Share

Mendaki.

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2024-10-24 09:09:37

Pagi itu, ketika matahari belum sepenuhnya muncul di ufuk timur, ketiga orang muda tersebut mulai bergerak. Dalam sekejab, rumah Nyonya Ciak terlihat mengecil, sementara Xander, Clara dan Shen terlihat bersemangat dengan misi pendakian mereka.

Udara dingin pagi menyapu kulit mereka, membawa serta desiran angin yang menusuk, sementara tanah berbatu yang mereka lalui terasa keras di bawah kaki.

Cakrawala terbentang jernih, memberikan pemandangan yang begitu tenang.

“Semoga kita tidak bertemu kabut yang muncul tiba-tiba di tengah perjalanan,” kata Shen, memecah keheningan. Sebagai penunjuk jalan, Shen tampak paling siap, dengan ransel berat yang digendongnya, jauh lebih besar dibandingkan dua tamunya.

Namun bukan berarti Clara dan Xander tidak membawa beban.

Mereka masing-masing juga menenteng ransel di punggung, berisi barang-barang penting untuk perjalanan.

Tapi hanya Xander yang tahu, bahwa dari ketiganya, dia adalah yang paling siap.

Sistem yang ia miliki menyimpan segala yang ia but
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Helikopter di Puncak Kunlun.

    Setelah melewati pendakian yang melelahkan dan medan berat yang penuh tantangan, mereka bertiga—Xander, Clara, dan Shen—sudah hampir mencapai titik tujuan yang tertulis di peta. Langkah-langkah mereka kini terasa lebih mantap meski tubuh mereka telah didera keletihan.Xander berjalan di belakang Clara, matanya memandang punggungnya sambil tersenyum tipis. Dalam hati, ia merasa lega.“Beruntung aku punya jam tangan pintar ini,” pikirnya dengan senyum penuh rahasia.“Hanya dengan sekali scan, alat canggih ini mampu menganalisis jalur terdekat dan paling efisien, membawa kami ke lokasi tanpa kesulitan berarti. Semua ini berkat teknologi satelit dan foto udara yang sangat akurat.” Xander hampir tertawa, tapi ia menahannya. Takut jika rahasianya terbongkar di hadapan Clara dan Shen.“Dalam benak mereka, aku mungkin dianggap seorang jenius yang seolah memahami area hanya dengan sekali pandang. Padahal, aku cuma mengandalkan teknologi canggih yang diberikan oleh sistem. Hahaha...” Xander men

    Last Updated : 2024-10-25
  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Pria Berbusana Ketat Serba Putih.

    Saat suara raungan helikopter menggema, debu dan rumput kering berterbangan dari sisi bukit. Xander, Clara, dan Shen saling berpandangan, masing-masing menyimpan rasa penasaran.“Apa itu?”“Ayo kita lihat!”“Aku penasaran!”Spontan, ketiga anak muda itu langsung bergerak. Kursi bongkar-pasang mereka terguling, meja dan peralatan kopi terbengkalai begitu saja. Mereka berlari dengan hati-hati menuju area helikopter, tanpa sempat membereskan apa pun.Untuk menjaga keamanan, mereka berlindung di balik batu terjal yang tinggi—tempat yang aman dari pandangan seorang pria yang sudah lebih dulu berada di bawah helikopter.Di antara kibasan angin kencang dari baling-baling, pria itu berdiri dengan kacamata hitam, berpakaian seperti tentara bayaran. Pandangannya tajam dan penuh kewaspadaan, sementara tangannya memegang senapan otomatis Browning M2 yang terlihat kokoh dan menakutkan.“Ada penjaga di bawah? Dan dia bahkan bersenjata api?” desis Shen, tak percaya. Ia selalu mengira Gunung Kunlun a

    Last Updated : 2024-10-26
  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Penemuan Aneh.

    Tak lama kemudian, kesibukan orang-orang berpakaian serba hitam, yang tampak seperti tim satuan khusus, menghilang dari datarandi lereng Gunung Kunlun.Bersepuluh mereka, bersama Nathan Wijaya—pria dengan setelan serba putih yang menjadi pusat perhatian — seketika lenyap dari pandangan, seolah ditelan bumi. Padahal, Xander tak pernah berkedip sedikitpun menonton aksi mereka.“Pasti ada rahasia, mereka menghilang seperti itu,” kata Xander pelan.ROAAR! Suara helikopter yang mengudara.Tak lama kemudian, suara deru helikopter perlahan memudar, menyisakan keheningan yang membingungkan.Kini, hanya suara desiran angin yang terdengar di lereng Gunung Kunlun, membawa hawa dingin yang menggigit. Tak ada jejak yang tersisa dari kedatangan dramatis mereka. Bagi ketiga anak muda itu, kejadian yang terjadi barusan, itu seperti sebuah ilusi belaka.“Kemana mereka pergi? Orang-orang tadi… hilang begitu saja?” Clara berbisik, suaranya mengandung rasa penasaran.Xander menoleh, mengawasi keadaan sek

    Last Updated : 2024-10-27
  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Kecepatan Tak Terkendali.

