Share

Pergerakan Apollo

Penulis: Respaty legacy
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-12 23:26:05

Bab 79 AIK

“Itu mudah,” jawab Bree, suaranya riang. “Aku pikir saat aku memberimu tugas, kau tahu siapa yang harus kau singkirkan. Sekarang masih sama, aku ingin kau membantuku menyingkirkan Lily. Kau hanya memastikan semua aman, sampai Lily benar-benar celaka.”

Apollo diam, napasnya seperti habis begitu saja. Dia harus lebih waspada, karena gertakan Bree. Dan apa yang direncanakan oleh Bree?

“Apa yang kau rencanakan untuk Lily?”

Bree tertawa, terdengar sangat menjijikan di saluran telepon. “Aku akan beritahu kalau kau setuju ingin membantuku.”

Apollo mendelik, melihat ke arah ponselnya. Tidak mungkin dia membantu Bree, kalau Apollo pernah setuju menerima pekerjaan dari Bree, itu adalah kesalahan besar.

“Atau, rahasiamu akan aku bongkar,” kata Bree dengan licik. “Jangan terlalu lama memikirkannya.”

“Silakan, bongkar saja. Aku tidak akan keberatan. Dan segala konsekuensinya akan aku tanggung.”

“Apa kau yakin? Bayangkan, kalau tidak ada lagi yang memakai jasamu. Kau akan jatuh mi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rahim Sewaan Billionaire   Apollo Menyukai Lily?

    Lily menuju suatu restoran dengan ditemani Apollo berjalan di belakangnya. Karena si pembelanja personal sedang sibuk mengemasi barang bersama Axel yang membayar semua yang dibeli Lily. “Kau tidak mau menunggu Axel?” tanya Apollo, cukup kaget ketika Lily sudah memesan makanan dan minuman. Lily menggeleng, “Aku sudah kelaparan, kau duduk saja, ikut aku makan, Rasanya aku melihat kau tidak pernah makan bersama kami lagi.” Restoran itu ramai pengunjung, karena waktu makan siang. Apollo diam, tidak menuruti Lily, ponsel dalam saku celananya bergetar. Axel, Apollo menghela napas, rasanya berat sekali. Kalau Axel meninjunya, dia akan terima. “Ya, aku dan Lily ada di lantai dua. Restoran Thailand,” papar Apollo. Axel tidak menjawab apa pun, dalam hitungan menit, Axel sudah ada di depan Apollo dam duduk di sebelah Lily. Axel memelotot ke arah Apollo yang sudah makan bersama Lily. Bisa-bisanya dia beramah tamah? Axel membatin sendiri. Makanan yang sudah dipesan, bukan seleranya sama s

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • Rahim Sewaan Billionaire   Kegalauan Axel

    Mengapa hidup Lily sangat menderita begini? pikir Kate tidak habis pikir penderitaan sahabatnya ini sangat panjang. “Kau harus bahagia, Li. Kau bisa menghubungiku kapan saja untuk apa pun,” kata Mya dengan senyuman. Sambil mengusap pangkal lengan Lily. “Apa Axel tidak akan keberatan?” tanya Lily lugu. “Axel tidak akan keberatan, dia bisa membayarku,” canda Mya membuat Lily dan Kate tertawa. Seseorang mendengar pembicaraan Lily, Kate dan Mya, dan turut bersedih. Lily datang terlambat? Atau memang ini adalah takdir Tuhan? Cerai? Tidak semudah itu! Dan Axel yang mendengarkan semua pengakuan Lily, mengira, ini bukanlah cinta sejatinya. Tapi, hanya cinta sesaat, atau memang Axel harus memilih antara Lily dan Bree? Yang jelas, karena obrolan ini, Axel tidak tenang. Gelisah, ada di kamarnya, tapi tidak bisa tidur. Suara Lily mengiang di telinga Axel. Karena pengakuan Lily jugam Axel seperti tidak mengenali dirinya sendiri. Siapa dia selama ini? Apakah memang Bree adalah orang yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • Rahim Sewaan Billionaire   Korban Salah Target!

