Share

75. Kembalinya Nacht

Author: Rai Seika
last update Huling Na-update: 2024-06-08 23:20:41

Kiriman datang,” ucap Yoru membawa bungkusan yang diperlukan Yui.

“Taruh saja di situ,” jawab Yui tanpa menoleh. Dia sedang mengaduk sesuatu di panci lalu mengambil piring kecil kemudian menuang sedikit masakan yang sedang diolahnya. “Cobalah!”

Yoru menerima piring kecil tersebut, Yui masih sibuk mengaduk dan tidak memperhatikan ekspresi Yoru. Pria itu menatap Yui, dia membayangkan jika suatu hari nanti Yui menjadi istrinya. Mungkin sajasetiap hari akan seperti hari ini, berada di dapur berdua dan mencicipi masakan pujaan hatinya.

“Yoru bagaimana rasanya?” tanya Yui menoleh ke arah Yoru.

Hampir saja piring kecil itu jatuh dari tangan Yoru, dia segera mencicipi selagi hangat. “Enak,” jawab Yoru.

“jangan berbohong, Yuan tidak akan mau makan kalau rasanya hambar,” tuntut Yui. Matanya menatap tajam Yoru agar berkata jujur.

“Sedikit kurang manis,” jawab Yoru cepat dan tersenyum ke arah Yui, “Bagiku sudah cukup manisnya jika sambil melihatmu, Putri.”

Yui menoleh ke arah Yoru, wajah pria itu
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   76. Lari dari Bayangan

    “Sudah Yuan!” Yui menghentikan Yuan mengejar Yoru.“Lepaskan, Yui, dia Nacht!” teriak Yuan.Kegaduhan tersebut membuat Xavier dan yang lain datang.“Ada apa?” Xavier terlihat masih mengatur napasnya. Udara dingin Benua Utara ditambah dengan efek dari pedang es abadi membuat uap napas Xavier mengebul.“Kak Xavier, kita kejar Nacht!” Yuan bersikeras mengejar pria yang sudah pergi beberapa menit yang lalu.“Yuan!” teriak Yui. Kaki dan tangan Yuan terikat oleh sulur tanaman yang muncul dari dalam tanah. Pemuda itu kesulitan bergerak.“Yui, lepaskan!” teriak Yuan dengan mata tajam penuh kekesalan. Dia memotong sulur dengan kekuatan angin dan kembali berlari, kali ini Yui tidak bisa menghentikan Yuan saat dua sayap hitam melebar di punggungnya. Yuan terbang tinggi dengan kecepatan yang tidak bisa dikejar Yui.“Yuan!” teriak Yui.“Biar saya yang mengejar Pangeran Yuan,” ucap Xavier. Pria itu melesat dengan kecepatan tinggi tanpa menunggu jawaban Yui diikiti oleh Lixue di belakangnya. Keduany

    Huling Na-update : 2024-06-10
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   77. Singgasana Kegelapan

    Yuan berjalan mendekati pemuda yang duduk di singgasana. Suasana temaram ruangan yang dipenuhi ornamen warna merah dan hitam. Puri lama yang terbengkalai dengan karpet merah tergelar, lantai mengkilap dengan ukiran tak biasa seperti sebuah lingkaran sihir yang berpusat pada singgasana. Seakan tidak lekang oleh waktu, tempat itu tidak berdebu dan bersih.“Kenapa kau ada di sini?” Yuan berhenti tepat di lingkaran terluar ukiran yang menyerupai lingkaran sihir.“Sudah kubilang, aku yang seharusnya bertanya.” Helaan napas berat terdengar dengan mata sayu menatap ke arah Yuan. Dia yang duduk di singgasana bukanlah orang lain melainkan dirinya sendiri yang lain, Yuan yang lain dengan dua sayap hitam di punggung dan tanduk di kepala.Mata Yuan menatap dirinya yang lain yang berada di singgasana. Sosok itu berdiri dan baru melangkah lingkaran yang ada di bawahnya bersinar dan membentuk sebuah perisai. Dia kembali duduk dan perisai itu menghilang kembali.“Kau lihat, aku tidak bisa keluar dari

