Terima kasih untuk pembaca setia RWP🙏🙏🌺🙋♀️ Ditunggu terus yaa lanjutannya💃💕... pasti seru💃💕 Mohon bantuannya untuk riview komentarnya✍️ Mohon bantu juga utk vote💎💎💎💎💎 Untuk like love nya❤❤❤❤❤ Dan mohon untuk bintang 5nya💫💫💫💫💫 Terima kasih banyak....🙏🙏🤝 Jaga kesehatan selalu yaa💪🤩🤗😍
Andini duduk berhadapan dengan ibu Liza. Disana ibu Liza menerangkan alur dari pada proses yang akan dilakukan. Lalu ibu Liza pun meminta beberapa surat identitas dari kedua pasangan, surat kartu keluarga, akta nikah serta fotokopi dari akta kelahiran anak. Dan ibu Liza juga menanyakan perihal alasan gugatan cerai, serta meminta bukti dari apa yang dituduhkan, jika itu mengenai perselingkuhan atau pun si suami menikah tanpa minta persetujuan dari istri. Andini mendengarkan kata-kata dari ibu Liza selaku pengacara dengan serius. “Bu Andini, kira-kira apa ada yang akan di tanyakan?” Terlihat Andini ragu-ragu dalam mengungkapkan apa yang ingin dikatakannya. Dan hal itu telah disadari oleh ibu Liza, selaku pengacara yang terbiasa menangani persoalan rumah tangga. “Ibu, kalau memang masih ragu, coba pikirkan kembali, dan disini saya adalah pengacara ibu, yang mewakili seluruh masalah yang terjadi pada ibu. Jadi ibu jangan sungkan menceritakan perihal apa pun, karena saya akan merahasiak
Entah mengapa ada perasaan puas di dalam hati Angel, ketika tanpa sengaja, komunikasi antara ia dan ibu Nina yang terjadi tadi, jelas memberikan jarak antara ia dan ibu Nina. Apalagi terlihat ibu Nina menghormatinya sebagai cucu dari Anggara yang pastinya serta secara tidak langsung memberikan penilaian berbeda dalam segi pandangan Erwan terhadap ia yang sekarang. Kini Angel sedang menuju ruang pak Anggara yang sedang menunggunya. “Sore Eyang...,” Angel tersenyum ke arah Anggara yang sedang menandatangani beberapa berkas. “Angel, kamu bisa bantu stempel semua yang sudah eyang tanda tangani,” pinta Anggara pada Angel yang terlihat di ruangannya. Kemudian, Angel pun membantu Anggara untuk menstempel beberapa berkas yang telah di tanda tangani olehnya. Setelah dilihatnya pekerjaan Anggara telah rampung, Angel lalu memanggil ajudan dari Anggara untuk bisa membawanya turun ke lantai dasar. Mereka berjalan beriringan menuju lift. Sesampai di lift mereka menekan tombol G untuk sampai di
Pada hari ini, Angel berangkat ke kantor lebih pagi dari hari biasa, karena pada hari ini Anggara akan memimpin rapat, oleh karena itu, ia berangkat lebih awal, sehingga membuat Angel berangkat dari rumah lebih pagi dari hari biasanya. Tidak seperti hari-hari kemarin, hari ini Angel tidak sarapan pagi di rumah, karena mamanya, Andini tidak masak seperti yang biasa ia lakukan. Hari ini Andini akan disibukkan untuk menyelesaikan segala urusannya. Dari acara mengambil paspor yang telah jadi, kemudian ia juga akan memesan tiket keberangkatan ke Singapura. Serta ia juga akan ke tempat ibu Liza untuk memberikan surat kuasa penuh atas persidangan yang tidak dapat ia hadiri. Hanya pada sidang keputusan saja yang dapat ia hadiri, sesuai pembicaraan yang telah ia sampaikan kepada ibu Liza selaku pengacaranya. Karena belum sarapan, Angel pergi ke kantin yang berada dalam lingkup kantornya untuk sarapan pagi. Dan ketika hendak mencari Kartini di bagian customer service untuk di ajak sarapan, t
Hari ini, Andini menuntaskan seluruh pekerjaan yang telah ia lakukan hari ini. Baik pengambilan paspor di kantor Imigrasi, pengambilan tiket pesawat, dan yang terlama ketika ia mengunjungi Liza selaku pengacara yang mengurus percerainya. Selesai mengurus seluruh pekerjaannya hari ini, ia pun langsung mampir ke warung langganannya, dengan memesan makanan untuk ia dan Prayoga.Hari ini ia membawakan sayur asem berikut ikan peda kegemarannya dan Prayoga, di warung langganan Andini yang telah teruji kelezatannya. Lalu ia pun langsung menuju Rumah Sakit, setelah dilihat jam pada pergelangan tangannya telah menunjukkan pukul sebelah lebih tiga puluh menit, terpikir olehnya, begitu banyak waktu yang telah ia habiskan untuk mengurus seluruh kegiatan dan kepentingannya hari ini. Tepat jam dua belas, Andini sampai di Rumah Sakit. Setengah tergesa-gesa ia berjalan menuju lift untuk sampai di lantai 4, tempat di rawatnya Prayoga. Di depan kamar perawatan Prayoga, ia langsung masuk ke dalam ruan
