Di saat mereka semua sedang ngumpul, dan tiba-tiba saja tanpa sebab Om Erik memarahi Rain dengan kesal
“Rain, kamu itu bukannya cari kerja, bantuin kakak kamu, nyusahin aja kamu bisanya” Ucap Om Erik yang memarahi Rain dengan kesal karena Rain selalu menjadi beban keluarganya
“Erik apa sih kamu, kamu engga ngaca kamu juga beban di sini, harusnya kamu juga ngaca, udah kerjanya bikin onar terus” Ucap Nenek Juli membela Rain
“Tahu lu, bukannya mikir, udah kaya bos aja elu di sini” Ucap Om Lukman juga membela Rain
“Emang dia engga tahu diri ok, udah erjanya cuman makan tidur aja, bantu beres-beres rumah engga, harusnya dia yang Mas Lukman marahin” Ucap Om Erik yang membuat Rain sakit hati.
Mendengar itu semua, Rain memutuskan untuk keluar dari rumah itu dan mencari kerjaan untuk menjadi orang sukses.
Rain masuk ke kamarnya dan merapihkan semua baju dan barang-brangnya dia yang masih bisa di guanakan nanti, setelah itu dia pamit oleh semua yang ada di situ termasuk ke Neneknya, dan juga Kakak dan Adiknya
“Rik, elu yah, tuh lu lihat ponaan lu sampai kaya begitu” Ucap Om Lukman
“Emang benar kok, dia itu harus di bilangin aya begitu, biar dia tahu diri dan engga nyusahin Mamah dan Kakaknya” Ucap Om Erik dengan nada yang keras supaya bisa di dengar oleh Rain yang sedang merapihkan baju-bajunya
“Terus apa bedanya sama elu, elu selalu nyusahin orang dan juga pacarnya Ara, apa bedanya sama elu” Ucap Om Lukman
“Beda lah, an ini rumahnya Mamah, jadi gua berhak atas rumah ini, jadi di sini gua engga nyusahin” Ucap Erik
Dan Rain pun keluar dari kamarnya membawa tas besar yang berisi baju dan barang-barang
“Rain, mau ke mana kamu ?” Tanya Om Lukman karena melihat Rain membawa tas besar dan sangat rapi
“Iya, Rain kamu mau ke mana ?” Tanya Kak Ara
“Iya, Bang Rain mau ke mana kaya mau pergi aja” Ucap Mira dengan bingung karena abangnya membawa tas yang besar
“Rain mau pergi dari sini kak, Rain mau mencari kerja, dan Rain akan buktikan sama semua kalau Rain bisa sukses dan Rain bukan beban keluarga” Ucap Rain sambil menangis
“Engga perlu Rain” Ucap Kak Ara
“Engga kak, ini harus, karena Rain anak laki-laki, jadi Rain harus menjadi oang yang sukses” Ucap Rain sambil menangis
“Tapi Rain..” Ucap Kak Ara yang belum selesai langsung di potong oleh Rain
“Udah Kak, Rain akan kembali katika Rain sudah sukses nanti” Ucap Rain dan lanjut bilang “Oh iya Kak, tolong jangan hubungin Rain dulu ya, dan juga Kak Ara engga usah khawatir sama Rain, Rain akan baik-baik aja kok” Ucap Rain sambil menangis yang membuat Kak Ara menangis
“Om Lukman, tolong jagain Kak Ara sama Mira yah” Ucap Rain sambil menangis
“Bang Ari juga tolong jagain Kak Ara sama Mira yah, jangan coba-coba Bang Ari sakitin Kak Ara, karena Rain akan bunuh Bang Ari, jika Bang Ari melakukannya” Ucap Rain dengan serius
“Kamu tenang aja, Bang Ari akan menjaga Ara sama Mira dengan baik, kamu bisa mengandalkan abang” Ucap Bang Ari dengan serius
Dan setelah itu Rain pun mengampiri Nenek Juli, yang sdang duduk memperhatikan mereka semua.
