Beranda / Fantasi / Raja Baru untuk Dunia Kegelapan / 73. Terlepas dari Dunia Kematian

Share

73. Terlepas dari Dunia Kematian

Penulis: Rai Seika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-06 23:25:09

“Yuan!”

Sayup-sayup suara Yui terdengar di telinga Yuan. Perlahan mata keperakan itu terbuka. Kesadarannya belum seratus persen berusaha mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Namun, pandangannya masih kabur. Yuan merasakan sesuatu yang berat di kedua kaki dan tangannya seperti terikat dengan sesuatu.

“Di mana ini? Ini bukan Benua Utara,” gumam Yuan.

Dia masih berusaha membuka matanya, rasanya begitu berat hanya untuk membuka mata saja. Yuan kembali memejamkan matanya. Ingatan beberapa hari yang lalu masih segar dalam kepalanya.

Darren membuka kotak hitam kecil lalu sesuatu keluar seperti kabut asap hitam yang langsung menyerang. Yuan merasakan tekanan yang sangat besar, dia yang tidak memiliki kristal tak sanggup menghalau kabut hitam tersebut.

“Harusnya bisa kumurnikan, harusnya ....” Yuan bergumam tidak jelas, kepalanya terasa sakit. Bagaikan tersihir, Yuan kembali tertidur. Dunia itu begitu tenang, tidur terasa begitu nyaman.

Sosok lain dalam diri Yuan berteriak dengan keras, “Ban
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   74. Kembalinya Yuan

    Mata Yuan mulai terbuka. Dia menyesuaikan cahaya dengan mengedipkan matanya beberapa kali. Pemandangan serba putih hamparan es beku memenuhi ruangan.“Istana es,” gumam Yuan.Dinding yang mengkilap persis seperti kristal es, bening dan kebiruan bagai batu shappire. Hawa dingin menyentuh kulitnya, dia meraba ranjang padat yang dingin, ranjang es abadi yang terkenal mampu mempercepat proses penyembuhan segala penyakit.“Yuan!”Pelukan hangat yang terasa dikulit Yuan, tubuh Yui begitu hangat dibandingkan dengan dinginnya ruangan. Yuan mengeratkan pelukannya pada sodari kembarnya.“Yui, aku masih hidup?” Yuan memegang tangan Yui lalu meletakkannya di pipi. Yui mencubit pipi Yuan hingga dia mengaduh.“Sudah yakin masih hidup?” Yui terlihat gemas, dia begitu cemas dengan kondisi Yuan, tapi saat kembarannya bangun malah terlihat santai seakan tidak mengalami hal berbahaya seperti hidup dan mati.“Kau tahu aku sungguh takut di dunia orang mati, aku memanggilmu tapi kau tidak datang,” balas Yu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   75. Kembalinya Nacht

    Kiriman datang,” ucap Yoru membawa bungkusan yang diperlukan Yui.“Taruh saja di situ,” jawab Yui tanpa menoleh. Dia sedang mengaduk sesuatu di panci lalu mengambil piring kecil kemudian menuang sedikit masakan yang sedang diolahnya. “Cobalah!”Yoru menerima piring kecil tersebut, Yui masih sibuk mengaduk dan tidak memperhatikan ekspresi Yoru. Pria itu menatap Yui, dia membayangkan jika suatu hari nanti Yui menjadi istrinya. Mungkin sajasetiap hari akan seperti hari ini, berada di dapur berdua dan mencicipi masakan pujaan hatinya.“Yoru bagaimana rasanya?” tanya Yui menoleh ke arah Yoru.Hampir saja piring kecil itu jatuh dari tangan Yoru, dia segera mencicipi selagi hangat. “Enak,” jawab Yoru.“jangan berbohong, Yuan tidak akan mau makan kalau rasanya hambar,” tuntut Yui. Matanya menatap tajam Yoru agar berkata jujur.“Sedikit kurang manis,” jawab Yoru cepat dan tersenyum ke arah Yui, “Bagiku sudah cukup manisnya jika sambil melihatmu, Putri.”Yui menoleh ke arah Yoru, wajah pria itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   76. Lari dari Bayangan

