu seberapa tinggi kekuatan yang dimiliki Tobi. Yang pastinya, dia masih tidak bisa dibandingkan dengan Bahtiar dan master hebat lainnya.Raut wajah Melani berubah gelap. Dia berkata dengan nada dingin, "Huh! Seharusnya aku nggak melepaskan nyawa bajingan kecil sepertimu dulu. Aku pasti akan menghabisimu dengan tanganku sendiri hari ini!" Selesai berbicara, sosok tubuhnya langsung meluncur dengan cepat dan sampai di depan Tobi.Dia melambaikan tangan kanannya. Seketika, kekuatan telapak tangan
Kekuatan yang kalian banggakan itu hanyalah sampah.Perkataan ini seketika mengejutkan semua orang. Dia menyebut kekuatan Master Bahtiar sebagai sampah? Jadi, bagaimana dengan mereka yang bahkan tidak sehebat Bahtiar? Apa mereka lebih tidak berguna lagi di matanya? Terlebih lagi, kenapa dia berani mengatakan omong kosong seperti itu?Apa dia tidak takut diserang habis-habisan oleh Bahtiar dan yang lainnya?Benar saja. Bahtiar tidak bisa menahan diri lagi. Wajahnya penuh dengan emosi."Arogan!""Nggak tahu diri!""Kamu kira kami akan termakan omonganmu? Master Melani barusan hanya lengah karena kamu pintar menyembunyikan kekuatanmu yang sebenarnya. Kalau nggak, mana mungkin kamu bisa berhasil melakukan serangan diam-diam?"Mendengar apa yang dikatakan Bahtiar, semua orang merasa sangat masuk akal.Mungkin inilah satu-satunya alasan yang bisa menjelaskan situasi yang terjadi di depan mereka. Meski begitu, mereka masih harus mengakui kekuatan Tobi. Setidaknya, kesenjangan di antara mereka
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K