Stevi tertegun. Widia ingin bertanya kepada siapa?Namun, Stevi juga tidak bertanya terlalu banyak. Dia hanya bisa mengikuti Widia dengan cepat. Meski sudah sangat mendesak, apalagi batas waktu yang diberikan Grup Bustan adalah hari ini.Tempat makan yang dipesan oleh Tobi sangat dekat dari sana. Hanya tiga menit jauhnya. Tak lama kemudian, keduanya telah tiba di depan pintu sebuah restoran kelas atas.Harganya jelas relatif mahal. Tempat ini bukanlah tempat yang akan dikunjungi orang awam. Lingkungan di dalamnya memang sangat bagus, bersih, rapi, dan nyaman.Widia pun berjalan masuk ke ruang VIP yang telah dipesan oleh Tobi.Stevi juga mengikutinya dari belakang. Begitu masuk, dia mendapati seorang pemuda berusia dua puluhan telah duduk di sana.Pemuda itu memiliki paras tampan dan tubuh yang bagus. Dilihat sekilas, pemuda seperti ini akan populer di kalangan perempuan.Siapa dia? Jangan-jangan dia pacarnya Widia? Widia benar-benar punya selera yang bagus. Hanya saja, entah kemampuan
Stevi tertegun. Mengapa tiba-tiba membahas tentang kerja sama? Jangan-jangan mereka punya solusi? Apalagi, semua itu tergantung pada manfaat seperti apa yang bisa Stevi berikan.Benar, pasti begitu!Stevi segera berkata, "Tuan Tobi, Anda boleh katakan persyaratan yang kalian inginkan dalam kerja sama ini.""Lebih baik kamu yang sebut saja," ucap Tobi dengan nada datar.Stevi ragu sejenak. Teringat dengan apa yang dikatakan ayahnya, dia pun berkata, "Kalau memungkinkan, kami berharap mendapatkan investasi sebesar satu triliun. Kami akan memberi kalian 60 persen saham. Tapi, semua manajemen dan operasional perusahaan masih harus dipegang oleh kami."Dalam situasi khusus seperti ini, Stevi benar-benar tidak berani berharap terlalu banyak."Satu triliun terlalu sedikit. Mana cukup untuk investasi!""Begini saja. Kami akan investasi empat triliun dan memegang 80 persen saham! Tapi Widia juga harus ikut andil dalam mengendalikan perusahaan, bagaimana?"Empat triliun?Hati Stevi bergetar. Ini
Seakan menyadari Stevi sepertinya tidak memercayai Tobi, Widia jelas tidak senang. Dia pun berkata dengan ringan, "Stevi, bukankah hanya puluhan triliun saja? Bagi Tobi, jumlah uang itu bukanlah apa-apa!""Ini ...."Stevi kebingungan. Dia akui, mengatakan puluhan triliun memang agak berlebihan. Hanya saja, pembangunan pabrik dan peralatan yang relevan pasti akan memakan biaya puluhan triliun kelak.Melihat Stevi masih tidak memercayainya, Widia langsung mengeluarkan ponselnya. Kemudian, membuka pesan teks dan berkata dengan tenang, "Bagaimana kalau kamu lihat ini dulu?"Stevi tertegun sejenak. Dia melihat lebih dekat lagi. Wajahnya penuh dengan keterkejutan. Dia kemudian berkata dengan nada tidak percaya, "Dua ratus triliun?" Dia belum pernah melihat nominal uang yang begitu besar dan mencengangkan seperti itu."Dia, dia memberinya kepadamu?""Ya. Saat dia dengar aku ingin berinvestasi di industri baterai, dia langsung mentransfer 200 triliun kepadaku. Dia bilang jumlah uang itu nggak
"Lupakan saja. Demi Widia, aku juga nggak ingin berdebat denganmu."Tobi menggelengkan kepalanya. Dia mengeluarkan ponselnya dan bersiap untuk menelepon.Tepat di saat ini, ponsel Stevi tiba-tiba berdering. Dia menundukkan kepalanya dan melihat ke layar ponsel. Wajahnya seketika berubah. Dia buru-buru berkata, "Ini, Zuvian yang menelepon.""Oh, kebetulan sekali. Aku juga nggak perlu repot-repot meneleponnya lagi!" ucap Tobi dengan datar."..."Stevi tidak berdaya dan buru-buru menjawab telepon. Agar memudahkan Tobi mendengar pembicaraan mereka, dia segera menyalakan pengeras suara dan berkata dengan sopan, "Pak Zuvian!"Namun, Zuvian sama sekali tidak sopan. Dia mendengus dingin dan berkata, "Bu Stevi, apa kamu sudah mempertimbangkan tawaran kami?"Stevi melirik Tobi dan berkata tak berdaya, "Pak Zuvian, tuntutan kalian terlalu banyak. Kami benar-benar nggak bisa menerimanya.""Benarkah? Dengan kata lain, kamu nggak setuju?" Zuvian terlihat marah.Stevi melirik ke arah Tobi lagi. Melih
