Beranda / Romansa / Rahasia Kematian Syakila / Bab 63 ; Pengakuan Cinta Arsyila

Share

Bab 63 ; Pengakuan Cinta Arsyila

Penulis: aleevani
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-21 19:00:00

Hambar.

Sebenarnya Arsyila tak berharap banyak dari masakan Zhou. Tapi rasanya benar-benar diluar ekpetasi Arsyila. Itu adalah sup jagung yang hampir tak memiliki rasa. Meski begitu Arsyila terus membuka mulutnya dan menelannya tanpa bicara apa-apa. Sesekali mata coklatnya mencuri pandang pada Zhou yang dengan sabar menyuapinya.

“Kurasa aku sudah kenyang,” ucap Arsyila membuat Zhou memberinya minum dan membereskan makanan Arsyila. Mata coklat Arsyila terus memperhatikannya.

“Jam … jam berapa sekarang?” tanya Arsyila melihat jendela di kamar itu tertutup rapat.

“Sembilan malam,” jawab Zhou kembali duduk di sebelah Arsyila. Zhou merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah ponsel dengan case merah muda.

“Ini. Yerina memintaku mengembalikan ini.” Zhou menyerahkan ponsel itu pada pemiliknya. Melihat ponsel itu masih utuh dan dalam keadaan baik membuat Arsyila merasa lega. Bagaimana pun ponsel itu adalah pemberian Reyga. Arsyila pasti kebin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 64 ; Penolakan yang Menyakitkan

    “Kenapa?” Arsyila bertanya dengan suara yang bergetar. Tangannya masih mengenggam erat atasan Zhou bagian belakang. Zhou berdiri memunggungi Arsyila. Sama sekali tak menunjukkan keinginan untuk menatap ke arah gadis itu. Hanya dengan sikap dinginnya itu sudah berhasil membuat Arsyila merasa kecewa.“Ke-kenapa?” Arsyila mengulangi pertanyaannya. Kebisuan Zhou membuat Arsyila frustasi. Setelah beberapa detik diam, akhirnya Arsyila mendengar Zhou menghela napas.“Ini salah, Syila.” Arsyila bisa merasakan suara Zhou yang sedikit melunak. Meski tak menatap Arsyila, setidaknya Zhou mau berbicara dengannya.“Sa-salah? … salah?” Arsyila membeo. Arsyila masih tak mengerti. Ini pertama kalinya gadis itu jatuh cinta, dan Arsyila tak tau letak kesalahannya.“Benar. Seharusnya kau tak memiliki perasaan semacam itu. Jadi lupakanlah!” Hati Arsyila bengkok. Tangannya semakin erat meremas ujung pakaian Zhou. Matanya kembali terbakar. “Kenapa?” lirih ga

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-22
  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 65 ; Sebuah Pelukan

    Zhou mengepalkan tangannya. Pria itu memang pergi menjauh dari Arsyila. Tapi dia tidak benar-benar meninggalkannya. Zhou mengawasi dari kejauhan. Pria itu hampir tak bisa menahan diri untuk tidak berlari pada Arsyila saat gadis itu tiba-tiba jatuh ke tanah. Zhou ingin menolongnya, tapi suara teriakan Arsyila yang menyedihkan kembali berdengung dalam kepalanya dan menghentikannya.Arsyila terisak-isak. Selama hampir sepuluh menit gadis itu tak bergerak dari tempatnya. Setelah perasaannya sedikit membaik, Arsyila mendapatkan sedikit akal sehatnya. Arsyila menatap lampu taman linglung. Merasa sedikit menyesali keputusannya yang pergi terburu-buru tanpa memikirkan apa-apa. Mau bagaimana lagi? Memang seperti itulah wanita, mereka lebih dulu mengutamakan perasaannya dan membuang logikanya.Apa yang harus dilakukan Arsyila? Baru sekarang Arsyila memikirkan kondisinya. Otaknya terasa buntu. Apa yang terjadi hari ini benar-benar sebuah pukulan keras untuk Arsyila. Sangat

