Share

88. Air Pemurnian

Penulis: Rai Seika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-07 23:14:29

Kamar dengan ranjang es abadi sudah mulai memberikan tekanan kepada dua belas jenderal yang dipanggil Xavier untuk menemui Yuan. Mereka merasakan hawa dingin yang menusuk kulit hingga tulang. Embusan napas bagaikan kebulan uap air. Mereka mulai merasa menggigil. Namun, semua itu tidak ada artinya dihadapan janji yang telah mereka ucapkan.

Dua belas jenderal yang saat ini berada bersama dengan Yuan berlutut dan menunggu perintah. Mereka telah bersumpah setia kepada calon raja yang baru, Pangeran Yuan. Pangeran dengan rambut keperakan itu tak ingin membuang waktu, sehari sebelum keberangkatannya ke Ergions dia mengumpulkan kedua belas jenderal tersebut.

“Maaf mengundang kalian ke tempat dingin ini,” ucap Yuan. Dia tetap duduk di atas ranjang es abadi, satu menit pun tak ingin dia lewatkan untuk memulihkan diri. Sementara itu, kedua belas jenderal berlutut di hadapannya.

“Kalian kembalilah ke wilayah masing-masing, kumpulkan pasukan dan bersiap untuk perang,” lanjut Yuan.

“Siap laksanaka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   89. Roya Ashlyn

    Masing-masing jenderal saat ini memegang botol berisi air dari sumur, mereka menyebar dan mencari orang yang terkontaminasi.“Maaf, apakah ada orang-orang yang terkontaminasi di sekitar sini?” tanya salah satu jenderal. Pria itu terlihat ketakutan, dia menoleh ke kanan dan kekiri lalu kabur begitu saja.“Kenapa dia takut?” batin jenderal itu. Dia segera mencari jenderal yang lain dan menyampaikan keanehan yang dia temui.“Kalau begitu kita langsung ke pemimpin wilayah di sini saja,” usul salah satu dari mereka dan disetujui. Kedua belas jenderal menemui pemimpin wilayah.Sambutan yang diberikan oleh pemimpin kota cukup ramah, mereka menerima dengan baik kedatangan para jenderal.“Jadi kami datang untuk menguji kemampuan pemurnian, apakah ada orang yang terkontaminasi cukup parah atau berubah menjadi zombie?”Tanpa basa-basi lagi, jenderal tersebut langsung mengatakan dengan lantang keperluannya. Sang pemimpin menganggukkan kepala lalu membawa mereka ke sebuah tempat.Ruangan tersebut

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   90. Harpa Ilusi

    Ruangan dengan dominasi warna hitam dan merah terasa mencekam. Suara rintihan pengawal menggema, dan dentingan harpa menambah ketegangan. Pengawal itu tampak ketakutan, sementara Raja Leiz menyeringai dengan senang.“Bisakah kau memainkan ilusi yang berbeda? Ilusi tentang keinginan terdalam mereka,” ucap Raja Leiz, menghentikan permainan harpa wanita di hadapannya. Wanita itu mengangguk, dan dentingan harpa berubah. Wajah ketakutan pengawal berubah menjadi wajah bahagia.“Bagus, dia bisa memberikan ilusi yang kuharapkan,” batin Raja Leiz, matanya berbinar. Wanita itu adalah Roya Ashlyn, pemain harpa ajaib yang memiliki kemampuan luar biasa.“Roya, kau membuktikan kemampuanmu. Aku menerimamu untuk saat ini. Akan kuberikan posisi yang pantas jika kau bisa membantuku,” ujar Raja Leiz.Roya membungkuk dengan elegan dan menyerahkan kembali harpa ajaib itu ke tangan sang raja. “Terima kasih, Yang Mulia. Saya senang bisa membantu raja yang adil dan bijaksana,” kata Roya dengan senyum licik.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   91. Keputusan Kembali ke Benua Utama

    Benua Utara, salju masih terus turun menyelimuti segala isinya. Semua yang ada di sana mulai berwarna putih tertutup salju. Angin kencang bertiup, menghempaskan semua salju yang menutupi tanaman. Warna putih tersapu hingga menampilkan berbagai warna dari pepohonan dan bunga yang bermekaran.“Sepertinya tidak akan pernah ada habisnya, tanpa harpa tempat ini akan terus tertutup salju.” Lixue membuat manusia salju dan membersihkan salju yang menumpuk. Sementara Eirlys berlarian bermain dengan tumpukan salju bersama dengan Yui.“Kalian mau di sini atau ke Benua Utama?” tanya Yui tiba-tiba. Kedua kakak beradik itu menoleh serempak ke arah Yui.“Kapan berangkat?” Eirlys mendekati Yui, menatap gadis itu dengan binar mata penuh tanya. Kemarin Yuan dan ayahnya pergi ke Ergions melewati celah dimensi dan sekarang Yui juga akan pergi.“Hari ini, aku sudah berjanji pada Yuan untuk segera ke Blackdragon, mencari cara membangunkan paman,” balas Yui. Tangan Yui mengeluarkan api berwarna jingga, menc

