Happy Reading Semuanya! “Akang! Kenapa kamu teh membiarkan dia pergi saat mobilnya penyok kaya begitu! Butuh uang yang banyak agar kembali seperti semula!” Irene hanya memperhatikan pasangan yang tidak di kenalnya itu berkelahi di tempat umum termasuk di hadapan Irene. Perempuan yang hanya menyimak sejak tadi hanya memandang bingung keduanya, Irene tidak tahu harus mengatakan apa lagi selain menyimak. Lagian dirinya kenal saja tidak, tapi memang tatapan yang di tampilkan oleh lelaki di depannya itu terlihat seperti hidung belang bukan baik-baik. Pandangannya berdalih pada Rangga terlihat memasang wajah datar tampak geram dengan pasangan di depannya itu. Sang suami tampak tidak nyaman di kursi duduknya saat ini. “Mas, mau pindah saja?” tawar Irene “Tidak ada tempat kosong lagi,” sahut Rangga “Kalau gitu mau cari tempat makan lain?” tanya Irene Rangga menghela nafasnya pelan, “Bukan kah tempat ini kesukaan kamu? Setiap kamu ke Bandung selalu membicarakan tempat ini, saya sudah
Happy Reading Semuanya!Tangan Irene memainkan kuku di depannya itu sembari menahan rasa takutnya. Rangga sudah berusaha keras untuk memundurkan waktu agar dirinya tidak mendapatkan inseminasi buatan, tapi dengan paksaan dan desakan sang kakak membuat Irene mau tidak mau harus datang kembali ke rumah sakit.“Jangan khawatir, ada saya di sini. Maaf saya tidak bisa melakukan apapun,” Rangga mengecup kening Irene lama dan menggenggam erat tangannya.“Mas saya takut sama malu,”“Malu kenapa?” tanya Rangga bingung.“Memangnya Mas mau itu saya dilihat sama orang lain? Apalagi katanya saya inseminasi di lakuin sama dokter laki-laki. Kalau mas rela saya juga enggak masalah, paling hanya malu saja dan enggak terlalu parah.”Rangga mengeraskan rahangnya dan berjalan meninggalkan Irene yang hanya menatap tidak mengerti lelaki yang menjadi suaminya itu.Pandangannya berdalih pada Mira yang menatapnya dalam, entah apa yang sedang dipikirkan oleh Mira pada dirinya. Kepala Irene menunduk menatap
Happy Reading Semuanya! Rangga benar tidak habis pikir dengan Mira yang terus menerus mendesak Irene, bahkan setelah sang adik melakukan inseminasi buatan perempuan itu masih mengharuskan Irene untuk berhubungan badan dengan dirinya. Rangga marah, Mira sangat keterlaluan. Rahangnya mengeras saat Mira kembali ingin mengganggu Irene yang sudah terlelap di atas ranjang kamarnya. Seharusnya ia menceraikan saja perempuan yang ada di depannya, toh ia cintanya hanya pada Irene bukan orang lain.“Mira bisakah kita bicara di luar? Saya enggak mau kamu mengganggu istirahat Irene,” ucap Rangga dengan nada datar. “Kita bisa bicara di sini Mas, kenapa harus di tempat lain?” tanya Mira “Kamu ingin Irene mendengar semuanya dan kita bercerai atau—”Mira dengan cepat menarik tangan sang suami di depannya itu. Iris mata Mira hanya terfokus pada Rangga tengah memasang wajah datar, rasanya sama seperti awal mereka bertemu saat ia mengantar Irene. Tatapan Rangga begitu tajam dan langkahnya tegap b
Happy Reading Semuanya!“Jadi, saya ingin di bagian program nanti akan ada perubahan yang signifikan sehingga masih terlihat bagus di pasaran dan paling di cari. Seperti barang best seller,” Irene menatap beberapa orang di depannya tampak berbayang.Kepalanya kembali terasa sakit, bahkan sejak tadi pagi sebelum ia berangkat ke Kantor dan sekarang ini semakin bertambah banyak rasa sakitnya saat ia sedang melakukan presentasi. Dalam satu sisi ia merasakan sebuah keberuntungan karena dirinya tidak mendengar wanti-wanti atau desakkan lainnya dari keluarganya termasuk Mira selama dua minggu belakangan ini.Kehidupannya perlahan berangsur kembali meskipun statusnya saat ini adalah tetap menikah dengan kakak iparnya, dan status sebagai pelakor itu sama sekali tidak bisa di rubah. Tatapan matanya memperhatikan sang suami tampak berubah menjadi dua.“Irene, kamu kenapa tidak jawab perkataan saya?” tanya Rangga “P-pak,”Mata Rangga membulat saat Irene terjatuh dan tidak sadarkan diri di atas