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-23
  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 66 ; Di Bawah Netra Kelabu

    Arsyila merasa tubuhnya sangat lemas saat membuka mata. Kedua matanya mengerjap menatap langit-langit ruangan yang terlihat sangat familiar. Arsyila bisa merasakan alas tidurnya yang terasa nyaman. Setelah menatap sekitarnya beberapa saat, Arsyila merasa lega menyadari dia berada di dalam kamarnya di rumah Reyga. Hanya saja ada sekat baru yang tiba-tiba diletakkan di dalam kamarnya. Sebuah sekat yang membelah kamarnya menjadi dua bagian. Lebih anehnya ada lubang di mana tangan kanan Arsyila masuk ke dalam sana. Arsyila menggerakkan tangan kanannya, berniat ingin menariknya seandainya bisa. Baru setelah itu Arsyila menyadari rasa tidak nyaman seperti ada sesuatu yang menempel di punggung tangannya.“Nyonya, Anda sudah sadar rupanya.” Anes muncul dengan membawa nampan berisi air dan kain waslap. Arsyila berusaha tersenyum melihat wajah Anes yang dipenuhi kelegaan. Anes segera menghampiri Arsyila dan memberikan Arsyila air minum. Arsyila merasa tenggorokannya kering kerontang

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-26
  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 67 ; Perasaan yang Salah

    Reyga adalah pria yang sangat baik. Arsyila tau itu sejak awal. Arsyila merasa bersalah karena beberapa kali dia menaruh curiga pada orang sebaik Reyga. Pria itu tak pernah marah. Dia selalu memperlakukan Arsyila dengan baik dan sopan. Reyga bahkan memberikan Arsyila tempat tinggal, uang kuliah dan semua fasilitas yang belum pernah Arsyila rasakan. Orang sebaik itu …. Bagaimana cara Arsyila membalas kebaikannya itu?Arsyila duduk melamun di kamarnya. Tak ada yang bisa dilakukannya selain menatap langit-langit kamar. Kemarin Arsyila berbaring seharian di ranjangnya. Lalu hari ini juga. Bibi Esti mengatakan Arsyila baru bisa melepas infusnya nanti sore. Bibi Esti ini selain menjadi asisten rumah tangga, dia juga merangkap sebagai dokter keluarga. Mungkin berlebihan menyebutnya dokter. Tapi semenjak nyonya Sisilia jatuh koma, bibi Esti belajar tentang medis. Reyga membiayainya secara khusus. Dari pada membayar dokter dari luar, Reyga lebih suka jika bibi Esti sendiri yang mena

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 68 ; Obat Patah Hati

    Arsyila menghela napas, menatap makanannya tidak berselera. Sudah seminggu sejak infusnya dilepas, namun Arsyila belum juga mendapatkan kembali selera makannya. “Seharusnya saya meminta tuan saja yang menyuapi Anda,” ucap Anes terlihat kecewa saat membereskan makanan Arsyila. Pasalnya Arsyila hanya bisa makan sedikit lebih banyak jika Reyga menyuapinya. Sekarang Reyga tak lagi menyuapi Arsyila. Setelah meninggalkan pekerjaannya berhari-hari, Reyga kembali sibuk mengurus pekerjaannya. Awalnya Reyga ingin merawat Arsyila, namun Arsyila dengan cepat menolaknya dan meyakinkan Reyga jika dirinya sudah baik-baik saja. “Suamiku sangat sibuk, Anes. Tolong jangan katakan apapun padanya,” jawab Arsyila kembali masuk ke dalam selimutnya. Anes mendesah kecewa. Arsyila sudah kehilangan banyak berat badannya. Tubuh gadis itu sangat-sangat kurus. Anes khawatir tubuh nyonyanya benar-benar habis hingga menyisakan tulang-tulangnya saja.“Nyonya, sudah satu minggu lebih Anda hanya berdiam diri di kama

