Home / Fantasi / Raja Baru untuk Dunia Kegelapan / 70 Moura dan Pohon Kehidupan

Share

70 Moura dan Pohon Kehidupan

Author: Rai Seika
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ergions, negeri para elf. Sebuah tempat terindah di bawah naungan pohon besar yang begitu rindang. Moura menghela napasnya berat seakan beban dunia ada di pundaknya. Semilir angin menerbangkan rambut panjang yang sewarna dengan madu, lembut dan indah.

“Apa yang harus kulakukan,” gumamnya seorang diri. Ingatannya kembali pada beberapa menit yang lalu saat dua orang dari dunia kristal datang menemuinya.

Seorang pria dengan wajah yang tampan namun cantik dengan mata sewarna jamrud berkilau bersama dengan istrinya yang tak kalah memikat, wanita cantik dengan rambut hitam sekelam malam, mata yang indah dengan bulu mata lentik. Mereka berdua menceritakan tentang putranya, Pangeran Yuan yang saat ini sedang terancam nyawanya. Permintaan lembut tersirat dalam kisah pilu yang mereka ceritakan.

Moura bimbang, meskipun tidak secara langsung keduanya meminta dengan terang-terangan, dia merasakan perih dalam dada saat mendengar Pangeran Yuan terbaring menunggu akhir hidupnya. Hati dan pikirannya t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rai Seika
Maaf ya, Kak, kurang sehat
goodnovel comment avatar
Anonymous
kog lama ga update Thor?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   71. Melintas Dimensi

    Celah dimensi, sebuah ruang yang tidak memiliki kepastian, di mana atas dan bawah menjadi tidak jelas saat tubuh memasukinya. Kaki dapat menapak, namun bukan pada tanah, dan rasa perih seperti ditusuk terasa setiap kali kaki melangkah. Memasuki ruang yang tidak memiliki kepastian ini, Lou Sherwood berpacu dengan waktu. Celah dimensi ini bagaikan pedang bermata dua, dapat mengantarkan ke mana pun yang diinginkan, tetapi tubuh bisa terkoyak dan belum tentu selamat hingga akhir.“Moura, bagaimana keadaannya?” gumam Lou. Sebuah guncangan terjadi karena pikiran Lou teralihkan. Jalan di depannya berubah arah dan dia merasa bingung sejenak. Secepat kilat, dia kembali memikirkan Fay Varsha, kekasih hatinya, ibu dari anak-anaknya. Guncangan kembali terjadi dan jalan di depannya berubah arah. Jalan menuju ke dunia bawah, Benua Utara.“Fokus, harus fokus atau aku akan terjebak di sini selamanya,” batin Lou. Jantungnya berdegup kencang saat menyadari bahwa sedikit saja dia teralih, jalan di depan

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   72. Kembalinya Kristal Perak

    Suara rintihan menahan sakit terdengar jelas. Beberapa kali Yuan mengeluh dan mengerang kesakitan. Tubuhnya mulai dingin, wajahnya memucat dengan cepat.“Yuan!” Yui berteriak dengan keras. Berharap suaranya mendapatkan mampu mencapai telinga mereka yang ada dan datang membantu. Dia menggerakkan tubuh Yuan, mengguncangnya.“Yuan, bangun! Buka matamu.” Yui sudah mulai panik, dia menyentuh pergelangan tangan Yuan dan merasakan nadi kembarannya mulai melemah.“Tidak, Yuan, kamu harus bertahan.” Tangis pecah seketika. Saat itulah ratu pemilik istana masu ke dalam kamar.Gaun biru menjuntai hingga ke lantai sedikit diangkat saat dia berlari kerena teriakan Yui. Di belakangnya kedua putri dan pangeran juga menghampiri. Sang ratu memeriksa Yuan dengan seksama lalu menggelengkan kepalanya.“Dia tidak memiliki kristal, sepertinya Pangeran Yuan tidak akan bisa bertahan. Saya tidak tahu apa yang terjadi, tetapi dia bertahan dengan sesuatu seperti kenangan yang sekarang sudah pudar dan menghilang,

