“Sa—sakit ...” rintih Bara mengernyit ketika Amora mengusap luka di sudut bibirnya dengan kapas.“Sebenarnya apa yang kau lakukan? Kenapa Sean bisa semarah itu?” tanya Amora yang sejak tadi penasaran hal apa yang Bara lakukan sampai menyulut amarah Sean. Mereka berdua baru saja pulang dari rumah sakit setelah mengelabui Andre dan Shela untuk diberikan kepercayaan mengurus pria ini. Dan luka-luka yang ada di tubuh Bara akibat pukulan dari Sean sangat-sangat fatal, hidungnya patah dan tiga tulang rusuknya retak sehingga harus ditahan dengan sebuah perban. Belum lagi ditambah dengan luka lebam di seluruh tubuh dan wajah Bara yang membuatnya benar-benar terlihat memprihatinkan.Mata Bara bahkan sudah mulai membengkak membiru. Pukulan demi pukulan yang Sean layangkan benar-benar brutal.“Aku mencium wanita itu di hadapan Sean!” jawab Bara tanpa rasa bersalah sedikit pun, bahkan ia melontarkan kalimat itu dengan penuh kebanggaan.Bola mata Amora langsung melebar sempurna mendengar pengakua
“Wanita murahan harus diperlakukan selayaknya wanita murahan pada umumnya!”Kata-kata Sean yang diucapkan dengan nada dingin dan ketenangan menakutkan itu seolah-olah bergaung di ruangan yang hening itu.Pria itu sudah berhasil melepaskan kemejanya dan membuka ikat pinggang celananya, lalu meletakkannya di atas nakas ujung ranjang. Ekspresi wajahnya tenang, namun kedua bola matanya memancar begitu dingin. Dan ketenangan pria itulah yang malah membuat Valerie gemetar takut.“P—please ... dengarkan aku dulu, Sean! Kau harus mendengarkan semuanya ....”Valerie masih mencoba membujuk pria itu agar mendengar penjelasannya, bukannya langsung menuduhnya seperti yang dia lihat. Namun, mendapati ekspresi wajah Sean, ia tahu semua usahanya tidak akan pernah berhasil.Sean terlalu marah, pria itu telah dibutakan oleh kemurkaannya.“Lepaskan kemeja yang kau kenakan, Valerie!” perintah Sean dengan nada datar.Wajah Valerie langsung berubah pucat pasi mendengar perintah yang dilontarkan oleh Sean d
“Kalian berdua berciuman! Kau membiarkan pria lain mencium dan menyentuh tubuh yang sudah menjadi milikku. Kau sangat-sangat menjijikkan di mataku!”Napas Sean berubah terengah-engah, dengan kasar ia lalu mendorong Valerie ke belakang dan membuatnya terbanting di kasur.Valerie masih berusaha menghindar, berusaha melepaskan diri dari tindihan tubuh Sean yang keras dan berat. Berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Sean yang kuat dan tanpa ampun. Tetapi pria itu terlalu kuat, terlalu marah. Bahkan Sean sama sekali tidak menyadari kalau perbuatannya yang begitu kasar sudah melukai dan menyakiti tubuh Valerie yang rapuh.Pria itu seperti kerasukan setan. Matanya menyala penuh kebencian ketika menatap ke arah Valerie. Dengan ketakutan yang amat sangat, Valerie masih berusaha memberontak dan turun dari ranjang. Tetapi Sean berhasil menangkapnya dan kembali membantingnya di ranjang dengan kasar, lalu menindihnya sekuat tenaga.Valerie mengernyit merasakan cengkeraman tangan Sean yang kas
"Tiga ratus juta? Gadis buruk rupa sepertimu ingin menjual keperawanan seharga tiga ratus juta?! Dasar tidak tahu malu!"Valerie Adeline hanya bisa mengepalkan kedua tangannya erat-erat saat mendengar kalimat penghinaan tersebut. Hingar bingar musik yang berdentam di kelab malam itu bahkan tidak mampu meredam gemuruh dalam dadanya.“Kalau mau jual diri minimal harus cantik! Percuma perawan kalau wajah jelek dan body tidak menarik. Paling hanya bisa dihargai 5 jutaan,” ucap pria itu kembali dengan nada menghina.Valerie tidak bisa menahan air matanya lagi. Namun, ia tidak bisa melakukan apa-apa. Lagi pula ini pilihannya sendiri, dan dia sudah mempersiapkan diri menerima apapun konsekuensinya menjadi perempuan murahan. Hanya saja, kalimat pria itu benar-benar menghina dan menyakiti harga dirinya.Menyadari ketegangan yang Valerie rasakan, Grace meraih tangan sahabatnya. “Jangan seperti itu dong. Lagi pula, kau hanya perlu menidurinya dan mengambil keperawanannya. Untuk masalah wajah
