Setelah tidur nyenyak semalaman, Widia baru terbangun keesokan paginya. Dia melihat Tobi sedang sibuk menyiapkan sarapan.Wajahnya tampak bahagia sekali.Akhir-akhir ini, dia belum pernah merasa begitu rileks dan nyaman seperti tadi malam.Dia merasa hidup tampak begitu indah. Dirinya juga sangat bahagia.Widia datang ke perusahaan tepat waktu pada jam sembilan pagi. Setelah memikirkannya semalaman, dia kini telah berubah pikiran. Dia tidak bisa meninggalkan Grup Toranda secepat ini.Dia tidak boleh mundur di saat-saat seperti ini. Dia harus berjuang sampai akhir dan menciptakan prestasi. Kalau tidak, bagaimana dia bisa membalas kesempatan yang telah diberikan Naura kepadanya?Melihat Widia, semua karyawan langsung menyapanya dengan hormat, bahkan dari lubuk hati mereka yang paling dalam.Meski hanya dalam waktu singkat, berbagai rencana dan pengaturan yang dibuat oleh Widia telah sepenuhnya meyakinkan hati semua orang.Efisiensi perusahaan juga meningkat dengan cepat. Meski hasil stat
"Aku nggak tahu. Kamu harus mengandalkan dirimu sendiri."Berbicara sampai di sini, Raja Naga tua tampak tidak berdaya. "Tobi, kamu pasti sudah dengar kabar mengenai Keluarga Yudistira, 'kan?""Ya!"Tobi mengangguk."Bagaimana menurutmu?" tanya Raja Naga tua."Aku akan segera pergi ke Jatra." Ini memang rencana yang sudah dibuat Tobi. Dia merasa tidak perlu menyembunyikannya dari gurunya."Kamu terlalu polos. Sudah kuduga kamu pasti akan memilih cara ini. Tapi ada satu hal yang harus kukatakan padamu. Ada orang yang sangat berkuasa yang berperan dalam aksi menekan dan menjatuhkan Keluarga Yudistira ini.""Siapa?""Aku nggak tahu persis siapa dia, tapi dia adalah master hebat yang telah menerobos Alam Tanah Abadi.""Begitu kuat? Kalau demikian, Keluarga Yudistira sama sekali bukan tandingannya, 'kan?""Itu karena dia masih belum perlu turun tangan sendiri. Kalau kamu membantu Keluarga Yudistira, kemungkinan besar kamu akan memprovokasi master hebat ini. Jadi, kamu harus memikirkannya ba
Mendengar itu, semua orang tampak antusias. Salah satu dari mereka tidak bisa menahan diri lagi dan langsung angkat bicara."Pak Edward, kami tahu Bu Widia punya pendapat yang berbeda dengan Anda. Tapi Bu Widia sangat baik. Dia juga harapannya perusahaan. Bisakah Anda mempertahankan Bu Widia?""Benar. Pak Edward, kami mohon. Jangan biarkan Bu Widia meninggalkan perusahaan.""Ya. Pak Edward, kami membutuhkan Bu Widia!""Tolong pertahankan Bu Widia!""..."Lantaran ada orang yang memimpin, semua orang juga ikut bersemangat. Semuanya meminta untuk mempertahankan Widia di perusahaan.Hal itu membuktikan bahwa di mata mereka, kinerja Widia sangat baik.Melihat adegan itu, jangankan Edward tercengang, bahkan Widia sendiri juga tertegun sejenak.Dia sama sekali tidak menyangka. Padahal, dia baru bergabung dengan perusahaan belum lama ini, tetapi semua orang akan begitu mendukungnya.Edward tampak terkejut. Dia baru menyadari bahwa kemampuan Widia jauh lebih baik dari bayangannya. Pantas saja,
Sebaliknya, alasan Naura memperlakukannya seperti ini jelas karena Tobi.Widia mulai berpikir sendiri. Kenapa dia tidak memiliki ibu yang seperti itu?Jika ingin membahas kesenjangan di antara dirinya dengan Tobi sekarang.Jelas sekali, kesenjangannya jauh lebih besar dibandingkan yang dirasakan Yesa dulu. Namun, ibunya Tobi bukan hanya tidak meremehkan Widia, bahkan begitu memperhatikannya dalam berbagai aspek.Entah bagaimana kabar ibunya akhir-akhir ini. Widia sempat ingin menelepon ibunya beberapa kali, tetapi malah kembali menahan diri.Jika Widia tidak menelepon, ibunya juga tidak akan pernah menghubunginya.Lupakan saja. Kenapa dia harus berpikir sejauh itu? Setidaknya Tobi sangat baik kepadanya sekarang. Saat memikirkan Tobi, sudut bibir Widia langsung terangkat.Siang harinya, Widia menerima telepon dari Tobi dan segera turun ke bawah.Begitu keluar, Widia melihat Stevi yang sedang terburu-buru.Stevi terlihat mengenakan gaun. Sosok tubuhnya begitu indah. Ditambah lagi, dengan