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   92. Kapal Genji

    Lautan terlihat tenang, tidak ada tanda-tanda badai atau pun akan ada kapal yang datang. Mereka bertiga sudah bersiap untuk kembali ke Benua Utama. Kakak beradik dengan rambut putih seputih salju itu mulai jenuh mengamati lautan.“Sepertinya tidak akan ada kapal hari ini.” Lixue menghela napasnya dia menandang bergantian dua gadis cantik yang bersamanya.Yui masih terdiam menatap lautan, dia hanya menggerakkan tangannya memberi isyarat untuk menunggu sebentar lagi.Pelabuhan Benua Utara memang sangat sepi, jarang sekali kapal lewat bahkan berlama-lama di tempat ini. Hawa dingin yang menusuk tulang membuat ikan tidak banyak berkumpul, nelayan menghindari berlayar di Benua Utara. Beberapa kapal datang hanya meleati pelabuhan, terkadang mereka berhenti sejenah hanya untuk beristirahat.“Yui, tidak akan ada kapal, kau lihat sendiri kan, lebih baik kita kembali, matahari sudah hampir tenggelam.” Eirlys mencoba meyakinkan gadis dengan rambut sekelam malam kontras dengan kulitnya yang putih.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   93. Pertunjukan (1)

    Malam di Ergions berbeda dengan tempat lain. Angin malam terasa segar meskipun terasa sedikit dingin. Bintang sangat jelas terlihat karena minimnya penerangan di hutan-hutan mereka. Ornamen rumah dan arsitekturnya yang menyatu dengan alam sangat menawan.Yuan mengenakan baju hitam, kontras dengan rambut keperakannya. Dia berjalan anggun seorang diri. Saat mencapai pudat kota, sosoknya menarik perhatian.“Siapa dia?”“Lihat telinganya tidak runcing, apa dia manusia?”“Tampan atau cantik, dia laki-laki atau perempuan?”Bisikan-bisikan yang terdengar saat Yuan melintas. Mereka tidak berani mendekat hanya memperhatikan dari jauh.Yuan memperhatikan sekelilingnya. Penduduk lebih banyak mengenakan baju dengan warna alam – hijau dan kecoklatan – membaur sempurna saat berada di hutan. Sementara dirinya terlihat begitu mencolok.Yuan dengan senyum tipis menghiasi wajahnya bergumam, “Saatnya pertunjukan.”Pemuda dengan rambut keperakan berhenti di tengah-tengah pusat kota. Air mancur yang menja

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   94. Pertunjukan (2)

    Yuan memejamkan matanya. Dia bisa merasakan kumpulan energi potensial yang berkumpul di sekitar hutan Ergions. Energi yang begitu besar dan akan sangat bagus untuk menunjukkan energi tersebut. Seringai tercermin di wajahnya. Langkahnya mantap menuju ke kumpulan para pemain musik kaum elf.“Tunggu!” Tangan Yuan ditarik oleh seseorang. Yuan menoleh untuk melihat orang tersebut. Telinga runcing dengan wajah yang familiar.“Pangeran Lou?” Yuan mengernyitkan dahi, dia tidak mengerti kenapa pangeran elf ini berada di tengah kota alih-alih berada di taman tertutup istana tempat pohon kehidupan berada.Pangeran Lou dengan napas sedikit terengah berkata, “Pangeran Yuan, mereka sedang berusaha memanggil spirit. Malam bulan purnama adalah waktu yang tepat, puncak kekuatan spirit.” Ia mengira Yuan ingin membubarkan para pemusik tersebut.Yuan melepaskan tangan Pangeran Lou dari lengannya. Dia mengangguk pelan dan tersenyum manis, berusaha menjelaskan kesalahpahaman. “Pangeran Lou, saya hanya ing

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   95. Keributan Malam di Paviliun

