Beranda / Romansa / Rahasia antara aku dan suamimu / Kecurigaan kedua orang tua

Share

Kecurigaan kedua orang tua

Penulis: Ucii Kaze
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah mendapatkan pesan singkat itu, Alin hanya terdiam dan tidak berniat untuk menjawabnya.

Karena sedari pagi Alin belum makan, akhirnya dia pun keluar kamar. Dengan sangat berlahan kakinya melangkah menuju dapur. Erin yang berada di ruang keluarga yang berdekatan dengan kamar Alin pun tidak sengaja melihat kakaknya yang lewat. Melihat cara jalan Alin yang seperti sedang menahan sakit, membuat sang adik bertanya, "Kak Alin, kenapa? Kok jalannya seperti anak yang baru belajar jalan? Apa kakak sakit?"

Pertanyaan yang dilontarkan itu bersamaan dengan terbukanya pintu depan dan tanpa sengaja bisa terdengar jelas oleh sang Ibu.

"Siapa yang sakit?" tanya sang Ibu yang membawa kantong belanja di tangan kirinya karena sepulang dari warung dan terlihat bingung.

Erin yang sedang menonton televisi langsung bangkit dari tempatnya duduk dan bergegas berlari keluar dari ruang keluarga.

"Kak Alin, Bu. Kak Alin berjalan seperti sedang menahan sakit," lontar sang adik.

Ibu Alin bergegas masuk rumah dan tidak lupa menutup pintu.

"Apa ini alasan kau tidak keluar kamar semenjak pulang kerja tadi?" cemas sang Ibu yang melangkah mendekati Alin.

Melihat Ibu yang sangat khawatir, membuat Alin mengingat kejadian semalam. Seketika wajah Alin berubah, dia mulai mengerutkan dahi, kelopak mata atas terangkat dan bibir menegang.

"Ada apa? Kenapa wajahmu terlihat seperti khawatir begitu? Apa ada yang terjadi? Ditambah semalam kamu tidak pulang tanpa memberikan Ibu kabar, padahal sebelumnya kamu tidak pernah seperti itu. Apa kau menginap di cafe? Atau kau jalan dengan Ricky?" tanya sang Ibu dengan curiga.

Mendengar nama Ricky disebut, tentu saja menimbulkan respon yang cepat dari Alin.

"Jangan sebut nama dia lagi!!" pekik Alin.

Spontan, Ibu Alin pun terkejut.

"Kakak kenapa?" tanya Erin yang melihat kakaknya yang mulai aneh.

"Semalaman Kakak tidak pulang, sekarang kakak jalan seperti orang sakit ditambah marah-marah saat Ibu menyebut nama Kak Ricky. Sebenarnya ada apa?" tambah sang adik yang terlihat sangat penasaran.

Alin dengan cepat mengalihkan pandangan mata yang tajam kearah Erin.

"Sudahku bilang, jangan menyebut namanya!!" bentak sang kakak pada adiknya.

Saat itu nada bicara Alin sangat keras dan sangat berbeda dengan biasanya. Sontak saja membuat Erin terkejut. Padahal sang Kakak dikenal dengan sosoknya yang ramah dan baik, bahkan tidak pernah sekalipun membentak adiknya sendiri dan ini kali pertamanya Erin dibentak seperti itu.

Dengan alis bertautan dan mata mulai berkaca-kaca, Erin segera berlari menjauhi Alin menuju kamarnya yang berada dilantai atas.

Melihat reaksi Erin, sang Ibu pun segera bertanya, "Apa salah adikmu sampai kau membentaknya seperti itu?"

Alin yang tidak sengaja meluapkan emosinya pada Erin pun seketika membulatkan matanya.

"Aku..."

"Ternyata firasat Ibu benar, setelah kau menjalin hubungan dengan Ricky penampilan dan sikapmu mulai berubah!" tekan sang Ibu.

Dengan cepat Alin mengalihkan pandangannya pada sang Ibu dan membantahnya, "Bukan, Bu!! Tidak seperti itu!"

