Share

Bab 5

Penulis: Wilda Akha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-10 01:23:08

Bambang menghajar wajah Rendy dengan membabi–buta, orang-orang yang berada di puskesmas tersebut menjadi gaduh dan berusaha untuk melerai keduanya.

"Aduh! Kamu pikir kamu siapa! Hah!" pekik Rendy setelah menerima bogem mentah dari Bambang di wajahnya.

Rendy mengusap pelan sudut bibirnya yang sedikit mengeluarkan d4r4h, lelaki itu ingin membalas perbuatan Bambang. Namun, tangannya yang sudah berada di udara harus terhenti karena suara teriakan seseorang yang menyebut namanya.

"Pak Rendy!" pekik Aprilia dan bergegas berlari menuju ke arah Rendy.

"Kamu kenapa sih, Bang! Gaya kayak preman! Main pukul orang!" bentak Aprilia meluapkan emosinya setelah melihat wajah Rendy babak-belur akibat ulah Bambang.

"Itu bukan urusanmu! Minggir!" bantak Bambang yang ingin kembali memukul Rendy sampai puas. Namun, Aprilia membentangkan kedua tangannya. Melindungi Rendy, hal itu membuat Bambang semakin kesal.

Bambang meludahkan air liurnya ke tanah, sebagai bentuk penghinaan kepada Rendy, "Dasar b4nc1!"

Rendy tidak terima dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Bambang tersebut, "Kamu!" pekik Rendy mencoba menyingkirkan tubuh Aprilia.

Namun, perkelahian keduanya terhenti disaat Herlina datang dan menarik telinga Bambang seperti anak kecil.

"Kamu ini, Bang! Bikin Ibu malu!" omel Herlina seraya menyeret Bambang pergi dari tempat tersebut. Sedangkan semua orang yang menyaksikan tingkah ibu dan anak itu berbisik-bisik.

"Bapak tidak apa-apa?" tanya Aprilia yang membuat Rendy menatap ke arah wanita itu seraya menggeleng pelan. Walaupun rasa perih yang ia rasakan mulai menjalar.

Kemudian Aprilia mengajak Rendy untuk menjenguk Mawar yang sudah mulai membaik membuat Rendy kembali bersemangat dan bergegas menuju ruangan dimana wanita itu berada.

"Ada apa tadi?" tanya Mawar ketika Aprilia masuk, tdiak lama kemudian disusul oleh Rendy dari belakang.

Aprilia langsung mengadukan apa yang baru saja Bambang lakukan kepada Rendy, tidak lupa tentang ibu mertua Mawar yang datang menjemput putranya tersebut.

"Aku benar-benar gak habis pikir, War sama suami kamu tuh! Untung ada Ibu Her. Kalau tidak? Entahlah," celetuk Aprilia seraya membayangkan apa yang nanti bisa terjadi.

Mawar yang mendengar penuturan Aprilia langsung dihinggapi oleh perasaan bersalah, "atas nama suamiku, aku minta maaf."

Rendy segera menggeleng pelan dan menarik lembut tangan Mawar, namun sayang dengan cepat wanita itu menariknya.

"Maaf, aku wanita yang sudah bersuami Pak Rendy," ucap Mawar pelan membuat Rendy terdiam.

Cukup lama hening mengisi suasana di dalam ruangan tersebut sampai suara ponsel Rendy berdering.

"Iya, Pak."

"Keadaan Ibu Mawar sudah mulai membaik, saya akan ke sana segera," ucap Rendy seraya mengakhiri panggilan teleponnya. Kemudian Rendy pamit untuk kembali ke gedung di mana acara penyeluruhan masih berlangsung dan menunggu kedatangannya.

"Sebelumnya, terimakasih Pak Rendy," ucap Mawar dengan tulus ketika lelaki itu berpamitan, tidak lupa Aprillia yang ikut bersama Rendy untuk mengantikan Mawar dan kini tinggal dirinya seorang.

Di dalam diamnya Mawar masih berusaha berpikir positif, waktu yang terus berjalan sampai malam membuat hati dan pikirannya mulai dihinggapi perasaan tidak tenang.