“Nek” Ucap Rain sambil sungkem pada Neneknya itu
“Tolong bantu Rain jaga Kak Ara sama Mira, dan tolong doakan Rain untuk menjadi orang sukses saat kembali ke sini” Ucap Rain sambil bersungkem dan mencium tangan Neneknya
“Engga usah balik juga engga apa-apa” Ucap Om Erik yang sangat benci sama Rain
Dan setelah pamit sama Nenek dan semuanya kecuali Om Erik, Rain berpelukkan terlebih dahulu untuk yang terakhir kalinya, karena dia akan kembali lagi ketia sukses nanti
“Rain, pikiran lagi, kan sebentar lagi Kak Ara akan menikah” Ucap Kak Ara untu memikirkan lagi karena sebentar lagi Kak Ara ingin menikah sama Bang Ari
“Kak Ara tenang saja, aku akan datang ke nikahan kak Ara nanti” Ucap Rain
“Bagaimana caranya kamu tahu kalau Kak Ara akan menikah kapan, sedangkan kamu bilag kalau kakak tidak boleh menghubungi kamu” Ucap Kak Ara yang masih sambil menangis
“Aku akan tahu dengan sendirinya Kak, Kaka tenang aja” Ucap Rain dan lanjut bilang “Baik-baik ya Kak, jaga diri Kakak baik-baik” Ucap Rain sambil menghapus air mata yang ada di pelupuk matanya
Dan setelah itu Rain melangkahkan kakinya keluar dari rumah itu, sementara Kak Ara dan Mira, terus memanggil manggil Rain supaya jangan pergi, namun tekat Rain sudah bulat untuk keluar dari rumah itu dan kembali lagi ketika dia sudah sukses nanti.
“Rain, jangan pergi Rain” Teriak Kak Ara dari dalam rumah sambil menangis histeris karena Rain akan meninggalkan Kakaknya
“Abang, jangan pergi bang” Teriak Mira juga sambil menangis histeris
Rain pun menangis mendengar itu namun dia kuatkan diri untuk tidak melihat ke belakang, karena kalau dia melihat kebelakang, dia tidak akan kuat, jadi dia memutuskan untuk berjalan terus sambil menangis, walaupun dia tidak tahu ingin ke mana terlebih dahulu.
Dan dia pu pergi meninggalkan Kakak dan Adiknya di rumah Nenek Juli, Dia berkelana seperti orang yang tidak punya arah ke mana dia harus pergi membawa tas yang besar yanga da di punggunya, dan bahkan dia tidak tahu malam ini akan tidur di mana, dan ketika dia melihat dompet, isi dompet dia hanya ada dua puluh ribu, bisa dia pastikan kalau uang tersebut hanya bisa bertahan untuk hari ini, dan bahkan tidak sampai satu hari ini.
Dia memutuskan pergi dari rumah Nenek Juli, jadi dia harus menerima resiko yang dia dapatkan dari keluar dari rumah Nene juli tanpa kerjaan dan hanya dengan uang dua puluh ribu.
Rain berjalan tanpa tujuan, dia mengikuti ke mana langkah kaki Rain melangkah, dia mengikuti, sapai dia sendiri tidak tahu berada di daerah mana, dan bahkan pada malam hari ini dia belum makan, karena uang dua puluh ribu tadi dia sudah pakai untuk makan siang tadi dan uang dua puluh ribu itu hanya tinggal lima ribu rupiah, Rain berjalan di dalam kegelapan yang hanya di terangkan oleh lampu jalan saja, dan bahkan dia tidak tahu searang jam berapa, karena onsel yang dia miliki habis baterai dan dia belum mengisinya lagi.