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   73. Terlepas dari Dunia Kematian

    “Yuan!”Sayup-sayup suara Yui terdengar di telinga Yuan. Perlahan mata keperakan itu terbuka. Kesadarannya belum seratus persen berusaha mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Namun, pandangannya masih kabur. Yuan merasakan sesuatu yang berat di kedua kaki dan tangannya seperti terikat dengan sesuatu.“Di mana ini? Ini bukan Benua Utara,” gumam Yuan.Dia masih berusaha membuka matanya, rasanya begitu berat hanya untuk membuka mata saja. Yuan kembali memejamkan matanya. Ingatan beberapa hari yang lalu masih segar dalam kepalanya.Darren membuka kotak hitam kecil lalu sesuatu keluar seperti kabut asap hitam yang langsung menyerang. Yuan merasakan tekanan yang sangat besar, dia yang tidak memiliki kristal tak sanggup menghalau kabut hitam tersebut.“Harusnya bisa kumurnikan, harusnya ....” Yuan bergumam tidak jelas, kepalanya terasa sakit. Bagaikan tersihir, Yuan kembali tertidur. Dunia itu begitu tenang, tidur terasa begitu nyaman.Sosok lain dalam diri Yuan berteriak dengan keras, “Ban

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   74. Kembalinya Yuan

    Mata Yuan mulai terbuka. Dia menyesuaikan cahaya dengan mengedipkan matanya beberapa kali. Pemandangan serba putih hamparan es beku memenuhi ruangan.“Istana es,” gumam Yuan.Dinding yang mengkilap persis seperti kristal es, bening dan kebiruan bagai batu shappire. Hawa dingin menyentuh kulitnya, dia meraba ranjang padat yang dingin, ranjang es abadi yang terkenal mampu mempercepat proses penyembuhan segala penyakit.“Yuan!”Pelukan hangat yang terasa dikulit Yuan, tubuh Yui begitu hangat dibandingkan dengan dinginnya ruangan. Yuan mengeratkan pelukannya pada sodari kembarnya.“Yui, aku masih hidup?” Yuan memegang tangan Yui lalu meletakkannya di pipi. Yui mencubit pipi Yuan hingga dia mengaduh.“Sudah yakin masih hidup?” Yui terlihat gemas, dia begitu cemas dengan kondisi Yuan, tapi saat kembarannya bangun malah terlihat santai seakan tidak mengalami hal berbahaya seperti hidup dan mati.“Kau tahu aku sungguh takut di dunia orang mati, aku memanggilmu tapi kau tidak datang,” balas Yu

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   75. Kembalinya Nacht

    Kiriman datang,” ucap Yoru membawa bungkusan yang diperlukan Yui.“Taruh saja di situ,” jawab Yui tanpa menoleh. Dia sedang mengaduk sesuatu di panci lalu mengambil piring kecil kemudian menuang sedikit masakan yang sedang diolahnya. “Cobalah!”Yoru menerima piring kecil tersebut, Yui masih sibuk mengaduk dan tidak memperhatikan ekspresi Yoru. Pria itu menatap Yui, dia membayangkan jika suatu hari nanti Yui menjadi istrinya. Mungkin sajasetiap hari akan seperti hari ini, berada di dapur berdua dan mencicipi masakan pujaan hatinya.“Yoru bagaimana rasanya?” tanya Yui menoleh ke arah Yoru.Hampir saja piring kecil itu jatuh dari tangan Yoru, dia segera mencicipi selagi hangat. “Enak,” jawab Yoru.“jangan berbohong, Yuan tidak akan mau makan kalau rasanya hambar,” tuntut Yui. Matanya menatap tajam Yoru agar berkata jujur.“Sedikit kurang manis,” jawab Yoru cepat dan tersenyum ke arah Yui, “Bagiku sudah cukup manisnya jika sambil melihatmu, Putri.”Yui menoleh ke arah Yoru, wajah pria itu

