“Apa kau menyukainya?” tanya Valerie dengan nada polosnya atas apa yang ia lakukan kepada pusat tubuh Sean yang sudah membengkak.Dengan mata berbinar karena rasa nikmat yang menderanya, ia menatap Valerie dengan penuh ketulusan. “Ini benar-benar nikmat, Sayang. Aku tidak menduga kau sangat ahli,” ucapnya dengan nada menggoda.Wajah Valerie langsung bersemu kemerahan, ia pun tidak menyangka mendapat keberanian dari mana sampai ia berinisiatif sendiri untuk melakukannya tanpa diminta terlebih dahulu oleh Sean.“Jangan menggodaku terus menerus, Sean. Aku sangat-sangat malu,” bisik Valerie tidak suka harus selalu digoda seperti ini, karena ia pun malu sendiri karena perbuatan beraninya.Sean hanya menanggapinya dengan sebuah kekehan. “Siap ke permainan selanjutnya?”Valerie mengangguk malu-malu.Tanpa membuang waktu, Sean kemudian sudah bersiap memasuki tubuh Valerie yang sudah basah kuyup karena sudah dipermainkan sejak tadi.“Kalau kau merasa kesakitan katakan, Sayang!”Valerie hanya d
Juliet yang tengah bersantai di ruang tengah sembari membaca majalah tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan Amora, dan tidak sampai di sana rasa terkejutnya ia malah dibuat panik karena wanita itu datang dengan bersimbah air mata.Amora yang selama ini begitu anggun dan begitu memperhatikan penampilannya kini sangat berbeda. Keadaannya begitu kacau dan tampak acak-acakan, wajahnya dipenuhi air mata dan terlihat sangat kacau.Dengan panik ia menatap Amora dengan penuh kekhawatiran. “Amora, ada apa? Kenapa menangis?”Amora menutupi wajahnya dengan kedua tangan dan menangis tersedu-sedu di sana. Melihat hal itu, Juliet semakin dilanda rasa khawatir, ia tidak tahu apa yang membuat Amora sampai seperti ini. Padahal seharian ini dia ada di rumah dan setahunya tidak ada masalah yang terjadi.Jadi, apa yang sampai membuat Amora menangis tersedu-sedu seperti ini?“Apa yang terjadi, Amora? Kenapa kau menangis seperti itu?” ulang Juliet bertanya, penasaran dengan apa yang membuat Amora sampai me
“Hentikan tangisanmu, Amora. Aku tidak suka jika kau terlihat lemah seperti ini, menantuku yang aku kenal itu begitu tangguh dan pantang menyerah. Jangan karena hanya wanita itu, kau malah berakhir menyedihkan. Ingat perjuanganmu untuk menjadi istri Sean, aku sejak awal menentang hubungan kalian akan tetapi kau berusaha keras menunjukkan bahwa kau adalah istri yang pantas untuk Sean, jadi jangan sia-siakan perjuanganmu itu!”Juliet berbicara panjang lebar setelah mereka sudah berada di dalam kamar dan menghindari tatapan penasaran dari para art yang kebetulan ada di sana. Juliet sengaja membawa Amora ke kamar agar mereka semua tidak bergosip yang bisa saja sampai di telinga orang luar dan bisa menimbulkan gosip murahan tentang kehidupan pernikahan putranya dan Amora.Dan Juliet sengaja melontarkan kalimat sepanjang itu agar Amora bisa sadar dan paham arti dari perkataannya barusan. Bahwa ia tidak ingin jika Amora sampai menyerah dengan pernikahannya dengan Sean.Tugas Juliet juga seba
Karena rasa lelah yang mendera, Valerie tertidur dengan sangat nyenyaknya. Sean yang tidak ikut terlelap mengambil kesempatan untuk menikmati wajah teduh itu lebih lama, ia menatapnya dengan penuh cinta dan rasa kagum yang tidak ada habisnya.“Tahukah kamu kalau aku sangat mencintaimu, Vale?” tanya Sean dengan berbisik, sembari menyelipkan anak rambut wanita itu yang mengganggu di sekitar wajahnya.Tidak ada sahutan, yang ada hanya dengkuran halus yang terdengar dari sisinya. Hal itu membuat Sean tak bisa menghentikan senyum lebarnya, sangat bahagia mendapati Valerie yang kini benar-benar menjadi miliknya seutuhnya.“Jangan pernah mengkhianatiku, Sayang. Maka seisi dunia ini akan menjadi milikmu, apa pun yang kau inginkan akan aku penuhi. Tidak ada kesedihan, yang ada aku akan melimpahimu dengan cinta dan kebahagiaan. Oleh karena itu setia-lah padaku untuk selama-lamanya.”Sean kembali berbisik, melontarkan kalimat janji yang akan ia tepati jika Valerie tidak mengkhianatinya. Karena S
