Naura juga tercengang. Dia bertanya, "Nggak gembira? Kenapa bisa begitu?"Widia tampak panik. Padahal, dia berusaha untuk meninggalkan kesan baik, tetapi langsung dihancurkan oleh Tobi begitu saja.Dia hanya bisa berusaha memberi isyarat kepada Tobi agar tidak sembarangan bicara lagi. Mana ada bos yang menyukai karyawan yang kerjanya hanya bisa mengeluh, tetapi tidak menyelesaikan masalah?Namun, Tobi sepertinya tidak menyadarinya dan terus berkata, "Ada dua alasan. Pertama, karena perusahaan itu milik Anda, jadi dia merasa terbebani. Kedua, karena perusahaan itu milik Anda, dia nggak bisa membuat keputusan sendiri.""..."Lihat apa yang Tobi katakan. Widia sudah hampir gila. Dia ingin maju dan langsung merebut ponsel itu dari Tobi.Namun, Naura adalah orang yang pintar. Dia bisa memahami alasan itu. Widia takut membuat hasil yang tidak memuaskannya dan menyebabkan terlalu banyak kendala.Selain itu, mungkin para atasan senior memiliki pendapat lain tentang Widia. Jika tidak, Tobi tida
"Benarkah? Bukankah aku sudah berpesan kepadamu sebelumnya? Apa pun permintaan Widia, kalian harus menurutinya?""Tapi proyek ini kemungkinan besar akan membuat perusahaan merugi ratusan miliar, bahkan triliunan.""Triliunan? Apa kamu mengira aku nggak sanggup mengeluarkan uang triliunan?" tanya Naura dengan kesal."Ten ... tentu saja bukan begitu! Bagi Anda, jumlah uang ini nggak seberapa!" Wajah Edward makin muram."Baguslah kalau kamu paham. Jangan kira aku nggak tahu apa yang kamu pikirkan. Kamu takut Widia merebut jabatan direktur-mu?"Berbicara sampai di sini, Naura kembali menambahkan, "Sebenarnya, kamu nggak perlu mengkhawatirkan hal ini sama sekali."Tidak perlu mengkhawatirkan hal ini sama sekali?Raut wajah Edward kembali berubah. Sepertinya Widia tidak akan mengambil posisinya. Kalau tidak, mengapa presdir bisa mengatakan ini?"Karena jika Widia menginginkannya, posisi direktur akan menjadi miliknya kapan saja!"Hah!Bagaimana bisa jadi begini? Edward langsung kebingungan.
Setelah menutup telepon, Widia masih belum bisa mencerna kata-kata yang barusan dia dengar.Dia merasa Naura sangat baik padanya dan sangat memanjakannya.Namun, Tobi barusan sudah hampir membuatnya ketakutan setengah mati. Widia langsung menegurnya, "Lain kali, kamu nggak boleh seperti itu lagi. Aku sudah takut setengah mati dibuat olehmu.""Buat apa takut? Kamu terlalu banyak berpikir."Tobi tersenyum lembut dan berkata, "Kamu sadar nggak kalau ibuku sama sekali nggak pernah mengekangmu? Sebenarnya, kalau kamu makin bersikap santai, dia akan makin senang."Widia tertegun sejenak. Teringat akan situasi barusan, dia juga setuju dengan perkataan Tobi. Hanya saja, dia masih tetap bertanya, "Benarkah?""Tentu saja, karena itulah dirimu yang sebenarnya," kata Tobi menegaskan.Widia memikirkannya dan samar-samar mengerti.Bukankah sekeluarga harus terbuka dan mengatakan apa pun yang diinginkan?Di luar sudah cukup melelahkan. Jika masih harus mengkhawatirkan banyak hal setelah sampai di rum
Hanya saja, bukankah ini hanya angan-angannya saja? Namun, dia tetap bergumam pelan, "Kalau Pak Tobi nggak punya waktu, saya bisa mewakili Anda.""Kamu?""Be ... benar. Aku cukup memahami perusahaan. Apalagi, aku sudah dari dulu mengikuti Pak Hasbi dalam menangani bisnis perusahaan," jawab Zuvian dengan gugup.Sebenarnya, dia bisa mengikuti Hasbi, terutama karena dia pintar berkomunikasi. Kebanyakan hal penting masih tetap diputuskan oleh Hasbi sendiri."Begitu? Kalau begitu, kamu bisa menggantikannya untuk sementara. Kalau kinerjamu bagus, kamu baru akan diangkat secara resmi!" ucap Tobi langsung.Umumnya, perusahaan besar harus mengadakan rapat komisaris dan pemungutan suara. Namun, dalam Grup Bustan, saham yang dimiliki Keluarga Bustan terlalu besar, jadi bisa dikatakan sudah seperti bisnis keluarga.Dengan kata lain, hak untuk memilih presdir dan apa pun keputusan dalam perusahaan, sepenuhnya berada di tangan Keluarga Bustan.Sekarang, tentu saja Tobi-lah yang membuat keputusan."B
