Melihat Rain terdiam berdiri di depan pintu, Tania bertanya “Rain ada apa ?’ Tanya Tania
Rain pun masih terdiam dan bahkan dia tidak sadar kalau dari tadi Tania memanggilnya
“Rain” panggil Tania lagi dan Rain masih belum sadar juga
Rain tersadar ketika pandangannya terhalang oleh wajah cantiknya Tania yang berada sangat dekat dengan wajahnya, Rain pun langsung kaget dan mundur beberapa langkah.
“Kamu kenapa kok diam ?” Tanya Tania
“Engga apa-apa” Jawab Rain yang sudah tersadar dari keterkejutannya
Dan setelah itu Tania menjelaskan kamar canggih ini, kalau Rain membutuhan sesuatu dia tinggal menggunakan telefon yang ada di samping tempat tidurnya dan juga Tania menunjukan lemari yang sudha penuh dengan baju-baju yang sangat bagus dan pasti sangat mahal-mahal dan keluaran terbaru dari berbagai brand terkenal yang ada di dunia.
“Ini baju-baju kamu” Ucap Tania menunjukan baju-baju tersebut yang ada di lemari besar yang ada di kamarnya Rain itu dan lagi-lagi Rain hanya bisa terdiam, ternyata selama dia sakit dan sedang di rawat Bunda Laura telah menyuruh Fetrin untuk menyiapkan semuanya untuk kedatangan Tuan muda baru di rumah Laura.
Dan setelah Tania sudah menjelaskan semuanya, tiba-tiba Laura sudah berada di depan pintu kamar Rain dan bertanya pada Rain “Bagaimana sayang, kamu suka kamar baru kamu ini ?” tanya Bunda Laura dengan senyum
Rain pun yang masih menggunakan tas besar langsung menghampiri Laura dan bilang kalau dia tidak ingin ini semua “Aku engga bisa menerima ini semua Bunda, aku ingin keluar dari sini” ucap Rain meminta pada Laura yang sekarang menjadi Bundanya, walaupun Rain belum menerima Laura sebagai Bundanya.
“Kamu harus menerima semua, karena ini sudah menjadi takdir kamu Rain menjadi anak Bunda” Ucap Bunda Laura dengan senyum
“Tapi aku tidak mau Bunda, bukan in tujuan aku keluar dari rumah, aku masih ada tujuan yang harus aku capai” Ucap Rain
“Kamu bisa mencapainya dengan ini, dan ini adalah takdir kamu” Ucap Bunda Laura
“Iya Rain, kamu bisa mencapai tujuan kamu lewat sini” Ucap Tania juga yang mendukung Bunda Laura
“Tidak, ini bukan takdir aku” Ucap Rain
“Ini takdir kamu Rain” Ucap Bunda Laura
“Tidak, aku ingin keluar dari sini” Ucap Rain
“Kamu bisa keluar kalau kamu sudah menerima takdir kamu ini menjadi anak Bunda dan menjadi bagian dari keluarga Abigail” Ucap Bunda Laura yang berubah menjadi serius
Lalu setelah itu Rain memaksa keluar kamar, namun langsung di tahan oleh Bibi Fetrin yang memang dari tadi sudah ada di depan kamar Raian bersama Bunda sejak tadi.
Bibi Fetrin menahan Rain supaya tidak keluar dari kamarnya, lalu setelah itu Tania dan Bunda Laura pun menunggu di luar sampai Rain tenang, namun Rain tetap berontak dan memaksa ingin keluar kamar, malihat itu Bibi Fetrin pun terpaksa menggunakan ke ahliannya untuk menenangkan Rain dengan cara memukul bagian belaang Rain hingga dia tak sadarkan diri, lalu setelah itu baru Bibi Fetrin keluar dan Bunda Laura memutuskan untuk mengunci pintu kamar Rain.
Di rumah ini walaupun hanya sisik jari dan pin yang terdaftar yang bisa membuka dan mengunci pintu ruangan, tapi kunci utamanya adalah ada pada suara Laura, jadi walaupun Laura tidak mengetahui pin yang Rain daftarkan, namun dengan suaranya saja dia bisa membuka dan mengunci pintu setiap ruangan sesuka hatinya, dan bahkan dia bisa mengunci pintu kamarnya Rain secara permanen, dan hanya bisa di buka dari luar saja, dan itu dia lakukan pada kamar yang sekarang sudah menjadi kamarnya Rain.