"Apakah Ibu masih berasa pusing?" tanya seroang perawat wanita yang memeriksa keadaan Mawar yang dibalas dengan gelengan pelan.

"Apakah saya boleh pulang, Sus?" tanya Mawar kepada perawatan tersebut yang memberitahu bahwa keadaan Mawar sudah membaik.

"Boleh, Bu. Tapi, kemungkinan besok. Setidaknya habiskan kantung infusan terlebih dahulu," jelas perawat tersebut membuat Mawar membuang nafas panjang.

"Keluarganya di mana, ya Bu? Ko tidak ada yang menjenguk atau menjaga Ibu di sini?" tanya sang perawatan yang hanya bisa dibalas dengan senyuman pahit oleh Mawar.

Saat ini apa boleh buat, Mawar harus menginap di puskesmas. Di dalam hatinya bertanya-tanya ke mana sang suami yang belum saja datang. Hingga keesokan paginya, Bambang ataupun ibu mertuanya belum menampakkan diri membuat Mawar merasa kian frustasi.

Mawar yang tidak membawa tasnya dan ponsel hanya bisa menunggu, sampai agak siang lelaki yang sedari malam ia tunggu-tunggu kedatangannya baru saja menampakkan diri.

"Mas ke mana saja, sih?" tanya Mawar ingin marah. Namun ia urungkan niatnya tersebut setelah melihat tatapan dingin dari sang suami.

"Kamu baik-baik saja, Dek?" tanya Bambang yang mendapatkan anggukan dari Mawar.

Setelah itu, Mawar minta untuk segera pulang. Bambang sudah mengurus semuanya, termasuk administrasi Mawar dan membawa sang istri pulang.

Selama di perjalanan, Mawar hanya diam. Ia melihat gelagat aneh dari sang suami, bahkan malam tadi pun lelaki itu tidak datang menjenguk atau menemaninya. Semua prasangka ia pendam sampai mereka sampai di rumah.

"Oh ... sudah pulang rupanya Nyonya drama."

Mawar sedikit tersentak mendengar suara ibu mertuanya yang kini berdiri di ambang pintu seraya melipat kedua tangannya di dada.

"Bu, tolong kasihani Mawar. Dia masih sakit," ucap Bambang meminta pengertian dari Herlina yang mengendus kesal dan berlalu.

Kemudian Bambang menatap ke arah Mawar dan meminta istrinya untuk tidak menanggapi pertanyaan dari sang ibu.

"Ibu kenapa, sih, Mas?" tanya Mawar penasaran, ketika mereka sudah berada di kamar.

"Sekarang kamu mandi dan ganti pakaian, setelah itu Mas antar kamu kerja," pinta Bambang mengalihkan pembicaraan.

Mawar yang sedari tadi mencoba mengontrol emosi agar tidak marah, namun apa yang baru saja suaminya ucapankan tidak masuk diakal.

"Mas! Aku masih sakit dan perlu istirahat! Lagian, Mas ke mana saja sih? Aku sendiri di puskesmas!" Mawar akhiri meluapkan perasaan dengan lelehan air mata. Akan tetapi, Bambang sama sekali tidak bergeming dan malahan berlalu begitu saja.

"Mas!" panggil Mawar. Ia tidak habis pikir dengan suaminya yang tega menyuruhnya tetap bekerja, sedangkan lelaki itu tahu keadaannya yang masih sakit.

"Bunda! Ayah! Aku sakit! Suamiku gak perduli!" ucap Mawar tidak kuasa akan apa yang ia alami.

Tidak lama kemudian Herlina masuk ke kamar seraya berkaca pinggang.

"Hey Mawar! Apa kamu masih mau berdiam saja? Hah! Cepat pergi kerja sana! Itu dapur tidak akan mengepul! Kalau kamu masih di sini!"

"Apa maksud, Ibu berbicara seperti itu?" tanya Mawar seraya mengusap kasar air mata yang membasahi pipinya.

"Cih! Pura-pura gak tau lagi!" decak Herlina kesal.