    Bab 82 AIK“Bahkan ketika malam kau tidak pulang, aku bersabar, karena aku tahu, cinta itu tidak bisa berhenti,” ucap Bree, saat ini dia memulai manuvernya untuk meminta uang kepada Axel. Bree juga mengubah raut wajahnya menjadi sesedih mungkin. “Maafkan aku—yang tidak pernah memahami kamu, Bree,” ucap Axel dengan tenang, dia memeluk istrinya itu. Beberapa detik kemudian, Bree menarik diri dari pelukan Axel. “Sayang, aku tadi melihat beberapa tempat untuk usaha restoranku,” kata Bree dengan tenang tetapi antusias. Axel lalu sadar, kalau Bree menceritakan rencananya beberapa hari lalu. “Memang kau sudah menemukan konsep bagaimana restoranmu nantinya? Apa kau benar-benar ingin mencari kesibukan sendiri?” Binaran di mata Bree meredup. “Ya, aku, kan sudah katakan kepadamu, kalau aku akan memulai bisnis ini. Apa kau tidak setuju?” “Bukan. Aku setuju saja, kalau kau bahagia menjalankan ini. Hanya saja, kandungan Lily makin lama membesar, dan anak itu akan dilahirkan. Aku pikir, ada

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • Rahim Sewaan Billionaire   Henti Jantung!

    Napas Axel memburu, terbayang di kepalanya untuk menghardik Bree, atau langsung lapor polisi saja? Namun, kepalanya sakit luar biasa setelah meminum jus itu. Apollo yang ada di sisi ruangan melihat gelagat Axel yang menghentikan langkahnya. “Pak, Anda kenapa?” tanya Apollo khawatir. Axel menunjuk Ami yang sudah tidak ada di ruangan ini, “Dia ... Apa yang dia berikan?” katanya terbata-bata. Dari hidungnya mengalir darah segar. “Astaga, Axel!” pekik Apollo menangkap tubuh Axel yang lemah, dia tidak sadarkan diri. Lily yang mendengar pekikkan itu langsung keluar dari kamarnya. Apollo susah payah menelepon ambulans, meminta pertolongan. “Axel! Ada apa ini?” Lily mengguncang tubuh Axel, lalu menatap Apollo yang sedang sibuk di sambungan telepon. Apollo ingat ini adalah ulah Ami yang disuruh oleh Bree, “Juru masak itu,” ujar Apollo lalu mencari Ami ke dapur. Sementara, Lily terus menangis, melihat darah yang ada di wajah Axel terus mengalir. “Apa yang terjadi, Apollo?!” sentak Li

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15
  • Rahim Sewaan Billionaire   Tolak Kehadiran Bree

    Bree dengan cepat menyusul di mana Axel dirawat, dia mendapat informasi ini dari Ami yang melihat ambulans Axel. Namun, Meredith sudah melakukan pemblokiran di rumah sakit itu bekerja sama dengan pihak keamanan. Bree tidak akan bisa masuk ke ruangan Axel. “Apakah Apollo sudah melaporkan Bree?” tanya Margot, masih di ruang perawatan. Axel belum sadarkan diri. Alat bantu pernapasan masih terpasang di tubuhnya. Meredith menggeleng, “Dari pengacara yang kita kirim, Apollo masih memberikan keterangan.” Margot mengangguk-angguk, “Ternyata, benar prasangkaku dari dulu, kalau Bree itu jahat.” Meredith hanya mengangguk-angguk, “Itu karena Axel bimbang memilih. Anda yang bilang sendiri, kan? Kalau keadaan mental Axel seringkali beubah-ubah.” “Ya, itu mungkin saja terjadi. Tapi, jelas sekali, kalau Axel mencintai orang yang salah. Begitu Axel siuman, siapkan pengacara perceraian. Tanya Axel dulu, apakah dia bersedia berpisah dengan Bree.” “Baik, Nyonya.” Bree di depan meja resepsionis t

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15
  • Rahim Sewaan Billionaire   Kabur dari Polisi!

