Happy Reading Semuanya!
Rangga menatap jengah perempuan yang ada di depannya itu, entah harus ke berapa kalinya ia harus mengatakannya pada Mira kalau ia tidak ingin diganggu ketika bersama dengan Irene. Apakah tatapan tidak sukanya masih menjadi harapan Mira untuk ia tetap berada di sini. Bahkan sekarang ini ia tidak tertarik pada pakaian Mira di depannya, walaupun sudah menggunakan pakaian yang cukup menggairahkan.
Dunianya sudah terpaku pada Irene.
“Kamu memang sangat susah untuk di pahami ya? Sudah saya bilang jangan mendekati Irene selama dia hamil atau apapun itu, entah alasan itu penting atau enggak. Saya mohon jangan mendekati Irene, dia banyak menderita bukan hanya kamu. Kehamilan Irene saat ini menjadi sesuatu yang sangat berharga untuk keluarga saya dan kamu tahu itu Mira!”
Perempuan muda dengan nama Mira tampak meremas dress panjang yang dikenakannya saat ini, memang apa salahnya dirinya mengunjungi sang suami ke ruangannya di Kantor
Happy Reading Semuanya!Untuk saat ini, hal yang bisa percayai sebagai tempat bercerita dan orang yang memihaknya adalah keluarganya. Tidak ada lagi. Wajahnya yang kusut sudah menjelaskan bahwa ia sedang merasakan sedih dan tentu menjadi pusat perhatian keluarganya saat ini."Kamu kenapa Nak,"Matanya berlinang dan menahan tangis, ia kembali mengingat dimana suaminya mengusirnya hanya demi Irene. Jika tidak karena dirinya mana mungkin lelaki itu bisa menikah dengan adiknya, tapi adiknya juga termasuk bagian yang paling dibenci olehnya karena sudah merusak kebahagian dan mencuri suaminya.Tangan sang ayah tampak mengusap lembut wajahnya, tentu siapa yang tidak khawatir melihat anaknya kembali ke rumah dalam keadaan bersedih seperti ini bahkan marah."Bilang sama Papa, kamu kenapa? Apakah ada yang menjahati kamu?"Ira yang sedang melipat baju mendengar nada suara khawatir dari suaminya dengan cepat menuju sumber suara dan memperhatikan a
Happy Reading Semuanya! Diam. Hanya itu yang bisa Irene lakukan saat ini, tidak ada yang bisa ia lakukan selain memandang ketiga temannya. Mereka semua tampak sibuk membicarakan lelaki yang mereka temui di club malam. Ia tidak senakal itu hingga datang kesana, ayahnya memberikan jam waktu yang ketat dan tentu saja Rangga juga begitu. Selama ia hidup, Irene sama sekali tidak pernah datang kesana. Kisah menggairahkan, ramai, dan semacamnya. Tidak pernah Irene rasakan kecuali mendengarkan perkataan mereka, kalau seandainya ia diizinkan masuk kedalam club, mungkin ia bisa menimpali perkataan dari teman-temannya itu. Sekarang ia sama sekali tidak bisa melakukan apa-apa. Tapi setidaknya Irene bersyukur karena Rangga tidak mengekangnya dalam pertemanan, sang suami hanya mengekangnya kalau ia pergi bertemu dengan kekasihnya saja. Hanya itu letak kecemburuan dari Rangga yang tidak bisa Irene rubah. “Lo kenapa diam saja?” tanya Zara Kedua temannya kompak menatap Irene yang hanya memandang b
