“Apa yang kau lakukan, Sean?” teriak Valerie kaget luar biasa karena perbuatan Sean yang tiba-tiba saja mengangkat tubuhnya.Belum sempat Valerie mencerna keadaan yang terjadi, tubuhnya sudah tenggelam ke dalam dasar kolam renang itu bersama dengan tangan Sean yang masih memeluk tubuhnya di bawah air.Valerie seketika memberontak saat tak bisa bernapas dengan benar, ia dibuat panik akan hal itu. Sean yang menyadarinya segera melepaskan tubuh Valerie.“Oh Tuhan! Kau hampir saja membunuhku, Sean!” jerit Valerie kesal setelah menghirup napas berulang kali dengan benar.Sean hanya tertawa cengengesan mendapati kekesalan Valerie. “Mana mungkin aku akan membunuhmu, Sayang. Toh aku tetap memegangimu,” ucap Sean lembut, sembari mengusap rambut panjang Valerie yang sudah basah kuyup.Valerie hanya bisa meringis. “Tetapi aku benar-benar takut, Sean. Asal kau tahu, aku itu tidak pandai berenang. Dan aku tadinya sangat ketakutan, makanya aku menolak untukmu bergabung berenang.”Sean seketika mera
Suara decapan ciuman yang berasal dari Sean dan Valerie di tengah kolam renang itu terdengar sangat sensual. Mereka berdua seakan tidak ada niatan untuk menyudahi ciuman itu, saling memagut dan menghisap satu sama lain.Valerie bahkan merasa bibirnya sudah berubah membengkak akibat dari ganasnya cumbuan Sean, namun ia sama sekali tidak berniat untuk menyudahi cumbuan itu. Ia bahkan menggelayutkan kedua tangannya di leher Sean dan membalas setiap ciuman yang Sean berikan. Balas memagut, menghisap dan menjilat.“Se—sean ....” lenguh Valerie saat merasakan tangan Sean sudah bergerak ke area inti tubuhnya, menyentuhnya tepat di titik tubuhnya yang sudah mulai lembab.Tangan Sean bergerilya, menyentuh pusat tubuh Valerie yang terasa panas. Menyentuhnya dan bermain-main di sana, membuat Valerie terus melenguh akibat dari permainan tangannya.“Di sini sangat panas, Sayang,” bisik Sean, sembari menggigit mesra kuping Valerie.Karena sentuhan itu, Valerie semakin menggelinjang kegelian. Suara
Sean membawa Vanessa menuju kamarnya dengan gaya bridal style tanpa peduli tatapan para art yang kebetulan berkeliaran di area rumah tersebut.Sedangkan Valerie sudah malu luar biasa dibuatnya, ia tentu saja sudah menolak untuk tidak perlu digendong seperti ini akan tetapi Sean tetap bersikeras menggendongnya dan enggan menurunkannya.“Sean, aku malu,” cicitnya saat Sean sudah menaiki anak tangga satu persatu menuju kamar mereka.Sean menunduk dan menatap Valerie yang tengah menutupi wajahnya dengan kedua tangan. “Tidak perlu hiraukan mereka, Sayang.”“Bagaimana jika Ibu melihat kita seperti ini?” tanya Valerie kembali, merasa tidak enak hati harus saling bermesraan padahal Juliet dan Amora sangat menentang hubungan keduanya.Sean mendengkus pelan. “Memangnya kenapa? Toh, kita adalah pasangan suami istri. Jadi, tidak ada yang salah dengan kita seperti ini. Lagi pula kita harus menunjukkan kemesraan kita di depan Ibu, supaya ia tahu kalau aku sangat mencintaimu dan tidak ada lagi yang
Setelah puas menikmati dada Valerie, Sean kembali beralih mencium bibir yang sejak tadi merekah dan terus melonglongkan lenguhan penuh kenikmatan itu.Ciuman yang awalnya lembut kini berubah menjadi brutal dan menggebu-gebu dan Valerie sebisa mungkin mengimbangi cumbuan Sean yang tak berkesudahan. Tangan Valerie bermain-main di kepala Sean, mengusap dan menarik kecil rambut itu jika Sean menggigit bibirnya tanpa sengaja. Cumbuan itu akhirnya terlepas, Valerie seketika membuka kedua matanya dan menatap wajah Sean yang diterangi cahaya mentari yang menerobos melalui celah-celah gorden yang memang belum dibuka sepenuhnya.Tangan Sean bergerak membelai pipi Valerie, dan menatapnya dalam penuh cinta. “Apa kau tahu bahwa kau itu sangat cantik, Valerie?”Sean berbisik di kuping Valerie dan meninggalkan sebuah gigitan kecil di daun telinga istrinya tersebut.“Berhentilah memujiku, Sean!” balas Valerie setengah berbisik, sembari tangannya dengan berani bergerak dengan abstrak membelai permuka