Dia berjalan dan terus berjalan sampai pada di suatu tempat di dalam kegelapan, ada empat penjahat yang sedang merampok mobil mewah yang sedang melewati jalan yang sepi, karena dari tadi Rain jalan, Rain tidak melihat satu orang pun melewati jalan ini, dan sekarang dia melihat ada empat perampok yang sedang merampok seorang wanita cantik yang kira-kira berumur tiga puluh lima tahun.
Awalnya Rain bodo amat dengan wanita itu, dan bahkan tidak peduli dengan apa yang di lakukan oleh para perampok tersebut, karena sekarang Rain sedang prustasi dengan nasibnya sendiri. Tapi pada saat perampok itu memaksa wanita cantik itu melayaninya dan bahkan perampok itu membuka celananya di depan wanita itu.
Rain yang melihat itu yang tadinya dia tidak peduli, karena melihat kelakukan perampok itu, Rain tidak bisa diam saja, dia berpikir dia mempunyai tiga orang wanita di dalam keluarganya, Rain berpikir bagaimana jika itu terjadi pada mereka, Rain tidak bisa tida ikut campur, Rain langsung menghampiri orang tersebut dengan kesal, dan suasana yang sedang prustasi.Rain menghampiri para perampok itu dan menyuruh mereka untuk melepaskan wanita itu.“Lepaskan wanita itu” Ucap Rain dengan kesal karena melihat kelakuan para perampok itu yang kurang ajar terhadap wanita“Siapa kamu, lebih baik kamu pergi dari sini jangan sampai membuat kami marah, dan kalau sampai kami marah, kami pastian kamu tidak akan selamat, jadi lebih baik kamu pergi dari sini dan jangan ikut campur urusan kami ini” Ucap salah satu penjahat tersebut yang sedang memegang wanita cantik tersebut“Saya tidak takut dengan kalian, lagian juga kalau alian ingin membunuh
Semuanya gelap tidak kelihatan apapun, tidak ada yang bsia dia lihat sekarang, dan setelah beberapa saat dia pun menukan cahaya dari matanya, Rain perlahan bangun, namun Rain bangun di tempat berbeda, dia mengira kalau dia sudah di surga, namn Raian salah, dia sedang berada di sebuah ruangan yang penuh dengan pencahayaan yang cukup, Rain membua mata dan merasa lengan kiri dan kanan serta seluruh badannya terasa sangat sakit sekali.Rain terbangun dari kegelapannya, dan melihat di sekelilingnya sudah ada banyak orang serta perempuan yang memakaibaju perawat, dan yang lebih kagetnya lagi Rain melihat wanita cantik yang pada malam itu dia tolong.Dengan sisa-sisa tenaga Rain mencoba untuk duduk sambil memegang lengannya yang masih sakit, namun tidak bisa karena sekarang kondirinya Rain sangatlah lemah dan bahkan untuk dia duduk saja dia tidak bisa.“Saya di mana ?” Tanya Rain yang tidak tahu dia berada di mana sekarang.“Kamu berada di ruma
“Lalu habis dari sini kamu ingin ke mana ?” Tanya Tania“Tidak tahu, yang pasti aku akan berusaha untuk menjadi orang sukses dan kembali ke keluarga, untuk mengajak Kak Ara dan Mira pergi dari sana” Ucap Rain“Kalau begitu saya mau membantu kamu, kamu tinggal di sini menjadi anak saya dan buktikan ke keluarga kamu itu kalau kamu bisa sukses dan kamu ukan beban keluarga” Ucap Laura tanpa pikir panjang yang membuat Rain kaget dan bahkan dia tidak percaya kalau Laura bilang seperti itu pada dirinyaRain pun masih belum sadar atas keterkejutannya atas apa yang di bilang Laura ini, Bahkan Rain tidak menyangka akan di tolong oleh Laura dan sekarang dia di bkin terkejut lagi atas apa yang di bilang Laura tadi.Melihat Rain tidak menjawab dan masih terbengong Laura memanggil Rain beberapa kali“Rain” Ucap Laura Rain masih belum menyadarinya“Rain” Ucap Laura lagi dan lagi-lagi Rain tidak me