    Diego membeku, begitu Bree masuk begitu saja ke dalam apartemennya. “Well, well, aku pikir kau lupa akan diriku karena asyik merayakan kemenangan. Dan sekarang, kamu menutup semua cahaya yang masuk?” Bree mendelik ke arah Diego. Bree menelan ludahnya pelan, terasa ada yang menghalangi di tenggorokannya. “Bukan wanita sialan itu yang meminum racunnya, tetapi Axel. Sekarang dia sekarat di rumah sakit.” Diego menatap Bree tidak percaya. “Apa?” Keadaan dalam ruangan itu tegang. “Maka dari itu, polisi akan segera menangkapku,” ujar Bree, putus asa. “Karena laporan dari Apollo, atau siapa pun itu namanya. Dia adalah orang yang aku bayar untuk menembak Lily.” Diego menatap Bree sambil bertolak pinggang. “Apa? Ini bahaya! Jadi kau sembunyi di sini?”Bree mengangguk, berharap kalau Diego akan melindunginya. Diego malah menghela napas, “Itu keputusan yang bodoh, Bree. Polisi akan mengira aku adalah kaki tanganmu dalam menjalankan semua kejahatanmu. Aku tidak mau dipenjara! Tidak, itu ada

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15
  • Rahim Sewaan Billionaire   Penyesalan Lily

    Di rumah sakit, Lily masih meratapi Axel yang belum siuman. Nyonya Margot menemani Lily, ada di sampingnya. Menggantikan Kate yang akan ambil baju ganti untuk Lily.“Aku sempat kesal dengan Axel akhir-akhir ini,” ucap Lily lirih. Lalu menatap ke arah Nyonya Margot. “Bukan apa-apa, aku hanya kesal dengan Axel yang selalu bimbang. Kemarin dia bilang mau membeli rumah dengan Nyonya Bree, tapi dihari lain, dia mengajak untuk membeli perlengkapan bayi, lalu ditaruh di apartemen. Aku bingung sendiri dengan sikapnya.” Kalau saja Lily tahu, Nyonya Margot sudah lama sekali kesal dengan Bree. Kalau sekarang menantunya itu terbukti melakukan kejahatan, ada kelegaan sendiri di hari Nyonya Margot. “Apa kau menyukai anakku?” tanya Nyonya Margot dengan sangat hati-hati. Lily hanya menatap Margot, diam. Menyukai? Ulang Lily dalam hati. “Mungkin aku hanya terikat karena anak-anak yang ada dalam perutku saja,” jawab Lily lalu mengedikkan bahu. “Dan, semua hormon kehamilan ini membuatku pusing send

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-16
  • Rahim Sewaan Billionaire   Pengkhianatan itu Menyakitkan

    Polisi mendatangi rumah sakit untuk meminta keterangan dari Axel. “Bagaimana dengan Bree? Apakah sudah tertangkap?” tanya Axel setelah selesai menmberikan keterangan. “Dia diduga kabur ke luar kota. Pihak kepolisian masih menyelidiki ke mana kaburnya Bree. Kami sudah menyebar foto Bree, dan menangkap Diego.” “Diego?” ulang Axel tidak percaya. “Dia ....” “Dia kekasih gelap Bree, Diego mengakuinya, kalau dia adalah gundiknya,” tambah si polisi itu. Gigi Axel gemeletak, tidak terima kalau selama ini Bree selingkuh darinya. Apakah ini memang jalan dari Tuhan? Menunjukkan kalau Bree adalah perempuan yang hina? Napas Axel tetiba berat, selama ini dia ditipu habis-habisan oleh Bree. “Kami sudah menggeledah apartemen Diego, yang terdaftar atas nama Bree. Serta ada mobil mewah seharga empat puluh dollar.” Tangan Axel mengepal, ternyata uang itu untuk gundiknya. “Apakah Bree punya ibu?” tanya Axel lagi, apakah semuanya hanya permainan dari Bree semata? Hanya untuk mengelabui Axel semat