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   76. Lari dari Bayangan

    “Sudah Yuan!” Yui menghentikan Yuan mengejar Yoru.“Lepaskan, Yui, dia Nacht!” teriak Yuan.Kegaduhan tersebut membuat Xavier dan yang lain datang.“Ada apa?” Xavier terlihat masih mengatur napasnya. Udara dingin Benua Utara ditambah dengan efek dari pedang es abadi membuat uap napas Xavier mengebul.“Kak Xavier, kita kejar Nacht!” Yuan bersikeras mengejar pria yang sudah pergi beberapa menit yang lalu.“Yuan!” teriak Yui. Kaki dan tangan Yuan terikat oleh sulur tanaman yang muncul dari dalam tanah. Pemuda itu kesulitan bergerak.“Yui, lepaskan!” teriak Yuan dengan mata tajam penuh kekesalan. Dia memotong sulur dengan kekuatan angin dan kembali berlari, kali ini Yui tidak bisa menghentikan Yuan saat dua sayap hitam melebar di punggungnya. Yuan terbang tinggi dengan kecepatan yang tidak bisa dikejar Yui.“Yuan!” teriak Yui.“Biar saya yang mengejar Pangeran Yuan,” ucap Xavier. Pria itu melesat dengan kecepatan tinggi tanpa menunggu jawaban Yui diikiti oleh Lixue di belakangnya. Keduany

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   77. Singgasana Kegelapan

    Yuan berjalan mendekati pemuda yang duduk di singgasana. Suasana temaram ruangan yang dipenuhi ornamen warna merah dan hitam. Puri lama yang terbengkalai dengan karpet merah tergelar, lantai mengkilap dengan ukiran tak biasa seperti sebuah lingkaran sihir yang berpusat pada singgasana. Seakan tidak lekang oleh waktu, tempat itu tidak berdebu dan bersih.“Kenapa kau ada di sini?” Yuan berhenti tepat di lingkaran terluar ukiran yang menyerupai lingkaran sihir.“Sudah kubilang, aku yang seharusnya bertanya.” Helaan napas berat terdengar dengan mata sayu menatap ke arah Yuan. Dia yang duduk di singgasana bukanlah orang lain melainkan dirinya sendiri yang lain, Yuan yang lain dengan dua sayap hitam di punggung dan tanduk di kepala.Mata Yuan menatap dirinya yang lain yang berada di singgasana. Sosok itu berdiri dan baru melangkah lingkaran yang ada di bawahnya bersinar dan membentuk sebuah perisai. Dia kembali duduk dan perisai itu menghilang kembali.“Kau lihat, aku tidak bisa keluar dari

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   78. Pemurnian Dua Belas Jenderal

    Penjara Istana Es tidak memiliki penjaga. Jangankan penjaga, Istana Es sendiri hanya dihuni oleh tiga orang saja, sang ratu dan kedua anaknya, Pangeran Lixue dan Putri Eirlys. Yuan bersama dengan Xavier dan Yui menapaki lorong dan menuruni tangga menuju ke sel tahanan. Dinding kemilau es yang memadat tidak mudah diterobos para tahanan. Penjara memiliki lapisan khusus yang dilindungi kekuatan es sang ratu.“Yuan kau yakin mau memurnikan mereka sekarang?” Yui melirik Yuan. matanya melihat ke arah mata kembarannya.“Tidak ada waktu lagi,Yui, harus sekarang,” jawab Yuan. “Tidak ada waktu, dia akan terkurung lebih jauh lagi jika aku menunda pemurnian kedua belas jenderal hari ini,” batin Yuan. Dirinya yang satu lagi hanya memiliki sedikit waktu sebelum mereka berdua benar-benar terpisah. Lingkaran sihir yang mengurungnya akan semakin kuat setiap waktu.Yui menghela napas, embusan napasnya berubah menjadi uap putih karena suhu yang begitu dingin. “Aku akan membantumu.”“Terima kasih, aku me