    “Sudah Yuan!” Yui menghentikan Yuan mengejar Yoru.“Lepaskan, Yui, dia Nacht!” teriak Yuan.Kegaduhan tersebut membuat Xavier dan yang lain datang.“Ada apa?” Xavier terlihat masih mengatur napasnya. Udara dingin Benua Utara ditambah dengan efek dari pedang es abadi membuat uap napas Xavier mengebul.“Kak Xavier, kita kejar Nacht!” Yuan bersikeras mengejar pria yang sudah pergi beberapa menit yang lalu.“Yuan!” teriak Yui. Kaki dan tangan Yuan terikat oleh sulur tanaman yang muncul dari dalam tanah. Pemuda itu kesulitan bergerak.“Yui, lepaskan!” teriak Yuan dengan mata tajam penuh kekesalan. Dia memotong sulur dengan kekuatan angin dan kembali berlari, kali ini Yui tidak bisa menghentikan Yuan saat dua sayap hitam melebar di punggungnya. Yuan terbang tinggi dengan kecepatan yang tidak bisa dikejar Yui.“Yuan!” teriak Yui.“Biar saya yang mengejar Pangeran Yuan,” ucap Xavier. Pria itu melesat dengan kecepatan tinggi tanpa menunggu jawaban Yui diikiti oleh Lixue di belakangnya. Keduany

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   77. Singgasana Kegelapan

    Yuan berjalan mendekati pemuda yang duduk di singgasana. Suasana temaram ruangan yang dipenuhi ornamen warna merah dan hitam. Puri lama yang terbengkalai dengan karpet merah tergelar, lantai mengkilap dengan ukiran tak biasa seperti sebuah lingkaran sihir yang berpusat pada singgasana. Seakan tidak lekang oleh waktu, tempat itu tidak berdebu dan bersih.“Kenapa kau ada di sini?” Yuan berhenti tepat di lingkaran terluar ukiran yang menyerupai lingkaran sihir.“Sudah kubilang, aku yang seharusnya bertanya.” Helaan napas berat terdengar dengan mata sayu menatap ke arah Yuan. Dia yang duduk di singgasana bukanlah orang lain melainkan dirinya sendiri yang lain, Yuan yang lain dengan dua sayap hitam di punggung dan tanduk di kepala.Mata Yuan menatap dirinya yang lain yang berada di singgasana. Sosok itu berdiri dan baru melangkah lingkaran yang ada di bawahnya bersinar dan membentuk sebuah perisai. Dia kembali duduk dan perisai itu menghilang kembali.“Kau lihat, aku tidak bisa keluar dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   78. Pemurnian Dua Belas Jenderal

    Penjara Istana Es tidak memiliki penjaga. Jangankan penjaga, Istana Es sendiri hanya dihuni oleh tiga orang saja, sang ratu dan kedua anaknya, Pangeran Lixue dan Putri Eirlys. Yuan bersama dengan Xavier dan Yui menapaki lorong dan menuruni tangga menuju ke sel tahanan. Dinding kemilau es yang memadat tidak mudah diterobos para tahanan. Penjara memiliki lapisan khusus yang dilindungi kekuatan es sang ratu.“Yuan kau yakin mau memurnikan mereka sekarang?” Yui melirik Yuan. matanya melihat ke arah mata kembarannya.“Tidak ada waktu lagi,Yui, harus sekarang,” jawab Yuan. “Tidak ada waktu, dia akan terkurung lebih jauh lagi jika aku menunda pemurnian kedua belas jenderal hari ini,” batin Yuan. Dirinya yang satu lagi hanya memiliki sedikit waktu sebelum mereka berdua benar-benar terpisah. Lingkaran sihir yang mengurungnya akan semakin kuat setiap waktu.Yui menghela napas, embusan napasnya berubah menjadi uap putih karena suhu yang begitu dingin. “Aku akan membantumu.”“Terima kasih, aku me