Dan Rain mendengar itu dia kecewa, ini tidak seuai yang dia harapkan, Bunda Laura malah menyukainya dan tidak ada masalah dengan itu, ini membuat Rain salah membuat keputusan“Jadi mulai sekarang Rain adalah anak Bunda sama seperti Tania, dan Rain harus memanggil dengan sebutan Bunda ya Rain” Ucap Bunda Laura dengan senyumDan Rain hanya mengangguk pelan saja, tanpa bicara karena hal ini yang dia tidak ingin kan,“Coba Bunda ingin dengan Rain menyebut Bunda sama Bunda” Pinta Bunda Laura dengan senyumDan Rain dengan trpaksa memanggil Bunda dengan pelan “Bunda” Ucap Rain dengan suara pelan yang membuat Bunda Laura dan Tania tersenyumDan setelah itu tiba-tiba saja ada sesuatu yang berbunyi, yaitu perut Rain, karena dari emarin siang Raian belum sempat makan, sampai dia harus kelelahan melawan para penjahat yang ingin merampok dan melecehkan Bunda Laura dan itu membuat Bunda Laura dan Tania tersenyum.&ldquo
Rain pun bingung kenapa mereka ada di sana, Rain pun berpikir kalau rumah sebesar ini pasti di pasangin CCTV, dia pun lengah dalam masalah ini, dan ternyata ini tidak semudah yang dia bayangkan.Namun dia tetap berusaha untuk keluar dari tempat ini, Rain berusaha tetap tidak terjadi apa-apa dan dia jalan dengan santai menuju Bibi Fetrin dan lainnya yang sudah menunggu di gerbang untuk menghalangi Rain keluar dari rumah besar dan mewah ini.“Hai” ucap Rain dengan senyum ramah, namun muka mereka semua sangat tegang dan bahkan sangst serius menatap Rain.Beberapa hari cukup untuk Bibi Fetrin mengenal Rain karena dia selalu membantu Rain karena itu perintah dari Laura, karena sekarang Rain adalah anak Bosnya yaitu Laura, mangkanya dia selalu membantu Rain untuk semua masalah ketika Rain di rawat, namun tidak untuk kali ini.“Mau ke mana Rain ?” tanya Bibi Fetrin dengan santai“Mau pergi Bi” jawab Rain dengan santai
Melihat Rain terdiam berdiri di depan pintu, Tania bertanya “Rain ada apa ?’ Tanya TaniaRain pun masih terdiam dan bahkan dia tidak sadar kalau dari tadi Tania memanggilnya“Rain” panggil Tania lagi dan Rain masih belum sadar jugaRain tersadar ketika pandangannya terhalang oleh wajah cantiknya Tania yang berada sangat dekat dengan wajahnya, Rain pun langsung kaget dan mundur beberapa langkah.“Kamu kenapa kok diam ?” Tanya Tania“Engga apa-apa” Jawab Rain yang sudah tersadar dari keterkejutannyaDan setelah itu Tania menjelaskan kamar canggih ini, kalau Rain membutuhan sesuatu dia tinggal menggunakan telefon yang ada di samping tempat tidurnya dan juga Tania menunjukan lemari yang sudha penuh dengan baju-baju yang sangat bagus dan pasti sangat mahal-mahal dan keluaran terbaru dari berbagai brand terkenal yang ada di dunia.“Ini baju-baju kamu” Ucap Tania menunjukan baju-baj
