Home / Fantasi / Raja Baru untuk Dunia Kegelapan / 81. Menuju Kediaman Blackdragon (1)

Share

81. Menuju Kediaman Blackdragon (1)

Author: Rai Seika
last update Last Updated: 2024-06-21 06:21:14

Sayup-sayup suara camar terdengar di pelabuhan. Suara teriakan awak kapal dan juga deburan ombak menambah riuh aktifitas di pelabuhan. Kapal besar tertambat, mereka yang berada di atas kapal mulai turun. Rachel turun dari kapal yang ditumpanginya. Dia berjalan santai, setapak demi setapak memperhatikan kayu yang licin terkena air laut.

“Nyonya, apakah ada barang yang perlu diangkut?” tanya seorang awak kapal saat melihat Rachel berjalan seorang diri.

“Tidak ada, terima kasih,” balas Rachel. Dia mengambil jubah bepergian dari tas ransel yang dia bawa lalu mengenakannya. Jubah berwarna abu-abu tua menutupi seluruh tubuhnya, dia membiarkan tudung jubah tidak dikenakan hingga wajahnya tetap terlihat. “Apa ada yang menyediakan kuda di sekitar sini?” tanya Rachel.

“Oh, Anda ingin kuda, lurus saja lalu belok kanan, ada yang menyewakan kuda juga menjualnya di sana. Dia memiliki kuda-kuda yang tangguh, Anda tidak akan kecewa,” kata awak kapal tersebut.

Rachel melakukan gerakan lembut menyentuh
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   82. Menuju Kediaman Blackdragon (2)

    Rachel bersandar pada batang pohon besar. Dia sangat lelah seharian terus berjalan tanpa menemui jalan keluar. Tangannya bergerak cepat memasang sebuah perlindungan, barrier tipis yang bisa dia gunakan. Dia juga melebarkan bayangan untuk mendeteksi siapapun yang mendekatinya.“Sebaiknya aku istirahat, tidur sebentar akan membuat kepalaku lebih baik. Besok pikirkan lagi cara keluar dari tempat ini,” batin Rachel. Matanya sudah terasa sangat berat, dia pun menutup kedua matanya dan terlelap.Gesekan dedaunan yang tertiup angin membuat telinga Rachel waspada. Tubuhnya perlu istirahat dan dia tetap berada di tempat untuk memulihkan tenaganya.“Hanya angin, Rachel, hanya angin,” pikir Rachel menenangkan diri.Melodi terdengar, suara harpa yang mengalun merdu, rasanya begitu syahdu hingga membuai Rachel ke alam mimpi. Rachel berjalan mengikuti suara yang membimbingnya. Alunannya seakan begitu memikat.“Eirlys, apakah dia Eirlys,” gumam Rachel. Dia berlari mengikuti suara hingga melihat sos

    Last Updated : 2024-06-24
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   83. Pertemuan Razen

    Razen terbangun di dalam selnya saat mendengar suara kaki-kaki melangkah mendekat. Dia melihat dua orang prajurit menyeret seseorang dan memasukkannya ke sel yang ada di sebelahnya.“Siapa dia? Semakin lama sel ini penuh dengan pemberontak,” gumam Razen. Matanya memindai pergerakan sel di sebelahnya. Dia berusaha melihat lebih dekat dan melihat sosok yang baru saja masuk ke dalam penjara bawah tanah seperti dirinya. Kedua prajurit itu pergi, membuat Razen lebih leluasa mendekati sel di sebelahnya.“Hei, siapa namamu?” tanya Razen. Dia berharap musuh dari musuhnya akan menjadi sekutu. Sayangnya sosok yang dimasukkan ke dalam sel tersebut tidak bergerak sedikit pun bahkan sekadar membalasnya.“Apa dia pingsan?” Razen kembali menyelidiki, sosok itu terlihat tidak asing. Namun, ada keraguan karena tidak terlihat wajahnya. Hal yang bisa dilakukan Razen hanya menunggu, menunggu sosok itu bangun.Razen menunggu, penjara bawah cukup gelap dan lembab, dia bahkan lupa berapa hari berada ditem