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 69 ; Giat Belajar

    Percakapannya dengan Anes di taman waktu itu cukup banyak berpengaruh pada Arsyila. Sudah satu minggu sejak hari itu, Arsyila menunjukkan perubahan yang lebih baik. Gadis itu tak lagi mengisolasi dirinya di dalam kamar. Setidaknya Arsyila akan keluar sesekali dan berjalan-jalan ringan. Porsi makannya juga sedikit bertambah meskipun Arsyila masih belum bisa menghabiskan makanannya. Itensitas Arsyila melamun juga berkurang. Sekarang Arsyila mulai menyibukkan dirinya. Arsyila lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar di dalam kamarnya. Membaca beberapa modul fasion, menggambar beberapa design pakaian dan menggambar pola-pola dasar. Itu semua adalah materi yang Arsyila lewatkan di kelasnya. Sangat disayangkan mengingat Arsyila sudah sering membolos kuliah. Mungkin sudah lebih satu bulan Arsyila tidak absen di kelas? Entahlah, tapi Arsyila kini bertekad untuk belajar dengan giat dan mengejar ketertinggalannya.“Syila,” panggil suara bariton membuat Arsyila terk

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-09
  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 70 ; Suami Tumbang

    Arsyila membuka matanya. Mata coklatnya terbelalak kala merasakan beban berat jatuh ke sebelah bahunya. Berat. Arsyila berubah panik menyaksikan tubuh Reyga yang tumbang menimpanya. Arsyila buru-buru memeluk tubuh Reyga erat merasakan bebannya semakin berat. Gadis itu berdiri dengan sempoyongan. Dengan panik Arsyila berteriak memanggil Anes dan bibi Esti untuk membantunya.“Sepertinya Tuan terlalu memaksakan dirinya. Asam lambungnya naik dan demamnya cukup tinggi,” ucap bibi Esti setelah memeriksa keadaan Reyga. Setelah berhasil membaringkan tubuh Reyga ke atas ranjang, Arsyila melepaskan sepatu Reyga dan menyimpan tas kerja suaminya. Sedangkan Anes sedang menjaga nyonya Sisilia di kamarnya.“A-apakah parah?” tanya Arsyila dengan cemas. Ini pertama kalinya Arsyila melihat Reyga tumbang.“Ini hanya efek kelelahan. Nyonya tidak perlu khawatir. Jika Tuan beristirahat beberapa hari, dia pasti akan pulih,” jawab bibi Esti tenang seolah yang dialami Reyga bukanl

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-10
  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 71 ; Merawat Suami

    “Jangan pergi.” Reyga kembali mengulangi perkataannya dengan suara yang serak. Pria itu menarik lengan Arsyila. Membuat Arsyila yang hampir beranjak mulai kembali duduk di sebelahnya.“Kau akhirnya bangun. Bagaimana perasaanmu?” Reyga menatap Arsyila linglung. Tak menanggapi pertanyaan Arsyila. Melihat bibir kering Reyga, menyadarkan Arsyila untuk mengambil air minum.“Oh, sebentar.” Arsyila berusaha melepaskan cengkraman Reyga di lengannya. Namun bukannya terlepas, Reyga justru semakin menariknya kuat. Arsyila terkejut. Gadis itu memekik saat tubuhnya jatuh menimpa tubuh Reyga. Arsyila yang panik buru-buru bangkit. Namun sepasang tangan kekar membuat tubuh Arsyila sulit bergerak. Arsyila menegang. Jantungnya mulai berdebar.“Aku senang kamu ada di sini.” Suara itu masih terdengar serak. Mata coklat Arsyila melebar bersamaan dengan tangan Reyga yang semakin memeluknya erat. Bagaimana posisinya bisa jadi seperti ini? Wajah Arsyila memerah. Tenggorokan Arsyila mendadak kering. Dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-27