    Huling Na-update : 2024-06-12
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   78. Pemurnian Dua Belas Jenderal

    Penjara Istana Es tidak memiliki penjaga. Jangankan penjaga, Istana Es sendiri hanya dihuni oleh tiga orang saja, sang ratu dan kedua anaknya, Pangeran Lixue dan Putri Eirlys. Yuan bersama dengan Xavier dan Yui menapaki lorong dan menuruni tangga menuju ke sel tahanan. Dinding kemilau es yang memadat tidak mudah diterobos para tahanan. Penjara memiliki lapisan khusus yang dilindungi kekuatan es sang ratu.“Yuan kau yakin mau memurnikan mereka sekarang?” Yui melirik Yuan. matanya melihat ke arah mata kembarannya.“Tidak ada waktu lagi,Yui, harus sekarang,” jawab Yuan. “Tidak ada waktu, dia akan terkurung lebih jauh lagi jika aku menunda pemurnian kedua belas jenderal hari ini,” batin Yuan. Dirinya yang satu lagi hanya memiliki sedikit waktu sebelum mereka berdua benar-benar terpisah. Lingkaran sihir yang mengurungnya akan semakin kuat setiap waktu.Yui menghela napas, embusan napasnya berubah menjadi uap putih karena suhu yang begitu dingin. “Aku akan membantumu.”“Terima kasih, aku me

    Huling Na-update : 2024-06-13
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   79. Menghilangnya Razen

    Para jenderal berkumpul bersama di taman yang berada di luar istana. Mereka menikmati keindahan alam yang mempesona. “Benua Utara yang berselimut salju bisa seperti ini, kurasa harpa itu benar-benar ajaib,” ucap salah satu dari dua belas jenderal dengan nada penuh kekaguman.“Benar,” sahut jenderal lainnya, menunjuk ke kakinya yang telah sembuh. “Pangeran Yuan tidak hanya menghilangkan kontaminasi, tetapi juga memulihkan lukaku. Dia benar-benar sangat baik hati. Bukankah sangat jarang ada yang memiliki kekuatan sebesar itu, tetapi masih peduli dengan yang lain?”Mereka membicarakan kebaikan Pangeran Yuan, juga membandingkan dengan ucapan Jenderal Razen waktu itu. “Jenderal Razen benar,” kata salah satu jenderal dengan tegas. “Seharusnya dia yang menduduki takhta kerajaan. Dunia kegelapan akan bangkit kembali jika dia yang memimpin.”Anggukan demi anggukan terlihat, mereka mencapai kesepakatan untuk menepati janji. Janji mendukung Pangeran Yuan dan menjadikannya raja. “Tapi kenapa Pang

    Huling Na-update : 2024-06-15
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   80. Murka Sang Raja Leiz

    Di Istana Kegelapan, awan hitam dan petir yang menggelegar seolah menjadi ciri khasnya. Selama seabad, tak pernah ada hari cerah di sekitar istana. Awan hitam yang tebal bergulung-gulung menambah pekat aura mengerikan dari istana tersebut. Rumor tentang banyaknya korban yang berjatuhan dan tingginya kontaminasi di sekitar ibukota menambah daftar panjang kengerian istana itu.Raja Leiz duduk di singgasananya, wajahnya merah padam dan tangannya mengepal erat. Setiap kali mengingat ucapan Razen, dia menjadi murka.“Panggilkan Jenderal Darren!” perintah sang raja dengan suara yang menggema.Mata Leiz tertuju pada kristal besar di sebelah singgasananya. Bukan rahasia lagi jika kristal hitam itu telah bersih karena ‘kemampuan pemurnian’ Raja Leiz yang sebenarnya hanyalah tipuan. Perlahan, kilau dari kristal itu memudar, lapisan es yang menyelimutinya mulai meleleh dan warna hitam kristal kembali terlihat.“Gawat, jika ada yang masuk dan memintaku melakukan pemurnian tanpa adanya Lixue, repu