Makan siang itu kembali berjalan seperti biasanya, hening dan terasa menegangkan. Bedanya hanya Rodrigo yang tidak ikut makan bersama, katanya dia ada kegiatan golf di luar bersama teman bisnisnya.Dan suasana terasa dua kali lipat mencekam karena keberadaan Amora yang terus memberinya tatapan permusuhan, belum lagi Juliet yang juga tampan tak nyaman dengan keberadaannya di sini. Valerie yang sadar diri jika ia tidak diterima di tempat ini membuatnya ingin sekali segera pergi, hanya saja Sean terus menyemangatinya dan memintanya bersabar.Valerie yang tidak punya hak menolak permintaan Sean pada akhirnya tidak bisa mengutarakan secara gamblang ketidak nyamanannya di sini. Lagi pula, setelah ini Sean berjanji untuk membawanya pergi, jadi Valerie hanya perlu bersabar sebentar saja.“Kenapa kau hanya mengaduk saja makananmu? Apa kau tidak menyukainya?”Pertanyaan terkesan perhatian itu bukan berasal dari Sean, melainkan dari Juliet yang duduk di sebelahnya. Valerie yang mendapati pertany
Sean dan Valerie hanya bisa saling tatap menatap atas perubahan Juliet yang menurutnya sangat mendadak itu. Padahal sejak kedatangannya di rumah ini, tidak pernah Juliet menunjukkan sedikit saja rasa sukanya pada Valerie dan terkesan begitu judes dan menakutkan.“Sekarang lanjutkan makanmu kalau kau menyukai menunya, Valerie. Karena aku tidak suka jika salah satu menantuku malah tidak menikmati makanan di rumah ini,” ucap Juliet kembali dengan nada tegas.Valerie segera memberikan anggukan ringan sebelum mulai melanjutkan makannya dengan perasaan harus bercampur senang. Ternyata begini jika sudah diterima dengan baik oleh mertua, rasanya sangat membahagiakan membuatnya tidak menyimpan lagi rasa sedih dan rasa tidak nyaman berada di rumah ini.“Nah begitu dong! Nikmati makananmu, jangan sampai merasa sungkan apalagi merasa tidak nyaman di sini. Karena aku tidak menyukainya,” celetuk Juliet kembali setelah mendapati Valerie yang sudah tampak lahap menikmati makanannya.Lagi dan lagi Val
Brak!Amora langsung menggebrak meja karena marah dengan semua orang yang berada di meja makan itu. Terlebih pada Valerie karena sekali lagi wanita licik itu berhasil merebut hati ibu mertuanya.Tidak cukup dia merebut hati suaminya, Sean. Kini dia pun berhasil mengambil hati ibu mertuanya. Satu-satunya harapannya agar bisa kembali pada Sean, tetapi sekarang semuanya sirna karena Valerie sialan itu.“Jahat! Kalian semua jahat kepadaku! Bagaimana mungkin kalian tega memperlakukan aku seperti ini, huh?” teriak Amora membabi buta, meneriakkan kemarahannya yang tidak bisa ditahan lagi.Semua mata langsung mengarah pada Amora, tercengang dengan tingkah Amora yang menurut Sean terlalu mendramatisi keadaan. Sedangkan Valerie kembali menjadi pihak yang paling di salahkan, terlebih lagi bisa dibilang ia yang menjadi penyebab segala masalah yang terjadi.“Apa kau sadar dengan yang kau lakukan, Amora?” tanya Sean kesal dengan kelakuan Amora yang malah bertingkah seperti ini di depan makanan.Amo
“Susul dia, Sean! Amora pasti merasa sakit hati karena aku yang tiba-tiba berubah pikiran menerima Valerie. Bujuk dia dan tenangkan dia, ya!” perintah Juliet kepada Sean setelah kepergian Amora dan meninggalkan makan siangnya.Sean langsung menatap tidak percaya atas perintah ibunya tersebut. Bagaimana mungkin ibunya itu malah memintanya untuk menyusul dan membujuk Amora, padahal dia yakin kalau wanita itu hanya sedang berakting. Wanita itu terlalu drama queen, tidak perlu dihiraukan nanti Amora baik sendiri.Amora melakukan semua ini hanya ingin agar Sean membujuknya, agar pria itu kembali perhatian kepadanya. Padahal Sean sama sekali tidak berpikir demikian, karena ia tahu semua ini bagian dari rencana wanita itu.“Aku tidak mau, Ibu. Dan tolong jangan memaksaku,” putus Sean dengan penekanan di setiap kalimatnya, berharap agar ibunya itu bisa mengerti maksud dari penolakannya tersebut dan berhenti memaksanya.Tetapi tampaknya Juliet sama sekali tidak memahami arti dari penolakan put