Sang Ibu yang bisa mendengar nada bicara Alin yang meninggi, segera menjawab, "Bahkan sedari tadi kau berani meninggikan suaramu dihadapan Ibu!"

Seketika mata Alin terbelalak.

"Selama ini Ibu mengenalmu sebagai sosok yang apa adanya dan baik. Bahkan tidak pernah sekalipun kau meninggikan nada suaramu pada Ibu, Ayah dan Erin, tapi kenapa sekarang kau seperti ini? Sebenarnya apa yang Ricky berikan padamu sampai kau berubah seperti ini?"

Untuk sesaat Alin terdiam membisu.

"Bahkan Erin bilang cara jalanmu seperti orang sakit."

Dengan cepat kedua tangan sang Ibu menyentuh kedua pundak Alin sambil berkata, "Jangan katakan jika Ricky melakukan hal yang tidak-tidak padamu, Alin!!"

Mendengar hal itu, seketika Alin mengingat kejadian semalam. Mulai dari perselingkuhan Rinny bersama Ricky dan apa yang dirinya lakukan bersama suami Gaurika.

Alin tidak bergerak sedikitpun seakan mematung, bibirnya pun terasa kelu dan tidak bisa berkata-kata bahkan keringat dingin mulai keluar dari tengkuk.

"Katakan pada Ibu apa yang terjadi!!"

Mendengar suara ribut-ribut dari arah dapur, Ayah Alin yang sedang tidur pun terbangun. Dengan keadaan yang masih setengah sadar, dia membuka pintu kamar kemudian keluar. Langkah kaki sang Ayah berjalan menuruni tangga. Setibanya di lantai bawah, dirinya bisa melihat istrinya terus menerus mencecar pertanyaan pada Alin.

"Ada apa ini? Kenapa ribut sekali?" tanya sang Ayah dari arah tangga sambil mengerutkan dahinya.

Alin yang sangat terkejut karena mendengar suara sang Ayah pun segera berbalik, tapi saat hendak menjawab pertanyaan sang Ayah.

"Alin bersikap aneh!"

Sang Ibulah yang terlebih dulu menjawabnya.

Dengan cepat manik mata hitam milik Ayah Alin melirik ke arah sang anak dan menatapnya.

Melihat tatapan tajam sang Ayah, seketika bergidik. Sebelum Ayahnya bertanyalah, dengan cepat Alin membantah, "Tidak!! Ini tidak seperti yang Ibu pikirkan kok, Yah!!"

Alis sang Ayah mulai bertautan.

"Lantas apa yang membuatmu seperti itu?" tekan Ibu.

Manik mata Alin segera berpaling ke hadapan Ibunya.

"Ini tidak seperti yang Ibu pikirkan!! Walaupun semalam aku tidak pulang, tapi aku tidak bersama Ricky!" tegas Alin.

"Lalu di mana kamu menginap semalam?" tanya Ibu Alin yang semakin curiga dengan tingkah anak gadisnya itu.

Mata Alin kembali terbelalak.

"A ... aku," tutur Alin dengan terbata-bata.

Tanpa berkedip sedikitpun kedua orang tua Alin terus menatap anaknya itu.

"Gaurika!"

Dengan wajah mulai memucat, Alin mencoba menjelaskan.

"A... aku menginap di rumah Gaurika, tapi aku pulang sebelum Gaurika bangun karena aku datang bulan dan tembus. Itu yang membuat Gaurika ke sini dan ingin menemuiku, kenapa aku pulang tanpa izin."

Wajah tegang kedua orang tua Alin pun mulai berubah dan sang Ibu tersenyum.

"Ibu kira kamu kenapa, Nak. Ternyata karena datang bulan."

Tangan kekar yang mulai keriput milik sang ayah pun segera melayang dan mendarat tepat diatas kepala Alin.

"Lain kali jangan membuat kami khawatir, ya."