Sehabis makan malam bersama di sebuah tempat romantis di sebuah hotel ternama, Andy mengantarkan Angel pulang ke rumah. Kala itu tepat pukul sebelas malam. Di dalam mobil mereka banyak bercerita tentang kegiatan masing-masing. Lalu pada kesempatan itu, Angel bertanya pada Andy perihal wanita yang disukainya dan yang pernah di pacarinya. “Andy, berapa kali punya pacar yang serius?” tanya Angel setelah mereka mengobrol tentang beberapa hal yang tidak terlalu penting. “Hmmmm, semua serius sih, mana ada pacaran enggak serius sih Ngel...,” ujar Andy dengan melirik ke arahnya sambil tetap menyetir mobil. Mendengar jawaban Andy yang mengambang seperti itu, Angel lalu kembali berkata, “Maksud aku itu, yang udah di kenalkan ke orang tua, dan yang benar-benar masuk ke hati.” “Kalau yang di kenalkan ke mama sudah tiga orang, semasa Sekolah Lanjutan Atas satu orang, teman kuliah satu orang dan teman aktivis satu orang, cuma yaa...memang belum berjodoh aja,” dengan polos Andy memberitahu menya
Seperti biasa, rutinitas yang dilakukan Angel pada pagi hari mencari gadgetnya. Ia membuka telepon masuk yang kira-kira kemarin terlewatkan. Setelah itu, ia akan menghapus seluruh telepon masuk dan keluar. Lalu ia akan membuka pesan masuk, teringat akan pesan Andy yang tengah malam belum ia balas. Pesan keluar untuk Andy. Pagi Andy, maaf baru balas... untuk hari ini jadi yaa acara JJ ke pantainya? Usai mengirimkan pesan pada Andy, Angel membuka sebuah pesan yang hanya terlihat nomor pengirimnya saja, berarti ia belum menyimpan nomor telepon itu. Setelah pesan itu dibuka, ternyata pesan tersebut dari Demas. Pesan masuk dari Demas. Pagi Angel, sebelumnya aku minta maaf atas kejadian semalam. Aku sengaja minum, untuk bisa berani berbicara sama kamu. Terima kasih kamu masih peduli sama aku. Angel, aku mohon, kembalilah padaku. Angel tersenyum membaca pesan singkat dari Demas. Sejenak ia menghela napas membaca pesan dari Demas. Ketika ia mengingat kembali kejadian semalam, dalam pikir
Selesai Angel membersihkan diri dan menghias wajahnya, Andy pun datang ke rumah. Ia masuk ke dalam rumah layaknya seorang tamu. Terdengar suara Andini memanggil Angel yang belum keluar dari kamarnya. “Andy, tante buatkan teh atau kopi?” tanya Andini pada Andy yang telah dipersilakan masuk dan duduk di ruang tamu. “Teh saja tante, jika tidak merepotkan,” jawab Andy dengan sopan santun. Andini yang mendengar jawaban dari Andy, tersenyum kecil dan beranjak dari ruang tamu sambil berkata, “Enggak merepotkan koq.” Andini berjalan ke arah dapur, sebelum itu ia mengetuk pintu kamar Angel yang bersebelahan dengan dapur.“Iyaa Maa..., masih berdandan, suruh tunggu sebentar lagi.” Di dapur Andini membuat dua gelas teh hangat dengan membawa kue lapis yang telah di potong-potong sebelumnya. Setelah itu, ia kembali ke ruang tamu membawakan dua gelas teh hangat berikut kue. Ia kemudian menyuguhkan teh dan kue lapis di meja dan menawari Andy.“Ayoo Andy, diminum dulu tehnya, ini kue lapis kesuk
Andini yang telah sampai di rumah Anggara, mengeluarkan tas berisi baju kotor dan baju bersih Prayoga. Dibantu oleh asisten rumah tangga yang bekerja di rumah itu, walau dengan ragu Andini akhirnya mengantarkan Prayoga ke dalam kamarnya bersama asisten rumah tangga dengan membawa sisa membawa pakaian bersih dari Rumah Sakit. Prayoga langsung duduk di sebuah sofa yang berada dalam kamarnya, sementara asisten rumah tangga, merapikan sisa pakaian bersih yang telah dibawa pulang. Dan Andini duduk di sebuah sofa lain berhadapan dengan sofa yang di duduki oleh Prayoga. “Mbak Dini..., apa yang bisa saya siapkan untuk makan siang nanti?” tanya mbok Iyem usai merapikan pakaian Prayoga pada Andini yang telah dikenalnya sejak masa kuliah. “Mas Yoga mau makan apa siang ini?” Andini bertanya pada Prayoga sebelum menjawab pertanyaan mbok Iyem. Sejenak Prayoga terlihat berpikir, tentang keinginan makan yang ada di benaknya. Karena ada beberapa pantangan yang tidak boleh ia makan, saat seseorang,