    Last Updated : 2024-06-29
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   84. Menyelamatkan Moura (1)

    Istana Es menjulang tinggi, cahaya terpantul sempurna saat menyentuh kristal es pada setiap bagiannya. Hawa dingin terasa semakin menusuk hingga ke tulang terutama di satu ruangan khusus, kamar es abadi. Salah satu tempat paling dingin, ruang kamar yang digunakan Yuan saat ini, ruang es abadi dengan ranjang es.Yuan duduk di ranjangnya, mencium aroma harum yang masuk ke dalam kamar. Suara langkah kaki yang terdengar membuat matanya menatap sosok yang sedang memegang nampan. Seorang putri cantik dengan rambut seputih salju, mata biru yang membuatnya tenggelam, Eirlys.“Apa kau yang memasaknya?” Yuan mengikuti gerakan Eirlys yang menaruh semangkuk panas makanan di dekat tempatnya saat ini.“Cepatlah, tempat ini sangat dingin saya takut supnya langsung dingin,” balas Eirlys menyuguhkan semangkuk sup kepada Yuan.“Ini enak sekali, rasanya pas,” balas Yuan memuji masakan Eirlys. “Sangat berbeda dengan Yui,” gumam Yuan. Sesaat dia kembali membayangkan masakan Yui yang selalu saja membuat li

    Last Updated : 2024-07-02
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   85. Menyelamatkan Moura (2)

    Semilir angin meniup rambut keperakan Yuan. Mereka berdiri di dalam hutan, menatap sebuah gerbang. Yuan begitu lama memperhatikan setiap detail huruf rune yang tercetak di sekeliling gerbang tersebut. Tangannya menyentuh gerbang itu, matanya terpejam sejenak.Angin semakin kencang bertiup, satu jam berlalu dan mereka masih berada di tempat yang sama. Hawa dingin mulai menusuk kulit hingga ketulang. Eirlys mulai mengeratkan jubahnya begitu pula dengan Lou.“Bagaimana?” tanya Lou menatap Yuan.Pangeran berambut perah itu menggelengkan kepala. “Tanpa kristal hitam ternyata gerbang ini tidak bisa dibuka.”Yuan tidak bisa merasakan lagi keberadaan dirinya yang satu lagi, jiwa yang pernah ada dalam tubuhnya, dia benar-benar tidak terjangkau saat ini. “Ternyata kekuatan kristal perak saja tidak bisa membuka gerbang. Aku harus mencari cara lain untuk ke Ergion,” batin Yuan.Sosok yang merupakan wujud Raja Kegelapan kini telah tersegel dalam dirinya, dia harus merebut kembali kristal hitam yan

    Last Updated : 2024-07-04
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   86. Menyelamatkan Moura (3)

    Ergions, sejauh mata memandang semua berwarna hijau. Pohon-pohon besar dengan ornamen yang diukir indah oleh para pengrajin elf. Tak luput dari sentuhan keindahan, sebuah pohon besar yang merupakan pohon kehidupan dihias dengan megah. Aroma pepohonan dan aroma mint begitu kuat di tempat ini.“Moura, bagaimana kondsimu?” Lou Sherwood mendekati wanita yang menatapnya tanpa berkedip.“Apa ini mimpi?” gumam Moura. Baginya tidak mungkin pangeran yang selalu bernyanyi untuknya kembali. Pria yang dia kagumi sejak lama sebelum dirinya mendaftarkan diri menjadi kandidat pengganti jiwa pohon kehidupan. Pria yang seharusnya kembali bersama istri dan anaknya tak seharusnya kembali untuknya.“Ini bukan mimpi, Moura.” Lou Sherwood tersenyum. Dia senang Moura baik-baik saja dan masih terlihat sehat. “Bukankah aku sudah berjanji pasti kembali.”“Nona Moura, terima kasih sudah mengembalikan kristal perak ini,” ucap Yuan, dia membungkuk untuk menghormati sang elf yang berbaik hati melepaskan kekuatan k