Bab terbaru

  • Rahasia Kematian Syakila   Extra III : Kelahiran Aluna

    Arsyila selalu merasa senang menghabiskan waktu bersama Syakila. Apalagi semenjak penculikan yang dilakukan tuan Derin terakhir kali. Arsyila jadi over protektif pada kakaknya. Arsyila terus mengekor kemanapun Syakila pergi, kecuali saat bersama Zhou tentunya. Arsyila yakin Zhou bisa menjaga kakaknya. Yah, walaupun Arsyila seringkali memprotes Zhou karena Zhou suka memonopoli Syakila. Arsyila cemburu karena waktu yang Zhou habiskan bersama Syakila lebih banyak dari dirinya. “Kakak, padahal di taman rumah kita juga memiliki bunga. Kenapa kita harus jauh-jauh datang kemari hanya untuk melihat bunga? Lagi pula bunga ini terlihat biasa saja.” Arsyila menyentuh kelopak bunga daisy dengan telunjuknya. Semalam dia sempat berdebat dengan Syakila hanya karena masalah bunga. Beberapa hari terakhir Syakila dengan keras kepala ingin pergi ke Ossy Blossom, rumah kaca terbesar di Oswald. Arsyila tentu saja menentangnya. Usia kandungan Syakila yang sudah tua membuat Arsyila merasa was-was membawa

  • Rahasia Kematian Syakila   Extra II : Salah Tingkah

    Arsyila bangun dengan rasa pegal di seluruh tubuhnya. Rasanya seperti dia baru saja mengikuti lomba lari berpuluh-puluh kilo meter dan lomba angkat beban puluhan kilo dalam waktu bersamaan. Sebenarnya apa yang dilakukannya kemarin sampai tubuhnya sakit semua seperti ini? Terlebih, rasa tidak nyaman pada selakangannya benar-benar mengganggunya. Arsyila menggeliat dalam selimutnya. Gadis itu masih enggan untuk membuka kedua matanya yang masih berat. Arsyila berniat untuk melanjutkan tidurnya sampai sebuah suara mengejutkannya.“Kamu sudah bangun?”Seketika kedua mata Arsyila terbuka lebar. Bola mata Arsyila rasanya hampir melompat melihat sosok Reyga yang terlihat sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Dengan wajah pucat, Arsyila menatap horor suaminya. Ketika Arsyila mengingat apa yang sudah terjadi semalam, gadis itu terbengong dengan wajah yang sulit dibaca.“Kamu terlihat pucat. Apa kamu merasa sakit?” Ibu jari Reyga mengusap wajah Arsyila perlahan. Pria itu terlihat cemas. Sentuhan R

  • Rahasia Kematian Syakila   Extra I : Tidur Bersama

    “Ka-karena kita suami istri, kita harus tidur satu ranjang!”Arsyila ingat bagaimana dirinya dengan percaya diri mengatakan itu pada Reyga. Tapi kemana perginya rasa percaya dirinya itu sekarang?! Arsyila yakin Reyga pasti memandangnya sebagai gadis yang agresif. Dan juga … tak tau malu. Kenyataannya Arsyila benar-benar serakah. Tak cukup dengan meminta Reyga berjanji tak akan meninggalkannya. Selanjutnya Arsyila meminta Reyga berbagi ranjang dengannya. Setelah berbagi ranjang, mungkin selanjutnya Arsyila akan meminta ruang di hati Reyga? Entahlah, Arsyila sendiri tak bisa menahan gejolak yang ada di hatinya. Gadis itu sungguh-sungguh tergila-gila pada suaminya.Rasa ingin memiliki, rasa ingin dicintai, rasa ingin menguasai. Perasaan semacam itu terus berkembang hingga tak terbendung. Mereka mengendap di dasar kemudian tiba-tiba muncul di permukaan dengan membabi buta. Seperti tanaman eceng gondok yang dengan cepat menyelimuti seluruh permukaan sungai. Se