    Yuan berkomunikasi dengan para spirit, suaranya lembut namun begitu mempesona. Dia membujuk dalam bahasa kuno dengan getaran yang tersampaikan dengan baik dan dimengerti oleh makhluk yang berwujud seberkas cahaya. Spirit tersebut akhirnya menurut dan mau berpindah darinya ke Raja Arlen, mereka bersedia mengikuti perintah Raja Arlen.Kumpulan spirit kini berpindah tempat mengikuti Raja Arlen. Para elf yang menyaksikan hal itu terpana. Mata mereka melihat sendiri momen saat spirit bisa mengerti perintah dan dibujuk. Selama ini mereka hanya menganggap makhluk itu tak lebih sebagai alat menyuburkan tanah. Mereka yang berada di tempat itu mengukir wajah pemuda berambut perak tersebut dan tidak akan melupakan kebaikan hatinya.Malam semakin larut, setelah pertukaran yang mereka lakukan, Yuan pamit untuk kembali ke paviliun. Raja Arlen pun pamit bersama para spirit kembali ke istana. Acara malam ini berakhir dengan keberhasilan luar biasa. Mereka yang menyaksikannya terus mengelukan dan memu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   96. Antara Ergions dan Woodclift

    Yuan membuka matanya perlahan, kesadaran merayap kembali ke dalam dirinya. Cahaya redup fajar menyusup melalui celah-celah jendela yang berbentuk seperti daun, menciptakan bayangan samar di kamar yang sunyi. Matanya segera tertuju pada sosok tegap Xavier yang berdiri di dekat jendela, tatapannya menerawang jauh ke kejauhan. Keheningan yang mencekam menyelimuti ruangan, seolah-olah waktu sendiri telah berhenti berdetak."Kak Xavier," panggil Yuan lembut, suaranya sedikit serak. "Kau sudah tahu, bukan?"Xavier berpaling, matanya yang biasanya bercahaya kini redup oleh kesedihan. "Ya," jawabnya pelan, suaranya terdengar berat. Tangannya pun terkepal seakan tidak rela dan ingin Yuan membantah semua yang dia dengar semalam. "Mengapa kau tak pernah memberitahuku?"Yuan menghela napas panjang, jemarinya meremas selimut. "Apa yang akan Kak Xavier lakukan jika berada di posisiku? Satu nyawa bisa menolong ribuan nyawa lain. Apa kau akan memilih satu nyawa dibandingkan ribuan nyawa?"Keheningan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20

Bab terbaru

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   186. Aura Ganjil

    Rafael menatap wajah Yui yang terbaring tak berdaya. Rona wajahnya sudah tidak lagi pucat seperti beberapa waktu lalu. Pergerakan perlahan Yui membuat Rafael merasa lega, seakan mendapatkan secerca cahaya kebahagiaan. Yui mulai siuman, membuka matanya seindah mutiara hitam. “Yui!” seru Rafael penuh kebahagiaan, akhirnya putri tidur itu bangun juga. Gadis itu menoleh ke arah Rafael, berkedip beberapa kali lalu kembali melihat sekeliling. Ruangan yang familiar, sangat mirip dengan kamarnya. “Paman? Ini kamarku?” tanya Yui. Dahinya berkerut, dia ingat masih berada di istana kegelapan bersama dengan Yuan. “Bagaimana bisa aku di sini?”“Kalian sebenarnya ke mana?” tanya Rafael tanpa memberikan penekanan khusus, dia tidak ingin Yui berbohong. “Ada yang memberi kabar menemukan kalian di pinggir hutan dekat perbatasan Blackdragon. Penduduk desa yang menemukan kalian.”“Maaf,” balas Yui merasa bersalah. Tak seharusnya mereka pergi berdua saja, menyusup ke tempat berbahaya. “Aku panik, Paman

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   185. Mengeluarkan Racun

    Yuasa dengan telaten memisahkan racun dari aliran darah Yui. Tidak seperti luka fisik yang bisa dengan mudah disembuhkan. Racun duri tanaman rambat ini telah menyusup ke dalam inti kehidupan Yui, bercampur dalam setiap nadinya. Dengan kemampuannya yang bagai mata air jernih, Yuasa menyelami setiap aliran darah Yui, memisahkan racun yang mengancam jiwa. Waktu merayap perlahan, detik demi detik terasa bagai siksaan bagi mereka yang menunggu.Rafael mondar-mandir bagai singa yang terkurung dalam sangkar, hatinya dipenuhi kecemasan yang menggerogoti. Penjelasan Rosaline bagai angin lalu, tak mampu meredakan badai keraguan dalam dirinya. Ia masih meragukan kemampuan Yuasa, meskipun secerca harapan telah menyala kembali. Sesekali, ia melirik Yui yang terbaring lemah, wajahnya pucat pasi bagai rembulan yang tertutup awan.“Paman, percayalah pada Kakak,” ucap Yuan, suaranya lembut namun penuh keyakinan. Meskipun Yuan masih belum yakin, dia percaya dengan instingnya. Aura Yuasa berbeda dari bi