Alin mencoba tersenyum dengan terpaksa dan bergumam dalam hati, "Maafkan aku, Ibu dan Ayah. Bukan maksudku ingin menutupi semuanya, tapi aku belum siap jika kalian mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Semua itu benar-benar kesalahan. Maafkan karena kelalaianku semua itu bisa terjadi. Andai saja dari awal aku mendengarkan perkataan Ibu agar tidak menjalin kasih dengan pria seperti Ricky mungkin semua ini tidak akan terjadi. Aku tidak akan merasakan kekecewaan yang amat sangat karena penghianatannya dan aku tidak akan mungkin melakukan kesalahan fatal yang mungkin akan membuat kalian kecewa."

***

Ditempat lain.

Seorang pria dengan wajah tirus, hidung mancung dan bibir yang tipis itu sangat terkejut karena Gaurika membuka pintu kamar tanpa mengetuk. Wanita yang baru saja sampai di rumah itu terdiam sejenak melihat suaminya memegang ponsel milik istrinya itu.

"Ada apa? Apa yang terjadi? Kenapa kau terkejut seperti itu? Bahkan ponselku ada padamu?" tanya Gaurika yang melihat tingkah aneh suaminya.

Dengan cepat, Zen menaruh ponsel Gaurika di atas meja rias.

"Tadi aku mencarimu dan aku lihat ponselmu tertinggal di sini."

kemudian langkah kaki Zen mendekati Gaurika dan segera keluar kamar.

"Kau mau kemana?" tanya Gaurika.

"Aku mau keluar sebentar," jawab Zen dengan cepat.

Gaurika pun segera melangkah kakinya mendekati meja rias dan mengambil ponselnya. Dia mengecek ponselnya dan mulai menautkan alisnya.

"Kalau dia tadi menelpon ke ponselku, harusnya ada panggilan tidak terjawab. Tapi kenapa ini tidak ada satupun panggilan tidak terjawab."

Bab terkait

  • Rahasia antara aku dan suamimu   Berharap malam itu tidak pernah ada

    "Tidak ada wanita baik yang akan merebut suami orang lain, terlebih itu adalah suami dari sahabatnya sendiri." Kata-kata itu seolah terus teringat dipikiran dan bergema di dalam telinga gadis berusia 22 tahun yang dalam keadaan tengah tersadar dari tidurnya. Walaupun keadaan di sana dalam keadaan gelap, tapi mata cokelat gadis itu terus terbelalak dan tangan kirinya meremas selimut putih yang menutupi dadanya. Gadis berambut panjang berwarna light brown yang tengah duduk diatas ranjang berukuran double itu seolah tidak percaya dengan apa yang dialaminya. Kepalanya terasa masih sakit dan ingatannya tentang apa yang terjadi semalam seakan memudar. Yang dia rasakan saat itu tubuhnya seakan remuk, bahkan pinggangnya pun sangat sakit. Tangan kanannya masih memegangi ponsel yang ditempelkan pada telinganya. Ya, gadis itu terbangun karena suara deringan ponsel. "Zen! Apa yang kau lakukan hingga tidak pulang semalaman?" tanya seorang dari balik telepon dengan nada kh

  • Rahasia antara aku dan suamimu   Suami Gaurika yang mempunyai gangguan Infertilitas

    Alin dan Gaurika merupakan sahabat semasa sekolah dahulu. Alin adalah sosok anak perempuan yang tomboy dan tidak pernah mempedulikan penampilan. Saat sekolah Alin selalu terlihat kucal dan tidak terawat, sedangkan Gaurika bertolak belakang dengan Alin, sosok Gaurika cukup terkenal karena penampilan yang modis dan mengikuti trend serta tubuhnya terawat. Walaupun bagaikan langit dan bumi, mereka yang berteman sejak masuk SMA itu tidak mempedulikannya. Hingga akhirnya Gaurika mengakhiri masa lajangnya dan menikah, tapi hubungan mereka masih sangatlah baik. Bahkan Gaurika sering bercerita tentang kehidupan pernikahannya kepada Alin, tapi Alin yang tidak terbiasa mengungkapkan isi hatinya pada orang lain hanya bercerita tentang hal-hal yang tidak terlalu penting dan pastinya tidak menggangu privasinya.***Gadis berkulit putih dengan mata cokelat dan rambut light brown yang masih berada diatas ranjang dengan posisi terlentang serta menutup wajahnya dengan bantal mulai bisa