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   79. Menghilangnya Razen

    Para jenderal berkumpul bersama di taman yang berada di luar istana. Mereka menikmati keindahan alam yang mempesona. “Benua Utara yang berselimut salju bisa seperti ini, kurasa harpa itu benar-benar ajaib,” ucap salah satu dari dua belas jenderal dengan nada penuh kekaguman.“Benar,” sahut jenderal lainnya, menunjuk ke kakinya yang telah sembuh. “Pangeran Yuan tidak hanya menghilangkan kontaminasi, tetapi juga memulihkan lukaku. Dia benar-benar sangat baik hati. Bukankah sangat jarang ada yang memiliki kekuatan sebesar itu, tetapi masih peduli dengan yang lain?”Mereka membicarakan kebaikan Pangeran Yuan, juga membandingkan dengan ucapan Jenderal Razen waktu itu. “Jenderal Razen benar,” kata salah satu jenderal dengan tegas. “Seharusnya dia yang menduduki takhta kerajaan. Dunia kegelapan akan bangkit kembali jika dia yang memimpin.”Anggukan demi anggukan terlihat, mereka mencapai kesepakatan untuk menepati janji. Janji mendukung Pangeran Yuan dan menjadikannya raja. “Tapi kenapa Pang

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   80. Murka Sang Raja Leiz

    Di Istana Kegelapan, awan hitam dan petir yang menggelegar seolah menjadi ciri khasnya. Selama seabad, tak pernah ada hari cerah di sekitar istana. Awan hitam yang tebal bergulung-gulung menambah pekat aura mengerikan dari istana tersebut. Rumor tentang banyaknya korban yang berjatuhan dan tingginya kontaminasi di sekitar ibukota menambah daftar panjang kengerian istana itu.Raja Leiz duduk di singgasananya, wajahnya merah padam dan tangannya mengepal erat. Setiap kali mengingat ucapan Razen, dia menjadi murka.“Panggilkan Jenderal Darren!” perintah sang raja dengan suara yang menggema.Mata Leiz tertuju pada kristal besar di sebelah singgasananya. Bukan rahasia lagi jika kristal hitam itu telah bersih karena ‘kemampuan pemurnian’ Raja Leiz yang sebenarnya hanyalah tipuan. Perlahan, kilau dari kristal itu memudar, lapisan es yang menyelimutinya mulai meleleh dan warna hitam kristal kembali terlihat.“Gawat, jika ada yang masuk dan memintaku melakukan pemurnian tanpa adanya Lixue, repu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-16
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   81. Menuju Kediaman Blackdragon (1)

    Sayup-sayup suara camar terdengar di pelabuhan. Suara teriakan awak kapal dan juga deburan ombak menambah riuh aktifitas di pelabuhan. Kapal besar tertambat, mereka yang berada di atas kapal mulai turun. Rachel turun dari kapal yang ditumpanginya. Dia berjalan santai, setapak demi setapak memperhatikan kayu yang licin terkena air laut.“Nyonya, apakah ada barang yang perlu diangkut?” tanya seorang awak kapal saat melihat Rachel berjalan seorang diri.“Tidak ada, terima kasih,” balas Rachel. Dia mengambil jubah bepergian dari tas ransel yang dia bawa lalu mengenakannya. Jubah berwarna abu-abu tua menutupi seluruh tubuhnya, dia membiarkan tudung jubah tidak dikenakan hingga wajahnya tetap terlihat. “Apa ada yang menyediakan kuda di sekitar sini?” tanya Rachel.“Oh, Anda ingin kuda, lurus saja lalu belok kanan, ada yang menyewakan kuda juga menjualnya di sana. Dia memiliki kuda-kuda yang tangguh, Anda tidak akan kecewa,” kata awak kapal tersebut.Rachel melakukan gerakan lembut menyentuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21