“Aku tidak ingin makan, yang aku ingin sekarang adalah keluar dari rumah ini” Ucap Rain tanpa melihat ke Tania“Kalau kamu engga makan, nanti kamu sakit loh” Ucap Tania dengan lembut sambil duduk bersama Tania di depan kaca besar yang menghadap pemandangan yang indah di luar“Aku tidak peduli, biarkan aku mati di sini” Ucap Rain dengan putus asa yang masih melihat daun-daun yang seolah tersenyum padanya dan memberi tahu kalau ini adalah takdir kamu“Kamu jangan bicara seperti itu, itu tidak baik” Ucap Tania menasihati Rain“Aku tidak bisa menerima ini semua, ini bukan yang aku harapkan” Ucap Rain dengan mata yang berkaca kaca“Ini takdir kamu Rain” Ucap Tania dengan serius dan lanjut bilang “Rain dengar aku,” Ucap Tania namun tidak di tanggapi oleh Rain. Karena melihat dirinya di tanggapi oleh Rain, Tania langsung memalingkan wajahnya Rain hingga menghadap persis ke
Dan Dokter tersebut juga menjelaskan tentang Medical Xpress mejelaskan bahwa kmatian bisa terjadi pada hari ke empat puluh sampai enam puluh, tergantung daya tahan tubuh seseorang. Dan dokter itu bilang kematian dapat terjadi perlahan dan menyakitkan aibat kegagalan fungsi organ tubuh.Dan Bunda Laura yang mendengarkan itu pun menangis karena Rain hampir saja mati jia tidak mendapatkan pertolongan medis dengan cepat.Lalu Bunda Laura menyuruh dokter untuk merawat Rain dengan perawatan yang terbaik yang ada di rumah sakitnya dan doketr pun mengiyakan dan menyanggupi.Dan setelah itu Dokter tersebut mengebarkan rumah sakit miliknya langsung dan menyuruh mereka membawa alat-alat terbaik dan perawat terbaik yang ada di rumah sakitnya, dan juga rumah sakit yang dokter ini miliki adalah rumah sakit ternama di Indonesia dan bahkan rumah sakit terbagus yang ada di indonesia dan Asia.Dan setelah itu tidak lama kemudian semua yang di pesan dokter tersebut dan dokt
Ke dua penjaga itu pun jatuh tumbang di hajar Rain dan juga Diana, melihat Rain dan Diana menang ke tiga perempuan yang berjaga itu pun senang, setelah itu Rain dan Diana mengikat semua musuhnya agar tidak bisa melawan lagi, dan setelah itu mereka meminta ke dua penjaga itu membuka pintu untuk menuju hutan aslinya, namun ke dua penjaga itu masih tetap tidak mau membukanya dan itu membuat Rain dan yang lain kesal, karena ke dua penjaga itu tidak mau membuka pintu rahasia tersebut, Rain pun terpaksa menggunakan cara sedikit kasar agar ke dua penjaga itu pun membuka pintu keluar tersebut, Rain terpaksa menggunakan cara yang dia lakukan pada orang sebelumnya dengan menggunakan lidi kecil dan di masukan ke sela kukunya. “Oke kalau kalian tidak mau membuka pintu keluar itu, tapi jangan salahkan gua kalau kalian nantinya akan sangat menderita” ucap Rain dengan serius pada ke dua penjaga tersebut “Kita nggak takut, bahkan kalau elu embunuh kami semua di sini pun, kita tetap tidak akan membu
“Engga ada cara lain, kita harus melawan mereka agar bisa keluar dari hutan ini” jawab Rain pada Diana dengan serius “Aku yakin walaupun mereka hanya berdua, tapi mereka pasti lebih hebat dari orang-orang yang sebelumnya kita temui, karena mereka penjaga pintu keluar kita” ucap Diana pada Rain dan dia sangat yakin “Iya, aku juga berpikir seperti itu, orang itu tidak mungkin menaruh orang yang tidak bisa berkelahi di tempat penting ini” ucap Rain dengan serius “Kalian bertiga tunggu di sini, jaga orang ini, kalau dia bangun bikin dia pingsan lagi, biar aku sama Rain yang melawan orang itu” ucap Diana dengan serius pada Alana, Tania dan Bosnya sendiri Anna “Iya, kalian tunggu di sini untuk berjag-jaga, tetap waspada, jangan lengah sedikit pun” ucap Rain dengan wajah yang sangat serius “Iya, kamu hati-hati Rain” ucap Tania pada Rain untuk hati-hati karena dia sangat khawatir sama adiknya itu, begitu pun juga Alana dan Anna “Ayo Diana, kita kalahin mereka agar kita bisa keluar dari
