Share

Rahasia di Dalam Toilet
Rahasia di Dalam Toilet
Penulis: Rifa Aisyah

Bab 1

Saat melihat mobil polisi, sekujur tubuhku gemetaran saking paniknya.

Guru memperhatikan keanehan pada diriku, lalu dia bertanya kepadaku.

"Kamu lagi nggak enak badan?"

Saat aku hendak menjawab, wali kelas muncul di pintu.

"Shelly Winata, sini keluar sebentar."

Mendengar wali kelas memanggil namaku, aku berjalan keluar kelas dengan gemetar.

Ada dua orang berseragam polisi berdiri di samping wali kelas.

Begitu melihat polisi, jantungku makin berdebar kencang. Tubuhku gemetaran, telapak tanganku pun terus berkeringat dingin.

"Apakah benar kamu Shelly Winata? Apa hubunganmu dengan Yolanda Sander?" tanya salah satu petugas polisi.

"Teman ... kami adalah teman baik." Aku menundukkan kepalaku melihat ke lantai dan menjawab dengan suara rendah.

Polisi itu tidak berkata apa-apa, tetapi aku bisa merasakan dia sedang menatapku.

Pada akhirnya, mereka tidak mengajukan pertanyaan lagi dan memintaku untuk kembali ke kelas.

Aku menghela napas lega.

Telapak tanganku sudah basah. Aku terus mengusapkannya ke permukaan celanaku.

Aku melirik ke samping dan tanpa sadar melihat keluar jendela. Wali kelas masih berkomunikasi dengan polisi. Entah apa yang dikatakan polisi kepada wali kelas. Dia langsung menoleh dan menatapku dengan tatapan aneh.

Batinku kembali merasakan ketakutan yang luar biasa. Apa sebenarnya yang mereka bicarakan?

Aku menjadi gugup lagi.

Di sepanjang pelajaran, aku sama sekali tidak memiliki minat untuk mendengarkannya. Tatapan wali kelas yang tidak dapat dipahami itu terus terlintas di benakku.

Apa yang mereka bicarakan? Apa hubungannya dengan Yolanda?'

Setelah selesai pelajaran, aku dibawa keluar kelas lagi.

Di bawah sinar matahari yang terik, kepalaku mulai terasa pusing.

Saat berada di dalam ruang kantor, wali kelas dan polisi duduk di hadapanku.

Bu Claudia, wali kelasku, merendahkan nada suaranya. Setelah berdeham dua kali, dia berkata, "Shelly, jangan gugup. Aku hanya ingin menanyakan masalah kamu dan Yolanda?"

"Oke ... oke." Aku membalasnya dengan suara gemetar.

"Apa yang kamu lakukan pada tanggal 15 Juli malam?"

"Main ... jelangkung."

"Apa yang telah terjadi saat itu?"

Kupikir kejadian itu sudah terungkap, ternyata mereka hanya menanyakan padaku tentang rumor hantu perempuan perenggut nyawa. Aku menghela napas lega dan menceritakan keseluruhan cerita hari itu kepada polisi.

Namaku Shelly. Yolanda adalah sahabatku. Dia mempunyai pacar yang bernama Tristan Suganda.

Tristan adalah seorang anak laki-laki bertubuh tinggi yang sangat jago bermain basket.

Sosoknya yang memukau di lapangan basket selalu bisa membangkitkan sorakan dari sekelompok gadis.

Setiap ada waktu, aku akan menontonnya bermain basket, tetapi aku menontonnya bersama Yolanda. Sesekali aku melirik ke arah Yolanda, yang ada di sebelahku, tatapan matanya penuh dengan kekaguman.

Pada tanggal 15 Juli, untuk merayakan kemenangan Tristan karena berhasil mendapatkan juara pertama dalam kompetisi bola basket, beberapa gadis yang biasanya akrab dengan Yolanda pergi makan di kios makanan bersama anggota tim bola basket.

Sekelompok orang makan dan minum bersama. Saat sedang asyik-asyiknya, entah siapa yang memberi ide untuk pergi ke sekolah bermain jelangkung.

Patrick dan Hendy dari tim basket sangat ingin mencobanya. Setelah mendengar ini, Laura pun merasa ini sangat seru dan ingin mencobanya. Dia juga mengungkit legenda hantu wanita perenggut nyawa di SMA. Konon pertengahan bulan Agustus, akan ada gadis yang bunuh diri dengan melompat dari atap gedung asrama.

Tentu saja aku tidak percaya ini.

Yolanda merasa sedikit takut. Melihat Yolanda begitu ketakutan, aku menyarankan agar tidak pergi.

Siapa sangka, Laura bangkit dan menarik kami untuk pergi bersama. Dia mengatakan bahwa permainan akan lebih seru jika banyak orang yang ikut.

Karena tidak dapat menolak ajakan semua orang, Yolanda dan aku pun mengiyakan ajakan mereka.

Namun, aku tidak menyangka keputusan ini pada akhirnya akan menyebabkan kematian Yolanda.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status