    Huling Na-update : 2024-06-16
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   81. Menuju Kediaman Blackdragon (1)

    Sayup-sayup suara camar terdengar di pelabuhan. Suara teriakan awak kapal dan juga deburan ombak menambah riuh aktifitas di pelabuhan. Kapal besar tertambat, mereka yang berada di atas kapal mulai turun. Rachel turun dari kapal yang ditumpanginya. Dia berjalan santai, setapak demi setapak memperhatikan kayu yang licin terkena air laut.“Nyonya, apakah ada barang yang perlu diangkut?” tanya seorang awak kapal saat melihat Rachel berjalan seorang diri.“Tidak ada, terima kasih,” balas Rachel. Dia mengambil jubah bepergian dari tas ransel yang dia bawa lalu mengenakannya. Jubah berwarna abu-abu tua menutupi seluruh tubuhnya, dia membiarkan tudung jubah tidak dikenakan hingga wajahnya tetap terlihat. “Apa ada yang menyediakan kuda di sekitar sini?” tanya Rachel.“Oh, Anda ingin kuda, lurus saja lalu belok kanan, ada yang menyewakan kuda juga menjualnya di sana. Dia memiliki kuda-kuda yang tangguh, Anda tidak akan kecewa,” kata awak kapal tersebut.Rachel melakukan gerakan lembut menyentuh

    Huling Na-update : 2024-06-21
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   82. Menuju Kediaman Blackdragon (2)

    Rachel bersandar pada batang pohon besar. Dia sangat lelah seharian terus berjalan tanpa menemui jalan keluar. Tangannya bergerak cepat memasang sebuah perlindungan, barrier tipis yang bisa dia gunakan. Dia juga melebarkan bayangan untuk mendeteksi siapapun yang mendekatinya.“Sebaiknya aku istirahat, tidur sebentar akan membuat kepalaku lebih baik. Besok pikirkan lagi cara keluar dari tempat ini,” batin Rachel. Matanya sudah terasa sangat berat, dia pun menutup kedua matanya dan terlelap.Gesekan dedaunan yang tertiup angin membuat telinga Rachel waspada. Tubuhnya perlu istirahat dan dia tetap berada di tempat untuk memulihkan tenaganya.“Hanya angin, Rachel, hanya angin,” pikir Rachel menenangkan diri.Melodi terdengar, suara harpa yang mengalun merdu, rasanya begitu syahdu hingga membuai Rachel ke alam mimpi. Rachel berjalan mengikuti suara yang membimbingnya. Alunannya seakan begitu memikat.“Eirlys, apakah dia Eirlys,” gumam Rachel. Dia berlari mengikuti suara hingga melihat sos

    Huling Na-update : 2024-06-24
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   83. Pertemuan Razen

    Razen terbangun di dalam selnya saat mendengar suara kaki-kaki melangkah mendekat. Dia melihat dua orang prajurit menyeret seseorang dan memasukkannya ke sel yang ada di sebelahnya.“Siapa dia? Semakin lama sel ini penuh dengan pemberontak,” gumam Razen. Matanya memindai pergerakan sel di sebelahnya. Dia berusaha melihat lebih dekat dan melihat sosok yang baru saja masuk ke dalam penjara bawah tanah seperti dirinya. Kedua prajurit itu pergi, membuat Razen lebih leluasa mendekati sel di sebelahnya.“Hei, siapa namamu?” tanya Razen. Dia berharap musuh dari musuhnya akan menjadi sekutu. Sayangnya sosok yang dimasukkan ke dalam sel tersebut tidak bergerak sedikit pun bahkan sekadar membalasnya.“Apa dia pingsan?” Razen kembali menyelidiki, sosok itu terlihat tidak asing. Namun, ada keraguan karena tidak terlihat wajahnya. Hal yang bisa dilakukan Razen hanya menunggu, menunggu sosok itu bangun.Razen menunggu, penjara bawah cukup gelap dan lembab, dia bahkan lupa berapa hari berada ditem