“Apa kau menyukainya?” tanya Valerie dengan nada polosnya atas apa yang ia lakukan kepada pusat tubuh Sean yang sudah membengkak.Dengan mata berbinar karena rasa nikmat yang menderanya, ia menatap Valerie dengan penuh ketulusan. “Ini benar-benar nikmat, Sayang. Aku tidak menduga kau sangat ahli,” ucapnya dengan nada menggoda.Wajah Valerie langsung bersemu kemerahan, ia pun tidak menyangka mendapat keberanian dari mana sampai ia berinisiatif sendiri untuk melakukannya tanpa diminta terlebih dahulu oleh Sean.“Jangan menggodaku terus menerus, Sean. Aku sangat-sangat malu,” bisik Valerie tidak suka harus selalu digoda seperti ini, karena ia pun malu sendiri karena perbuatan beraninya.Sean hanya menanggapinya dengan sebuah kekehan. “Siap ke permainan selanjutnya?”Valerie mengangguk malu-malu.Tanpa membuang waktu, Sean kemudian sudah bersiap memasuki tubuh Valerie yang sudah basah kuyup karena sudah dipermainkan sejak tadi.“Kalau kau merasa kesakitan katakan, Sayang!”Valerie hanya d
Juliet yang tengah bersantai di ruang tengah sembari membaca majalah tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan Amora, dan tidak sampai di sana rasa terkejutnya ia malah dibuat panik karena wanita itu datang dengan bersimbah air mata.Amora yang selama ini begitu anggun dan begitu memperhatikan penampilannya kini sangat berbeda. Keadaannya begitu kacau dan tampak acak-acakan, wajahnya dipenuhi air mata dan terlihat sangat kacau.Dengan panik ia menatap Amora dengan penuh kekhawatiran. “Amora, ada apa? Kenapa menangis?”Amora menutupi wajahnya dengan kedua tangan dan menangis tersedu-sedu di sana. Melihat hal itu, Juliet semakin dilanda rasa khawatir, ia tidak tahu apa yang membuat Amora sampai seperti ini. Padahal seharian ini dia ada di rumah dan setahunya tidak ada masalah yang terjadi.Jadi, apa yang sampai membuat Amora menangis tersedu-sedu seperti ini?“Apa yang terjadi, Amora? Kenapa kau menangis seperti itu?” ulang Juliet bertanya, penasaran dengan apa yang membuat Amora sampai me
“Hentikan tangisanmu, Amora. Aku tidak suka jika kau terlihat lemah seperti ini, menantuku yang aku kenal itu begitu tangguh dan pantang menyerah. Jangan karena hanya wanita itu, kau malah berakhir menyedihkan. Ingat perjuanganmu untuk menjadi istri Sean, aku sejak awal menentang hubungan kalian akan tetapi kau berusaha keras menunjukkan bahwa kau adalah istri yang pantas untuk Sean, jadi jangan sia-siakan perjuanganmu itu!”Juliet berbicara panjang lebar setelah mereka sudah berada di dalam kamar dan menghindari tatapan penasaran dari para art yang kebetulan ada di sana. Juliet sengaja membawa Amora ke kamar agar mereka semua tidak bergosip yang bisa saja sampai di telinga orang luar dan bisa menimbulkan gosip murahan tentang kehidupan pernikahan putranya dan Amora.Dan Juliet sengaja melontarkan kalimat sepanjang itu agar Amora bisa sadar dan paham arti dari perkataannya barusan. Bahwa ia tidak ingin jika Amora sampai menyerah dengan pernikahannya dengan Sean.Tugas Juliet juga seba
Karena rasa lelah yang mendera, Valerie tertidur dengan sangat nyenyaknya. Sean yang tidak ikut terlelap mengambil kesempatan untuk menikmati wajah teduh itu lebih lama, ia menatapnya dengan penuh cinta dan rasa kagum yang tidak ada habisnya.“Tahukah kamu kalau aku sangat mencintaimu, Vale?” tanya Sean dengan berbisik, sembari menyelipkan anak rambut wanita itu yang mengganggu di sekitar wajahnya.Tidak ada sahutan, yang ada hanya dengkuran halus yang terdengar dari sisinya. Hal itu membuat Sean tak bisa menghentikan senyum lebarnya, sangat bahagia mendapati Valerie yang kini benar-benar menjadi miliknya seutuhnya.“Jangan pernah mengkhianatiku, Sayang. Maka seisi dunia ini akan menjadi milikmu, apa pun yang kau inginkan akan aku penuhi. Tidak ada kesedihan, yang ada aku akan melimpahimu dengan cinta dan kebahagiaan. Oleh karena itu setia-lah padaku untuk selama-lamanya.”Sean kembali berbisik, melontarkan kalimat janji yang akan ia tepati jika Valerie tidak mengkhianatinya. Karena S