Happy Reading Semuanya!Risky masih tidak bisa mempercayai ini.Lelaki itu masih tidak percaya dengan perkataan dari perempuan yang menjadi kekasihnya barusan. Bagian apa yang terlewatkan olehnya. Tatapannya mengarah pada Irene di sebelahnya.Keduanya benar-benar tidak mengeluarkan sepatah kata apapun, hanya sibuk dalam pikirannya masing. Risky sendiri masih mencoba untuk memahami perkataan dari sang kekasih di sebelahnya. Lelaki itu ingin menyangkal semuanya, tapi tatapan dan kesungguhan yang di tampilkan oleh Irene membuatnya tidak bisa berkata apapun."Jadi kamu serius lagi hamil?" tanya Risky untuk kesekan kalinya.Irene memejamkan matanya menahan tangis, ia sudah tidak bisa menahannya lagi. Tangannya meremas dress yang dikenakannya saat ini, Irene sudah tidak tahu harus mengatakan apa lagi dan bingung menjelaskannya bagaimana lagi pada sang kekasih. Rasanya kejahatannya sudah terbuka satu persatu."Irene, jawab aku. Apa yang aku lewatka
Happy Reading Semuanya!"Mas, aku mencintai kamu selamanya."Ucapan yang keluar dari bibir Irene mendadak membuat Risky tersenyum manis, rasanya masih sama meskipun sudah ia dengar setiap waktunya. Ia mencoba menerima semua apa yang terjadi pada kekasihnya sekarang ini."Kamu mau makan dulu?" tawar Risky."Boleh,"Risky mengangguk dan membawa mobil yang dikendarainya menuju sebuah restoran langganan mereka. Melihat wajah cerah dari kekasihnya saja sudah membuat Risky merasa cukup, tatapan matanya tidak lepas dari perempuan yanng kini sudah duduk di tempat mereka biasa bercengkrama."Kamu mau makan apa? Apakah ada larangan kamu...""Ei... aku mau makan makanan yang aku suka, bukan tentang larangan. Aku happy pasti semuanya baik-baik saja, aku mau makan yang kemarin mas Ibnu kasih tahu itu loh sayang. Aku mau itu," Risky mengangguk mengiyakan perkataan dari Irene barusan.Keduanya tampak saling menatap dalam. Perasaan
Happy Reading Semuanya!Rangga memperhatikan sang istri yang kelelahan di atas sofa ruang tamu dengan wajah sembab nya, tangannya mengusap lembut pipi Irene yang kini berjalan memeluknya erat dan menyembunyikan wajahnya tepat pada dada bidang miliknya. Lelaki itu hampir tidak bisa bernafas melihat kelakuan sang istri yang seperti ini.Tangannya mengendurkan pelukan dari istrinya saat ini, ia tidak tahu apa yang terjadi saat ini. Tapi ada satu hal yang penting untuk ia tanyakan.“Irene, kamu sudah makan?” tanya Rangga“Euhm ... saya sudah makan ayam tadi, tapi memangnya saya enggak boleh peluk Mas ya? Mas enggak suka di peluk sama saya? Padahal saya lagi mau manja karena keinginan janin yang ada di perut saya," Rangga tersenyum tipis."Enggak apa-apa, mas hanya kaget karena kamu tiba-tiba begini." Usapan dari tangan Rangga membuat bibir Irene cemberut, "Dari tadi saya tahan mual karena enggak ada Mas di sekitar saya. Jangan pergi d
Happy Reading Semuanya! Rangga menatap jengah perempuan yang ada di depannya itu, entah harus ke berapa kalinya ia harus mengatakannya pada Mira kalau ia tidak ingin diganggu ketika bersama dengan Irene. Apakah tatapan tidak sukanya masih menjadi harapan Mira untuk ia tetap berada di sini. Bahkan sekarang ini ia tidak tertarik pada pakaian Mira di depannya, walaupun sudah menggunakan pakaian yang cukup menggairahkan. Dunianya sudah terpaku pada Irene. “Kamu memang sangat susah untuk di pahami ya? Sudah saya bilang jangan mendekati Irene selama dia hamil atau apapun itu, entah alasan itu penting atau enggak. Saya mohon jangan mendekati Irene, dia banyak menderita bukan hanya kamu. Kehamilan Irene saat ini menjadi sesuatu yang sangat berharga untuk keluarga saya dan kamu tahu itu Mira!” Perempuan muda dengan nama Mira tampak meremas dress panjang yang dikenakannya saat ini, memang apa salahnya dirinya mengunjungi sang suami ke ruangannya di Kantor