    Huling Na-update : 2024-06-29

Pinakabagong kabanata

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   263. Suara Harpa

    Yui dan Yuan berdiri di luar dinding istana, hembusan angin lembut membelai rambut mereka. Jemari mereka dengan hati-hati menaburkan benih-benih ajaib dari dunia atas ke tanah yang dahulu gersang. Di bawah sentuhan mereka, dunia bawah yang dulunya kelam kini dipenuhi berbagai warna—hijau rumput yang merayap, kuning keemasan bunga-bunga liar, segala macam tanaman mulai mengular dari dalam tanah. Yui menoleh, alisnya berkerut melihat saudaranya. "Yuan, kau tidak apa-apa?" tanyanya, memperhatikan kembarannya yang tengah memainkan harpa keemasan—benda legendaris yang diperebutkan banyak makhluk.Yuan menggeleng pelan, jemarinya masih menari di atas senar harpa. "Tidak apa-apa," jawabnya singkat, matanya tetap terfokus pada alat musik di tangannya.Kebangkitan Yuan beberapa waktu lalu sungguh menggemparkan seluruh kerajaan. Bukan hanya wujudnya yang telah berubah sempurna sebagai raja kegelapan, tetapi juga reaksi tidak biasa dari harpa ajaib tersebut. Harpa keemasan itu bersinar terang,

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   262. Benih Kebangkitan

    Cahaya keemasan menyusup di antara dedaunan saat Raja Arlen membimbing Yui menyusuri jalan setapak menuju area tidak jauh dari Pohon Kehidupan. Angin lembut menerbangkan helaian rambut Yui, sementara matanya menangkap sosok Rafael yang tengah berbincang serius dengan Moura di kejauhan, wajah keduanya tampak khidmat di bawah naungan cabang-cabang raksasa."Sebelah sini," ujar Raja Arlen sambil menunjuk dengan jemarinya yang panjang dan ramping. Jubah kerajaannya berdesir lembut menyapu rumput saat ia memimpin Yui menuju sebuah pondok mungil yang hampir tersembunyi di balik rimbunnya aneka bunga warna-warni. Aroma manis nektar merebak di udara, menggelitik indra penciuman.Pintu pondok terbuka dengan derit pelan. Seorang pria melangkah keluar, mengenakan tunik berwarna lumut khas kaum elf yang melekat sempurna di tubuhnya. Namun, tidak seperti para elf lainnya, telinga pria itu tidak meruncing dan wajahnya tidak memancarkan keanggunan abadi yang biasa dimiliki kaum elf."Yoru!" pekik Y

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   261. Undangan

    Yui mendarat dengan lincah setelah melompat dari punggung Fury, naga hitam milik Rafael. Rambut panjangnya melambai tertiup angin saat kakinya menyentuh tanah. Matanya berbinar melihat sosok yang telah menunggunya."Kakak!"Yui menghambur ke pelukan Yuasa, jemarinya mencengkeram erat jubah sang kakak sementara aroma khas dedaunan segar menguar dari tubuh Yuasa. Mata keduanya berkaca-kaca, pertemuan yang menggetarkan jiwa setelah sekian lama terpisah."Kau baik-baik saja, Yui? Bagaimana tubuhmu setelah bangkit kembali?" tanya Yuasa sambil meneliti setiap inci wajah adiknya. Jemarinya yang ramping menyentuh pipi Yui, memancarkan energi keemasan yang menelusuri setiap sel dalam tubuh sang adik. "Setelah semua ini selesai, biarkan kakak menyembuhkanmu."Dahi Yuasa berkerut dalam. Sensasi dingin menjalar dari tubuh Yui—sesuatu yang sangat janggal. Api Suzaku yang seharusnya berkobar hangat kini terasa beku seperti es abadi."Tentu, untuk saat ini kakak fokus saja dengan pernikahan. Urusan