Latest chapter

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   159. Undangan Peri (2)

    Aula menjadi hening saat Erina masuk. Kedua ayah dan anak hanya memandang sosok yang baru saja melewati pintu aula.“Berikan undangan itu padaku!”Suara wanita itu terdengar jelas dan penuh penekanan. “Permaisuri Erina, Rains bilang dia setuju dengan perjodohan ini,” ucap Raja Edward saat wanita itu masih berjalan ke arahnya. “Benar, Ibunda, saya tidak menolaknya jadi….” Belum sempat Rainsword menyelesaikan ucapannya, wanita itu menatap tajam ke arahnya sehingga nyalinya menciut. “Berikan undangannya!” Erina mengulurkan tangan meminta undangan yang ada di dalam surat tersebut. “Ibunda?” Rainsword merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan ekspresi ibunya. Dia tidak terlihat senang. “Rains, apa kau bisa membuat Putri Fiona menjadi permaisuri dan tinggal di Silverstone? Kau lupa dia putri satu-satunya Ratu Esmeralda? Dia calon ratu berikutnya.” Mata biru shapire itu menatap Rainsword begitu dalam. “Bukankah tidak masalah, Ibunda? Fiona bisa menjadi ratu meskipun sudah menikah

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   158. Undangan Peri (1)

    Kerajaan Silverstone. “Yang Mulia, ada surat untuk Anda.” Seorang pengawal masuk dan menyerahkan gulungan perkamen dengan segel di atasnya. “Terima kasih.” Raja Edward memperhatikan gulungan tersebut. Segel yang menutup surat tersebut terlihat tidak biasa. “Lambang Kota Avari!” Mata Raja Edward membelalak dan berseru keras hingga pengawal yang baru saja berbalik menoleh kembali. Sementara seorang pengawal lain baru saja datang memberi salam hormat dan melapor, “Lapor Yang Mulia, Pangeran Rainsword telah tiba di istana bersama dengan Penjaga Dunia Bawah Rafael Blackdragon dan Putri Yui.”Raja Edward kembali duduk dengan tenang. Dia berusaha terlihat biasa meskipun tangannya gemetar dengan surat dari Kota Avari. “Biarkan mereka masuk.” “Siap, Yang Mulia!” Pengawal itu memberi hormat dan berbalik kembali untuk menjemput Pangeran Rainsword dan yang lain. Aula kerajaan kembali sepi, Raja Edward membuka surat tersebut secara perlahan. Dia membaca isi surat tersebut dengan hati-hati. S

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   157. Pilihan Fiona

    Ratu Esmeralda menopang dagu dengan satu tangan. Tangannya yang lain membolak-balik berkas yang tertumpuk rapi di depannya. Dia mendongak saat pintu ruang kerjanya diketuk. “Masuk dan tutup kembali pintunya!”Fiona berjalan perlahan setelah menutup pintu. Tamu mereka sudah pergi dua hari yang lalu. Mereka pergi setelah Pangeran Yuan siuman.“Salam, Ibunda Ratu,” ucap Fiona dengan penuh rasa hormat. “Duduklah Fiona,” perintah Ratu Esmeralda. Dia membalik berkas yang ada di depannya ke arah Fiona. “Pilih satu di antara mereka untuk menjadi calon pendampingmu.”Fiona terdiam di kursinya. Dia hanya menatap tumpukan berkas yang sudah terlihat dari sampul atasnya. Berkas biodata para pria bangsawan terbaik di Kota Avari. “Ibunda Ratu, bolehkah saya memilih pendamping sendiri.” Suara Fiona bergetar, dia sudah pernah bersitegang dengan ratu karena tidak mau berpaling dari Rafael.“Lupakan Rafael, aku tidak pernah mempermasalahkan siapa pilihanmu selama dia juga bersedia. Rafael tidak mengi

