Share

Bab 43

Sore hari di rumah kediaman Wijaya.

Sarah tersenyum sambil menatap Nyonya Wijaya yang tengah merapikan pakaian untuk Rendy, rencananya lusa ia akan menemui Rendy.

“Bi, cobalah untuk lebih sering datang menui Rendy, dia pasti senang sekali bertemu Neneknya,” ujar Sarah, basa-basi semata.

Nyonya Wijaya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

Sudah satu bulan penuh tidak melihat Rendy, rasanya rindu sekali dengan wajah Rachel dalam bentuk anak laki-laki itu.

“Bibi juga inginnya begitu, Sarah. Tapi, Berada di rumah itu terlalu lama sangat menyesakkan dada. Melihat Helena rasanya seperti sebuah hukuman, tangan Bibi rasanya ingin terulur memukulinya.” Nyonya Wijaya mengembuskan napas, “tapi, Alexander sepertinya tidak akan membiarkan hal itu.”

Sarah tersenyum tipis, matanya jelas menunjukkan akal licik yang ia miliki.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status