Happy Reading Semuanya!“Ge, istri kamu kenapa?” tanya Bayu sembari memperhatikan sang menantu tampak menahan tangis dan marah bergabung menjadi satu.“Mau kue cubit, tapi enggak ketemu selama perjalanan tadi. Katanya biasanya suka ada yang jual di pinggir jalan dekat dengan sekolah dasar, tapi pas sampai sana ternyata habis. Makanya Irene jadi begitu,” sahut Rangga sembari memperhatikan wajah cantik sang istri yang hanya melengkung ke bawah."Memang kamu enggak coba cari di online food? Teknologi canggih dan kamu bisa mendapatkannya dengan mudah." Rangga mengangguk membenarkan ayahnya."Papi pikir anak ayah ini bodoh? Tanya saja dengan menantu Papi, dia mau lihat secara langsung pembuatannya di depan mata dan lebih parahnya Rangga yang harus masak, tadi juga sudah di cek kalau tokonya kebanyakan tutup dan sudah ready tinggal kirim. Ribet pokoknya sama bumil satu itu," jawab Rangga sembari tersenyum kaku.Nia yang mend
Happy Reading Semuanya!Hidup Irene memang perlahan tenang, tidak ada yang menganggunya termasuk keluarganya. Irene tidak ingin mempertanyakan kenapa, tapi yang jelas ia sudah hidup lebih tenang sekarang ini. Kalau diingat kembali sudah beberapa minggu ini memang sang kakak tidak mengganggunya lagi dan orang tuanya juga tidak lagi mengusik kehidupannya dengan Rangga, tapi entah mengapa keluarganya tiba-tiba muncul di hadapan mereka dan di rumah besar keluarga Rangga. Di saat posisi Irene mulai merasa nyaman tanpa kehadiran keluarganya, kenapa mereka malah datang dan merusak lagi. Apa lagi yang di inginkan oleh mereka sebenarnya.Rangga sudah memasang wajah datar dan bersiap untuk melindungi Irene yang sudah berubah, ia tahu jika Irene tidak menginginkan kehadiran keluarganya sementara waktu tetapi untuk saat ini yang ia lakukan hanya menyaksikan bagaimana keluarga mertuanya melakukannya.“Ini minum jamu penguat kandungan, kakak dengar ini bagus untuk janin
Happy Reading Semuanya!"Pa... aku lelah, aku sangat lelah dengan kehidupan aku. Bagaimana Papa akan menanggungnya?"Mira menghampiri sang adik dan menggeleng, ia tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk terjadi dan mungkin saja membuat peluangnya menjadi dekat dengan Rangga semakin sulit, Mira tidak ingin itu terjadi. Tatapan matanya menatap tangannya yang dilepas oleh Irene, adiknya seolah tidak ingin di sentuh oleh adiknya."Kenapa yang ada dipikiran Papa hanya ada kak Mira? Sejak dulu bahkan sampai sekarang?" lanjut Irene.Dada Irene terasa sesak menghadapi itu semuanya, tangannya semakin erat dalam genggaman Rangga. Orang yang bisa memberikannya kekuatan untuk saat ini. Bagaimana bisa ia mempunyai orang yang seperti ini."Kamu berani sama orang tua?" tanya sang ayah sembari menatap marah Irene di depannya.Bibir Irene tersenyum kecut, dari dulu bahkan sampai sekarang ayahnya tidak pernah berubah dan masih tetap sama."A
Happy Reading Semuanya!Rangga menatap nanar Irene yang terpasang selang infus dan di pasang alat pernafasan di hidungnya, tangannya meraih tangan kecil Irene dan mengecupnya lembut. Rangga tidak akan lalai dalam menjaga sang istri dan anak di dalam kandungan Irene.Bohong kalau Bayu tidak melihat tatapan khawatir pada sang anak, sampai saat ini pun tidak ada yang pernah mengerti dengan maksud dan tatapan Rangga. Anaknya menikah dengan Mira padahal yang lelaki itu cintai adalah adiknya. Rangga mempersulit dirinya sendiri dan sekarang sudah berjalan begitu saja.“Sudah kamu jangan terlalu khawatir. Irene hanya perlu bed rest sampai kandungannya menguat, saat ini Irene sedang stress dan banyak pikiran. Papi sudah siapkan villa untuk kamu istirahat dengan Irene sampai keadaan istri kamu pulih,”“Terima kasih Papi,” ucap Rangga“Mami kamu juga sudah istirahat di rumah dan jangan khawatir, kamu bisa pergi ke villa mal
