Share

Bab 44

Telinga Helena serasa berdengung, mendengar kalimat dari mulut Nyonya Wijaya bagaikan tersambar petir.

“Bukan hanya sibuk mengurus Rendy, nyatanya kau juga sibuk melayani Alexander, kan?”

Nyonya Wijaya menahan tangis, suaranya gemetar.

Ada banyak luka yang harus ditanggung oleh hatinya, rasanya sulit kalau untuk menahan kata-katanya saat ini.

Helena yang kini tidak mengatakan apapun untuk menyergah ucapannya, rasanya seperti mengkonfirmasi tuduhannya.

“Aku pun sudah menjelaskan padanya untuk tahu diri, Bibi. Tapi, orang seperti Helena itu sulit untuk diberitahu, rela melakukan apapun supaya bisa mencapai tujuannya.” ucap Sarah.

Helena pun hanya bisa sedikit tersenyum, malas sekali bicara.

Niat Sarah sudah sangat jelas, sayangnya Nyonya Wijaya terlalu buta untuk b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status