Di dalam kamar Rain sedang pingsan dengan tenang di kasur besar dan empuknya itu yang di inport langsung dari luar negeri oleh Laura khusus untuk Rain.
Sementara di luar Tania mengkhawatirkan kondisi Rain yang tak sadarkan diri itu akibat pukulan yang di berikan oleh Bibi Fetrin.
“Bi, apa Rain baik-baik saja ?” tanya Tania yang mengkawatirkan kondisi Rain yang pingsan
“Tidak apa-apa Non, Tuan muda akan bangun sekitar lima belas menit lagi” Ucap Bibi Fetrin
“Bunda, apa engga terlalu berlebihan seperti ini sama Rain ?” tanya Tania
“Tidak sayang, Bunda seperti ini supaya Rain bisa menerima kita sebagai keluarganya, jadi kita harus sedikit keras” Ucap Bunda Laura dengan tenang
“Fetrin, terus jaga Rain, jangan sampai dia kabur dari sini” ucap Laura memerintahkan Fetrin supaya menjaga Rain dengan baik dan jangan sampai dia kabur dari rumah ini
Dan setelah itu Bunda Laura pergi dari depan kamarnya Rain begitu pun juga Tania dan juga Bibi Fetrin, dia kembali lagi ke ruangannya sampai ada perintah berikutnya yang di berian Bunda laura pada Bibi Fetrin.
Hari pun berganti menjadi sore dan daun-daun di pepohonan sudah tersenyum kembali karena sang fajarnya telah kembali dan memberi warna yang indah untuknya.
Sementara Rain yang sudah terbangun hanya bisa meratapi kehidupannya dan hanya bisa dari kamar barunya yang indah dan megah meliat daun-daun tersebut tersenyum karena telah kembalinya sang fajar untuk memberi warna pada daun-daun tersebut.
Daun-daun tersebut seolah bilang bangkit lah Rain dan terima lah nasibmu yang sekarang, dan seoalh daun-daun itu berkata pada Rain dengan senyumnya, setiap yang hadir dalam cerita hidupmu, akan selalu memberikan banyak rasa, akan menciptakan dapak yang berbekas, pada hati, ingatan, dan ruang-ruang khayal.
Akan ada mereka yang hadir, kemudian menggoreskan luka di hatimu, yang pada hakikatnya Tuhan mengirimkan ia agar kamu belajar lebih sabar dan dewasa.
Semua itu akan membaik Rain,
Menjadikan amu lebih baik dari kemarin,
Ini hanya masalah waktu Rain.
Akan ada juga mereka hadir dalam cerita hidupmu, yang membawa bahagia, dan ia Tuhan kirimkan agar kamu bersyukur, agar kamu tak lalali.
Ambilah pelajaran, dari apa pun yang hadir di sini, pada setiap luka dan bahagia yang kamu rasa, sebab luka dan bahagia itu adalah bumbu kehidupan yang manis.
Dengan berbagai cerita, yang dia lukiskan padamu.
Rain menatap daun itu dengan senyum getir dan masih tidak menerima apa yang dia rasakan sekarang.
Dan pada saat ini tiba-tiba saja pintu kamar terbuka dan yang datang adalah Tania membawakan makanan untuk Rain, karena hari ini dia belum makan, hanya makan pagi saja dan sekarang sudah sore sang fajar pun sudah hampir tenggelam dan Rain belum makan juga.
Malihat Tania yang datang Rain memalingkan matanya lagi dan kembali melihat daun-daun tersebut yang seolah-olah tersenyum padanya.