  • Rahasia antara aku dan suamimu   Penghianatan seorang 'teman'

    Wanita berambut panjang hitam lurus itu pun mengambil ponsel milik Zen yang sedari tadi diletakkan di meja rias miliknya yang berdekatan dengan ranjang tempatnya berada. Dengan cepat dia membuka ponsel milik suaminya itu. Zen merupakan tipikal suami yang tidak terlalu mementingkan ponsel, bahkan ponselnya itu sama sekali tidak diberi sandi seperti kebanyakan orang, jadi siap pun bisa mengaksesnya tanpa sepengetahuan pemiliknya. Manik mata berwarna hitam milik Gaurika hanya melihat banyak panggilan tidak terjawab dan pesan darinya yang tidak di buka sama sekali. Dan terlihat panggilan masuk terakhir dari Gaurika sekitar pukul empat lewat lima puluh pagi tadi."Saat terakhir dia mengangkat panggilanku tadi, dia tidak mengatakan ap pun. Sampai pulang dalam keadaan aneh. Tapi di ponselnya tidak ada yang mencurigakan. Bahkan semua panggilan dan pesan masuk hanya dariku. Apa dia seperti itu hanya karena lelah bekerja? Dia bekerja sebagai warehouse staff disebuah perusahaan besar, p

  • Rahasia antara aku dan suamimu   Luka yang ditutup oleh 'luka' lain

    Masih dalam ingatan Alin.Firasat Alin pun mulai tidak enak."Hei! Kami di sini bukan untuk melihat drama kalian. Kamu di sini untuk merayakan anniversary Ricky. Jadi duduklah dan ikutlah sampai selesai," ucap teman Ricky yang menyentuh tangan kanan Alin."Anniversary siapa?"Namun Ricky seolah tidak mempedulikannya, dia justru duduk disebelah Rinny. Alin yang melihatnya pun naik pitam."Aku tidak ada hubungannya dengan perayaan ini. Jadi, biarkan aku pergi!" pinta Alin."Tidak boleh, sebelum kau meminum ini. Kau tidak boleh pergi," bujuk teman Ricky yang menyodorkan gelas bening yang berisi minuman yang tidak berwarna.Alin tidak ingin meminumnya, tapi tetap saja dipaksa."Ini hanya air putih, kau bisa melihatnya 'kan? Air ini bening."Memang jika dilihat air itu bening seperti air putih, Alin yang tidak mau berlama-lama di sana pun segera mengambil gelas itu."Aku ingin seorang yang ada di pintu itu pergi terleb

  • Rahasia antara aku dan suamimu   Pesan masuk dari siapa?

    Alin berusaha mencari banyak alasan agar tidak bertemu dengan Gaurika. Karena dirinya tidak tahu, mau memasang ekspresi wajah seperti apa saat bertemu langsung oleh istri dari pria yang bersamanya semalam."Kenapa kau keras kepala sekali sih, Alin? Gaurika jauh-jauh datang ke sini, tapi kau malah seperti itu!" keluh sang Ibu.Untuk sesaat Alin terdiam tepat di depan pintu dan suara sang Ibu tidak lagi terdengar. Alin pikir, Ibunya menyerah dan bisa meminta Gaurika untuk pergi. Dengan sangat berlahan gadis berambut panjang yang belum sempat berganti pakaian itu melangkah kembali menuju ranjangnya. Kemudian dia kembali duduk dipinggirnya."Uh! Kenapa pinggangku rasanya mau copot begini?! Jalan pun terasa ngilu! Bahkan untuk mengganti pakaian saja belum sempat!" keluhnya.Saat Alin menutup wajahnya dengan kedua tangannya, tiba-tiba saja terdengar ketukan pintu. Dengan cepat Alin berteriak, "Pergilah! Aku sedang tidak ingin diganggu!"Ketukan pintu itu