Bab terbaru

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   240. Mengubah Dunia Bawah (2)

    Tanah bergetar dengan kuat, bagaikan gempa yang kembali terjadi. Dari tempat mereka berpijak mulai terbentuk jalan yang membentang hingga ke depan gerbang istana. Jalan yang terbuat dari tanah, tetapi bukan tanah biasa. Tanah itu sudah lebih keras seakan terbuat dari batuan mengkilap seperti marmer. Jalan itu terus terbentuk hingga gerbang kota seakan mereka berdua sedang membuat jalan utama ibukota menuju ke istana.“Mereka memperbaiki ibukota?!” Antara percaya dan tidak, mereka yang ada di sana tercengang dengan apa yang dilakukan kedua anak kembar tersebut. Yui memiliki gerakan berbeda dan diikuti oleh Yuan. Mereka seperti menari di udara, para spirit masih mengikuti Yuan kemana pun dia melangkah. Memberikan energi yang besar kepada sang pangeran.Kali ini tunas-tunas muncul di pinggir jalan membentuk sebuah garis yang ditumbuhi rerumputan dan setiap dua meter terdapat pohon yang kini mulai menggeliat di atas tanah, menjulang dan mengembangkan daun-daunnya yang rimbun.Mereka berd

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   239. Mengubah Dunia Bawah (1)

    Mata itu masih menatap lurus ke arah gerbang dimensi, seakan tidak berkedip ke arah itu. Hingga dia dikegetkan dengan tepukan lembut di pundaknya.“Yuan, Ayahanda tidak akan datang,” bisik Yui memeluk Yuan dengan lembut. “Kenapa?” gumam Yuan yang samar-samar terdengar di telinga Yui.“Jubah yang kau berikan saat ini dipakai Kak Yuasa, kurasa itu alasannya. Kau harus membuat dunia ini bebas kontaminasi lalu ajak Ayahanda ke sini,” saran Yui. Dia menepuk lembut punggung Yuan sebelum melepaskannya.“Kau benar, Yui. Ayo kita selesaikan masalah dunia bawah.” Yuan kembali bersemangat, untuk terakhir kalinya dia menoleh ke arah gerbang dimensi.“Eirlys dan yang lain sudah menunggu,” lanjut Yui menarik tangan Yuan. Mereka berlari menuju ke arah kereta kuda yang sudah dilengkapi dengan semua persiapan. Yui melihat Rafael juga ada di sana. “Paman ikut?” tanya Yui dengan manja menarik tangan Rafael dan bergelayut manja di sana. Yuan yang melihat Yui seperti itu mulai berpikir apakah benar Raf

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   238. Bayangan Masa Lalu dan Masa Depan (2)

    “Tunggu Lenora!” Yoru mulai ragu dengan penawaran Lenora, meskipun dia tidak mengganggu hubungan Rafael dan Yui masa depan yang dia lihat tetap tidak berakhir bahagia. “Ada apa? Bukankah kau sudah setuju.” Lenora menyeringai seakan dia sudah tahu gambaran masa depan yang baru saja dilihat Yoru. “Yui dan Rafael tidak berakhir bahagia, itu tidak sebanding dengan pengorbanan apapun yang akan kuberikan, jika dia tidak pasti bahagia, aku tidak akan tinggal diam.” Yoru menarik kembali persetujuannya, dia tidak akan menuruti apapun keinginan Lenora jika Yui tidak bahagia. “Jadi, apa maumu? Putri Yui memang bukan berasal dari dunia bawah, itu tidak bisa diubah. Kenyataan yang sama dengan identitas Pangeran Yuan.” Lenora memainkan tangannya, dia terlihat sedang berpikir. Wajah anggunnya terlihat berubah seperti seorang yang sedang mempermainkan takdir. “Kalau kau mau memberinya identitas lain, dia bisa menjadi pemilik kristal hitam.” Mendengar hal itu, mata Yoru menyipit menatap lurus ke