Happy Reading Semuanya! Risky memainkan ponselnya sembari menunggu kabar dari sang kekasih yang menghilang begitu saja selama hampir seminggu ini, apakah ini semua karena suaminya melarang Irene untuk berhubungan dengan dirinya? Risky tidak ingin berpisah dengan Irene. Batang hidung keberadaan sang kekasih juga tidak terlihat di Kampus di mana Irene menuntut ilmu, ayolah ia khawatir dengan perempuan belahan jiwanya. “Erika! Lo tahu ke mana perginya Irene?” tanya Risky “Lo pikir gue Ibunya? Gue juga enggak tahu dia ada di mana. Irene sibuk dengan dunianya sendiri, tadinya gue pikir lo culik dia terus mau bikin Risky junior." Erika terdiam setelah mengucapkan kalimat barusan, tatapan matanya penuh selidik pada lelaki yang ada di depannya itu. "Eh... tapi lo benar enggak culik dia habis itu di masukkin ke barak, kan?” Risky memutar matanya malas mendengar perkataan dari Erika barusan. Hanya otak Erika yang tidak waras di pertemanan Irene. “
Happy Reading Semuanya!Perempuan muda itu hanya bisa memperhatikan sang suami tengah sibuk dengan laptopnya, hanya ia yang sedang bed rest dan suaminya kembali sibuk bekerja. Mengendalikan perusahaan dengan jarak jauh, ia tidak heran kenapa Rangga begitu kaya.Irene menjadi sedikit merindukan pekerjaannya, kalau dipikir lagi. Kerjaannya tidak ada yang beres karena ia seperti ini.“Untuk tempatnya cukup strategis jika ingin membuka rumah sakit dengan cabang terbaru. Yang saya inginkan dari tempat ini adalah di dalamnya akan ada bagian khusus kecantikan dan kosmetik, lalu fasilitas yang sama dengan rumah sakit di Jerman.”Irene menyimak pembicaraan Rangga dengan rekan kerjanya melalui laptop di depannya itu. Meskipun hanya tidur tubuhnya benar-benar terasa penat karena hanya melakukan tidur dan duduk sepanjang waktu dalam jangka waktu seminggu ini. Perempuan muda itu juga dengan sengaja mematikan ponselnya agar keluarganya tid
Happy Reading Semuanya! Dress warna pink dan rambut yang sudah di tata dengan rapih membuat Irene terlihat sangat cantik. Bibirnya tersenyum memandang lelaki di belakangnya tampak sibuk menggendong anak bayi berusia delapan bulan, mereka benar-benar bahagia. Mulai dari tumbuh kembang anak mereka berdua sampai MPASI untuk anak mereka berdua yang semakin pandai. "Sayang sudah belum?" tanya Rangga "Okay! Sebentar Mas, " Irene menggendong anak laki-lakinya dan menggandeng tangan sang suami yang kini tersenyum manis dan mengecup keningnya lembut. "Mama, ayo pergi!" ajak Irene Rangga tampak bahagia saat ini dan menatap hadiah yang diberikannya untuk Risky sebagai kado pernikahan, ia tidak menyangka jika perubahan hati Risky begitu cepat berubah dan mampu menarik seorang dokter cantik yang membantu Irene melahirkan. "Aku enggak sangka kalau mas Risky akan mendapatkan pasangan yang lebih baik," ungkap Irene. "Ya... dia pantas mendapatkannya." Tatapan matanya mengarah pada sang suami