"Bambang sekarang sudah tidak bekerja! Jadi ... apa perlu Ibu menjelaskan semuanya? Kamu sudah paham 'kan dengan maksud Ibu?" tambah wanita itu.

Mawar menatap lekat wajah sang ibu mertua yang tak ubahnya ibu tiri Cinderella itu, ia sudah menduga akan terjadi seperti ini. Jika Herlina tahu kalau Bambang sudah di PHK. Namun apa boleh dibuat, kini Mawar yang harus menggantikan peran suaminya untuk mencari nafkah.

Ia membawa langkahnya yang lemah menuju ke kamar mandi, tubuhnya yang lengket sebab belum mandi dari kemarin Mawar guyur dengan air. Setelah itu ia bersiap-siap untuk berangkat ke kantor, dengan sarapan omelan Herlina yang tidak henti-hentinya.

Di dalam benak Mawar, setidaknya ia tidak akan mendengar suara Herlina di kantor.

"Dek, kamu baik-baik saja, 'kan?" tanya Bambang ketika mereka baru saja berhenti di depan kantor membuat Mawar tersenyum getir.

Apakah keadaanya saat ini baik? Tentu saja jawabannya tidak.

"Aku harus berkerja! Kalau tidak? Dapur tidak akan mengepul!" kata Mawar bergegas berlalu meninggalkan sang suami yang hanya terpaku ditempatnya.

"Loh! War! Kamu ko' masuk kerja? Seharusnya 'kan kamu istirahat di rumah," tanya Aprilia ketika melihat kedatangan Mawar dan hal itu masih bisa didengar oleh Bambang.

"Parah suami kamu, War! Suami zolim ini namanya! Istri sakit disuruh bekerja!" celetuk Aprilia lagi. Mawar hanya diam, enggan menimpali ucapan temannya itu dan memilih untuk masuk ke kantor. Namun, ketika Mawar baru saja melangkah. Aprilia kembali membuka suaranya.

"Sudah War! Untuk apa kamu bertahan? Lebih baik kamu bercerai dengan suamimu itu! Banyak lelaki yang lebih pantas dan baik!"

Jantung Mawar berdetak dengan cepat, "untuk apa aku bertahan dengan suami yang sudah menjadi pengganguran?" batin Mawar berfikir.

Bab terkait

  • Rahasia Suami Pelitku   Bab 6

    Hari demi hari berlalu, Mawar masih saja terngiang-ngiang akan akan ucapan Aprilia tempo lalu. Di mana wanita itu mempertanyakan alasan apa yang membuatnya tetap bertahan dengan pernikahan toksik ini.Hingga terlintas begitu saja di dalam benaknya untuk meninggalkan sang suami, akan tetapi Mawar belum mendapatkan alasan yang tepat untuk mengajukan perceraian."Dek, Mas minta uang kamu untuk beli rokok ya?" Pernyataan Bambang yang tiba-tiba itu membuat Mawar yang sedang menjemur pakaian terdiam sejenak, kemudian membuang nafas panjang dan bergegas menyudahi aktifitasnya.Sebagai seorang istri, Mawar sangat menghindari perdebatan dengan sang suami. Terlebih tentang masalah ekonomi."Ini Mas, uangnya," ucap Mawar seraya menyodorkan uang berwarna merah. Namun, bukannya menerima uang tersebut. Bambang malahan membuang muka dan memakinya."Mana cukup ini, Dek!"Sebisa mungkin Mawar menahan amarah yang mulai naik keubun-ubun, andaikan saja lelaki yang berada dihadapannya ini bukanlah orang y

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Rahasia Suami Pelitku   Bab 7