Stevi tertegun. Widia ingin bertanya kepada siapa?Namun, Stevi juga tidak bertanya terlalu banyak. Dia hanya bisa mengikuti Widia dengan cepat. Meski sudah sangat mendesak, apalagi batas waktu yang diberikan Grup Bustan adalah hari ini.Tempat makan yang dipesan oleh Tobi sangat dekat dari sana. Hanya tiga menit jauhnya. Tak lama kemudian, keduanya telah tiba di depan pintu sebuah restoran kelas atas.Harganya jelas relatif mahal. Tempat ini bukanlah tempat yang akan dikunjungi orang awam. Lingkungan di dalamnya memang sangat bagus, bersih, rapi, dan nyaman.Widia pun berjalan masuk ke ruang VIP yang telah dipesan oleh Tobi.Stevi juga mengikutinya dari belakang. Begitu masuk, dia mendapati seorang pemuda berusia dua puluhan telah duduk di sana.Pemuda itu memiliki paras tampan dan tubuh yang bagus. Dilihat sekilas, pemuda seperti ini akan populer di kalangan perempuan.Siapa dia? Jangan-jangan dia pacarnya Widia? Widia benar-benar punya selera yang bagus. Hanya saja, entah kemampuan
Stevi tertegun. Mengapa tiba-tiba membahas tentang kerja sama? Jangan-jangan mereka punya solusi? Apalagi, semua itu tergantung pada manfaat seperti apa yang bisa Stevi berikan.Benar, pasti begitu!Stevi segera berkata, "Tuan Tobi, Anda boleh katakan persyaratan yang kalian inginkan dalam kerja sama ini.""Lebih baik kamu yang sebut saja," ucap Tobi dengan nada datar.Stevi ragu sejenak. Teringat dengan apa yang dikatakan ayahnya, dia pun berkata, "Kalau memungkinkan, kami berharap mendapatkan investasi sebesar satu triliun. Kami akan memberi kalian 60 persen saham. Tapi, semua manajemen dan operasional perusahaan masih harus dipegang oleh kami."Dalam situasi khusus seperti ini, Stevi benar-benar tidak berani berharap terlalu banyak."Satu triliun terlalu sedikit. Mana cukup untuk investasi!""Begini saja. Kami akan investasi empat triliun dan memegang 80 persen saham! Tapi Widia juga harus ikut andil dalam mengendalikan perusahaan, bagaimana?"Empat triliun?Hati Stevi bergetar. Ini
Seakan menyadari Stevi sepertinya tidak memercayai Tobi, Widia jelas tidak senang. Dia pun berkata dengan ringan, "Stevi, bukankah hanya puluhan triliun saja? Bagi Tobi, jumlah uang itu bukanlah apa-apa!""Ini ...."Stevi kebingungan. Dia akui, mengatakan puluhan triliun memang agak berlebihan. Hanya saja, pembangunan pabrik dan peralatan yang relevan pasti akan memakan biaya puluhan triliun kelak.Melihat Stevi masih tidak memercayainya, Widia langsung mengeluarkan ponselnya. Kemudian, membuka pesan teks dan berkata dengan tenang, "Bagaimana kalau kamu lihat ini dulu?"Stevi tertegun sejenak. Dia melihat lebih dekat lagi. Wajahnya penuh dengan keterkejutan. Dia kemudian berkata dengan nada tidak percaya, "Dua ratus triliun?" Dia belum pernah melihat nominal uang yang begitu besar dan mencengangkan seperti itu."Dia, dia memberinya kepadamu?""Ya. Saat dia dengar aku ingin berinvestasi di industri baterai, dia langsung mentransfer 200 triliun kepadaku. Dia bilang jumlah uang itu nggak
"Lupakan saja. Demi Widia, aku juga nggak ingin berdebat denganmu."Tobi menggelengkan kepalanya. Dia mengeluarkan ponselnya dan bersiap untuk menelepon.Tepat di saat ini, ponsel Stevi tiba-tiba berdering. Dia menundukkan kepalanya dan melihat ke layar ponsel. Wajahnya seketika berubah. Dia buru-buru berkata, "Ini, Zuvian yang menelepon.""Oh, kebetulan sekali. Aku juga nggak perlu repot-repot meneleponnya lagi!" ucap Tobi dengan datar."..."Stevi tidak berdaya dan buru-buru menjawab telepon. Agar memudahkan Tobi mendengar pembicaraan mereka, dia segera menyalakan pengeras suara dan berkata dengan sopan, "Pak Zuvian!"Namun, Zuvian sama sekali tidak sopan. Dia mendengus dingin dan berkata, "Bu Stevi, apa kamu sudah mempertimbangkan tawaran kami?"Stevi melirik Tobi dan berkata tak berdaya, "Pak Zuvian, tuntutan kalian terlalu banyak. Kami benar-benar nggak bisa menerimanya.""Benarkah? Dengan kata lain, kamu nggak setuju?" Zuvian terlihat marah.Stevi melirik ke arah Tobi lagi. Melih
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K