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   184. Waktu yang Tepat

    Yuasa dengan hati-hati mengeluarkan kunci rune, ukiran kuno yang berdenyut dengan energi mistis, dan mengarahkannya ke ruang kosong di depannya. Udara berdesir dan bergelombang, seperti kain sutra yang ditiup angin, membentuk pusaran energi yang semakin lama semakin pekat. Gerbang dimensi ke dunia bawah, sebuah portal yang menghubungkan dunia kristal dengan alam kegelapan mulai terbuka. Aurum, dengan wujud manusianya yang gagah, berdiri di samping Yuasa, siap untuk melangkah melintasi gerbang dimensi. Sementara itu, Rosaline dengan cekatan menciptakan lapisan-lapisan barrier pelindung di sekitar Yuasa. Tangannya bergerak lincah, menenun barrier pelindung yang tampak seperti kubah transparan dengan rona kemerahan, melindungi Yuasa dari bahaya yang mungkin mengintai.“Cukup Rosaline,” ucap Yuasa dengan lembut. Dia menyentuh tangan Rosaline untuk menghentikan pekerjaannya. “Ini gerbang dimensi, bukan celah dimensi. Kita sudah pernah memasukinya, meskipun ada tekanan, tetapi barrier yang

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   183. Berita Tentang Yuasa

    Rasa syukur dan kekaguman memancar dari wajah-wajah mereka yang telah disembuhkan Yuasa. Mereka menatap sang raja dengan tatapan penuh hormat, seolah melihat dewa yang turun dari langit. Para tabib dan tenaga medis pun tercengang, kekuatan ajaib Yuasa telah melampaui batas pengetahuan mereka, membuka cakrawala baru dalam dunia pengobatan.“Rosaline tidak perlu memapahku, aku tidak apa-apa,” ucap lembut Yuasa melepaskan tangan Rosaline yang mencoba membantunya berjalan. Dia sedikit tidak nyaman dengan penilaian berlebih dari orang-orang di sekitarnya. “Mulai sekarang kau tidak bisa lagi mengenakan gaun, aku akan selalu memerlukanmu untuk menjadi pelindungku.”Rosaline tersenyum, sebuah senyuman yang mengisyaratkan kesetiaan dan kebahagiaan. Ia tidak lagi memapahYuasa, tetapi melingkarkan tangannya dengan mesra di lengan sang raja. “Tidak masalah, Yang Mulia,” jawab Rosaline riang. “Saya akan senang bisa menjadi pengawal Anda lagi.” Balai Pengobatan kini dipenuhi oleh lautan manusia ya

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   182. Kekuatan Penyembuh

    Langkah kaki Yuasa, sang raja, memasuki Balai Pengobatan dengan tegap, seolah lantai marmer pun tunduk di bawahnya.. Semua mata di balai itu, yang tadinya sibuk dengan hiruk pikuk kepanikan dan kesedihan, serempak beralih padanya. Sejenak, waktu seakan berhenti, lalu kembali berdetak. kehidupan di balai kembali berdenyut. Mereka kembali menjalankan aktivitas, mungkin menduga sang raja hanya datang untuk menyampaikan belasungkawa, sebuah tindakan diplomatis yang biasa dilakukan para petinggi kerajaan. Tak ada sorak-sorai, tak ada sambutan meriah, hanya tatapan kosong dan bisu yang menyambut kedatangannya, seolah hati mereka telah membeku, tertutup bagi raja mereka.“Siapa penanggung jawab Balai Pengobatan?” tanya Yuasa, suaranya bergema bagai dentang lonceng di tengah keheningan.Segera seseorang dengan tubuh ramping dan wajah dipenuhi peluh berlari dan membungkuk dalam-dalam di hadapan Yuasa. “Sa … saya, Yang Mulia,” jawab pria tersebut dengan suara bergetar karena takut.“Pisahkan ko