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   237. Bayangan Masa Lalu dan Masa Depan (1)

    Yoru melihat dirinya sendiri, dirinya saat masih anak-anak, lebih tepatnya sosok Nacht saat masih anak-anak. Dia masih begitu polos dengan dunia ini. Ada keinginan kecil dalam hatinya untuk memeluk Nacht kecil saat ini. Belum sempat tangannya menggapai anak itu tubuhnya berpindah. Saat itu adalah pertemuan pertamanya dengan Yui, gadis yang begitu menarik perhatiannya. “Putri Yui,” gumam Yoru. Di saat yang sama, dari sudut pandangnya saat ini dia bisa melihat yang tidak pernah dia lihat selama ini. “Jadi selama ini Nacht juga melihat Yui,” batin Yoru. Selama ini hanya dia saja yang mengira tertarik dengan Yui. Yoru baru menyadari Nacht tertarik karena dia adalah pemilik kristal tanpa warna. “Kau sudah melihatnya?” Yoru terkejut dengan kemunculan Lenora yang tiba-tiba. “Apa maksudmu?” tanya Yoru dan wanita dengan gaun dan jubah bulu binatang itu hanya menyeringai. Yoru kembali berpindah tempat, tempat itu begitu sunyi. Hanya ada kegelapan tak berujung. Lalu suara-suara terdengar.

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   236. Benih Kebangkitan

    Suasana di bawah Pohon Kehidupan terasa mencekam. Dua makhluk yang tidak pernah berada di dunia atas muncul. Naga hitam yang terlihat bengis dengan sisik kemilau berwarna hitam pekat. Matanya merah seakan bisa menelan semua elf yang ada dihadapannya. Satu lagi seekor harimau hitam besar dengan loreng putih dan mata merah menyala. Keduanya berada di belakang pria itu, pria yang baru saja bangkit kembali setelah terbakar dan berubah menjadi abu.“Aku? Kau bertanya siapa aku?” ucap pria itu mengulangi pertanyaan Raja Arlen seakan memastikan dirinya tidak salah.“Ya, siapa Anda?” Raja Arlen mundur satu langkah setelah kemunculan dua makhluk yang begitu menakutkan itu, Sangat jelas jika keduanya merupakan makhluk milih anak pembawa petaka atau Raja kegelapan yang pernah mengamuk waktu itu.Pria itu mengamati kedua tangannya, alisnya berkerut, dia kemudian meletakkan tangan di wajahnya seakan memeriksa wajahnya. “Apa kalian memiliki cermin?” tanyanya.Raja Arlen memberikan cermin yang terbua

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   235. Kehidupan Kembali

    Di Ergions, Raja Arlen meletakkan Penjara Daun di Pohon Kehidupan. Udara berembus dingin, membawa aroma tanah dan getah pohon yang khas.“Moura, kau harus memastikan daun ini tidak pernah gugur,” pesan Raja Arlen, suaranya berat, diiringi desiran angin yang berbisik di antara dedaunan Pohon Kehidupan yang menjulang tinggi.Moura, dengan kekuatan jiwa pohon yang mengalir dalam dirinya, mengangkat daun itu hingga ke ranting tertinggi. Namun, saat daun itu menyentuh ranting, seolah-olah disentuh api neraka, daun tersebut terbakar dengan cepat. Api itu menari-nari seperti ular ganas, melahap daun tersebut dalam sekejap mata.Raja Arlen dan Moura tersentak kaget. Mereka berusaha memadamkan api, namun sia-sia. Hanya abu yang tersisa di tangan Moura, abu yang dingin dan terasa seperti debu waktu.“Yang Mulia, bagaimana ini?” tanya Moura, suaranya bergetar, seperti dedaunan yang diterpa angin ribut.“Aku tidak tahu, Moura,” balas Raja Arlen, matanya menyipit, gelap seperti langit sebelum bada