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   156. Hadiah Kecil

    “Krisan, kumpulkan semua debu peri di sekitar sini!” perintah Yuan. Makhluk kecil dengan sayap berbentuk bulan sabit melayang dan berputar hingga membentuk pusaran angin. Angin yang berputar menghempaskan semua debu peri yang menempel pada dedaunan. Debu peri keemasan melayang-layang dan berkumpul dalam satu titik. Yuan mengambil sebuah kantong kecil dari cincin permata penyimpanan dimensinya. Krisan pun memasukkan debu peri ke dalam kantong tersebut. Yuan menutup kantong dan memasukkan kembali kantong yang berisi debu peri ke dalam cincin permata penyimpanan dimensi. Eirlys yang memperhatikan Yuan menghela napas dan terlihat murung. Dia begitu iri setiap kali melihat penyimpanan dimensi. Kota Naga memiliki semua benda yang dia inginkan, sayangnya dia sendiri tidak memiliki uang untuk membelinya. Status putri hanyalah status. Dia bahkan tidak memiliki benda berharga. Yuan melihat Eirlys yang murung mengambil inisiatif memperlihatkan kegunaan debu per untuk menghiburnya. “Eirlys,

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   155. Di Bawah Pohon Peri (2)

    Malam semakin larut, tidak ada tanda-tanda Yuan akan siuman. Eirlys merasa matanya sudah semakin berat. Dia mengeratkan jubah Lixue dan bersandar pada akar pohon peri yang menyembul ke permukaan tanah. Menarik tubuh Yuan supaya terlindung dari angin malam, setidaknya ceruk di antara akar pohon cukup nyaman untuk bermalam beratapkan bintang. “Selamat malam, Yuan.” Eirlys memejamkan matanya. Dunia peri terasa begitu damai. Semilir angin malam yang dingin pun terasa menentramkan hati. Perlahan-lahan debu peri bertebaran di sekitar mereka seakan memberikan perlindungan. Debu peri masuk ke dalam tubuh Yuan, memberinya energi hingga penuh. Tak hanya Yuan, debu peri juga masuk ke dalam tubuh Eirlys mengisi energinya yang habis. “Eirlys … Eirlys ….”Kedua mata Eirlys seperti diberi perekat, susah sekali terbuka meskipun ingin. “Eirlys bangunlah!” Suara lembut dan juga terasa sentuhan di bahu Eirlys, mengguncangnya perlahan. Eirlys menggunakan tangannya untuk mengusap kedua mata yang sulit

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   154. Di Bawah Pohon Peri (1)

    Eirlys dan Lixue sudah berada di sebelah Xavier. Pria jangkung itu menggendong Pangeran Yuan yang belum sadarkan diri. Sementara Ratu Esmeralda membubarkan semua peri yang ada di sana, hanya tersisa Fiona seorang. “Bagaimana kondisi Pangeran?” Sang ratu berjalan dengan anggun dan berhenti tepat di depan Xavier. Dia memeriksa pergelangan tangan Pangeran Yuan. “Yang Mulia, Pangeran hanya kelelahan. Energinya habis sehingga dia pingsan,” jawab Xavier dengan suara lembut penuh hormat. “Ibunda Ratu, bagaimana kalau Pangeran Yuan beristirahat di ranjang es, bukankah dia akan cepat sembuh?” Fiona teringat dengan Rafael saat itu, untuk mempertahankan hidupnya Rafael dibaringkan di ranjang es. Xavier menyela, “Putri Fiona, itu tidak perlu. Pangeran hanya butuh istirahat sejenak untuk memulihkan energinya.” “Kalau begitu biar ku mainkan harpa.” Eirlys mengeluarkan harpanya. Belum sempat tangannya menyentuh senar, tubuhnya limbung. “Eirlys!” Lixue dengan sigap menopang Eirlys yang hamp