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   181. Keputusan Yuasa

    Aurum terbang membelah langit menuju Balai Pengobatan. Gedung itu menggeliat dipenuhi sesak manusia hingga ke serambi dan selasar. Pasien terlalu banyak sementara tenaga medis tidak sesuai jumlahnya. Aroma darah anyir menyeruak di udara, bercampur dengan bau obat-obatan yang menusuk hidung. Di mana-mana, terlihat para penyembuh sibuk membalut luka-luka menganga, bak sayatan pedang tak kasat mata, yang diderita para korban akibat munculnya celah dimensi.“Yang Mulia?” Rosaline menyentuh lengan Yuasa, wajahnya dibayangi kecemasan saat melihat wajah pucat sang Raja. Dia tahu betul pemuda yang dicintainya itu memiliki hati selembut sutra. Melihat rakyatnya terluka parah, hatinya pasti tercabik-cabik, remuk redam bagai dihantam palu godam. “Yang Mulia, Anda harus kuat.”“Rosaline, andai saja,” ucap Yuasa tercekat, tertahan di ujung kerongkongan bagai duri yang menusuk. Kedua tangannya bergetar hebat, menahan gejolak rasa tidak berdaya yang menyesakkan dada. Kehilangan kemampuan penyembuhny

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   180. Serangan Mayat Hidup di Ibukota

    Ibukota Kerajaan Cahaya.Langit bagaikan terbelah, suara retakan terdengar bagaikan suara gaung raksasa. Semua mata menyaksikan bagaimana celah dimensi perlahan-lahan terbuka semakin besar.“Demi dewa, apa yang terjadi?”“Langit! Langit terbelah!”Jeritan panik bercampur dengan hirul pikuk langkah kaki yang kalang kabut. Retakan tersebut perlahan mencapai tanah, seakan membelah langit hingga ke tanahi. Kepanikan melihat fenomena tidak biasa itu terjadi, Ibukota Kerajaan Cahaya yang ramai kini menjadi sepi seketika.Di dalam istana, Raja Yuasa merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Kabar tentang retakan dimensi terdengar ke telinganya, membawa angin dingin yang menusuk tulang.“Kerahkan pasukan, lindungi rakyatku!” titah sang raja suaranya bergema di aula istana. Yuasa berjalan keluar dan melihat dari dalam istana, langit terbelah dengan ratakan besar. “Celah dimensi,” gumamnya, hatinya dipenuhi firasat buruk.Seekor naga dengan sisik keemasan mendarat di halaman ist

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   179. Desa di Pinggir Hutan

    Langit sudah gelap saat Yuan mencapai batas terluar wilayah Blackdragon. Tenaganya bagai lilin yang hampir padam, nyaris tak tersisai. Sepasang sayap yang selama ini membawanya terbang kini lenyap tanpa jejak, begitu pula dengan tanduk hitam di kepalanya yang menghilang bagai ditelan bumi. Kegelapan menelan kesadaran Yuan. Dia jatuh bebas dari ketinggian, meluncur bagai batu yang terlempar dari langit, ditarik paksa oleh cengkraman gravitasi. Suara dentuman keras terdengar, tubuh Yuan dan Yui menghantam tanah di pinggir hutan perbatasan Blackdragon. Mereka berguling-guling beberapa kali sebelum terhenti tak jauh dari sebuah desa kecil. Keduanya terkapar tak berdaya, tubuh mereka dihiasi luka-luka yang menganga. Seorang kakek tua yang sedang mencari kayu bakar, dikejutkan oleh pemandangan dua remaja yang terbaring tak sadarkan diri di pinggir hutan. Dengan langkah gontai, ia memeriksa mereka, memeriksa denyut nadi keduanya dengan hati-hati. “Mereka masih hidup!”. Kakek itu berlari ke

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   178. Merebut Kristal Hitam (3)

    Seiryu hitam menyadari kedatangan Yui. Asap dan debu tidak mengganngunya sedikitpun. Seiryu hitam dengan kegesitannya yang mengerikan menyambar Yui dengan ekornya. Tubuh Yui terpental bagai boneka kain, menghantam dinding aula istana dengan dentuman keras. “Yui!” teriak Yuan, jantungnya mencelos menyaksikan kembarannya terkapar tak berdaya. Dalam kepanikan, Yuan lengah. Cakar Seiryu menembus tubuhnya, meninggalkan luka menganga yang meneteskan darah. Tubuh ramping Yuan terlempar ke samping Yui, meringkuk kesakitan. Leiz, dengan kesombongannya yang memuakkan, berjalan mendekati kedua anak kembar tersebut. Dia menendang tubuh Yuan yang penuh luka-luka dengan kasar. “Ternyata mudah menghancurkan kalian,” ucap Leiz dengan nada penuh ejekan, “Terima kasih sudah menghilangkan pelindung tongkat kristalku!”Leiz merampas tongkat kristal dari tangan Yuan. Dia mengumpulkan kekuatan untuk membuka kembali celah dimensi. Dia menyimpan Seiryu dan Byakko hitam, yakin bahwa kedua anak kembar itu t

DMCA.com Protection Status