“Ada di sebuah gua di sebelah selatan hutan ini, kalian tinggal masuk ke dalam dan nanti akan ketemu pintu rahasia di sana, itu adalah jalan keluar kalian dari hutan ini” jawab orang itu yang akhirnya memberitahu di mana jalan keluarnya setelah dia di siksa oleh Rain menggunakan lidi yang Rain dapat “Kalau begitu elu yang pimpin jalannya” ucap Rain dengan serius “Engga bisa, gua nggak bisa pimpin kalian,” ucap orang itu yang menolak mempimpin jalan keluar hutan buatan itu “Oke kalau elu nggak mau, sepertinya lidi ini suka sama kuku jari elu” ucap Rain dengan serius, mengancam orang tersebut agar orang tersebut mau mempimpin jalan mereka keluar dari hutan tersebut “Jangan-jangan, oke gua akan pimpin kalian keluar dari hutan ini” ucap orang itu yang akhirnya mau, setelah di ancam oleh Rain menggunakn lidi tersebut “Ayo bawa dia, kita keluar dari hutan ini” ucap Rain dengan serius “Anak buahnya bagaimana ?” tanya Alana dengan serius, karena tidak bisa di biarkan seperti ini “Kita
yang membuat orang itu langsung tersungkur ke tanah karena tendangan Diana yang tepat sasaran di muka orang itu. “Apa kamu pernah bermain permainan mental dalam berkelahi dengan yang lebih kuat ?” tanya Rain dengan santai dan setelah itu dia menghampiri orang itu dan membawanya ke teman-temannya “maksud kamu ?” tanya Diana dan ternyata Diana tidak mengerti apa yang di maksud Rain dengan permainan mental
namun Diana tidak menyerah, dia terus bertahan dan sesekali menghindar agar bisa menyerang balik, namun kemampuan orang itu tidak bisa di anggap remeh, orang itu mampu membalikan keadaan dan menyerang Diana kembali.Rain yang tidak sengaja melihat Diana pun khawatir kalau Diana akan kalah dan orang itu akan kabaur, karena orang itu bisa menjadi pintu jalan keluar untuk mereka dari hutan aneh itu, Rain yang melihat itu dia langsung berusaha dengan cepat menjatuhkan lawannya, dia menggunakan jurus cepat yang pernah di ajarkan oleh Bibi Fetrin ke dirinya, dia menggunakannya sekarang untuk melawan musuhnya, sementara itu Anna dan Tania telah berhasil mengalahkan musuhnya hingga babak belur dan terluka karena Anna memukulnya dengan kayu besar yang dia temukan di sekitarnya, sementara itu Alana masih bertarung dengan musuhnya dan dia sedikit lagi hampiri menang melawan musuhnya, namun musuhnya juga tidak mudah menyerah dan akhirnya dia menggunakan jurus yang dia punya, dengan
Mereka melanjutkan perjalanannya dan sekarang mereka memperhatikan sisi hutan tersebut berharap mereka dapat menemukan jalan keluar dari hutan buatan tersebut, setelah mereka berjalan untuk menemukan jalan keluar dari hutan tersebut bukannya menemukan jalan keluar, mereka malah bertemu dengan lima orang yang pasti suruhan bos mereka yang ingin mencelakai Rain dan yang lainnya“Ya elah pakai ketemu mereka lagi” ucap Anna dengan kesal karena mereka malah bertemu dengan orang-orang itu“Bagus kita bertemu mereka, kita bisa memaksa mereka untuk memberitahu kita jalan keluar dari tempat ini, mereka pasti tahu karena mereka anak buah pemilik lama vila Bunda sekarang” ucap Rain dengan pelan pada Diana dan Diana pun mengerti, dia mengangguk pelan sambil menatap Rain“Rupanya kalian di sini” ucap salah satu dari lima orang tersebut yang sepertinya pemimpin rombongan mereka“Kita nggak ke mana-mana kok” ucap Rai