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-16

Bab terbaru

  • Rahim Sewaan Billionaire   Terima Kasih Pembaca

    Terima kasihku kepada para pembaca setia yang sudah mengikuti cerita: "Rahim Sewaan Billionanaire." Semoga part akhir Lily dan Axel membuat kalian happy dan memenuhi harapan kalian. Jangan lupa, baca juga karyaku: "Istri Kedua Tuan Stefan." Dan sayangi Andini dan Stefan seperti kalian menyayangi Lily dan Axel. Hehehe....Silakan dicek sekarang, "Istri Kedua Tuan Stefan."

  • Rahim Sewaan Billionaire   Season III: Kembali Bersama (Tamat)

    Namun, Axel menurut, dia menunggu Lily di hotel. Beberapa jam berlalu, hingga malam menjelang Lily belum terlihat. Ponsel masih dia matikan.“Haruskah kita lampor polisi?” tanya Kevin tak kalah cemas.Axel mengangguk, “Bagaimana?” tanyanya mengkonfirmasi menatap Tom.“Kita bisa coba,” jawabnya, lalu melihat jam tangan. “Ayo, kita pergi ke sana. Mungkin setelah itu, kita bisa keliling kota untuk mencarinya. Karena sebentar lagi malam, jadi, mungkin saja bisa berhasil.”“Baiklah, ayo,” Axel ingi putus asa tetapi, dia tahu kalau hidup istrinya bergantung kepada kegigihan usaha untuk mencarinya. “Kevin kau di sini saja, berjaga-jaga kalau Lily kembali ke hotel.”Kevin mengangguk, wajahnya masih murung.Axel baru saja melangkah ke pintu hotel dengan Tom, tapi langkahnya berhenti.“Lily?” Axel memicing, tidak percaya.“Itu istrimu,” kata Tom melihat Lily di depan teras lobi hotel berjalan ke arah dalam hotel.Axel dengan cepat menghampiri istrinya, yang pergi entah ke mana seharian ini.“Li?

  • Rahim Sewaan Billionaire   Season III: Berbaikan atau Tidak?

    Dengan berpakaian serba tertutup, Lily memerhatikan setiap orang yang berlalu lalang. Duduk di antara pengunjung kafe siang itu—dia tidak menemui Naomi.Ke mana sebenarnya perempuan itu? Batin Lily bertanya. Padahal sejak pagi Lily sudah susah payah menyingkirkan pengganggu.Mengapa Naomi jarang terlihat, apalagi Axel. Hari pertama Lily tiba di negara itu, seluruh hotel yang ada di sekitar kafe dia datangi untuk menanyakan keberadaan Axel. Namun, nihil setiap hotel yang didatangi tidak ada nama Axel!“Huh!” geram Lily, sudah berapa hari di Kanada tidak menemukan apa-apa. Kesal sendiri, apa lagi yang harus dia lakukan di negara antah berantah ini?Ponsel Axel masih tidak bisa dihubungi. Lily kesal, entah berapa kali dia membanting ponselnya hingga rusak dan menggantinya dengan ponsel baru.Axel mengandalkan nalurinya untuk mencari istrinya di negara itu. Di kafe yang Naomi pernah sebutkan.Mata tajam Axel memindai setiap orang yang lalu lalang di sekitar kafe itu. Dia duduk di pojokan