    Last Updated : 2024-07-05
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   87. Di bawah Pohon Kehidupan

    Pusat Ergions, pohon kehidupan yang menjulang tinggi dengan seluruh keagungannya. Di bawah pohon rindang kekacauan terjadi. Suara pedang berbunyi saat dicabut dari sarungnya. Para elf dengan baju yang sama, pakaian elite pengawal kerajaan. Mereka adalah elf dengan kemampuan tinggi, pengawal sang raja.“Lepaskan Pangeran Yuan sekarang juga!” seru sang raja elf, Raja Arlen. Matanya menatap ke arah Xavier. Pria dengan mata dan rambut hitam serta aura kegelapan yang melekat kuat.Xavier menatap satu per satu pengawal elite yang mengarahkan pedang ke arahnya. Mereka mengepung dari berbagai sisi, dia berada di tengah-tengah pengawal elite. Sekuat-kuatnya dirinya saat ini, melindungi Pangeran Yuan bukanlah hal mudah.Satu tangannya memeluk erat sang pangeran sementara tangan yang lain sedang memanggil senjatanya.Aura hitam mengumpul di tangan Xavier, sebuah tombak hitam besar terbentuk dari aura hitam tersebut. Xavier menolak perintah sang raja.“Makhluk dunia bawah beraninya menyentuh Pange

    Last Updated : 2024-07-06
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   88. Air Pemurnian

    Kamar dengan ranjang es abadi sudah mulai memberikan tekanan kepada dua belas jenderal yang dipanggil Xavier untuk menemui Yuan. Mereka merasakan hawa dingin yang menusuk kulit hingga tulang. Embusan napas bagaikan kebulan uap air. Mereka mulai merasa menggigil. Namun, semua itu tidak ada artinya dihadapan janji yang telah mereka ucapkan.Dua belas jenderal yang saat ini berada bersama dengan Yuan berlutut dan menunggu perintah. Mereka telah bersumpah setia kepada calon raja yang baru, Pangeran Yuan. Pangeran dengan rambut keperakan itu tak ingin membuang waktu, sehari sebelum keberangkatannya ke Ergions dia mengumpulkan kedua belas jenderal tersebut.“Maaf mengundang kalian ke tempat dingin ini,” ucap Yuan. Dia tetap duduk di atas ranjang es abadi, satu menit pun tak ingin dia lewatkan untuk memulihkan diri. Sementara itu, kedua belas jenderal berlutut di hadapannya.“Kalian kembalilah ke wilayah masing-masing, kumpulkan pasukan dan bersiap untuk perang,” lanjut Yuan.“Siap laksanaka

    Last Updated : 2024-07-07
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   89. Roya Ashlyn

    Masing-masing jenderal saat ini memegang botol berisi air dari sumur, mereka menyebar dan mencari orang yang terkontaminasi.“Maaf, apakah ada orang-orang yang terkontaminasi di sekitar sini?” tanya salah satu jenderal. Pria itu terlihat ketakutan, dia menoleh ke kanan dan kekiri lalu kabur begitu saja.“Kenapa dia takut?” batin jenderal itu. Dia segera mencari jenderal yang lain dan menyampaikan keanehan yang dia temui.“Kalau begitu kita langsung ke pemimpin wilayah di sini saja,” usul salah satu dari mereka dan disetujui. Kedua belas jenderal menemui pemimpin wilayah.Sambutan yang diberikan oleh pemimpin kota cukup ramah, mereka menerima dengan baik kedatangan para jenderal.“Jadi kami datang untuk menguji kemampuan pemurnian, apakah ada orang yang terkontaminasi cukup parah atau berubah menjadi zombie?”Tanpa basa-basi lagi, jenderal tersebut langsung mengatakan dengan lantang keperluannya. Sang pemimpin menganggukkan kepala lalu membawa mereka ke sebuah tempat.Ruangan tersebut