Happy Reading Semuanya!Kedua orang tua dari kedua belah pihak antara Irene dan Rangga sudah berkumpul di ruangan IGD menunggu hasil pemeriksaan Irene yang dilakukan beberapa jam lalu, Irene sendiri tampak merasa kesulitan bernafas menunggu hasil tentang dirinya,“Dari hasil pemeriksaan darah, jika hasil tes beta-hCG antara lima dan sepuluh bisa dikatakan Nona hamil. Pemeriksaan Nona memiliki hasil yang positif dan ini menandakan bahwa terdapat hormone hCG dalam urine, hal ini artinya kalau Nona memang sedang hamil.”“Serius?” tanya Nia“Hasil tespack dari Nona juga menunjukkan positif dan ini tidak pernah salah, Nona saat ini sedang hamil. Jadi saya ingin mengucapkan selamat pada Tuan karena sebentar lagi akan dianugerahi seorang anak." Penjelasan dokter di depannya sukses membuat Irene tidak bisa mengatakan apapun, perempuan muda itu tidak tahu harus berekspresi seperti apa terkait dengan berita yang baru saja ia dengar.“Kalau begitu kita periksa ke dokter kandungan bagaimana? Aga
Happy Reading Semuanya!Irene rasanya ingin membuang semua bahan yang ada di keranjang troly saat ini, semua pilihan Rangga adalah bukan kesukannya.“Mas saya enggak suka kacang merah, mas pernah merasakan makan kacang merah enggak sih? Rasanya itu aneh. Siapa juga coba yang suka sama kacang merah? Taruh lagi aja sih mas.” keluh Irene saat Rangga memasukkan satu pack kacang merah ke dalam trolli belanjaan mereka.Lelaki dengan wajah tampan itu menggeleng, “Irene, kacang merah itu salah satu sumber dari asam folat dan itu bagus untuk kamu yang sebagai ibu hamil baru.” Bibir Irene cemberut.“Tapi saya enggak suka! Mas kan bisa cari alternative lain yang bisa saya sukai,” ucap Irene sembari menyandarkan tubuhanya pada lemari pendingin di sebelahnya.Rangga tampak berpikir dan memandang perempuan di sebelahnya, “Hati sapi?”tawar Rangga.Irene menggeleng cepat. Memikirkan merah darah dari hati sapi saja membuat bulu roma Irene berdiri, perempuan muda itu sangat membenci hati sapi. Ia memb
Happy Reading Semuanya!Iris mata Irene memperhatikan gelas di depannya di mana sang suami terlihat menyuguhkan susu khusus untuk ibu hamil dan sarapan pagi ini, ia sama sekali tidak melakukan apapun. Enggan juga ia melakukannya. Jadi bisa di bilang kalau Rangga menjadi suami yang super duper siaga saat ini. Tangan Irene memainkan garpu di tangannya sembari mengambil potongan buah alpukat di depannya itu.“Mas, saya boleh pergi sama pacar saya?” tanya IreneRasa ingin marah menyergap. Rangga mengeraskan rahangnya mendengar perkataan dari Irene barusan,“Kenapa kamu belum putus dengan pacar kamu? Bukan kah saya sudah pinta kamu sama pacar kamu buat putus?” tanya Rangga“Sejujurnya ini enggak adil kaya begitu, masa saya mengorbankan perasaaan sedangkan Mas enggak. Saya memperbolehkan Mas pergi bahkan menginap sama Kak Mira, tapi kenapa Mas enggak memperbolehkan saya main sama mas Risky? Padahal saya main juga enggak sampai tengah malam,”Rangga yang mengunyah makanannya menatap Irene se
Happy Reading Semuanya!Risky masih tidak bisa mempercayai ini.Lelaki itu masih tidak percaya dengan perkataan dari perempuan yang menjadi kekasihnya barusan. Bagian apa yang terlewatkan olehnya. Tatapannya mengarah pada Irene di sebelahnya.Keduanya benar-benar tidak mengeluarkan sepatah kata apapun, hanya sibuk dalam pikirannya masing. Risky sendiri masih mencoba untuk memahami perkataan dari sang kekasih di sebelahnya. Lelaki itu ingin menyangkal semuanya, tapi tatapan dan kesungguhan yang di tampilkan oleh Irene membuatnya tidak bisa berkata apapun."Jadi kamu serius lagi hamil?" tanya Risky untuk kesekan kalinya.Irene memejamkan matanya menahan tangis, ia sudah tidak bisa menahannya lagi. Tangannya meremas dress yang dikenakannya saat ini, Irene sudah tidak tahu harus mengatakan apa lagi dan bingung menjelaskannya bagaimana lagi pada sang kekasih. Rasanya kejahatannya sudah terbuka satu persatu."Irene, jawab aku. Apa yang aku lewatka