Happy reading semuanya! Irene menyaksikan semuanya. Suami tampannya yang penuh di berita televisi dan surat kabar, serta sang kakak yang di kabarkan harus memasuki rumah sakit jiwa sampai sang ayah mendapatkan hukuman penjara seumur hidup. Irene melihat semua itu tanpa tahu harus bersikap seperti apa. Pandangannya berdalih pada Risky yang menatapnya lembut dan bayi dipangkuannya, lelaki itu menjadi tidak banyak bicara. “Aku akan menyerahkan diri karena aku turut serta membantu kakak kamu dalam kejahatan ini,” ucap Risky. Kepala Irene menggeleng, “Enggak, mas Risky enggak perlu melakukan itu. Mas disini menjagaku, mas turut andil dalam menjaga aku. Mas Rangga juga pasti akan melakukan hal yang sama, mas harus menjalani kehidupan yang baru. Dan harus berbahagia juga,” Irene memalingkan pandangannya pada Shofie yang sejak tadi hanya memasang wajah bingung. Risky sendiri hanya menghela napas pelan melihat apa yang dilakukan oleh Irene saat ini. Perempuan itu selalu saja menjodohkanny
Happy Reading semuanya!Heru menyaksikan semua dimana anak sulungnya yang ia banggakan melakukan rencana besar dan kini Irene yang menghilang. Heru tidak tahu istri dari Rangga itu di bawa kemana dan meninggalkan kesedihan pilu untuk Rangga yang tanpa henti mencari keberadaan Irene.Ini adalah salahnya. Jika ia tidak mendidik Mira dengan egois maka tidak akan menjadi seperti ini, keluarganya berantakan dan orang tercintanya kini sudah menjadi milik orang lain. Heru tidak ada harapan lagi.Langkahnya berjalan menuju kantor kepolisian di depannya itu, sudah tidak ada barang lagi yang ia bawa. Sudah saatnya ia mengakui semuanya, kejahatannya hanya untuk membela anak sulungnya.“Hallo pak, selamat siang. Apa ada yang bisa kami bantu?” tanya lelaki yang ia ketahui dulu berteman dengan anak bungsunya. Hubungan yang sulit di jelaskan.“Kamu teman Risky?” tanya Heru“Benar, beliau atasan saya. Kebetulan mas Risky sudah di pindah tugas ke Lebanon karena sesuatu yang sulit untuk di jelaskan, ad
Happy Reading Semuanya!Setidaknya Rangga lega saat mengetahui kalau istrinya baik-baik saja setelah seminggu menghilang tanpa jejak, ia tahu jika mantan kekasih istrinya yang membawa Irene dan menceritakan semua rencana jahat Mira yang ingin membuat hidupnya semakin berantakan. Rangga akan bersama dengan anaknya serta Irene sebentar lagi sampai urusan nya selesai, sudah sepantasnya jika Mira harus dipenjara atau mendapatkan karena yang sesuai dengan perilaku yang dilakukan.Rangga tetap berpura-pura menjadi seseorang yang merasa linglung untuk membuat Mira merasa jika ia menang."Sudah mengaku saja, ini semua ulah kamu!!" marah RanggaBibir Mira tampak mengerucut, “Mas, enggak baik menuduh orang lain begitu. Memangnya Mas ada bukti kalau aku yang melakukannya? Irene menghilang karena dia bosan dengan Mas,” Rangga mengepalkan tangannya mendengar perkataan dari perempuan di depannya itu. Sumpah demi a
Happy Reading Semuanya!Tatapan matanya terlihat kosong, kepalanya berdenyut kencang. Bagaimana bisa ia memiliki masalah yang begitu banyak dan pelik tanpa henti, ia tidak mengerti dosa apa yang telah dilakukannya. Ini murni kesalahannya, andai ia tidak selemah itu mungkin tidak akan terjadi seperti ini dan membuat semua orang disekitarnya menjadi terluka dan dirinya tidak bisa bertemu dengan Rangga.Irene benar-benar jatuh cinta pada Rangga dan mungkin saat ini suaminya masih mencarinya."Kamu melamun lagi? Apa kamu masih menyalahkan diri kamu sendiri karena melahirkan bayi sekecil itu? Jika itu yang kamu pikirkan sepertinya tidak perlu. Ini adalah takdir yang tidak bisa kamu hindari dan tidak bisa kamu salahkan," Irene memperhatikan dokter yang merawat dirinya dan anaknya tampak terduduk di sebelahnya sembari menggenggam erat tangannya.“Bukan itu, tapi aku tidak mau menyalahka