    Setelah semua pekerjaan rumah selesai, Mawar memilih untuk beristirahat sejenak. Ia menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang, lalu memainkan ponsel miliknya.Ah, hanya hal yang sederhana. Namun bisa mengurangi rasa jenuh yang ia rasakan. Mawar mulai menggeser-geser layar ponselnya, mencari hal-hal yang menarik untuk dilihat. Sampai sebuah postingan seseorang membuatnya tertarik."Aku selalu berusaha, walaupun ... hasilnya entah sampai kapan baru bisa kamu rasakan."Mata Mawar membulat sempurna akan sepengalan kalimat tersebut, sampai merubah posisinya yang tadi rebahan kini menjadi duduk."Apa maksudnya?" gumam Mawar. Kemudian membaca komentar pada kolom postingan tersebut. Namun, ia tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan.Mawar semakin penasaran akan apa yang suaminya lakukan diluar sana, di mana yang ia ketahui kalau Bambang hanya keluyuran dan nongkrong bersama temannya.Pernah sekali Mawar meminta suaminya itu untuk mencari pekerjaan dan mengajukan lamaran, namun hanya dibalas deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Rahasia Suami Pelitku   Bab 8 Di Talak

    Bab 8 Di TalakHari kembali kepada aktivitas yang melelahkan lagi, sekarang tugas Mawar bukan hanya mencari nafkah dengan bekerja di kantor. Melainkan mencari tambahan dengan membuat kue yang akan dititipkan ke beberapa warung.Cibiran demi hinaan mulai menerpa Mawar, sebab sebagian orang mengenalnya sebagai istri Bambang. Hingga banyak sekali isu yang tidak sedap didengar sampai ke telinga sang suami."Dek! Kamu kalau pergi kerja, jangan dandan! Mas enggak suka!" perintah Bambang ketika Mawar baru saja mengoleskan lipstik tipis ke bibirnya.Bukan kali ini saja sang suami menyuarakan ketidaksukaan atas penampilannya dalam bekerja, sebab Mawar tidak mampu menghitung berapa kali mereka berdua bertengkar akan masalah sepele menurutnya."Dek! Kamu dengar atau, tidak?" bentak Bambang, sebab diacuhkan oleh Mawar."Aku dengar, Mas. Cuma enggak menyahut," balas Mawar cepat dan bergegas memasukan poselnya ke dalam tas dan berjalan menuju keluar.Baru saja di ambang pintu rumah, Kiranan sudah m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Rahasia Suami Pelitku   Bab 9 Minta Pulang

    Bab 9 Minta Pulang"Siapa yang mau ditalak?"Mawar bergegas mengusap air matanya yang sempat terjatuh dan berusaha terlihat baik-baik saja, ketika Rendy yang entah dari mana tiba-tiba saja muncul dan bertanya."Itu si Mawar—""Bukan apa-apa, Pak!" balas Mawar dengan cepat, memotong ucapan Aprilia dan menatap wajah temannya itu dengan sorot mata yajam. Seolah, jika Aprilia membuka mulutnya akan m4ti.Aprilia menjadi bungkam dan tidak berkutik, Rendy yang merasa ada kejanggalan tersebut kembali memperjelas apa yang disampaikan oleh Mawar."Beneran?" tanya Rendy yang mendapatkan anggukan dari Mawar."Oh, iya Pak Rendy. Nanti siang, kemungkinan hanya Aprilia yang akan menemani Bapak ke lokasi bangunan yang akan kita buat. Sebab, saya ada keperluan lain," jelas Mawar yang mengingat akan adanya agenda bersama Rendy.Mungkin begitu berat bagi Mawar untuk bisa bekerja dengan baik, jika ditipa masalah yang begitu besar seperti saat ini.Bukan ingin menghindari tanggungjawab, tapi Mawar ingin c

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Rahasia Suami Pelitku   Bab 10 Petuah orangtua

    Bab 10 Petuah orangtua"Tidak Ibu! Tidak anak! Kalian sama saja!" teriak Mawar marah.Herlina yang ingin membalas ucapan Mawar dihadang oleh Bambang yang memberikan sebuah ancaman yang begitu menakutkan."Kalau Ibu masih menganggap aku sebagai anak? Jangan mengatakan hal yang kasar lagi." Setelah itu, Bambang segera menarik tangan Mawar untuk naik ke atas motornya."Apa yang Mas lakukan?" tanya Mawar yang berniat menolak ajakan sang suami."Mas sendiri yang akan mengantarkan kamu pulang! Ingat! Mas ini masih suamimu," jelas Bambang membuat Mawar terdiam dan hanya bisa manut-manut.Mereka berdua pun meninggalkan Herlina yang hanya mampu terdiam, tidak berkutik. Selama diperjalanan Bambang hanya saling terdiam, begitupun dengan Mawar. Hingga Bambang memakirkan motornya di depan sebuah warung makan."Mas mau apa?" tanya Mawar yang hanya mendapatkan tatap dingin dari sang suami yang sudah terlebih dahulu masuk.Dengan langkah gontai, Mawar mengikuti suaminya. Ingin sekali ia menyeruakan p

