Lantaran sudah waktunya pulang kerja, Shinta dan Susan pun meninggalkan perusahaan. Mereka takut Victor akan berubah pikiran dan mencegah mereka pergi.Namun, ternyata semuanya berjalan mulus.Dia juga baru saja menerima telepon dari Tobi. Shinta kemudian bertanya, "Susan, kita mau pulang mengemasi tas atau pergi menemui Kak Tobi dulu?"Susan ragu-ragu sejenak. Jika orang lain yang mengajaknya, mungkin dia tidak akan begitu. Namun, jarang-jarang mereka bisa makan malam bersama Kak Tobi.Setelah ragu-ragu sejenak, dia pun menjawab, "Bagaimana kalau kita bertemu dengan Kak Tobi dulu? Lagi pula, kita bisa kabur malam nanti.""Oke. Aku ikut kamu saja.""Tapi, kita nggak boleh beri tahu masalah kita kepada Kak Tobi.""Aku mengerti. Di sini ibu kota provinsi. Kak Tobi juga bukannya serba bisa. Kita nggak boleh buat dia kesulitan." Shinta juga setuju.Keduanya telah membuat keputusan. Tak lama kemudian, mereka melihat mobilnya Tobi.Tobi juga menyadari kedatangan mereka. Keduanya mengenakan a
Susan tidak ingin Tobi mengetahui masalah yang dihadapinya.Bagaimanapun, lawan adalah Keluarga Bustan, salah satu dari empat keluarga besar di ibu kota provinsi. Mereka tidak boleh menyinggung Keluarga Bustan hanya karena masalah sepele seperti itu."Sungguh?"Tobi menyadari ada yang aneh dengan ekspresi wajah Susan. Kemudian, bertanya, "Shinta, kalian tinggal bersama. Kamu tahu dia kenapa?""Sungguh, nggak ada apa-apa, kok. Kak Tobi, kamu barusan bilang mau cari tahu sesuatu, 'kan? Apa itu?"Dalam sekejap, Shinta langsung mengganti topik pembicaraan.Tobi tahu mereka berdua pasti menyembunyikan sesuatu darinya. Lantaran keduanya tidak mau memberitahunya, jadi dia juga tidak bertanya lebih banyak lagi. Tidak dimungkiri, Shinta lebih pintar berkomunikasi dibandingkan Susan.Ditambah lagi, Shinta juga termasuk manajer tingkat menengah di Grup Lianto. Apalagi, kinerjanya sangat baik.Mungkin Tobi bisa mempertimbangkan untuk memindahkannya ke manajemen. Jika tidak demikian, dia akan membi
Di saat Shinta dan Susan masih sibuk mengeluh, tiba-tiba terdengar suara Victor di telinga mereka. Keduanya langsung terkejut. Mereka pun menoleh ke belakang.Victor benar-benar ada di sini!Terlebih lagi, ada beberapa pria galak di belakangnya. Apalagi, mereka tidak terlihat seperti orang baik.Wajah Shinta dan Susan langsung memucat.Padahal, mereka telah berencana untuk melarikan diri malam ini, tetapi Victor malah muncul di sini sekarang. Targetnya sudah jelas. Biarpun hanya kebetulan bertemu, setelah mendengar apa yang baru saja mereka katakan, Victor pasti tidak akan membiarkan mereka pergi.Melihat ekspresi ketakutan dari kedua wanita itu, Victor langsung berkata, "Kenapa berhenti? Ayo lanjut memarahiku lagi. Kalian kira aku nggak tahu apa-apa?"Shinta tampak gemetar. Dia segera berdiri dan berkata, "Bukankah ini Kak Victor? Aku baru saja minum terlalu banyak, Sepertinya aku mengucapkan kata-kata yang nggak enak didengar. Tolong jangan dimasukkan dalam hati.""Shinta, aku memang
Begitu mendengar perintah itu, kedua pria itu segera bergerak mendekati Tobi dengan cepat. Membereskan orang telah membuat mereka ketagihan. Setidaknya mereka sangat menyukai perasaan seperti ini.Tobi menggelengkan kepalanya dan berdiri. Jika bukan karena takut membuat heboh, dia pasti bisa dengan mudah menjatuhkan lawan dengan lambaian tangannya.Bahkan, membuat lawan mati di tempat.Melihat Tobi berani bangkit dan menghadapi mereka, keduanya merasa tertantang. Mereka tampak marah. Mereka langsung mengepalkan tangan dan meluncur ke arah lawan dengan cepat.Bam, bam!Terdengar suara dentuman keras. Di bawah keterkejutan semua orang, Tobi langsung menampar mereka satu per satu hingga membuat keduanya terpental jauh.Keduanya menghantam tanah dengan keras. Seluruh tubuh mereka terasa sudah hampir hancur.Victor tampak heran. Ternyata bocah ini bisa seni bela diri. Dia berkata dengan kejam, "Pantas saja dia berani sombong. Ternyata dia tahu seni bela diri, tapi hanya berdasarkan sedikit