    Last Updated : 2024-07-08

Latest chapter

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   186. Aura Ganjil

    Rafael menatap wajah Yui yang terbaring tak berdaya. Rona wajahnya sudah tidak lagi pucat seperti beberapa waktu lalu. Pergerakan perlahan Yui membuat Rafael merasa lega, seakan mendapatkan secerca cahaya kebahagiaan. Yui mulai siuman, membuka matanya seindah mutiara hitam. “Yui!” seru Rafael penuh kebahagiaan, akhirnya putri tidur itu bangun juga. Gadis itu menoleh ke arah Rafael, berkedip beberapa kali lalu kembali melihat sekeliling. Ruangan yang familiar, sangat mirip dengan kamarnya. “Paman? Ini kamarku?” tanya Yui. Dahinya berkerut, dia ingat masih berada di istana kegelapan bersama dengan Yuan. “Bagaimana bisa aku di sini?”“Kalian sebenarnya ke mana?” tanya Rafael tanpa memberikan penekanan khusus, dia tidak ingin Yui berbohong. “Ada yang memberi kabar menemukan kalian di pinggir hutan dekat perbatasan Blackdragon. Penduduk desa yang menemukan kalian.”“Maaf,” balas Yui merasa bersalah. Tak seharusnya mereka pergi berdua saja, menyusup ke tempat berbahaya. “Aku panik, Paman

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   185. Mengeluarkan Racun

    Yuasa dengan telaten memisahkan racun dari aliran darah Yui. Tidak seperti luka fisik yang bisa dengan mudah disembuhkan. Racun duri tanaman rambat ini telah menyusup ke dalam inti kehidupan Yui, bercampur dalam setiap nadinya. Dengan kemampuannya yang bagai mata air jernih, Yuasa menyelami setiap aliran darah Yui, memisahkan racun yang mengancam jiwa. Waktu merayap perlahan, detik demi detik terasa bagai siksaan bagi mereka yang menunggu.Rafael mondar-mandir bagai singa yang terkurung dalam sangkar, hatinya dipenuhi kecemasan yang menggerogoti. Penjelasan Rosaline bagai angin lalu, tak mampu meredakan badai keraguan dalam dirinya. Ia masih meragukan kemampuan Yuasa, meskipun secerca harapan telah menyala kembali. Sesekali, ia melirik Yui yang terbaring lemah, wajahnya pucat pasi bagai rembulan yang tertutup awan.“Paman, percayalah pada Kakak,” ucap Yuan, suaranya lembut namun penuh keyakinan. Meskipun Yuan masih belum yakin, dia percaya dengan instingnya. Aura Yuasa berbeda dari bi

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   184. Waktu yang Tepat

    Yuasa dengan hati-hati mengeluarkan kunci rune, ukiran kuno yang berdenyut dengan energi mistis, dan mengarahkannya ke ruang kosong di depannya. Udara berdesir dan bergelombang, seperti kain sutra yang ditiup angin, membentuk pusaran energi yang semakin lama semakin pekat. Gerbang dimensi ke dunia bawah, sebuah portal yang menghubungkan dunia kristal dengan alam kegelapan mulai terbuka. Aurum, dengan wujud manusianya yang gagah, berdiri di samping Yuasa, siap untuk melangkah melintasi gerbang dimensi. Sementara itu, Rosaline dengan cekatan menciptakan lapisan-lapisan barrier pelindung di sekitar Yuasa. Tangannya bergerak lincah, menenun barrier pelindung yang tampak seperti kubah transparan dengan rona kemerahan, melindungi Yuasa dari bahaya yang mungkin mengintai.“Cukup Rosaline,” ucap Yuasa dengan lembut. Dia menyentuh tangan Rosaline untuk menghentikan pekerjaannya. “Ini gerbang dimensi, bukan celah dimensi. Kita sudah pernah memasukinya, meskipun ada tekanan, tetapi barrier yang