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   153. Menutup Celah Dimensi di Kota Avari

    Ratu Esmeralda berdiri dengan anggun di bawah pohon peri. Langit terlihat masih biru dengan semburat jingga dari sang surya yang mulai bersembunyi ke peraduan. Angin yang bertiup membawa suara alunan harpa, menyentuh kesadaran hingga menjernihkan pikiran.“Apa yang ingin Pangeran katakan?” Yuan membungkuk memberi hormat sebelum kembali berdiri tegak. Dia menatap awan di langit. “Yang Mulia pasti sudah merasakannya, kekuatan harpa tersebut bukan harpa biasa.”Yuan terdiam, menunggu reaksi dari sang ratu peri.Wanita itu menoleh ke arah Yuan, mengibaskan jubahnya dengan anggun lalu mulai duduk di atas rumput. “Ya, kekuatan harpa ajaib, aku pernah mendengar harpa itu dimainkan oleh seorang elf yang sempat mampir ke istanaku. Kejadian itu sudah sangat lama, tak kusangka kudengar kembali dentingan senar dari harpa itu. Sayangnya, ilusi yang dia berikan terlalu kuat.”“Namanya Roya Ashlyn, dia bukan manusia juga bukan bangsa kristal. Saya belum tahu pasti makhluk seperti apa wanita ini seb

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   152. Lingkaran Sihir Sylph

    Eirlys menatap Xavier juga kakaknya yang terlihat canggung dengan aksesoris barunya. Kedua telinga yang berhias dandelion terlihat begitu manis, tidak cocok dengan tampang keduanya. Gadis itu berusaha tidak melihat dan menahan tawa, akan sangat memalukan bagi mereka jika sampai ditertawakan. Sementara Fiona telah sampai di depan celah dimensi bersama Eirlys. Di hadapan mereka berdiri seorang wanita cantik dengan rambut kemerahan panjang hingga menyentuh tanah. Gaun dan jubahnya berwarna hijau dengan bordir dan salur warna merah muda. Sebuah mahkota besar menghiasi puncak kepalanya. “Fiona, siapa dia?” Suaranya terdengar mendominasi ada tekanan kuat dan menuntut jawaban saat itu juga. Tatapan wanita itu tajam, menatap dengan memicingkan mata. Tongkat di tangannya masih tegak berdiri dengan tekanan kekuatan yang tak biasa. Dia mengendalikan tanaman dan mengurung beberapa orang di depan celah dimensi. Wanita ini sedang mengendalikan orang-orang yang berusaha mendekati celah dimensi. “

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   151. Kota Avari

    Pohon besar itu seakan memicingkan matanya, menatap Yuan lekat-lekat. “Kau mirip dengan seseorang,” ucap peri pohon perlahan.“Kurasa yang kau temui itu Yui, saudara kembarku. Aroma kami sama,” jawab Yuan. Yuan menebak jika peri pohon lebih mengandalkan indra penciuman daripada penglihatannya.“Yui? Ya, aku ingat nama itu. Dia gadis kecil dengan aroma khas, seperti dirimu.” balas peri pohon dengan seutas senyum yang terlihat aneh di wajah pohonnya. Dia kemudian mengangkat Yuan ke atas pohon. “Berpeganglah erat, akan kuantar ke Avari.” “Tunggu!” seru Yuan dengan suara lantang. “Aku tidak sendiri, bisakah Anda juga mengantar teman-temanku?” Yuan menunjuk Eirlys dan yang lain. Peri pohon terdiam, tampak berpikir keras. “Aku akan bernyanyi untukmu jika Anda bersedia membawa mereka bersamaku,” tawar Yuan. Peri dikenal menyukai nyanyian.“Baiklah, bernyanyilah sampai batas terluar desa, kalau suaramu bagus baru akan kupertimbangankan membawa kalian ke Avari,” balas peri pohon tersebut.

DMCA.com Protection Status