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Rahasia Suami Pelitku   Bab 11 Tidak Berselingkuh

    "Lalu, apa yang harus aku lakukan?" tanya Mawar dengan polos. Arumi hanya mengangkat bahunya, tidak berkomentar atas pertanyaan yang diajukan oleh Mawar dan memilih untuk keluar.Sebelum benar-benar meninggalkan Mawar, Arumi kembali berpesan, "War, kalau kamu merasa sedih? Maka, ingatlah hal bahagia yang pernah kamu rasakan."Mawar hanya mampu menatap lekat wajah bundanya sampai wanita itu menghilang dibalik pintu. Mawar sangat paham akan maksud yang disampaikan oleh sang bunda.Hal yang selalu Arumi sarankan ketika dirinya merasa sedih, agar kembali mengingat rasa senang yang pernah ia rasakan. Sebab, terlalu munafik untuk mengeluh atas rasa sakit yang dirasakan ketika Tuhan pernah memberikan rasa bahagia.Setiap manusia selalu diuji sampai akhirnya kembali kepada Sang Pencipta, dunia ini hanyalah sebuah panggung sandirwara di mana Manusia hanya menjalankan perannya saja."Dek," panggil Bambang yang tiba-tiba saja masuk membuat Mawar sontak saja terkaget."Apa yang Mas lakukan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Rahasia Suami Pelitku   Bab 12 Dituduh Maling

    "Mas bukan maling, Dek," elak Bambang membuat Mawar semakin jengah dengan suaminya yang sangat pandai bersilat lidah."Pokoknya aku mau cerai!" teriak Mawar.Arman yang tidak terima dengan apa yang baru saja disampaikan oleh Mawar kini menjadi tameng untuk sang putri dan akan membela mati-matian anak semata wayangnya itu.Sedangkan Arumi yang mencoba menjadi penengah atas masalah yang tengah Bambang dan Mawar hadapi mencoba mencari celah atas sebuah kebenaraan yang sesungguhnya."War, kamu bilang kalau Bambang selingkuh?" tanya Arumi membuat Mawar mengagguk cepat."Apa kamu punya bukti dan alasan yang kuat untuk mengajukan perceraian?" tanya Arumi lagi dan membuat Mawar meraih ponselnya, kemudian menujukkan foto Bambang yang tengah berboncengan dengan Melati.Arman yang melihat bukti yang Mawar tunjukkan bergegas menghampiri Bambang dan melayangkan sebuah bogem mentah tepat diwajah menantunya itu sampai terjatuh.Arumi melihat apa yang dilakukan oleh Arman segera menghadang lelaki itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Rahasia Suami Pelitku   Bab 13 Karma Itu Ada

    Setelah kepergian Bambang, Mawar malahan terus saja menangis dan menyalahkan keadaan yang terjadi.Bahkan, Mawar beberapa kali menyalahkan sang ayah yang telah memukul Bambang. Apa yang Mawar lakukan membuat kedua orangtuanya menjadi pusing akan sifat kekanak-kanakan Mawar tersebut."Ini semua salah Bunda!" kata Mawar membuat Arumi yang sedari tadi diam sampai angkat bicara."Apa maksudmu, War? Sudah jelas kamu yang salah, terus ... ingin menyalahkan orang lain?" tanya Arumi tidak habis pikir dengan tuduhan Mawar yang masih tidak sadar akan kesalahannya sendiri dan menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi.Arman yang awalnya diam, mencoba membujuk anak kesayangannya itu."Sudahlah, War. Nanti Ayah ke rumah Bambang dan memintanya untuk rujuk kembali sama kamu," jelas Arman membuat Arumi melongo dengan mulut terbuka lebar dan mata melotot."Apa Ayah sudah g1l4? Atau, kehilangan rasa malu?" tanya Arumi.Hingga terjadi adu mulut antara keduanya, di mana Arumi dan Arman saling menyudut

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01

Bab terbaru

  • Rahasia Suami Pelitku   Bab 61 Buruh Cuci.