“Rain makan dulu yu, kamu belum makan dari tadi siang loh” Ucap Tania dengan senyum sambil menaruh makanan yang dia bawa di meja lalu dia menghampiri Rain dengan lembut
“Aku tidak ingin makan, yang aku ingin sekarang adalah keluar dari rumah ini” Ucap Rain tanpa melihat ke Tania“Kalau kamu engga makan, nanti kamu sakit loh” Ucap Tania dengan lembut sambil duduk bersama Tania di depan kaca besar yang menghadap pemandangan yang indah di luar“Aku tidak peduli, biarkan aku mati di sini” Ucap Rain dengan putus asa yang masih melihat daun-daun yang seolah tersenyum padanya dan memberi tahu kalau ini adalah takdir kamu“Kamu jangan bicara seperti itu, itu tidak baik” Ucap Tania menasihati Rain“Aku tidak bisa menerima ini semua, ini bukan yang aku harapkan” Ucap Rain dengan mata yang berkaca kaca“Ini takdir kamu Rain” Ucap Tania dengan serius dan lanjut bilang “Rain dengar aku,” Ucap Tania namun tidak di tanggapi oleh Rain. Karena melihat dirinya di tanggapi oleh Rain, Tania langsung memalingkan wajahnya Rain hingga menghadap persis ke
Dan Dokter tersebut juga menjelaskan tentang Medical Xpress mejelaskan bahwa kmatian bisa terjadi pada hari ke empat puluh sampai enam puluh, tergantung daya tahan tubuh seseorang. Dan dokter itu bilang kematian dapat terjadi perlahan dan menyakitkan aibat kegagalan fungsi organ tubuh.Dan Bunda Laura yang mendengarkan itu pun menangis karena Rain hampir saja mati jia tidak mendapatkan pertolongan medis dengan cepat.Lalu Bunda Laura menyuruh dokter untuk merawat Rain dengan perawatan yang terbaik yang ada di rumah sakitnya dan doketr pun mengiyakan dan menyanggupi.Dan setelah itu Dokter tersebut mengebarkan rumah sakit miliknya langsung dan menyuruh mereka membawa alat-alat terbaik dan perawat terbaik yang ada di rumah sakitnya, dan juga rumah sakit yang dokter ini miliki adalah rumah sakit ternama di Indonesia dan bahkan rumah sakit terbagus yang ada di indonesia dan Asia.Dan setelah itu tidak lama kemudian semua yang di pesan dokter tersebut dan dokt
Mendengar itu Kak Ara pun langsung masuk ke kamar mandi dan menangis karena tidak menyangka kalau adik-adiknya akan melakukan itu, karena tadi pada saat mereka memberi uang itu mereka bilang mereka punya simpanan, ternyata itu hanya tipu daya mereka saja supaya Kak Ara mengambil uang yang mereka beri.Mengingat itu semua Kak Ara pun tidak tahan dan menangis kembali lalu di tenangkan oleh Mira kembali.Kak Ara menyesali karena dia tidak bisa menahan adiknya itu untuk tidak pergi, sementara Om Erik yang baru pulang entah dari mana itu melihat kalau Kak Ara menangis dan dia langsung masuk ke kamar Kak Ara dan bilang “Sudah lah engga usah anak engga berguna seperti itu di tangisin, orang kaya Rain itu tidak pantas di tangisin” Ucap Om Erik yang tidak sadar diri kalau dirinya lah beban keluarga sebenarnya dan bahkan dia selalu meminta uang pada Kak Ara.Dan Kak Ara hanya bilang “Ini bukan urusan Om Erik, jadi om Erik tidak usah ikut campur, lagian j
Lalu Bibi Fetrin menghampiri Tania dan Rain lalu bertanya pada mereka “Non Tania dan Tuan muda Rain ada yang bisa saya bantu ?” tanya Bibi Fetrin“Tidak ada Bi, Rain mau melihat kalian berlatih” Jawab Tania dengan senyum“Bi, apa Bibi fetrin hebat dalam bela diri ?” tanya Rain penasaran karena tadi Rain melihat kalau yang melatih para pria berjas itu adalah Bibi Fetrin“Rain, Bibi Fetrin ini sangat hebat dalam bela diri, di sini dia yang melatih mereka semua hingga mereka bisa hebat dan tak terkalahkan oleh bodyguard lain, dan bisa di bilang mereka adalah para bodyguard terbaik di Indonesia dan bahkan Asia” Ucap Tania dengan lembut sambil berjongkok di depan Rain“Benarkah ?” tanya Rain yang masih ragu“Iya” Jawab Tania dengan senyum sambil mengusap tangannya Rain dengan lembut“Bibi Fetrin” Ucap Rain“Iya, kenapa Tuan Muda Rain ?” tanya Bi