“Jadi, kau perempuan yang bersedia menyewakan rahim dan hamil anakku?”“T—Tuan Sean ....”Lidah Valerie berubah kelu, jantungnya berdetak kencang saat menyadari siapa pria yang akan tidur dengannya dan menyewa rahimnya. Kenapa dunia sesempit ini. Kenapa bosnya di tempat kerja yang harus tidur dengannya?“Terkejut?” tanya pria itu sambil tersenyum sinis. “Kau memang harus terkejut, wanita murahan. Karena sebentar lagi kau akan tidur dengan bosmu sendiri!”Suara bass itu kembali mengalung, membuat Valerie benar-benar tak bisa berbuat apa-apa. Rasa takut dan malu menjadi satu, membuatnya hanya bisa menunduk sembari memainkan kuku jemarinya dengan gugup.Sean langsung mengubah posisi duduknya menjadi tegak, lalu mengangkat dagunya dengan pongah. “Aku baru tahu ternyata ada karyawan Kyler Group juga berprofesi sebagai wanita murahan. Jadi apa yang kau lakukan sehingga butuh uang sebanyak itu, huh?”Valerie mengangkat pandangannya. “I—itu ... untuk—”Tak peduli dengan respons wanita di had
Dengan tertatih-tatih, Valerie memunguti pakaiannya yang dirobek dengan paksa oleh Sean sebelumnya, layaknya tengah memunguti harga dirinya yang telah dihancurkan oleh bosnya.“Jangan pernah muncul di hadapanku lagi! Pergi dari sini!”Sekali lagi suara teriakan Sean menggema, meneriakkan kebenciannya pada perempuan murahan itu.Tanpa mengatakan apa pun, Valerie pergi dari apartemen itu dalam keadaan yang sangat kacau. Kemeja yang dikenakan tidak lagi menutupi tubuhnya dengan sempurna, rambut yang acak-acakkan dan wajah yang sudah bersimbah air mata.Siapa pun yang melihatnya sudah pasti berpikir bahwa dia adalah perempuan korban pemerkosaan.‘Ya Tuhan! Bagaimana ini …. semuanya sudah hancur.’ Uang satu milyar itu tidak akan menjadi miliknya. Operasi ibunya akan gagal, ditambah dia pasti akan dipecat dari Kyler Group. “God! Apa yang terjadi?”Di tengah rasa kalutnya, Amora tiba-tiba muncul di hadapannya.“Apa kau sudah berhasil tidur dengan suamiku?” tanyanya kembali setelah meneliti
Valerie duduk dengan gugup saat ini, tangannya bahkan berkeringat seakan tidak percaya jika hari ini ia akan menikah.Setelah Amora melontarkan ancamannya kemarin, pada akhirnya Sean setuju untuk menikah. Hanya pernikahan siri dan hanya disaksikan beberapa orang. Hanya Amora dan dua orang lainnya, sekretaris pribadi Sean dan asisten Amora.Valerie menghela napas, menunduk menatap tubuhnya. Dia bahkan tak mengenakan gaun putih pengantin seperti impiannya semasa kecil, hanya kemeja kerja yang sudah terlihat lusuh.“Kau sudah siap?” Suara itu mengejutkan Valerie dari lamunannya, dan dengan cepat mengangkat kepala dan menemukan Amora di sana.“Aku sudah siap, Nyonya,” balasnya.“Ingat, ini hanya pernikahan di atas kertas. Jangan pernah jatuh cinta pada suamiku, setelah kau berhasil melahirkan anakku kau harus siap untuk diceraikan.”Peringatan dari Amora dibalas anggukan oleh Valerie. Memangnya apa yang diharapkan dari semua ini, Valerie sudah menerima takdirnya dijadikan ibu pengganti.
Perempuan itu menunduk melihat perban yang melingkar membalut kakinya. Luka yang ditimbulkan dari keganasan Sean semalam. Hadiah malam pertama dari pria itu meninggalkan bekas pada tubuhnya.Namun, meski luka itu membuat cara jalannya tertatih, Valerie tetap memaksakan diri untuk masuk bekerja. Dia tentu saja masih butuh pekerjaan ini, meskipun kesempatannya untuk kembali bertemu pria gila itu bisa saja terjadi.‘Semoga hari ini aku tidak bertemu pria gila itu lagi,’ batinnya di dalam hati.Karena terlalu tenggelam dalam lamunannya, Valerie sampai tidak menyadari ada sesuatu di hadapannya hingga tabrakan kecil tak bisa dielakkan.Byurr~~Minuman dingin dengan warna cokelat itu tumpah mengenai rok pensil yang dikenakannya dan jatuh ke kakinya yang diperban. Rasa perih langsung menyeruak dari luka yang terkena air dingin, namun Valerie tidak mempedulikan itu karena di detik berikutnya suara anak kecil menangis langsung menggema. “Akhh ... ayah ....”Tangisan melengking itu langsung men