Happy Reading Semuanya!Untuk saat ini, hal yang bisa percayai sebagai tempat bercerita dan orang yang memihaknya adalah keluarganya. Tidak ada lagi. Wajahnya yang kusut sudah menjelaskan bahwa ia sedang merasakan sedih dan tentu menjadi pusat perhatian keluarganya saat ini."Kamu kenapa Nak,"Matanya berlinang dan menahan tangis, ia kembali mengingat dimana suaminya mengusirnya hanya demi Irene. Jika tidak karena dirinya mana mungkin lelaki itu bisa menikah dengan adiknya, tapi adiknya juga termasuk bagian yang paling dibenci olehnya karena sudah merusak kebahagian dan mencuri suaminya.Tangan sang ayah tampak mengusap lembut wajahnya, tentu siapa yang tidak khawatir melihat anaknya kembali ke rumah dalam keadaan bersedih seperti ini bahkan marah."Bilang sama Papa, kamu kenapa? Apakah ada yang menjahati kamu?"Ira yang sedang melipat baju mendengar nada suara khawatir dari suaminya dengan cepat menuju sumber suara dan memperhatikan a
Happy Reading Semuanya! Diam. Hanya itu yang bisa Irene lakukan saat ini, tidak ada yang bisa ia lakukan selain memandang ketiga temannya. Mereka semua tampak sibuk membicarakan lelaki yang mereka temui di club malam. Ia tidak senakal itu hingga datang kesana, ayahnya memberikan jam waktu yang ketat dan tentu saja Rangga juga begitu. Selama ia hidup, Irene sama sekali tidak pernah datang kesana. Kisah menggairahkan, ramai, dan semacamnya. Tidak pernah Irene rasakan kecuali mendengarkan perkataan mereka, kalau seandainya ia diizinkan masuk kedalam club, mungkin ia bisa menimpali perkataan dari teman-temannya itu. Sekarang ia sama sekali tidak bisa melakukan apa-apa. Tapi setidaknya Irene bersyukur karena Rangga tidak mengekangnya dalam pertemanan, sang suami hanya mengekangnya kalau ia pergi bertemu dengan kekasihnya saja. Hanya itu letak kecemburuan dari Rangga yang tidak bisa Irene rubah. “Lo kenapa diam saja?” tanya Zara Kedua temannya kompak menatap Irene yang hanya memandang b
Happy Reading Semuanya!“Ge, istri kamu kenapa?” tanya Bayu sembari memperhatikan sang menantu tampak menahan tangis dan marah bergabung menjadi satu.“Mau kue cubit, tapi enggak ketemu selama perjalanan tadi. Katanya biasanya suka ada yang jual di pinggir jalan dekat dengan sekolah dasar, tapi pas sampai sana ternyata habis. Makanya Irene jadi begitu,” sahut Rangga sembari memperhatikan wajah cantik sang istri yang hanya melengkung ke bawah."Memang kamu enggak coba cari di online food? Teknologi canggih dan kamu bisa mendapatkannya dengan mudah." Rangga mengangguk membenarkan ayahnya."Papi pikir anak ayah ini bodoh? Tanya saja dengan menantu Papi, dia mau lihat secara langsung pembuatannya di depan mata dan lebih parahnya Rangga yang harus masak, tadi juga sudah di cek kalau tokonya kebanyakan tutup dan sudah ready tinggal kirim. Ribet pokoknya sama bumil satu itu," jawab Rangga sembari tersenyum kaku.Nia yang mend
Happy Reading Semuanya!Hidup Irene memang perlahan tenang, tidak ada yang menganggunya termasuk keluarganya. Irene tidak ingin mempertanyakan kenapa, tapi yang jelas ia sudah hidup lebih tenang sekarang ini. Kalau diingat kembali sudah beberapa minggu ini memang sang kakak tidak mengganggunya lagi dan orang tuanya juga tidak lagi mengusik kehidupannya dengan Rangga, tapi entah mengapa keluarganya tiba-tiba muncul di hadapan mereka dan di rumah besar keluarga Rangga. Di saat posisi Irene mulai merasa nyaman tanpa kehadiran keluarganya, kenapa mereka malah datang dan merusak lagi. Apa lagi yang di inginkan oleh mereka sebenarnya.Rangga sudah memasang wajah datar dan bersiap untuk melindungi Irene yang sudah berubah, ia tahu jika Irene tidak menginginkan kehadiran keluarganya sementara waktu tetapi untuk saat ini yang ia lakukan hanya menyaksikan bagaimana keluarga mertuanya melakukannya.“Ini minum jamu penguat kandungan, kakak dengar ini bagus untuk janin