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   183. Berita Tentang Yuasa

    Rasa syukur dan kekaguman memancar dari wajah-wajah mereka yang telah disembuhkan Yuasa. Mereka menatap sang raja dengan tatapan penuh hormat, seolah melihat dewa yang turun dari langit. Para tabib dan tenaga medis pun tercengang, kekuatan ajaib Yuasa telah melampaui batas pengetahuan mereka, membuka cakrawala baru dalam dunia pengobatan.“Rosaline tidak perlu memapahku, aku tidak apa-apa,” ucap lembut Yuasa melepaskan tangan Rosaline yang mencoba membantunya berjalan. Dia sedikit tidak nyaman dengan penilaian berlebih dari orang-orang di sekitarnya. “Mulai sekarang kau tidak bisa lagi mengenakan gaun, aku akan selalu memerlukanmu untuk menjadi pelindungku.”Rosaline tersenyum, sebuah senyuman yang mengisyaratkan kesetiaan dan kebahagiaan. Ia tidak lagi memapahYuasa, tetapi melingkarkan tangannya dengan mesra di lengan sang raja. “Tidak masalah, Yang Mulia,” jawab Rosaline riang. “Saya akan senang bisa menjadi pengawal Anda lagi.” Balai Pengobatan kini dipenuhi oleh lautan manusia ya

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   182. Kekuatan Penyembuh

    Langkah kaki Yuasa, sang raja, memasuki Balai Pengobatan dengan tegap, seolah lantai marmer pun tunduk di bawahnya.. Semua mata di balai itu, yang tadinya sibuk dengan hiruk pikuk kepanikan dan kesedihan, serempak beralih padanya. Sejenak, waktu seakan berhenti, lalu kembali berdetak. kehidupan di balai kembali berdenyut. Mereka kembali menjalankan aktivitas, mungkin menduga sang raja hanya datang untuk menyampaikan belasungkawa, sebuah tindakan diplomatis yang biasa dilakukan para petinggi kerajaan. Tak ada sorak-sorai, tak ada sambutan meriah, hanya tatapan kosong dan bisu yang menyambut kedatangannya, seolah hati mereka telah membeku, tertutup bagi raja mereka.“Siapa penanggung jawab Balai Pengobatan?” tanya Yuasa, suaranya bergema bagai dentang lonceng di tengah keheningan.Segera seseorang dengan tubuh ramping dan wajah dipenuhi peluh berlari dan membungkuk dalam-dalam di hadapan Yuasa. “Sa … saya, Yang Mulia,” jawab pria tersebut dengan suara bergetar karena takut.“Pisahkan ko

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   181. Keputusan Yuasa

    Aurum terbang membelah langit menuju Balai Pengobatan. Gedung itu menggeliat dipenuhi sesak manusia hingga ke serambi dan selasar. Pasien terlalu banyak sementara tenaga medis tidak sesuai jumlahnya. Aroma darah anyir menyeruak di udara, bercampur dengan bau obat-obatan yang menusuk hidung. Di mana-mana, terlihat para penyembuh sibuk membalut luka-luka menganga, bak sayatan pedang tak kasat mata, yang diderita para korban akibat munculnya celah dimensi.“Yang Mulia?” Rosaline menyentuh lengan Yuasa, wajahnya dibayangi kecemasan saat melihat wajah pucat sang Raja. Dia tahu betul pemuda yang dicintainya itu memiliki hati selembut sutra. Melihat rakyatnya terluka parah, hatinya pasti tercabik-cabik, remuk redam bagai dihantam palu godam. “Yang Mulia, Anda harus kuat.”“Rosaline, andai saja,” ucap Yuasa tercekat, tertahan di ujung kerongkongan bagai duri yang menusuk. Kedua tangannya bergetar hebat, menahan gejolak rasa tidak berdaya yang menyesakkan dada. Kehilangan kemampuan penyembuhny