  • Rahim Sewaan Billionaire   Season III: Steven Kembali

    Pandangan Steven tidak lepas dari Axel. “Apa maksudnya? Maafkan, ada di sini selama berbulan-bulan, membuat pikiranku tidak ….” Dia menatap foto yang Axel berikan. “Apa ini?”“Itu bayimu, Meredith sedang mengandung, tapi dia sulit sekali memberitahumu,” omel Axel.“Apa?” mata Steven membesar, kontrak dan pekerjaannya hampir selesai. “Aku …. Akan ….” Serba salah dia berlari ke arah posko.Axel dan Mike saling menatap, “Apa yang dia lakukan?” tanya Mike. “Aku tidak ingin kita ambil resiko kalau-kalau dia mengadukan kita.”“Kita tunggu dulu saja sebentar, mungkin dia ingin mengambil sesuatu,” cetus Axel menatap Tom dan Mike bergantian. “Hampir lima bulan, Steven tidak pulang atau memberi kabar, apakah dia bisa izin dari komandannya?”Mike mengedikkan bahu, “Semoga saja.”Beberapa menit yang lama, Steven akhirnya kembali duduk bersama Axel, Tom dan Mike.“Aku dapat izin pulang hari ini. Sebenarna aku sengaja tidak ambil libur selama tiga bulan,” kata Steven, napasnya terengah-engah tapi a

  • Rahim Sewaan Billionaire   Season III: Lily yang Membuat Gempar

    Kedua pengasuh itu mengangguk, matanya berkaca-kaca, “Nyonya apa tidak seharusnya kita beritahu Nyonya besar dulu soal keberangkatan nyonya?”Lily menggeleng sambil tersenyum pahit, “Akan terlambat kalau nyonya sampai tahu. Dia pasti akan mengkhawatikan diriku,” ucap Lily. “Jadi, aku akan memberitahu mereka jika sudah sampai di negara tujuan.”Pengasuh itu lalu menangguk, tampaknya tidak ada yang bisa menahan majikannya.Lily lantas pergi, tidak juga diantar sopir yang ada di rumah Nyonya Margot.Sesampainya di bandara, Lily langsung memesan tiket ke Kanada. Dia masih memegang ponsel, mencari tahu seperti apa negara itu.“Tampak sama saja seperti Napa,” katanya pelan. Dengan percaya diri dia masuk ke garbarata.***“Ajak Lily makan bersama, Kate,” kata Nyonya Margot menjelang makan malam. “Kasihan dia sendirian, setelah makan siang, aku tidak melihatnya.”Kate yang sedang menyiapkan makanan untuk Nyonya Margot baru ingat, “Aku juga ….” Dia tidak melanjutkan kalimatnya. Tidak mau membu

  • Rahim Sewaan Billionaire   Season III: Mencari Jejak Steven dan Axel

    Sesampainya di negara tujuan, Tom langsung mendapatkan di mana Steven berada.“Aku sudah sewa mobil selama kita di sini,” kata Tom. “Dan pemandu, karena tidk mungkin kita sendirian mencarinya.”Axel menatap Tom tidak percaya, “Kau gila, tidak mengatakan padaku kalau ini daerah konflik?”“Tapi aku sudah sewa pemandu,” Tom ngotot, “Kita akan selamat, lagi pula. Kita tidak akan mendekati daerah konflik. Steven tidak ada di sana. Tenang saja dulu. Lagi pula, tidak ada tantangannya kalau hanya di daerah biasa saja. Ya, kan?”Axel mendengus, apa Tom tahu Axel hanya memikirkan Lily, kapan akan bertemu lagi. Tapi apa yang Tom katakana benar juga. Jadi, Axel mengikuti saja semua usul Tom.Cuaca panas menyelimuti negara itu.Pemandu yang mengemudi, bicara dengan Tom.“Kemarin malam, saya membuntuti orang yang kau maksud. Saya pikir tidak ada masalah kita bisa bicara dengannya.”Axel mendengarkan dengan seksama, lalu mendengus. Mana tantangannya kalau begini?Namun, pikiran itu hanya datang sesa

  • Rahim Sewaan Billionaire   Season III: Axel Selingkuh?