Bab terbaru

  • Rahasia antara aku dan suamimu   Kecurigaan kedua orang tua

    Setelah mendapatkan pesan singkat itu, Alin hanya terdiam dan tidak berniat untuk menjawabnya.Karena sedari pagi Alin belum makan, akhirnya dia pun keluar kamar. Dengan sangat berlahan kakinya melangkah menuju dapur. Erin yang berada di ruang keluarga yang berdekatan dengan kamar Alin pun tidak sengaja melihat kakaknya yang lewat. Melihat cara jalan Alin yang seperti sedang menahan sakit, membuat sang adik bertanya, "Kak Alin, kenapa? Kok jalannya seperti anak yang baru belajar jalan? Apa kakak sakit?"Pertanyaan yang dilontarkan itu bersamaan dengan terbukanya pintu depan dan tanpa sengaja bisa terdengar jelas oleh sang Ibu."Siapa yang sakit?" tanya sang Ibu yang membawa kantong belanja di tangan kirinya karena sepulang dari warung dan terlihat bingung.Erin yang sedang menonton televisi langsung bangkit dari tempatnya duduk dan bergegas berlari keluar dari ruang keluarga."Kak Alin, Bu. Kak Alin berjalan seperti sedang menahan sakit," lontar sang adik.Ibu Alin bergegas masuk ruma

  • Rahasia antara aku dan suamimu   Pesan masuk dari siapa?

    Alin berusaha mencari banyak alasan agar tidak bertemu dengan Gaurika. Karena dirinya tidak tahu, mau memasang ekspresi wajah seperti apa saat bertemu langsung oleh istri dari pria yang bersamanya semalam."Kenapa kau keras kepala sekali sih, Alin? Gaurika jauh-jauh datang ke sini, tapi kau malah seperti itu!" keluh sang Ibu.Untuk sesaat Alin terdiam tepat di depan pintu dan suara sang Ibu tidak lagi terdengar. Alin pikir, Ibunya menyerah dan bisa meminta Gaurika untuk pergi. Dengan sangat berlahan gadis berambut panjang yang belum sempat berganti pakaian itu melangkah kembali menuju ranjangnya. Kemudian dia kembali duduk dipinggirnya."Uh! Kenapa pinggangku rasanya mau copot begini?! Jalan pun terasa ngilu! Bahkan untuk mengganti pakaian saja belum sempat!" keluhnya.Saat Alin menutup wajahnya dengan kedua tangannya, tiba-tiba saja terdengar ketukan pintu. Dengan cepat Alin berteriak, "Pergilah! Aku sedang tidak ingin diganggu!"Ketukan pintu itu

  • Rahasia antara aku dan suamimu   Luka yang ditutup oleh 'luka' lain

    Masih dalam ingatan Alin.Firasat Alin pun mulai tidak enak."Hei! Kami di sini bukan untuk melihat drama kalian. Kamu di sini untuk merayakan anniversary Ricky. Jadi duduklah dan ikutlah sampai selesai," ucap teman Ricky yang menyentuh tangan kanan Alin."Anniversary siapa?"Namun Ricky seolah tidak mempedulikannya, dia justru duduk disebelah Rinny. Alin yang melihatnya pun naik pitam."Aku tidak ada hubungannya dengan perayaan ini. Jadi, biarkan aku pergi!" pinta Alin."Tidak boleh, sebelum kau meminum ini. Kau tidak boleh pergi," bujuk teman Ricky yang menyodorkan gelas bening yang berisi minuman yang tidak berwarna.Alin tidak ingin meminumnya, tapi tetap saja dipaksa."Ini hanya air putih, kau bisa melihatnya 'kan? Air ini bening."Memang jika dilihat air itu bening seperti air putih, Alin yang tidak mau berlama-lama di sana pun segera mengambil gelas itu."Aku ingin seorang yang ada di pintu itu pergi terleb

