Share

Bab 7

Setelah semua pekerjaan rumah selesai, Mawar memilih untuk beristirahat sejenak. Ia menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang, lalu memainkan ponsel miliknya.

Ah, hanya hal yang sederhana. Namun bisa mengurangi rasa jenuh yang ia rasakan. Mawar mulai menggeser-geser layar ponselnya, mencari hal-hal yang menarik untuk dilihat. Sampai sebuah postingan seseorang membuatnya tertarik.

"Aku selalu berusaha, walaupun ... hasilnya entah sampai kapan baru bisa kamu rasakan."

Mata Mawar membulat sempurna akan sepengalan kalimat tersebut, sampai merubah posisinya yang tadi rebahan kini menjadi duduk.

"Apa maksudnya?" gumam Mawar. Kemudian membaca komentar pada kolom postingan tersebut. Namun, ia tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan.

Mawar semakin penasaran akan apa yang suaminya lakukan diluar sana, di mana yang ia ketahui kalau Bambang hanya keluyuran dan nongkrong bersama temannya.

Pernah sekali Mawar meminta suaminya itu untuk mencari pekerjaan dan mengajukan lamaran, namun hanya dibalas dengan kalimat 'iya' saja dari lelaki itu.

"Aku akan mempertanyakan hal ini kepada Mas Bambang, nanti," ucap Mawar pelan. 

Hingga waktu terus saja berlalu tanpa terasa siang menjadi malam. Hal itu membuat Mawar kian gusar, sebab suaminya yang belum saja pulang.

"Apa Mas Bambang masih marah sama aku?" batin Mawar menerka-nerka akan alasan apa yang membuat suaminya belum saja pulang. Padahal hari semakin lama, semakin larut.

Hingga, Mawar teringat lagi akan perilakunya tadi pagi terhadap sang suami. Akan tetapi, di sisi lain Mawar juga ada perasaan menyesal.

Tidak seharusnya ia menjatuhkan harga diri sang suami, bahkan ia harus selalu memberikan dukungan kepada Bambang sebagai seorang istri.

"Ahh ... !" pekik Mawar mulai prusrtasi.

Dirinya seolah memiliki dua jiwa, di mana ia begitu menyesal telah menikah dengan Bambang. Namun, di hatinya tidak bisa berbohong. Kalau, begitu mencintai suaminya.

Apakah ini yang di namakan dilema cinta buta? Terkadang, di saat fikirannya jernih dan logika masuk ke dalam otak. Mawar ingin sekali bercerai dengan suaminya, namun jika perasaan sayang dan cinta yang merasuki. Mawar merasa tidak ingin berpisah dari sang suami.

Hingga suara deru motor terdengar, tanpa menunggu lama lagi. Mawar bergegas menuju pintu dan mendapati sosok yang ia rindukan tengah tersenyum kepadanya.

"Kamu belum tidur, Dek?" tanya Bambang seraya menyodorkan tangannya yang langsung di sambut dengan bibir kerucut dari Mawar.

"Mas, ke mana aja sih? Aku khawatir!" Kata Mawar mencemaskan keadaan suaminya, atau lebih tepatnya ia ingin secepatnya mengintrogasi lelaki itu.

Bambang tergelak pelan, kemudian berjalan masuk ke rumah. Tidak lupa mempertanyakan bagaimana keadaan ibu dan adiknya kepada Mawar.

"Ibu dan Kirana sudah lama tidur, Mas tahu 'kan? Ini sudah jam berapa?" jelas Mawar seraya duduk di atas ranjang. Ia tidak bisa menahan diri lebih lama lagi, bisa-bisa ia mati akan perasaan penasaran yang menghantui.

"Maaf, ya Dek. Mas pulang kemalaman," kata Bambang dengan raut wajah menyesal seraya mengusap puncak kepala Mawar dengan penuh kasih sayang.

Aneh, tapi nyata. Itulah hubungan suami–istri, di mana kedua orang tersebut bisa marahan dan kembali sayang-sayangan dalam waktu yang singnifikat.

Bahkan, tidak jarang berakhir di ranjang dengan eksakusi diluar ekspedisi. Namun, itulah realitanya. Sebuah hubungan yang diikat dengan pernikahan, menyatukan dua insan yang tidak memiliki ikatan darah. Namun saling menyatu dalam cinta.

"Mas! Geli!" pekik Mawar, ketika Bambang mulai menciumi wajahnya.

"Lah! Ko geli sih? Bukannya, kamu nunggui Mas untuk ini?" kata Bambang seraya mengedipkan sebelah matanya menggoda Mawar.

Namun, sekuat tenaga Mawar menjauhkan wajah suaminya dari kenakalan yang bisa berakhir pada kenistaan. Bahwa Mawar begitu mencintai Bambang.

Mawar bergegas mengambil ponselnya, lalu menunjukkan layar benda pipih itu tepat di depan wajah sang saumi.

"Ini apa Maksudnya?" tanya Mawar.

Bambang hanya menatap layar ponsel tersebut sekilas, kemudian menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang. Seolah enggan untuk memahas status sosial media yang dibuat.

"Mas!" pekik Mawar kesal.

"Hus! Jangan berisik, Dek! Ini udah tengah malam," tegur Bambang pelan yang malahan membuat Mawar menjadi takut, terlebih terdengar dengan jelas suara lolongan 4nji4ng sedari tadi.

"Mas, jangan nakuti aku, deh!" katanya seraya masuk ke dalam selimut yang sama dengan sang suami.

Bambang memeluk tubuh istrinya dengan penuh kasih sayang, terkadang seorang wanita tidak memerlukan uang dan harta. Melainkan cinta dan kasih sayang yang tulus dari pasangannya.

Hanya hal yang sederhana, namun memberikan efek yang luar biasa. Karena keharmonisan dalam rumah tangga adalah peran antar keduanya dalam membangun komunikasi dan bisa memberikan pengertian kepada pasangannya.

"Mas!" pekik Mawar ketika tangan sang suami mulai nakal dan mengabsen setiap inci dari tubuhnya.

Apakah Mawar akan tetap bertahan? Atau memilih bercerai, di saat benih-benih cinta masuk ke dalam rahim dan menghadirkan malaikat kecil yang akan merubah segalanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status