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   260. Malam Berbintang

    Malam di Kota Naga. Bintang-bintang bertaburan seperti permata di langit malam Kota Naga. Rafael berdiri sendirian di balkon gedung tertinggi, kedua tangannya mencengkeram pagar besi yang dingin sementara matanya menelusuri konstelasi-konstelasi yang berkilauan. Hembusan angin malam meniup rambut gelapnya, mengirimkan sensasi dingin yang menusuk tulang, namun Rafael tak bergeming.Suara langkah kaki lembut terdengar di belakangnya. Rafael menoleh, alisnya terangkat saat mengenali sosok yang mendekat."Yuichi?"Sosok itu tersenyum. Wajahnya merupakan versi maskulin dari Yui, garis rahang yang sama, mata yang sama, tetapi dengan ketegasan yang hanya dimiliki seorang ayah."Sendirian?" tanya Yuichi, suaranya merdu membelah keheningan malam.Rafael mengangguk pelan, lalu menggerakkan tangannya ke arah kursi kosong di sampingnya. Yuichi melangkah maju dan duduk, jubah hitamnya melambai pelan tertiup angin."Malam ini indah meskipun tanpa bulan," ucap Rafael, matanya kembali menatap cakraw

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   259. Kebangkitan

    Bunga putih mungil bertebaran di aula, mirip kepingan dandelion yang rapuh. Setiap tamu berjalan perlahan, meletakkan bunga kecil tanda penghormatan terakhir. Bunga-bunga itu mencerminkan ketangguhan luar biasa, seperti kehidupan yang bertahan di balik kerasnya dunia bawah, membisu namun tak terkalahkan. Mereka menyebutnya bunga bintang roh. Eirlys menatap Yuan yang terpejam, sosoknya tenang seakan tertidur lelap. Alunan harpa mengalir lembut memenuhi aula, melukiskan kesedihan yang mencekam setiap sudut ruang. Matanya menyipit saat menyadari bunga putih di dekat Yuan mulai membeku, embun es merangkak perlahan mengubah kelopak menjadi kristal dingin. Hawa sejuk mulai merambat, menusuk tulang."Mungkinkah?!"Dalam sekejap, Eirlys bangkit dari tempatnya. Langkahnya cepat mendekati peti kaca tempat Yuan dibaringkan. Jemarinya mendorong penutup tebal dengan tekad membara. Jantungnya berdebar dengan kencang, sebuah api harapan muncul. "Putri Eirlys, relakan Yang Mulia!" Xavier bergerak c

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   258. Kepergian sang Raja

    Senar harpa emas kaum elf bergetar lembut, berbeda dari instrumen biasa. Energi yang digunakan untuk menggerakkan senar ini sangat banyak. Eirlys membiarkan jemarinya terkulai di atas senar, tenaga terampas habis. Napasnya terengah-engah, seakan udara di sekitarnya menghisap oksigen dari paru-parunya."Eirlys!" Lixue melompat mendekati, gemetar mengambil harpa keemasan dari tangan sang adik. Dengan lembut, dia meletakkan instrumen berkilau itu di meja terdekat. "Istirahatlah sekarang." Lengannya melingkari pinggang Eirlys, memapah tubuh lemah itu menuju kursi panjang. Dengan hati-hati, dia mengangkat kaki adiknya dan membiarkan Eirlys setengah berbaring."Kak, bagaimana Yuan?" bisik Eirlys, kekhawatiran menembus kelelahan yang menyelimutinya.Lixue menggenggam tangan adiknya, mencoba menenangkan. "Dia akan baik-baik saja. Ingat, Tuan Xavier dan Tuan Ernest sedang menyiapkan ramuan untuknya." Dalam hati, dia berdoa agar takdir berkata lain. “Semoga Yuan bertahan, setidaknya biarkan Eir