    Wajah Mawar menjadi merah padam, semua itu gara-gara Budi. Ia benar-benar merasa begitu malu, bisa-bisanya lelaki itu datang diwaktu yang tidak tepat."Kamu ngomong apaan, sih, Di!" seru suaminya yang nampak terkejut seperti dirinya.Padahal, mereka berdua merupakan suami istri yang sah. Tapi, entah mengapa. Untuk sekedar bercumbu terasa begitu canggung, terlebih sampai diketahui oleh orang lain."Cih! Kalian memang tidak ingat waktu!" Setelah mengatakan hal demikian, Budi menutup kembali pintu kamar.Mawar membuang nafas panjang seraya mengusap dadanya yang terasa polong, setelah kepergian Budi.Ia merasa tidak aman tinggal di rumah ini, sebab gerak-gerik Mawar terbatas. Kemudian ia mengutarakan keinginannya kepada sang suami."Mas, nanti kita cari kontrakan, ya," pinta Mawar dengan raut wajah memelas membuat suaminya mengedus kasar."Bukan Mas enggak mau, Dek. Tapi, Mas enggak punya penghasilan yang tetap," jelas suaminya yang menyatakan keberatan.Memang benar apa yang lelaki itu u

  • Rahasia Suami Pelitku   Bab 60 Tinggal Di Rumah Ipar

    Ternyata keributan antara Bambang dan Budi masih terus berlanjut, kepala Mawar benar-benar dibuat pusing oleh kedua lelaki tersebut.Ia mencoba menjadi penengah diantara keduanya, tapi malahan disalah artikan oleh sang suami."Kamu jangan membela Budi, Dek!" kata suaminya membuat Mawar membuang nafas panjang."Aku enggak membela Mas Budi, Mas! Aku hanya ingin, kalian berhenti bertengkar!" seru Mawar kesal."Kami bukan anak kecil, Mbak. Lagian, Mas Bambang sendiri yang salah! Masa Mbak dibuat mabuk!" seru Budi yang salah paham membuat Mawar memegangi kepalanya yang terus saja berdenyut sedari tadi.Padahal, ia baru saja sampai di rumah ini. Tapi, dirinya sudah dihadapkan dengan ujian yang begitu menohok."Kamu ngomong apa sih, Di? Mawar mabuk perjalanan! Karena tidak terbiasa naik mobil pickupmu!" tandas Bambang membuat Budi terdiam.Lelaki itu menatap ke arah Mawar, seolah meminta penjelasan. Melihat lirikan dari Budi membuat ia hanya mengangguk kecil."Cih! Kenapa Mbak enggak bilang

  • Rahasia Suami Pelitku   Bab 59 Ujian Hidup Baru

    Pernikahan pada hakikatnya bukan tentang cinta dan perasaan sayang semata, akan tetapi tentang bagaimana komitmen pada kedua pasangan suami-isteri yang menjalani pernikahan tersebut.Apakah mereka mampu melewati setiap ujian dengan terus bersama? Ataukah, mereka memilih berjalan masing-masing dengan alasan tertentu. Semuanya kembali kepada kedua insan yang dulunya tidak saling mengenal, sampai pada akhirnya disatukan dalam sebuah ikatan suci.Inilah kisah yang harus dihadapi oleh Mawar, di mana ia kembali kepada Bambang untuk membina rumah tangganya yang sempat kandas."Mas, hari ini kita pulang ke rumah Mas?" tanya Mawar entah keberapa kali membuat suaminya nampak ilfil. Tapi, lelaki itu hanya mangut-mangut saja.Tangan Mawar yang sedari tadi mengemas pakaiannya tidak selesai-selesai, sebab di dalam hatinya begitu berat untuk meninggalkan rumah kedua orang tuanya yang begitu nyaman.Jika dibandingkan dengan tinggal satu atap dengan mertua serta ipar, tentu saja Mawar memilih tinggal