Rain kembali menyendiri lagi di kamarnya melihat daun-daun itu yang selalu menunggu sang fajar tiba, Rain selalu melihat dan memperhatikan daun-daun tersebut sampai sang fajar benar-benar tenggelam dan tidak meninggalkan warna jingganya yang indah.Hingga sang fajar berganti dengan bintang-bintang dan purnama yang sangat indah dan lagi-lagi Rain melihat kalau purnama itu tersenyum padanya sama seperti daun-daun saat menunggu sang fajar tiba , purnama itu seolah-olah bilang kalau ini takdir yang harus kamu jalani dan seoalh purnama itu bilangBerbahagialah Rain, meskipun segala kenyataan ini tak berjalan dengan baik sesuai kehendakmu. Tetap berbahagialah letika kamu mendapati keaikan dari sisi berbeda. Dari beberapa atau di setiap kejadian.Tetaplah teguh Rain, menenangkan, dan damai dia antara derasnya arus kehidupan. Dan percaya bahwa kamu bisa menghadapinya bukan menghuindarinya.Cahaya akan terbit di masa mendatang, jejak harapan terlimpahkan bagi mere
Rain memikirkan kata-kata itu, kemarin dia mengetahui kalau Tania menangis sepanjang hari karena Rain yang hampir mati karena tidak makan, Rain kasihan dengan Tania di tambah lagi dengan dia cerita tentang Papahnya yang selalu bermain dengannya dan membuat momen bahagia dengan Papahnya, Rain sebagai laki-laki dia tidak ingin membuat Tania bersedih lagi, jadi dia menuruti apa kata Tania, dia memakan makanan yang di bawa oleh Tania tadi.“Ya sudah aku makan, tapi aku makan sendiri saja” Ucap Rain sambil mengambil piring yang berisi makanan itu dari tangan Tania“Ya sudah” Jawab Tania dengan senyum dan senang akhirnya Rain mau makan jugaLalu Rain memakan makanan itu sambil dia memperhatikan langit yang di isi oleh bintang dan urnama yang indah yang membuat malam ini terang menderang, sementara Tania dia menunggu dan memastikan kalau Rain memakan makanannya dan menghabiskan makananya.Mereka menatap langit yang sama dengan senyuman ya
Rain terus merenungkan semua ini, karena terlalu merenung dia pun kelelahan dan dia tertidur di depan kaca besar itu dengan di saksikan oleh hujan yang baik itu.Dan karena kelelahan ke esokan harinya Rain belum juga terbangun padahal sang mentari telah terbit dan menyapanya, namun Rain masih tidur dengan nyenyaknya di depan kaca besar di kamarnya tersebut.Kemudian Rain terbangun ketika dia di bangunkan oleh Tania dan Bunda laura karena dia ingin berangkat bekerja.“Rain” Ucap Tania dengan lembut sambil menggoyang-goyangkan bahu Rain dengan lembut dan dengan mata yang masih mengantuk dia terbangun sambil mengucek matanya dan bertanya “Ada apa ?” tanya Rain yang masih mengantuk“Bunda mau berangkat bekerja, dia mau pamit sama kamu” Ucap Tania“Iya” Ucap Rain setelah itu dia bangun lalu dia mencium tangan Bunda Laura yang membuat Bunda Laura dan Tania terdiam sejenak karena sebelumnya, Bunda Laura tida
“Apa uang yang setiap bulan di kirim ke kamu kurang ? Bunda bisa tambahin kok” Ucap Bunda Laura sambil menatap Rain dengan dekat sambil tersenyum“Bukan begitu Bunda, bahkan uang yang Bunda asih itu kebanyakan Bunda” Ucap Rain yang masih bisa berharap kalau Rain bisa ikut Bunda bekerja“Terus apa dong sayang, kan enakan juga di rumah tuh kaya Tania, dia aja senang” Ucap Bunda dengan senyum“Tapi aku sangat bosan Bunda, aku ingin mengerjakan suatu hal yang ingin aku lakukan, boleh yah aku ikut Bunda kerja ke kantor” Ucap Rain dengan tatapan memohonMelihat Rain yang memohon Bunda pun tidak tega dia pun mengiyakan untuk Rain pergi ke kantor bersamanya“Oke kalau begitu, Bunda akan bolehkan kamu pergi ke kantor Bunda bersam Bunda, tapi kaau untuk bekerja Bunda pikir-pikir dulu yah” Ucap Bunda dengan senyum dan Rain pun senang sekali dan tanpa sadar dia memelu Tania yang lagi asik dengan