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   234. Hati yang Gelisah

    Rafael, Xavier, dan Razen meninggalkan kamar Yuan, langkah kaki mereka senyap di lorong. Mereka tak ingin mengganggu Yuasa yang sedang fokus memulihkan Yuan. Lixue dan Eirlys turut serta begitu pula dengan Yui yang memilih mengikuti Eirlys. Di dalam kamar, hanya Yuasa yang tersisa di sisi Yuan, sementara Rosaline menunggu dengan sabar di luar, sesekali melirik ke dalam.“Bukankah aneh jika Paman jatuh cinta pada Yui? Apa dia terkena mantra?” bisik Yuan, suaranya lemah, namun penuh kecurigaan.Yuasa menatap Yuan, alisnya terangkat sebelah. Tangannya yang lembut dan terampil masih bekerja, mengatur aliran energi untuk menstabilkan peredaran darah Yuan dan meredakan rasa sakitnya. Dia berdecak pelan mendengar ucapan Yuan. Adiknya yang satu ini memang sedikit kurang peka soal cinta. “Menurutmu, bagaimana dengan Eirlys?” tanya Yuasa, menguji Yuan.“Dia cantik, aku suka,” jawab Yuan polos, senyum merekah di wajahnya, tak mampu menyembunyikan perasaannya. Rona merah muda menghiasi pipinya, s

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   233. Dua Kristal (3)

    “Tenang, Paman, itu tidak melukai Yui,” ucap Yuasa. Dia tahu dari raut wajah Rafael yang terlihat cemas.Angin itu seakan menarik elemen air, bukan hanya angin, kini Yui berada di dalam pusaran angin dan air secara bersamaan dan dalam waktu singkat keduanya seakan menguap menjadi kabut tebal. Mereka tidak bisa melihat dengan jelas, seluruh ruangan dipenuhi kabut. Lalu cahaya mulai terlihat, api yang begitu besar menyala. Sepasang sayap api berada di punggung Yui, mata hitam Yui berubah menjadi jingga, kilatannya terlihat menyala bagai api. Di saat yang bersamaan tubuh Yuan terangkat oleh kekuatan yang begitu besar.Rafael tiba-tiba merasakan dorongan luar biasa hingga aliran kekuatan yang dihisap Yuan terputus dengan sendirinya. Mereka bertiga terdorong hingga jatuh ke lantai.Yuan membuka matanya perlahan, mata itu tidak terlihat memiliki kesadaran. Mata perak Yuan kini berkilat seperti Yui, dalam lingkaran api yang sangat kuat tubuh Yuan terbakar.“Yuan!” teriak mereka semua.Yuasa p

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   232. Dua Kristal (2)

    “Yui!” teriak Rafael, dia terlihat menarik tangannya, “Panggil Xavier atau Razen, siapa pun yang bisa menolong. Yuan menyerap kekuatanku!” Rafael berusaha menahan dirinya, menarik aliran kekuatan yang dia berikan. Namun, semakin dia menarik diri, dia seperti terus terhisap dalam lumpur yang semakin dalam.“Paman!” seru Yui, dia mencoba sekali lagi menggunakan kekuatannya. Nihil, tidak ada lingkaran sihir yang keluar. “Kenapa? Kenapa begini?”Eirlys yang juga panik berusaha mengendalikan diri, dia harus berpikir jernih dengan kondisi saat ini. “Biar aku yang memanggil bantuan,” usul Eirlys segera keluar dari kamar tersebut, berlari ke kamar kakaknya, Lixue.Rafael semakin melemah, dia tidak mengerti kenapa Yuan justru berbalik menyerap kekuatannya. Tubuhnya mulai kehilangan setengah dari energinya dan masih belum bisa memutuskan aliran energi tersebut.“Serangan balik, seharusnya aku dan Yuan yang melakukan mengorbanan, karena hanya aku sendiri, kekuatanku tidak kembali dan Yuan mengala

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status