  • Rahasia Suami Pelitku   Bab 58 Bambang melakukan onani

    "Apa yang Mas lakukan?" pekik Mawar.Mawar benar-benar tidak percaya dengan apa yang tengah Bambang lakukan, hal yang tidak pernah ia lihat selama ini."Mas!" seru Mawar lagi, sebab suaminya seolah tengah asik sendiri dan mengabaikan apa yang baru saja ia katakan.Karena tidak tahan dengan kelakuan abstrak sang suami, Mawar lansung menarik tangan lelaki itu.Tiba-tiba saja cairan berwarna putih memuncah dan mengenai tangan Mawar yang langsung memekik."Mas Bambang!" Teriakknya dan membuat suara gaduh, Mawar langsung mengambil langkah mundur seraya menatap tajam ke arah suaminya."Kamu kenapa sih, Dek?" tanya suaminya yang membuat Mawar hanya bisa melongo."Kamu yang apa-apaan?" Seru Mawar tidak terima.Namun, bukannya menghentikan perbuatannya. Bambang malahan meneruskan aktivitas lelaki itu membuat Mawar kembali menjerit kesal."Mas! Hentikan!" Teriak Mawar membuat suaminya meletakan jari telunjuk di depan bibir seraya mendekat."Jangan teriak, Dek! Nanti orang-orang pikir kita teng

  • Rahasia Suami Pelitku   Bab 57 Memulai Dari Awal

    "Lalu, apa hubungannya dengan uang PHK, Mas?" Tanya Bambang penasaran.Mawar menatap lekat wajah suaminya yang nampak kebingungan, kemudian menggenggam erat tangan lelaki itu."Mas, aku ada niat baik. Aku pengen beget, jika Mas mau membantuku," jelas Mawar dengan raut wajah serius membuat suaminya nampak menelan silvernya kasar."Apa itu, Dek?" tanya Bambang ragu-ragu. Barulah Mawar menceritakan semuanya, mulai dari ia yang menemukan kejanggalan dalam proyek hotel yang sebelumnya ditangani oleh Rendy.Terlihat dengan jelas raut wajah Bambang berubah drastis, ketika Mawar menyebut nama Rendy.Tentu saja hal itu bisa Mawar lihat, akan tetapi ia terus saja bercerita tentang rencananya."Pokoknya, kita mulai dari awal lagi. Ya, Mas," kata Mawar membuat suaminya hanya mengaguk pelan sebagai jawaban, kemudian merebahkan tubuhnya.Mawar yang melihat hal itu menjadi patah semangat, seolah suaminya nampak begitu terpaksa."Mas ikhlas, enggak sih bantuin aku?" Tanya Mawar membuat suaminya itu

  • Rahasia Suami Pelitku   Bab 56 Uang PHK

    Mawar hanya bisa mengangguk kecil dan tersenyum terpaksa, sebagai jawaban atas permintaan Herlina tersebut."Aku usahakan, Bu," kata Mawar pelan seraya menutup pintu kamar tersebut.Padahal, dirinya baru saja kembali rujuk dengan Bambang. Tentu saja ia merasa begitu grogi, bahkan melebihi saat mereka baru menikah dulu.Langkah Mawar yang diayunkan secara perlahan, agar lambat sampai ke kamar sengaja ia lakukan.Degup jantung yang terus berlantun membuatnya menekan dada agar sedikit mengurangi rasa berdebarnya."Dek," panggil Bambang tiba-tiba membuat Mawar terlonjak kaget, sebab lelaki itu ternyata sudah berada dibelakangnya."Mas bikin aku kaget!" Gerutu Mawar yang membuat lelaki itu hanya nyengir seperti kuda dan melangkah masuk ke kamar.Sontak saja apa yang dilakukan oleh Bambang membuat Mawar kembali merasa berdebar dan mengikuti langkah lelaki itu dari belakang.Mawar mengekori Bambang sampai lelaki itu tiba-tiba saja berhenti dan membuat tubuh Mawar menabraknya."Aw!" Pekik Ma