mereka mengecek semua tempat dan tidak menemukan Rain dan yang lainnya karena Rain dan yang lainnya sudah pergi, dan setelah itu bos yang memimpin orang-orang itu pun menyuruh untuk mencari Rain dan yang lainnya sampai ketemu, dan ke lima orang itu pun langsung mencari Rain dan yang lainnya dengan perintah bosnya itu, sementara Rain dan yang lainnya terus berusaha mencari jalan keluar tercepat dari hutan tersebut.Rain dan yang lainnya tidak terasa mereka sudah berusaha mencari jalan keluar dari hutan tu berjam-jam, hingga hari sudah menunjukkan sore hari, dan mereka masih belum menemukan jalan keluarnya, di tambah mereka kelelahan karena berjalan cukup lama di dalam hutan tersebut, karena kelelahan mereka pun beristirahat sebentar sambil minum agar tidak terkena dehidrasi karena kehausan, mereka beristrahat lima belas menit dari mereka berhenti dan masih bigung bagaimana cara mereka menemukan jalan keluar untuk mereka.“Bagaimana ini ? kita masih belum bisa mene
“Tuh kan benar ada” ucap Rain pada Alana dengan serius“Iya ada, tapi yang aku bingung, kenapa tadi dari ujung sana nggak terlihat ya, padahal lidah buaya ini tumbuh cukup besar yang seharusnya bisa terlihat dari jarak kita berdiri tadi” ucap Alana dengan serius dan dia juga bingung kenapa ini bisa terjadi“Aku juga nggak tahu, semakin memikirkan hutan ini, semakin bingung aku, lebih baik sekarang kita petik lidah buayanya dan kembali ke yang lain” ucap Rain pada Alana dengan serius dan Alana pun mengangguk dan setelah itu mereka berdua memetik beberapa lidah buaya dan setelah itu dia kembali ke yang lain karena dia sudah mendapatkan lidah buaya untuk obat tangan AnnaSementara itu yang lainnya, mereka masih merawat Anna dan menyuruh Anna untuk sabar sambil memerika terus lukanya agar tidak ada pembengkakakn yang berlebihan di tangannya, mereka masih menunggu Rain dan Alana dengan sabar “Apa mereka berhasil menemukan lid
Selagi mereka berkelahi, musuh yang tadi tersungkur ke tanah karena di hajar Rain tiba-tiba saja dia bangun kembali, namun dia tidak melawan Rain kembali, dia berjalan ke arah tenda yang di dalamnya ada Tania dan Anna sedang bersembunyi, dia berjalan dengan cepat agar sampai tenda, sementara Rain, Diana, dan Alana tidak sadar karena mereka sangat fokus melawan musuhnya masing-masing, sedangkan orang itu terus berjalan ke arah tenda, Anna dan Tania yang melihat orang itu menghampirinya dari dalam tenda, Anna pun ketakutan, melihat Anna ketakutan, Tania mencoba untuk membuat Anna tidak takut dan tidak panik agar mereka bisa mengatasi orang itu.“Tania bagaimana ini” ucap Anna yang sangat panik“Jangan panik, sepertinya kita harus melawan orang itu, nggak ada pilihan lagi, kita juga harus membantu mereka melawan orang-orang itu” ucap Tania dengan serius pada Anna yang sedang ketakutan“Bagaimana bisa, kita nggak bisa berkelahi” u