  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 104 ; Akhir Bahagia

    “Kakak, kakak cantik sekali!” puji Arsyila kesekian kalinya. Di depannya, Syakila tengah mematut dirinya di depan cermin. Dalam balutan kain warna putih, Syakila terlihat sangat anggun dengan gaun pengantin.Lima bulan telah berlalu sejak persidangan tuan dan nyonya Derin. Syakila telah melahirkan bayinya sebulan kemudian. Seorang gadis kecil yang sangat mirip dengan Syakila telah lahir ke dunia. Namanya Aluna, itu adalah nama yang telah diberikan Zhou untuk putri Syakila.Arsyila sendiri sudah memulai kembali kehidupan kampusnya. Arsyila keluar dari universitas Teroa, lalu berpindah ke universitas Aegyo di Oswald yang tidak begitu jauh dari rumah. Berbeda dengan saat di Teroa, di Aegyo Arsyila lebih rajin dan benar-benar fokus pada cita-citanya menjadi designer profesional.“Aluna sayang, lihat mamamu terlihat gugup sekali.” Aluna terlihat tertawa di dalam gendongan Arsyila. Bayi tiga bulan itu seolah mengerti apa yang dikatakan Arsyila.“Lihatlah, bahkan putrimu mentertawakan mamany

  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 103 ; Keputusan Perceraian

    “Mari kita bahas perceraian kita.”Tubuh Arsyila menegang. Mata coklatnya melebar penuh keterkejutan. Persidangan tuan Derin sudah selesai, dan tak ada alasan lagi untuk mereka menunda perceraian. Arsyila bahkan sudah mempersiapkan hatinya jauh-jauh hari. Namun hatinya tetap terguncang saat kata perceraian keluar dari mulut Reyga sendiri.“Be-benar.” Sulit untuk mengendalikan perasaannya. Rasanya Arsyila ingin menangis. Gadis itu menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Berusaha untuk menahan air mata agar tidak jatuh dari kedua matanya. Tidak, Arsyila merasa sangat tidak siap sekarang!“Syila, aku—“Suara perut Arsyila yang nyaring menginterupsi pembicaraan mereka. Arsyila menundukkan kepalanya. Wajahnya seketika memerah. Air mata lolos dari mata coklatnya. “Uhh, a-aku sangat lapar!”Ini memalukan! “Lapar! Waaa!” Karena terlanjur malu, lebih baik totalitas saja. Jika itu bisa menghentikan perceraianannya, Arsyila pasti rela melakukannya. Arsyila menangis keras seperti anak-anak. Berti

  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 102 ; Panti Asuhan

    “Kak Reyga, kakak jadi lebih tampan!”“Aku rindu kak Reyga!”“Kak Reyga, mana permen yang kakak janjikan bulan lalu?!”“Kak Reyga, ayo menikah denganku!”Reyga hanya tertawa menanggapi anak-anak yang mengerubunginya. Suasana hati pria itu terlihat bagus. Ekspresi senangnya berbanding terbalik dengan wajah yang ditunjukan Arsyila sekarang. Gadis itu terlihat masam dan semakin masam. Tanpa disadari Arsyila, bibirnya telah cemberut melihat para anak perempuan centil yang menggoda suaminya.Mereka hanya anak-anak. Benar, mereka hanya anak-anak!Arsyila berusaha menenangkan hatinya. Sedikit konyol memikirkan dirinya yang merasa cemburu hanya karena anak kecil. Tapi begitu melihat salah satu anak perempuan yang berusia sekitar tujuh tahun mencium pipi suaminya, Arsyila tak bisa lagi mempertahankan ketenangannya. Tidak, dia tak bisa diam saja! Arsyila tak bisa membiarkan ini lebih lama!Anak-anak itu bukan sekedar anak-anak kec