  • Rahasia Suami Pelitku   Bab 55 Ijab Kobul

    Semua orang terdiam termasuk Mawar yang masih mencerna baik-baik apa yang baru saja disampaikan oleh sang bunda. Hingga ia memekik cukup keras."Bunda!" Raut wajah Mawar memerah sebab merasa malu, hal yang paling ia takuti. Malahan di ucapkan oleh sang bunda, tentu saja semua orang yang berada di sana merasa geli hati.Mawar sampai merasa enggan untuk sekedar menatap wajah Bambang terlihat sedikit terkejut, tapi mana bisa dipungkiri. Jika mereka melakukan ijab kobul dan kembali tidur bersama lagi? Untuk tidak melakukan kewajiban tersebut."Apa kamu yakin, Dek? Tidak akan menyesali keputusanmu kali ini?' tanya Bambang memastikan membuat Mawar mengangguk cepat. "Ya, mana mungkin dia menyesal! Kalau dia yang ngotot mau rujuk lagi sama kamu, Bang!" Seru Arumi memebritahu membuat Mawar semakin merunduk, menahan prasaan malunya.Mendengar apa yang disampikan oleh Arumi membuat Bambang bergegas mendekati sang penghulu, Mawar yang sesekali mencuri pandangan ke arah Bambang nampak gugup."B

  • Rahasia Suami Pelitku   Bab 54 malam pertama

    Tangan Mawar terasa begitu dingin, ia beberapa kali menatap ke arah ayah dan bundanya.Malam ini rencananya mereka akan melakukan ijab Kabul sesuai dengan apa yang sudah mereka sepakati."Kamu kenapa, War? Bukankah kamu sendiri yang ingin kembali rujuk dengan Bambang?" tanya Arumi yang melihat dengan jelas raut kegelisahan dari Mawar."Iya, Bun. Tapi, kenapa aku merasa gugup?" tanya Mawar memberitahukan apa yang saat ini tengah ia rasakan. Sangat berbeda dengan waktu dulu, ketika ia melajukan ijab Kabul pertama kalinya.Kali ini ia dihinggapi oleh perasaan gelisah yang tidak beralasan, entah dari bisikan setan yang terus menggoda. Atau karena ia takut menghadapi malam pertama bersama Bambang setelah sekian waktu mereka berpisah.Semakin memikirkan hal itu membuat Mawar berkeringat, ia berusaha mengatur nafasnya yang tiba-tiba terasa sesak."Kalian sudah siap?" tanya Arman yang tiba-tiba saja muncul membuat jantung Mawar semakin berdetak dengan kencang.Ia kembali menoleh ke arah sang

  • Rahasia Suami Pelitku   Bab 53 Perceraian

    Tidak ada yang namanya penyesalan di awal, penyesalan selalu datang diakhir. Jika di awal, itu bukan namanya penyesalan. Tapi, pencoblosan.Mau tidak mau sekalipun, Bambang harus mau. Sebab, ia harus bertanggung jawab atas kesalahan yang dulu pernah diperbuat kepada Mawar.Ditemani sang ibu, Bambang berangkat ke gedung pengadilan untuk memenuhi undangan dari Mawar."Kamu harus ikhlas, Bang."Bambang hanya menatap sekilas ke arah sang ibu, semenjak hidup mereka susah dan rumah terbakar. Ibunya kini sangat berubah, seolah sudah mendapatkan hidayah dari Tuhan.Di satu sisi Bambang sangat bersyukur atas apa yang menimpa hidup mereka, sebab begitu banyak pelajaran berharga yang bisa ia petik. Namun, disisi lain. Ia juga merasa sedih. Karena, rumah peninggalan almarhum sang bapak telah rata dengan tanah. Hanya tersisa beberapa abu dan arang saja."Aku sudah iklas, Bu. Aku yang salah," kata Bambang menerima apapun keputusan hakim nanti.Sekalipun perpisahan ini harus terjadi, setidaknya ia t

DMCA.com Protection Status