Ke dua penjaga itu pun jatuh tumbang di hajar Rain dan juga Diana, melihat Rain dan Diana menang ke tiga perempuan yang berjaga itu pun senang, setelah itu Rain dan Diana mengikat semua musuhnya agar tidak bisa melawan lagi, dan setelah itu mereka meminta ke dua penjaga itu membuka pintu untuk menuju hutan aslinya, namun ke dua penjaga itu masih tetap tidak mau membukanya dan itu membuat Rain dan yang lain kesal, karena ke dua penjaga itu tidak mau membuka pintu rahasia tersebut, Rain pun terpaksa menggunakan cara sedikit kasar agar ke dua penjaga itu pun membuka pintu keluar tersebut, Rain terpaksa menggunakan cara yang dia lakukan pada orang sebelumnya dengan menggunakan lidi kecil dan di masukan ke sela kukunya. “Oke kalau kalian tidak mau membuka pintu keluar itu, tapi jangan salahkan gua kalau kalian nantinya akan sangat menderita” ucap Rain dengan serius pada ke dua penjaga tersebut “Kita nggak takut, bahkan kalau elu embunuh kami semua di sini pun, kita tetap tidak akan membu
“Engga ada cara lain, kita harus melawan mereka agar bisa keluar dari hutan ini” jawab Rain pada Diana dengan serius “Aku yakin walaupun mereka hanya berdua, tapi mereka pasti lebih hebat dari orang-orang yang sebelumnya kita temui, karena mereka penjaga pintu keluar kita” ucap Diana pada Rain dan dia sangat yakin “Iya, aku juga berpikir seperti itu, orang itu tidak mungkin menaruh orang yang tidak bisa berkelahi di tempat penting ini” ucap Rain dengan serius “Kalian bertiga tunggu di sini, jaga orang ini, kalau dia bangun bikin dia pingsan lagi, biar aku sama Rain yang melawan orang itu” ucap Diana dengan serius pada Alana, Tania dan Bosnya sendiri Anna “Iya, kalian tunggu di sini untuk berjag-jaga, tetap waspada, jangan lengah sedikit pun” ucap Rain dengan wajah yang sangat serius “Iya, kamu hati-hati Rain” ucap Tania pada Rain untuk hati-hati karena dia sangat khawatir sama adiknya itu, begitu pun juga Alana dan Anna “Ayo Diana, kita kalahin mereka agar kita bisa keluar dari
“Ada di sebuah gua di sebelah selatan hutan ini, kalian tinggal masuk ke dalam dan nanti akan ketemu pintu rahasia di sana, itu adalah jalan keluar kalian dari hutan ini” jawab orang itu yang akhirnya memberitahu di mana jalan keluarnya setelah dia di siksa oleh Rain menggunakan lidi yang Rain dapat “Kalau begitu elu yang pimpin jalannya” ucap Rain dengan serius “Engga bisa, gua nggak bisa pimpin kalian,” ucap orang itu yang menolak mempimpin jalan keluar hutan buatan itu “Oke kalau elu nggak mau, sepertinya lidi ini suka sama kuku jari elu” ucap Rain dengan serius, mengancam orang tersebut agar orang tersebut mau mempimpin jalan mereka keluar dari hutan tersebut “Jangan-jangan, oke gua akan pimpin kalian keluar dari hutan ini” ucap orang itu yang akhirnya mau, setelah di ancam oleh Rain menggunakn lidi tersebut “Ayo bawa dia, kita keluar dari hutan ini” ucap Rain dengan serius “Anak buahnya bagaimana ?” tanya Alana dengan serius, karena tidak bisa di biarkan seperti ini “Kita
yang membuat orang itu langsung tersungkur ke tanah karena tendangan Diana yang tepat sasaran di muka orang itu. “Apa kamu pernah bermain permainan mental dalam berkelahi dengan yang lebih kuat ?” tanya Rain dengan santai dan setelah itu dia menghampiri orang itu dan membawanya ke teman-temannya “maksud kamu ?” tanya Diana dan ternyata Diana tidak mengerti apa yang di maksud Rain dengan permainan mental
namun Diana tidak menyerah, dia terus bertahan dan sesekali menghindar agar bisa menyerang balik, namun kemampuan orang itu tidak bisa di anggap remeh, orang itu mampu membalikan keadaan dan menyerang Diana kembali.Rain yang tidak sengaja melihat Diana pun khawatir kalau Diana akan kalah dan orang itu akan kabaur, karena orang itu bisa menjadi pintu jalan keluar untuk mereka dari hutan aneh itu, Rain yang melihat itu dia langsung berusaha dengan cepat menjatuhkan lawannya, dia menggunakan jurus cepat yang pernah di ajarkan oleh Bibi Fetrin ke dirinya, dia menggunakannya sekarang untuk melawan musuhnya, sementara itu Anna dan Tania telah berhasil mengalahkan musuhnya hingga babak belur dan terluka karena Anna memukulnya dengan kayu besar yang dia temukan di sekitarnya, sementara itu Alana masih bertarung dengan musuhnya dan dia sedikit lagi hampiri menang melawan musuhnya, namun musuhnya juga tidak mudah menyerah dan akhirnya dia menggunakan jurus yang dia punya, dengan