  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 101 ; Persidangan

    Hakim telah menjatuhkan hukuman untuk Tuan dan Nyonya Derin atas kasus penculikan anak. Dua belas tahun penjara untuk Nyonya Derin. Sedang tuan Derin mendapatkan hukuman dua kali lipat dari istrinya karena kejahatan berlapis yang dilakukannya. Semua orang hadir, termasuk Nora dan Yerina yang datang sebagai saksi.Borya telah ditutup. Reyga memberikan tempat kerja yang layak untuk para mantan pekerja Borya. Beberapa orang mengikutinya, sedang beberapa seperti Yerina menolak tawaran pekerjaan yang telah diberikan Reyga. Yerina lebih suka memilih sendiri jalannya.Arsyila menatap tuan dan nyonya Derin. Mereka berdua tampak lebih kurus dari yang terakhir Arsyila lihat. Arsyila tak akan bisa melupakan kejahatan yang telah diperbuat tuan Derin terhadap kakaknya dan dirinya. Jadi sampai kapan pun Arsyila tak akan bisa memaafkan pria paruh baya itu. Bahkan setelah semua ini tak ada sedikit pun raut bersalah di wajah tuan Derin.Berbeda dari tuan Derin, Arsyila bis

  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 100 ; Coklat Panas Tengah Malam

    Malam itu Arsyila dan Syakila tidur di kamar nyonya Sisilia. Berkumpul dalam selimut yang sama merayakan kembalinya keluarga mereka. Syakila dan nyonya Sisilia terlihat sudah jauh berlayar dalam alam mimpinya, berbeda dengan Arsyila yang masih terjaga. Sekeras apapun Arsyila berusaha menutup matanya, gadis itu sama sekali tak bisa terlelap. Hatinya terasa tidak tenang. Kantuk sama sekali tak menghampirinya. Ini sudah lewat tengah malam. Tapi kedua matanya justru semakin segar. Hari ini seharusnya menjadi hari bahagianya karena akhirnya dia bisa berkumpul bersama kakak dan ibu kandungnya. Tapi ternyata Arsyila tidak sepenuhnya merasa demikian. Arsyila merasa senang, tentu saja. Tapi disaat yang sama Arsyila juga merasa gelisah. Ini tentang hubungannya dengan Reyga. Setelah hari ini, Arsyila tidak bisa membayangkan bagaimana kelanjutan dari hubungan mereka.Mendesah dengan frustasi. Arsyila pikir dirinya tidak bisa berdiam diri seperti ini. Arsyila akhirny

  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 99 ; Kebenaran yang Diungkap

    “A-apa ini?” Arsyila menatap amplop coklat di tangannya dengan wajah kebingungan. Begitu dirinya dan Syakila datang dan ikut berkumpul, Reyga sama sekali tak menjelaskan apa-apa. Pria itu justru memanggil Roby yang membawa beberapa tumpukan dokumen. Amplop coklat yang ada di tangan Arsyila saat ini adalah salah satunya.Arsyila mengedarkan tatapannya pada semua orang yang ada di ruangan itu. Arsyila bisa menangkap raut tegang dari semua wajah itu. Tak terkecuali Reyga, bahkan nyonya Sisilia juga. Mata amber nyonya Sisilia terlihat berkaca-kaca. Wanita paruh baya itu terlihat menahan berbagai emosi dalam dirinya. Ketika Arsyila melihat kakaknya, dia cukup heran dengan sikap tenang sang kakak. Tidakkah Syakila juga merasa bingung dengan situasi yang mereka hadapi sekarang? Bagaimana kakaknya bisa setenang itu? Arsyila bertanya-tanya dalam hatinya.“Aku tau kamu pasti merasa bingung. Jadi bukalah itu, itu adalah kebenaran yang harus kamu ketahui.”“Kebenaran?

DMCA.com Protection Status