Happy Reading Semuanya!Seharusnya saat ini Rangga yang melihat bayi yang ada di inkubator itu, bukan dirinya. Risky hanya orang lain yang mengikuti rencana busuk dari kakak Irene, bibirnya tersenyum tipis saat melihat bayi yang ada di inkubator itu bergerak. Bayi mungil yang kemungkinan besar kata dokter akan meninggal di dalam kandungan.Langkahnya berjalan kembali menuju ruang rawat Irene, perempuan yang menjadi ibu muda itu masih terlelap dalam tidurnya setelah di berikan obat bius untuk melahirkan.“Irene, bayi kamu sudah lahir dan mereka sangat menggemaskan. Meskipun lahir prematur akan di usahakan mereka tetap hidup, jadi ayo bangun karena kamu harus menyusui mereka dan melihat betapa cantik dan tampannya mereka.”Tidak ada respon dar
Happy Reading Semuanya!Semua sesuai yang dianjurkan oleh ibu mertuanya sudah ia lakukan, kini Rangga menjadi kembali hidup. Ia sudah rapi dan harum seperti citranya selama ini, bahkan kini bibirnya bisa tersenyum dengan lebar sembari berjalan menuju ruangan di mana istrinya berada.Perlahan senyum dari Rangga tampak pudar saat ruangan itu hanya menampilkan sang mertua tengah menangis dengan tangan gemetar seperti mencoba menghubungi seseorang, sekarang yang lebih mengejutkannya lagi adalah kalau ia tidak melihat keberadaan dari sang istri. Padahal beberapa waktu lalu bahkan tidak sampai 2 jam ia masih melihat Irene tidur dengan lelap di sana dan kini ia tidak melihatnya lagi.“Ma... Irene di mana?”tanya Rangga .“Maaf Rangga ,”
Happy Reading Semuanya!“Rangga , kamu istirahat saja terlebih dahulu. Kamu pulang makan, mandi, lalu tidur biar mama yang menjaga Irene. Sudah 4 hari kamu enggak makan dan istirahat dengan layak, kamu hanya menatap Irene setiap hari.” Mana bisa ia meninggalkan Irene. Kepala Rangga menggeleng mendengar perkataan dari ibu mertuanya itu, ia tidak ingin merepotkan perempuan paruh baya di sebelahnya. Biar dirinya saja yang mengalami kelelahan itu dan jangan orang lain.“Enggak apa-apa Ma, Rangga mau ada di sini. Rangga khawatir kalau terjadi sesuatu dengan Irene,” ungkap Rangga dengan nada khawatir.“Tapi setidaknya kamu makan yang banyak Rangga ,”ucap Ira.“Bagaimana bisa Rangga&n
Happy Reading Semuanya!Sisi dan Zara tampak terdiam memikirkan sesuatu, kepala Mereka mendadak pening dan mereka masih sangat terkejut mendengar kabar Kalau Irene mendadak jatuh koma seperti saat ini. Padahal sebelumnya mereka bertemu Irene masih dalam keadaan baik-baik saja dan tidak terjadi sesuatu.“Kenapa? Muka kalian kelihatan banyak beban sekali? Apakah terjadi sesuatu?”tanya Erika.Zara menatap Erika yang ada di hadapannya itu dan rekan lainnya,“Nggak bisa ya kalau kita berdamai lagi kayak dulu? Gue rindu sama Irene dan merasa bersalah karena kita memusuhi dia dan meninggalkan dia sendirian,”ungkap Zara pelan.“Bukan Irene itu merusak rumah tangga kakaknya sendiri? Dia hanyalah orang jahat jadi untuk apa kita berdamai dengan orang ya