Shinta dan Susan tampak khawatir sekaligus tidak berdaya. Padahal, mereka baru saja memikirkan teror menakutkan dari Keluarga Bustan. Mereka juga ingin mencegah Tobi menaklukkan Victor.Namun, jika dipikir-pikir lagi, dalam situasi ini, berdasarkan karakter Victor yang keji, percuma saja mereka menghentikannya.Masalah sudah sampai pada tahap ini. Mereka sudah tidak bisa mundur lagi.Benar saja. Victor tampak menjerit kesakitan. Dia menatap Tobi dengan penuh kebencian. Namun, dia tahu dia tidak bisa berbuat apa-apa dan juga tidak berani berkomentar sama sekali.Victor sempat berpikir sendiri. Jika berhasil kabur dari sini, dia pasti akan melaporkan hal ini kepada Arjun. Dia pasti akan membuat bocah itu lebih sengsara dibandingkan hidup.Semua orang yang berada di sekitar mereka tampak terdiam. Tidak ada yang berani mengeluarkan suara sedikit pun karena takut mendapat masalah.Siapa sangka, pemuda yang terlihat begitu lembut di hadapan dua wanita cantik ini akan begitu kejam. Hanya saja
Meski hanya dalam waktu singkat, keduanya telah mendengar terlalu banyak tentang Grup Bustan dan Geng Macan Hitam. Itu sebabnya, mereka sangat takut pada Keluarga Bustan.Kedua gadis itu terus menimpali, bahkan tidak memberi kesempatan agar Tobi bisa berbicara. Akhirnya, setelah mendapat kesempatan, Tobi pun berkata, "Baiklah. Kalian sudah selesai?"Kedua gadis itu mengangguk tak berdaya."Kalau begitu, dengarkan aku. Jangan khawatir. Keluarga Bustan nggak bisa berbuat apa-apa padaku," kata Tobi langsung. Dia mulanya ingin mengatakan bahwa Grup Bustan adalah miliknya, tetapi dia kembali mengurungkan niat.Bagaimanapun juga, ini masih di luar. Apalagi, reputasi Geng Macan Hitam dan Grup Bustan juga tidak terlalu baik.Perkataan Tobi seakan-akan tidak menganggap serius Keluarga Bustan. Padahal, Keluarga Bustan termasuk salah satu keluarga paling berkuasa di ibu kota provinsi. Kedua wanita itu tidak memercayai hal itu sama sekali.Keduanya saling berpandangan. Mereka merasa Tobi sengaja m
Tobi tidak tahu entah harus tertawa atau menangis. Jika dia tahu akan menjadi seperti ini, dia pasti tidak akan membiarkan kedua wanita ini minum.Tepat di saat ini, Susan, yang duduk di seberangnya, mengangkat gelas di tangannya sambil berkata, "Kak Tobi, ada sesuatu yang ingin aku katakan kepadamu, tapi aku nggak punya kesempatan untuk mengatakannya.""Kalau begitu, jangan katakan lagi." Tobi teringat akan masa lalunya dengan Susan, pria itu samar-samar bisa menebak apa yang akan dia katakan."Nggak bisa. Aku harus mengatakannya hari ini!""Kalau lewat hari ini, aku takut nggak punya kesempatan untuk mengatakannya lagi!"Susan berkata dengan penuh antusias, "Kak Tobi, aku menyukaimu. Aku menyukaimu selama ini. Aku sangat menyukaimu!""Sejak pertama kali pergi menagih utang bersamamu, aku sudah tertarik sama sifat rendah hati, kalem, dan kekuatan yang kamu miliki. Selanjutnya, kamu terus membantuku berulang kali, yang membuatku makin jatuh cinta padamu.""Hanya saja, kamu sepertinya n
Shinta berkata dengan antusias, "Aku sama seperti Susan. Aku sangat menyukaimu. Aku juga tahu diriku nggak punya harapan. Tapi kami bersedia menyerahkan kesucian kami kepadamu!""Kak Tobi, kamu nggak perlu khawatir. Aku nggak akan minta pertanggung jawabanmu. Susan juga begitu.""Jadi, biarlah kami berdua melayanimu malam ini.""Kumohon!""..."Tobi tercengang.Pembicaraan konyol macam apa ini!Mereka bahkan memohon kepadanya?Orang-orang di sekitar yang mendengar semua ini tampak membelalakkan mata. Mulut mereka juga ternganga. Mereka sama sekali tidak memercayai apa yang barusan mereka dengar.Pria-pria yang ada di sana menatap tajam Tobi, seakan-akan ingin menelannya hidup-hidup.Beberapa di antara mereka mulai tergerak saat melihat dua gadis cantik di hadapan mereka itu. Namun, teringat akan tindakan Tobi yang menakutkan barusan, mereka tidak berani macam-macam lagi."Kak Tobi ...."Tubuh Shinta sedikit limbung.Tobi segera berdiri dan menopang gadis itu dengan tangan kanannya.Shi
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K