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   257. Liontin Lenora

    Jalanan di depan Yuan terlihat asing. Jalan dengan bebatuan hitam, meskipun itu batu, tetapi tidak terasa seperti batu biasa. Dia mengamati orang-orang yang berjalan menuju ke satu arah yang sama, sebuah gerbang besar di ujung jalan, gerbang yang tidak terlihat jelas tulisan namanya. Yuan masih sangat jauh dari gerbang itu. “Akhirnya perjalanan terakhir,” gumam Yuan yang tahu di mana dia sekarang. Dunia orang mati. Kaki Yuan berhenti melangkah saat seorang wanita dengan jubah putih berdiri di hadapannya, muncul begitu saja hingga dia hampir jatuh tersungkur karena kaget. “Lenora!”“Pangeran Yuan, apa yang Anda lakukan di sini!” Suara Lenora terdengar penuh kekesalan dan amarah seakan dia sedang memarahi seorang anak nakal. “Hah?” Reaksi Yuan mendengar ucapan Lenora. Dia tidak tahu harus menjawab apa, tentu saja dia di sini karena nyawanya sudah terpisah dari tubuhnya. “Kuulangi, Pangeran, ah tidak, Yang Mulia Raja Yuan, kembalilah sekarang juga!” Lenora berkata dengan nada lebih

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   256. Gunjingan

    “Apa aliran air ini sudah dimantrai?” tanya pria yang menampilkan lengan hitamnya. Dia mengambil air dan menyiramkannya ke tangan hitamnya. “Mantra Genbu dari Putri Yui. Dengan adanya mantra ini tidak akan ada pencurian air untuk kepentingan pribadi yang ingin menjual air ini.” Penjaga itu kemudian terlihat menghela napas panjang sebelum kembali berbicara. “Sayangnya, kabar buruk terdengar di istana. Kabarnya Yang mulia saat ini dalam kondisi kritis.” Mendengar penuturan penjaga tersebut, pria yang sepanjang jalan selalu memberikan argumen tidak menyukai raja yang sekarang terlihat marah. “Apa katamu! Lalu kenapa mengundang kami jika dia sendiri dalam keadaan kritis, bukankah dia tidak akan bisa menyembuhkan kami!” suara pria itu terdengar begitu keras hingga mengundang perhatian orang-orang di sekitar. “Tuan tenang saja, di istana semua sudah dipersiapkan.” Penjaga gerbang berusaha menekan amarah pria itu, tetapi tidak berhasil. “Lebih baik kita pulang saja!” Pria dengan lengan

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   255. Air di Jalanan Ibukota

    Dunia bawah lebih berwarna. Langit yang biru membawa semangat baru. Kepala desa dan para pemimpin wilayah lainnya menjalankan perintah yang diberikan Yuan, raja mereka untuk mendata dan membawa penduduk dengan tingkat kontaminasi 80 %. Mereka yang telah mengalami kontaminasi bertahun-tahun dipilah dan dibawa ke ibukota untuk bertemu langsung dengan sang raja. “Apa benar kontaminasi ini bisa hilang? Rasanya aku sudah pasrah dengan kondisi ini seumur hidupku.” Pria dengan tangan dan kaki yang sudah menghitam karena kontaminasi terlihat pesimis. Meskipun begitu, setelah menatap langit biru ada secercah harapan di hatinya. “Kalau sang raja bisa menghilangkan kontaminasi di dunia bawah, kurasa bisa juga menghilangkan kontaminasi di tubuhku.” Semua penduduk dengan tingkat kontaminasi parah sudah mulai berangkat menuju ibukota. Mereka menaruh harapan yang sangat besar kepada sang raja, harapan kesembuhan dari kontaminasi yang selama ini menyiksa diri mereka.“Kudengar sang raja masih belia

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status