Setelah tidur nyenyak semalaman, Widia baru terbangun keesokan paginya. Dia melihat Tobi sedang sibuk menyiapkan sarapan.Wajahnya tampak bahagia sekali.Akhir-akhir ini, dia belum pernah merasa begitu rileks dan nyaman seperti tadi malam.Dia merasa hidup tampak begitu indah. Dirinya juga sangat bahagia.Widia datang ke perusahaan tepat waktu pada jam sembilan pagi. Setelah memikirkannya semalaman, dia kini telah berubah pikiran. Dia tidak bisa meninggalkan Grup Toranda secepat ini.Dia tidak boleh mundur di saat-saat seperti ini. Dia harus berjuang sampai akhir dan menciptakan prestasi. Kalau tidak, bagaimana dia bisa membalas kesempatan yang telah diberikan Naura kepadanya?Melihat Widia, semua karyawan langsung menyapanya dengan hormat, bahkan dari lubuk hati mereka yang paling dalam.Meski hanya dalam waktu singkat, berbagai rencana dan pengaturan yang dibuat oleh Widia telah sepenuhnya meyakinkan hati semua orang.Efisiensi perusahaan juga meningkat dengan cepat. Meski hasil stat
"Aku nggak tahu. Kamu harus mengandalkan dirimu sendiri."Berbicara sampai di sini, Raja Naga tua tampak tidak berdaya. "Tobi, kamu pasti sudah dengar kabar mengenai Keluarga Yudistira, 'kan?""Ya!"Tobi mengangguk."Bagaimana menurutmu?" tanya Raja Naga tua."Aku akan segera pergi ke Jatra." Ini memang rencana yang sudah dibuat Tobi. Dia merasa tidak perlu menyembunyikannya dari gurunya."Kamu terlalu polos. Sudah kuduga kamu pasti akan memilih cara ini. Tapi ada satu hal yang harus kukatakan padamu. Ada orang yang sangat berkuasa yang berperan dalam aksi menekan dan menjatuhkan Keluarga Yudistira ini.""Siapa?""Aku nggak tahu persis siapa dia, tapi dia adalah master hebat yang telah menerobos Alam Tanah Abadi.""Begitu kuat? Kalau demikian, Keluarga Yudistira sama sekali bukan tandingannya, 'kan?""Itu karena dia masih belum perlu turun tangan sendiri. Kalau kamu membantu Keluarga Yudistira, kemungkinan besar kamu akan memprovokasi master hebat ini. Jadi, kamu harus memikirkannya ba
Mendengar itu, semua orang tampak antusias. Salah satu dari mereka tidak bisa menahan diri lagi dan langsung angkat bicara."Pak Edward, kami tahu Bu Widia punya pendapat yang berbeda dengan Anda. Tapi Bu Widia sangat baik. Dia juga harapannya perusahaan. Bisakah Anda mempertahankan Bu Widia?""Benar. Pak Edward, kami mohon. Jangan biarkan Bu Widia meninggalkan perusahaan.""Ya. Pak Edward, kami membutuhkan Bu Widia!""Tolong pertahankan Bu Widia!""..."Lantaran ada orang yang memimpin, semua orang juga ikut bersemangat. Semuanya meminta untuk mempertahankan Widia di perusahaan.Hal itu membuktikan bahwa di mata mereka, kinerja Widia sangat baik.Melihat adegan itu, jangankan Edward tercengang, bahkan Widia sendiri juga tertegun sejenak.Dia sama sekali tidak menyangka. Padahal, dia baru bergabung dengan perusahaan belum lama ini, tetapi semua orang akan begitu mendukungnya.Edward tampak terkejut. Dia baru menyadari bahwa kemampuan Widia jauh lebih baik dari bayangannya. Pantas saja,
Sebaliknya, alasan Naura memperlakukannya seperti ini jelas karena Tobi.Widia mulai berpikir sendiri. Kenapa dia tidak memiliki ibu yang seperti itu?Jika ingin membahas kesenjangan di antara dirinya dengan Tobi sekarang.Jelas sekali, kesenjangannya jauh lebih besar dibandingkan yang dirasakan Yesa dulu. Namun, ibunya Tobi bukan hanya tidak meremehkan Widia, bahkan begitu memperhatikannya dalam berbagai aspek.Entah bagaimana kabar ibunya akhir-akhir ini. Widia sempat ingin menelepon ibunya beberapa kali, tetapi malah kembali menahan diri.Jika Widia tidak menelepon, ibunya juga tidak akan pernah menghubunginya.Lupakan saja. Kenapa dia harus berpikir sejauh itu? Setidaknya Tobi sangat baik kepadanya sekarang. Saat memikirkan Tobi, sudut bibir Widia langsung terangkat.Siang harinya, Widia menerima telepon dari Tobi dan segera turun ke bawah.Begitu keluar, Widia melihat Stevi yang sedang terburu-buru.Stevi terlihat mengenakan gaun. Sosok tubuhnya begitu indah. Ditambah lagi, dengan
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K