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   180. Serangan Mayat Hidup di Ibukota

    Ibukota Kerajaan Cahaya.Langit bagaikan terbelah, suara retakan terdengar bagaikan suara gaung raksasa. Semua mata menyaksikan bagaimana celah dimensi perlahan-lahan terbuka semakin besar.“Demi dewa, apa yang terjadi?”“Langit! Langit terbelah!”Jeritan panik bercampur dengan hirul pikuk langkah kaki yang kalang kabut. Retakan tersebut perlahan mencapai tanah, seakan membelah langit hingga ke tanahi. Kepanikan melihat fenomena tidak biasa itu terjadi, Ibukota Kerajaan Cahaya yang ramai kini menjadi sepi seketika.Di dalam istana, Raja Yuasa merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Kabar tentang retakan dimensi terdengar ke telinganya, membawa angin dingin yang menusuk tulang.“Kerahkan pasukan, lindungi rakyatku!” titah sang raja suaranya bergema di aula istana. Yuasa berjalan keluar dan melihat dari dalam istana, langit terbelah dengan ratakan besar. “Celah dimensi,” gumamnya, hatinya dipenuhi firasat buruk.Seekor naga dengan sisik keemasan mendarat di halaman ist

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   179. Desa di Pinggir Hutan

    Langit sudah gelap saat Yuan mencapai batas terluar wilayah Blackdragon. Tenaganya bagai lilin yang hampir padam, nyaris tak tersisai. Sepasang sayap yang selama ini membawanya terbang kini lenyap tanpa jejak, begitu pula dengan tanduk hitam di kepalanya yang menghilang bagai ditelan bumi. Kegelapan menelan kesadaran Yuan. Dia jatuh bebas dari ketinggian, meluncur bagai batu yang terlempar dari langit, ditarik paksa oleh cengkraman gravitasi. Suara dentuman keras terdengar, tubuh Yuan dan Yui menghantam tanah di pinggir hutan perbatasan Blackdragon. Mereka berguling-guling beberapa kali sebelum terhenti tak jauh dari sebuah desa kecil. Keduanya terkapar tak berdaya, tubuh mereka dihiasi luka-luka yang menganga. Seorang kakek tua yang sedang mencari kayu bakar, dikejutkan oleh pemandangan dua remaja yang terbaring tak sadarkan diri di pinggir hutan. Dengan langkah gontai, ia memeriksa mereka, memeriksa denyut nadi keduanya dengan hati-hati. “Mereka masih hidup!”. Kakek itu berlari ke

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   178. Merebut Kristal Hitam (3)

    Seiryu hitam menyadari kedatangan Yui. Asap dan debu tidak mengganngunya sedikitpun. Seiryu hitam dengan kegesitannya yang mengerikan menyambar Yui dengan ekornya. Tubuh Yui terpental bagai boneka kain, menghantam dinding aula istana dengan dentuman keras. “Yui!” teriak Yuan, jantungnya mencelos menyaksikan kembarannya terkapar tak berdaya. Dalam kepanikan, Yuan lengah. Cakar Seiryu menembus tubuhnya, meninggalkan luka menganga yang meneteskan darah. Tubuh ramping Yuan terlempar ke samping Yui, meringkuk kesakitan. Leiz, dengan kesombongannya yang memuakkan, berjalan mendekati kedua anak kembar tersebut. Dia menendang tubuh Yuan yang penuh luka-luka dengan kasar. “Ternyata mudah menghancurkan kalian,” ucap Leiz dengan nada penuh ejekan, “Terima kasih sudah menghilangkan pelindung tongkat kristalku!”Leiz merampas tongkat kristal dari tangan Yuan. Dia mengumpulkan kekuatan untuk membuka kembali celah dimensi. Dia menyimpan Seiryu dan Byakko hitam, yakin bahwa kedua anak kembar itu t

DMCA.com Protection Status