  • Rahasia antara aku dan suamimu   Penghianatan seorang 'teman'

    Wanita berambut panjang hitam lurus itu pun mengambil ponsel milik Zen yang sedari tadi diletakkan di meja rias miliknya yang berdekatan dengan ranjang tempatnya berada. Dengan cepat dia membuka ponsel milik suaminya itu. Zen merupakan tipikal suami yang tidak terlalu mementingkan ponsel, bahkan ponselnya itu sama sekali tidak diberi sandi seperti kebanyakan orang, jadi siap pun bisa mengaksesnya tanpa sepengetahuan pemiliknya. Manik mata berwarna hitam milik Gaurika hanya melihat banyak panggilan tidak terjawab dan pesan darinya yang tidak di buka sama sekali. Dan terlihat panggilan masuk terakhir dari Gaurika sekitar pukul empat lewat lima puluh pagi tadi."Saat terakhir dia mengangkat panggilanku tadi, dia tidak mengatakan ap pun. Sampai pulang dalam keadaan aneh. Tapi di ponselnya tidak ada yang mencurigakan. Bahkan semua panggilan dan pesan masuk hanya dariku. Apa dia seperti itu hanya karena lelah bekerja? Dia bekerja sebagai warehouse staff disebuah perusahaan besar, p

  • Rahasia antara aku dan suamimu   Suami Gaurika yang mempunyai gangguan Infertilitas

    Alin dan Gaurika merupakan sahabat semasa sekolah dahulu. Alin adalah sosok anak perempuan yang tomboy dan tidak pernah mempedulikan penampilan. Saat sekolah Alin selalu terlihat kucal dan tidak terawat, sedangkan Gaurika bertolak belakang dengan Alin, sosok Gaurika cukup terkenal karena penampilan yang modis dan mengikuti trend serta tubuhnya terawat. Walaupun bagaikan langit dan bumi, mereka yang berteman sejak masuk SMA itu tidak mempedulikannya. Hingga akhirnya Gaurika mengakhiri masa lajangnya dan menikah, tapi hubungan mereka masih sangatlah baik. Bahkan Gaurika sering bercerita tentang kehidupan pernikahannya kepada Alin, tapi Alin yang tidak terbiasa mengungkapkan isi hatinya pada orang lain hanya bercerita tentang hal-hal yang tidak terlalu penting dan pastinya tidak menggangu privasinya.***Gadis berkulit putih dengan mata cokelat dan rambut light brown yang masih berada diatas ranjang dengan posisi terlentang serta menutup wajahnya dengan bantal mulai bisa

  • Rahasia antara aku dan suamimu   Berharap malam itu tidak pernah ada

    "Tidak ada wanita baik yang akan merebut suami orang lain, terlebih itu adalah suami dari sahabatnya sendiri." Kata-kata itu seolah terus teringat dipikiran dan bergema di dalam telinga gadis berusia 22 tahun yang dalam keadaan tengah tersadar dari tidurnya. Walaupun keadaan di sana dalam keadaan gelap, tapi mata cokelat gadis itu terus terbelalak dan tangan kirinya meremas selimut putih yang menutupi dadanya. Gadis berambut panjang berwarna light brown yang tengah duduk diatas ranjang berukuran double itu seolah tidak percaya dengan apa yang dialaminya. Kepalanya terasa masih sakit dan ingatannya tentang apa yang terjadi semalam seakan memudar. Yang dia rasakan saat itu tubuhnya seakan remuk, bahkan pinggangnya pun sangat sakit. Tangan kanannya masih memegangi ponsel yang ditempelkan pada telinganya. Ya, gadis itu terbangun karena suara deringan ponsel. "Zen! Apa yang kau lakukan hingga tidak pulang semalaman?" tanya seorang dari balik telepon dengan nada kh

DMCA.com Protection Status