Mereka melanjutkan perjalanannya dan sekarang mereka memperhatikan sisi hutan tersebut berharap mereka dapat menemukan jalan keluar dari hutan buatan tersebut, setelah mereka berjalan untuk menemukan jalan keluar dari hutan tersebut bukannya menemukan jalan keluar, mereka malah bertemu dengan lima orang yang pasti suruhan bos mereka yang ingin mencelakai Rain dan yang lainnya“Ya elah pakai ketemu mereka lagi” ucap Anna dengan kesal karena mereka malah bertemu dengan orang-orang itu“Bagus kita bertemu mereka, kita bisa memaksa mereka untuk memberitahu kita jalan keluar dari tempat ini, mereka pasti tahu karena mereka anak buah pemilik lama vila Bunda sekarang” ucap Rain dengan pelan pada Diana dan Diana pun mengerti, dia mengangguk pelan sambil menatap Rain“Rupanya kalian di sini” ucap salah satu dari lima orang tersebut yang sepertinya pemimpin rombongan mereka“Kita nggak ke mana-mana kok” ucap Rai
mereka mengecek semua tempat dan tidak menemukan Rain dan yang lainnya karena Rain dan yang lainnya sudah pergi, dan setelah itu bos yang memimpin orang-orang itu pun menyuruh untuk mencari Rain dan yang lainnya sampai ketemu, dan ke lima orang itu pun langsung mencari Rain dan yang lainnya dengan perintah bosnya itu, sementara Rain dan yang lainnya terus berusaha mencari jalan keluar tercepat dari hutan tersebut.Rain dan yang lainnya tidak terasa mereka sudah berusaha mencari jalan keluar dari hutan tu berjam-jam, hingga hari sudah menunjukkan sore hari, dan mereka masih belum menemukan jalan keluarnya, di tambah mereka kelelahan karena berjalan cukup lama di dalam hutan tersebut, karena kelelahan mereka pun beristirahat sebentar sambil minum agar tidak terkena dehidrasi karena kehausan, mereka beristrahat lima belas menit dari mereka berhenti dan masih bigung bagaimana cara mereka menemukan jalan keluar untuk mereka.“Bagaimana ini ? kita masih belum bisa mene
“Tuh kan benar ada” ucap Rain pada Alana dengan serius“Iya ada, tapi yang aku bingung, kenapa tadi dari ujung sana nggak terlihat ya, padahal lidah buaya ini tumbuh cukup besar yang seharusnya bisa terlihat dari jarak kita berdiri tadi” ucap Alana dengan serius dan dia juga bingung kenapa ini bisa terjadi“Aku juga nggak tahu, semakin memikirkan hutan ini, semakin bingung aku, lebih baik sekarang kita petik lidah buayanya dan kembali ke yang lain” ucap Rain pada Alana dengan serius dan Alana pun mengangguk dan setelah itu mereka berdua memetik beberapa lidah buaya dan setelah itu dia kembali ke yang lain karena dia sudah mendapatkan lidah buaya untuk obat tangan AnnaSementara itu yang lainnya, mereka masih merawat Anna dan menyuruh Anna untuk sabar sambil memerika terus lukanya agar tidak ada pembengkakakn yang berlebihan di tangannya, mereka masih menunggu Rain dan Alana dengan sabar “Apa mereka berhasil menemukan lid
Selagi mereka berkelahi, musuh yang tadi tersungkur ke tanah karena di hajar Rain tiba-tiba saja dia bangun kembali, namun dia tidak melawan Rain kembali, dia berjalan ke arah tenda yang di dalamnya ada Tania dan Anna sedang bersembunyi, dia berjalan dengan cepat agar sampai tenda, sementara Rain, Diana, dan Alana tidak sadar karena mereka sangat fokus melawan musuhnya masing-masing, sedangkan orang itu terus berjalan ke arah tenda, Anna dan Tania yang melihat orang itu menghampirinya dari dalam tenda, Anna pun ketakutan, melihat Anna ketakutan, Tania mencoba untuk membuat Anna tidak takut dan tidak panik agar mereka bisa mengatasi orang itu.“Tania bagaimana ini” ucap Anna yang sangat panik“Jangan panik, sepertinya kita harus melawan orang itu, nggak ada pilihan lagi, kita juga harus membantu mereka melawan orang-orang itu” ucap Tania dengan serius pada Anna yang sedang ketakutan“Bagaimana bisa, kita nggak bisa berkelahi” u