Happy Reading Semuanya! Dress warna pink dan rambut yang sudah di tata dengan rapih membuat Irene terlihat sangat cantik. Bibirnya tersenyum memandang lelaki di belakangnya tampak sibuk menggendong anak bayi berusia delapan bulan, mereka benar-benar bahagia. Mulai dari tumbuh kembang anak mereka berdua sampai MPASI untuk anak mereka berdua yang semakin pandai. "Sayang sudah belum?" tanya Rangga "Okay! Sebentar Mas, " Irene menggendong anak laki-lakinya dan menggandeng tangan sang suami yang kini tersenyum manis dan mengecup keningnya lembut. "Mama, ayo pergi!" ajak Irene Rangga tampak bahagia saat ini dan menatap hadiah yang diberikannya untuk Risky sebagai kado pernikahan, ia tidak menyangka jika perubahan hati Risky begitu cepat berubah dan mampu menarik seorang dokter cantik yang membantu Irene melahirkan. "Aku enggak sangka kalau mas Risky akan mendapatkan pasangan yang lebih baik," ungkap Irene. "Ya... dia pantas mendapatkannya." Tatapan matanya mengarah pada sang suami
Happy reading semuanya! Irene menyaksikan semuanya. Suami tampannya yang penuh di berita televisi dan surat kabar, serta sang kakak yang di kabarkan harus memasuki rumah sakit jiwa sampai sang ayah mendapatkan hukuman penjara seumur hidup. Irene melihat semua itu tanpa tahu harus bersikap seperti apa. Pandangannya berdalih pada Risky yang menatapnya lembut dan bayi dipangkuannya, lelaki itu menjadi tidak banyak bicara. “Aku akan menyerahkan diri karena aku turut serta membantu kakak kamu dalam kejahatan ini,” ucap Risky. Kepala Irene menggeleng, “Enggak, mas Risky enggak perlu melakukan itu. Mas disini menjagaku, mas turut andil dalam menjaga aku. Mas Rangga juga pasti akan melakukan hal yang sama, mas harus menjalani kehidupan yang baru. Dan harus berbahagia juga,” Irene memalingkan pandangannya pada Shofie yang sejak tadi hanya memasang wajah bingung. Risky sendiri hanya menghela napas pelan melihat apa yang dilakukan oleh Irene saat ini. Perempuan itu selalu saja menjodohkanny
Happy Reading semuanya!Heru menyaksikan semua dimana anak sulungnya yang ia banggakan melakukan rencana besar dan kini Irene yang menghilang. Heru tidak tahu istri dari Rangga itu di bawa kemana dan meninggalkan kesedihan pilu untuk Rangga yang tanpa henti mencari keberadaan Irene.Ini adalah salahnya. Jika ia tidak mendidik Mira dengan egois maka tidak akan menjadi seperti ini, keluarganya berantakan dan orang tercintanya kini sudah menjadi milik orang lain. Heru tidak ada harapan lagi.Langkahnya berjalan menuju kantor kepolisian di depannya itu, sudah tidak ada barang lagi yang ia bawa. Sudah saatnya ia mengakui semuanya, kejahatannya hanya untuk membela anak sulungnya.“Hallo pak, selamat siang. Apa ada yang bisa kami bantu?” tanya lelaki yang ia ketahui dulu berteman dengan anak bungsunya. Hubungan yang sulit di jelaskan.“Kamu teman Risky?” tanya Heru“Benar, beliau atasan saya. Kebetulan mas Risky sudah di pindah tugas ke Lebanon karena sesuatu yang sulit untuk di jelaskan, ad
Happy Reading Semuanya!Setidaknya Rangga lega saat mengetahui kalau istrinya baik-baik saja setelah seminggu menghilang tanpa jejak, ia tahu jika mantan kekasih istrinya yang membawa Irene dan menceritakan semua rencana jahat Mira yang ingin membuat hidupnya semakin berantakan. Rangga akan bersama dengan anaknya serta Irene sebentar lagi sampai urusan nya selesai, sudah sepantasnya jika Mira harus dipenjara atau mendapatkan karena yang sesuai dengan perilaku yang dilakukan.Rangga tetap berpura-pura menjadi seseorang yang merasa linglung untuk membuat Mira merasa jika ia menang."Sudah mengaku saja, ini semua ulah kamu!!" marah RanggaBibir Mira tampak mengerucut, “Mas, enggak baik menuduh orang lain begitu. Memangnya Mas ada bukti kalau aku yang melakukannya? Irene menghilang karena dia bosan dengan Mas,” Rangga mengepalkan tangannya mendengar perkataan dari perempuan di depannya itu. Sumpah demi a