    “Ayolah, malam ini hari ulang tahunku,” rajuk Axel kepada Lily—yang sedang tajam menatapnya.Lily pada akhirnya memaklumi kalau Axel nongkrong dengan para sahabatnya sampai tengah malam begini. “Yah, aku tidak akan marah lagi. Tapi kau tidur saja di sofa.”“Apa?” Dahi Axel mengerut, setengah kesadarannya hilang. Jadi dia tidak terlalu memahami apa yang Lily katakan.“Malam ini kau tidur di sofa,” ujar Lily galak. Dia lantas meninggalkan Axel sendirian berdiri terhuyung. Lalu merangkak ke sofa yang ada di kamar itu.Tidak lama, Axel pulas tertidur, meski di sofa, meringkuk tidak ada bantal atau selimut.Lily melihat kelakuan suaminya itu hanya mendecak dan geleng-geleng. “Apa kau masih berusia sebelas tahun? Lagi pula, siapa perempuan tadi yang ngobrol denganmu? Dasar centil!”Alam bawah sadarnya, Axel ingat kalau lusa dia harus bertemu dengan Naomi untuk membicarakan bisnis. “Naomi,” racau Axel tanpa sadar, dan juga dia tidak tahu kalau Lily mendengar racauannya.“Oh, jadi, nama perem

  • Rahim Sewaan Billionaire   Season III: Godaan Wanita Lain

    “Apa aku bisa sekolah lagi?” tanya Lily lugu.Lagu kesukaan Axel masih mengalun, penyanyi di panggung membawakannya dengan sangat indah. Suaranya merdu.“Bisa, asal dari rumah,” jawab Axel.“Ah, itu tidak seru. Aku tidak bisa bertemu dengan teman baru atau juga dosen baru. Aku terus akan ada di rumah. Membosankan!” protes Lily.Axel mencari cara agar tidak ada yang melihat istrinya, “Kau bisa minta temani Kate, agar dia bila belajar bersamamu. Soal biaya jangan khawatir, aku akan membicarakannya dengan Mama.”Lily melepas pelukan Axel, menjauh, “Kau ini bisanya apa-apa sama mamamu, bisa tidak kau pecahkan semua masalahmu sendiri.”Axel menatap Lily dengan mata yang membesar, “Apa? Apa dia benar-benar marah.” Lelaki itu lantas mengejar istrinya yang berjalan cepat ke dalam rumah.Namun, langkah Axel terhenti.“Axel?!”Dan Axel hapal betul suara itu, “Naomi?” dahinya mengerut, wanita itu tersenyum menyambut Axel, membuka kedua tangan. Axel tidak mau dianggap sombong karena tidak menerim

  • Rahim Sewaan Billionaire   Season III: Kebahagiaan Axel

    “Ada lagi yang bisa saya bantu, Pak Axel?”“Tidak ada. Kamu bisa pergi,” suruh Axel suaranya ketus dan kasar. Dan Kevin tahu sekali semua itu karena apa.Selesai jam kantor, Axel meninggalkan ruangannya. Namun, sekali lagi geram melihat ruangan kerja kosong.“Apa ini sudah jam pulang kantor?” batinnya berkata, celingukan, tidak ada siapa pun di sini.Axel makin kesal, meninju udara, mengerang dan menggeretakkan gigi sudah dia lakukan. Tidak ada yang ingat hari ini ulang tahunnya. Karyawannya satu pun tidak ada yang mengucapkan. Dan sekarang mereka seenak-enaknya pulang lebih awal?Lily istrinya dihubungi saja sulit. Mungkin dia sedang asyik dengan dosennya, pikir Axel.Meninggalkan gedung kantornya, Axel menyusun rencana untuk merayakan hari ulang tahunnya. Menghubungi beberapa teman-temannya agar bisa mengadakan pesta di bar.“Ya, ya, kita berkumpul dan minum. Aku akan ganti baju dulu di rumah, lalu akan segera ke klub,” ucap Axel, ingin menumpahkan kekesalannya.“Ah, baiklah. Kami a

DMCA.com Protection Status