Stevi sangat terkejut. Perubahan sikap yang ditunjukkan oleh Zuvian telah mengejutkannya dari awal.Perilaku Zuvian selanjutnya seolah-olah orang yang berada di ambang kematian. Dia terus berusaha untuk bertahan hidup, yang menunjukkan ketakutannya terhadap Tuan Tobi.Mengapa Zuvian bisa begitu takut kepada Tobi? Sudah pasti karena statusnya tidak biasa.Setelah Stevi menyadari keseluruhan situasi, hatinya langsung dipenuhi dengan kegembiraan.Saat ini, dia teringat dengan apa yang barusan dikatakan Tobi. Stevi tidak percaya pria itu bisa menyelesaikannya hanya dengan satu panggilan telepon.Mungkin hanya dengan satu dehaman dari Tobi, Zuvian sudah akan langsung berlutut dan memohon ampun.Jangankan dia, bahkan Widia pun tertegun sejenak. Meski dia tahu Tobi sangat kuat, dia juga tidak menyangka akan sehebat itu.Apalagi, Stevi sudah pernah cerita kepadanya. Keluarga Bustan termasuk salah satu dari empat keluarga besar. Grup Bustan sangat kuat dan menakutkan."Pak Tobi, saya minta maaf
Andreas akan memulai tindakannya dengan menyerang ayah kandungnya, Tuan Besar Ezra, lebih dulu!Namun, Keluarga Yudistira saat ini benar-benar berada dalam masa genting. Mereka bisa runtuh kapan saja.Meski begitu, dia akan menunggu beberapa hari lagi. Biarlah semua musuh menampakkan diri lebih dulu. Jika saatnya tiba, mereka semua akan ditangkap dan Keluarga Yudistira akan bangkit kembali.Selain itu, Tobi juga masih akan menunggu dan melihat. Dia ingin tahu apa gurunya akan mengambil tindakan? Kini dia mulai memiliki keraguan di dalam hatinya.Tobi kembali memikirkan Zuvian. Setelah kejadian ini, sepertinya Zuvian bukanlah orang baik, jadi dia pun memerintahkan bawahan untuk memeriksanya.Oh ya, bukankah Shinta dan Susan bekerja di Grup Bustan? Mengapa dia tidak mengajak mereka keluar agar bisa memahami situasi Grup Bustan?Memikirkan hal ini, Tobi mengeluarkan ponselnya dan langsung menghubungi Shinta. Awalnya, dia ingin menelepon Susan, tetapi teringat gadis itu punya perasaan terh
Lantaran sudah waktunya pulang kerja, Shinta dan Susan pun meninggalkan perusahaan. Mereka takut Victor akan berubah pikiran dan mencegah mereka pergi.Namun, ternyata semuanya berjalan mulus.Dia juga baru saja menerima telepon dari Tobi. Shinta kemudian bertanya, "Susan, kita mau pulang mengemasi tas atau pergi menemui Kak Tobi dulu?"Susan ragu-ragu sejenak. Jika orang lain yang mengajaknya, mungkin dia tidak akan begitu. Namun, jarang-jarang mereka bisa makan malam bersama Kak Tobi.Setelah ragu-ragu sejenak, dia pun menjawab, "Bagaimana kalau kita bertemu dengan Kak Tobi dulu? Lagi pula, kita bisa kabur malam nanti.""Oke. Aku ikut kamu saja.""Tapi, kita nggak boleh beri tahu masalah kita kepada Kak Tobi.""Aku mengerti. Di sini ibu kota provinsi. Kak Tobi juga bukannya serba bisa. Kita nggak boleh buat dia kesulitan." Shinta juga setuju.Keduanya telah membuat keputusan. Tak lama kemudian, mereka melihat mobilnya Tobi.Tobi juga menyadari kedatangan mereka. Keduanya mengenakan a
Susan tidak ingin Tobi mengetahui masalah yang dihadapinya.Bagaimanapun, lawan adalah Keluarga Bustan, salah satu dari empat keluarga besar di ibu kota provinsi. Mereka tidak boleh menyinggung Keluarga Bustan hanya karena masalah sepele seperti itu."Sungguh?"Tobi menyadari ada yang aneh dengan ekspresi wajah Susan. Kemudian, bertanya, "Shinta, kalian tinggal bersama. Kamu tahu dia kenapa?""Sungguh, nggak ada apa-apa, kok. Kak Tobi, kamu barusan bilang mau cari tahu sesuatu, 'kan? Apa itu?"Dalam sekejap, Shinta langsung mengganti topik pembicaraan.Tobi tahu mereka berdua pasti menyembunyikan sesuatu darinya. Lantaran keduanya tidak mau memberitahunya, jadi dia juga tidak bertanya lebih banyak lagi. Tidak dimungkiri, Shinta lebih pintar berkomunikasi dibandingkan Susan.Ditambah lagi, Shinta juga termasuk manajer tingkat menengah di Grup Lianto. Apalagi, kinerjanya sangat baik.Mungkin Tobi bisa mempertimbangkan untuk memindahkannya ke manajemen. Jika tidak demikian, dia akan membi
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K