Happy Reading Semuanya!Tatapan matanya terlihat kosong, kepalanya berdenyut kencang. Bagaimana bisa ia memiliki masalah yang begitu banyak dan pelik tanpa henti, ia tidak mengerti dosa apa yang telah dilakukannya. Ini murni kesalahannya, andai ia tidak selemah itu mungkin tidak akan terjadi seperti ini dan membuat semua orang disekitarnya menjadi terluka dan dirinya tidak bisa bertemu dengan Rangga.Irene benar-benar jatuh cinta pada Rangga dan mungkin saat ini suaminya masih mencarinya."Kamu melamun lagi? Apa kamu masih menyalahkan diri kamu sendiri karena melahirkan bayi sekecil itu? Jika itu yang kamu pikirkan sepertinya tidak perlu. Ini adalah takdir yang tidak bisa kamu hindari dan tidak bisa kamu salahkan," Irene memperhatikan dokter yang merawat dirinya dan anaknya tampak terduduk di sebelahnya sembari menggenggam erat tangannya.“Bukan itu, tapi aku tidak mau menyalahka
Happy Reading Semuanya!Seharusnya saat ini Rangga yang melihat bayi yang ada di inkubator itu, bukan dirinya. Risky hanya orang lain yang mengikuti rencana busuk dari kakak Irene, bibirnya tersenyum tipis saat melihat bayi yang ada di inkubator itu bergerak. Bayi mungil yang kemungkinan besar kata dokter akan meninggal di dalam kandungan.Langkahnya berjalan kembali menuju ruang rawat Irene, perempuan yang menjadi ibu muda itu masih terlelap dalam tidurnya setelah di berikan obat bius untuk melahirkan.“Irene, bayi kamu sudah lahir dan mereka sangat menggemaskan. Meskipun lahir prematur akan di usahakan mereka tetap hidup, jadi ayo bangun karena kamu harus menyusui mereka dan melihat betapa cantik dan tampannya mereka.”Tidak ada respon dar
Happy Reading Semuanya!Semua sesuai yang dianjurkan oleh ibu mertuanya sudah ia lakukan, kini Rangga menjadi kembali hidup. Ia sudah rapi dan harum seperti citranya selama ini, bahkan kini bibirnya bisa tersenyum dengan lebar sembari berjalan menuju ruangan di mana istrinya berada.Perlahan senyum dari Rangga tampak pudar saat ruangan itu hanya menampilkan sang mertua tengah menangis dengan tangan gemetar seperti mencoba menghubungi seseorang, sekarang yang lebih mengejutkannya lagi adalah kalau ia tidak melihat keberadaan dari sang istri. Padahal beberapa waktu lalu bahkan tidak sampai 2 jam ia masih melihat Irene tidur dengan lelap di sana dan kini ia tidak melihatnya lagi.“Ma... Irene di mana?”tanya Rangga .“Maaf Rangga ,”
Happy Reading Semuanya!“Rangga , kamu istirahat saja terlebih dahulu. Kamu pulang makan, mandi, lalu tidur biar mama yang menjaga Irene. Sudah 4 hari kamu enggak makan dan istirahat dengan layak, kamu hanya menatap Irene setiap hari.” Mana bisa ia meninggalkan Irene. Kepala Rangga menggeleng mendengar perkataan dari ibu mertuanya itu, ia tidak ingin merepotkan perempuan paruh baya di sebelahnya. Biar dirinya saja yang mengalami kelelahan itu dan jangan orang lain.“Enggak apa-apa Ma, Rangga mau ada di sini. Rangga khawatir kalau terjadi sesuatu dengan Irene,” ungkap Rangga dengan nada khawatir.“Tapi setidaknya kamu makan yang banyak Rangga ,”ucap Ira.“Bagaimana bisa Rangga&n
Happy Reading Semuanya!Sisi dan Zara tampak terdiam memikirkan sesuatu, kepala Mereka mendadak pening dan mereka masih sangat terkejut mendengar kabar Kalau Irene mendadak jatuh koma seperti saat ini. Padahal sebelumnya mereka bertemu Irene masih dalam keadaan baik-baik saja dan tidak terjadi sesuatu.“Kenapa? Muka kalian kelihatan banyak beban sekali? Apakah terjadi sesuatu?”tanya Erika.Zara menatap Erika yang ada di hadapannya itu dan rekan lainnya,“Nggak bisa ya kalau kita berdamai lagi kayak dulu? Gue rindu sama Irene dan merasa bersalah karena kita memusuhi dia dan meninggalkan dia sendirian,”ungkap Zara pelan.“Bukan Irene itu merusak rumah tangga kakaknya sendiri? Dia hanyalah orang jahat jadi untuk apa kita berdamai dengan orang ya