    Setelah menerima peringatan tentang aktivitas zat radioaktif dari jam tangan pintarnya, Xander cepat-cepat menunduk, berpura-pura mencari sesuatu di dalam ranselnya. Padahal, kalian bisa menebak sendiri, ia sebenarnya tengah mengeluarkan benda dari ruang inventaris di sistemnya.“Apa lagi yang akan Anda lakukan? Bukankah seharusnya kita mulai menjelajah isi gua ini?” tanya Clara dengan nada suara yang sudah mulai kehilangan kesabaran, meski ada getaran takut yang tak bisa disembunyikannya.Di balik ketakutan yang menggelayuti hati gadis itu, satu hal tak bisa dielakkan: rasa tantangan menggelorakan semangat dalam jiwanya.Dia merasakan semangat membara setiap kali menatap aktivitas misterius para orang aneh yang turun dari helikopter, seperti hantu yang muncul dari kegelapan malam.“Ini!” seru Xander sambil tersenyum lebar, seolah menemukan harta karun tak terduga. Ia mengangkat tiga lembar pakaian tipis yang mengkilap seperti perak—semacam hazmat, pakaian pelindung yang tampak futuri

    Last Updated : 2024-10-28
  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Sang Dukun.

    Di dalam gua yang dalam dan misterius di Gunung Kunlun, di perut bumi yang gelap, Xander, Clara, dan Shen meluncur di troli yang tidak terkendali dengan cepat...SREEET – bunyi keras bergema, disertai rasa ngilu yang menembus jantung mereka.Tiba-tiba, gerbong kereta pengangkut barang itu melakukan pengereman mendadak. Meskipun tidak langsung berhenti, percikan api berkilau di kegelapan, menciptakan suasana yang semakin menakutkan bagi ketiga anak muda itu. “TOLONG!” teriak mereka dalam hati.Hingga akhirnya....WUSH!ARGH!Troli itu benar-benar berhenti secara dramatis, dan gaya dorong yang dihasilkan akibat kecepatan troli menambah ketegangan di antara mereka. Dalam sekejap penuh gejolak, mereka bertiga terjun ke dalam tumpukan busa tebal yang terasa asing. Sesuatu yang sama sekali tidak terduga dalam situasi mencekam seperti ini.Sejurus kemudian, rasa panik yang menguasai mereka mulai pudar, digantikan oleh kelegaan.“Kita selamat!” teriak Clara, suaranya menggema di ruang gua yan

    Last Updated : 2024-10-29
  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Tiga Jarum Perak.

    Namun, dalam Kitab Sembilan Matahari yang dipelajari Xander dari manual saat liburan di Shanghai, terdapat banyak hal menarik. Kitab ini bukan sekadar kumpulan pengetahuan; isinya adalah seni bela diri tingkat tinggi yang berasal dari zaman kuno—sebuah warisan budaya yang sarat dengan misteri.Selain itu, di dalamnya juga terkandung banyak teknik alkimia dan seni penyembuhan, termasuk teknik tusuk jarum yang digunakan oleh para tabib.Dalam momen yang penuh ketegangan ini, tanpa menimbulkan kecurigaan sedikit pun, tangan Xander tiba-tiba muncul dengan tiga jarum perak yang berkilau. Ketiga jarum ini disembunyikannya dalam tinjunya yang terkatup, mengarah ke tanah, seolah-olah tak ada yang mencurigakan.“Lihat jarum perak!” teriak Xander dengan suara yang menggema, mengejutkan Tuan Liang dan dua pengawal di sampingnya.“Apa itu?” seru Tuan Liang, matanya melebar saat tiga garis cahaya putih berkelap-kelip meluncur sangat cepat dari tangan Xander.Dalam seni pengobatan tusuk jarum yang

    Last Updated : 2024-10-30
  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Kilatan Jarum Perak di Kegelapan.

    Ketika Xander berjalan di dalam ruangan dengan lantai batu-batu dingin, ia mengikuti suara ribut yang semakin keras terdengar.Setiap langkahnya terdengar tenang, tetapi jam tangan pintarnya bergetar semakin intens. Lampu merah pada jam tersebut berkedip-kedip, mengeluarkan sinyal peringatan yang mendesak.Dengan nada tegas, Xander memperingatkan kawan-kawannya.“Sebaiknya kalian berhati-hati. Pastikan pelindung Hazmat kalian tidak bolong, dan kenakan helm pelindung. Alat pendetektorku menunjukkan ada radiasi tinggi di dalam sana. Jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan!”Mendengar penjelasan Xander yang serius, Clara dan Shen langsung berhenti melangkah. Tanpa perlu diperintah, mereka saling melakukan pengecekan silang atas pakaian pelindung yang mereka kenakan.“Aman!” kata Clara dengan suara yang terdengar lega.“Aman!” balas Shen, diiringi napasnya yang samar.Dengan meredanya sedikit ketegangan, saat itulah Xander memberi izin untuk melanjutkan perjalanan. “Ayo teruskan p

    Last Updated : 2024-10-31
  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Penambangan Illegal.

    Setelah berhasil mengalahkan dua pria bertubuh tinggi besar hanya dengan jarum perak, Xander berbicara dengan santai, tak peduli pada tatapan kekaguman yang terpancar dari dua kawannya, Clara dan Shen.“Mari kita lanjutkan perjalanan ini,” bisik Xander percaya diri. “Aku yakin, di balik pintu ini, semua misteri Gunung Kunlun akan terkuak!” tambahnya dengan nada tegas.Saat mendengar itu, semangat Clara dan Shen kembali menyala. Sebelumnya, mereka merasa putus asa menghadapi para penjaga yang memiliki ilmu bela diri tinggi dan keahlian dalam mengoperasikan senjata mesin. Rasa tidak berdaya itu semakin mengganggu mereka, hingga mereka merasa tidak mampu memberikan bantuan yang berarti bagi Xander.Kini, rasa percaya diri mulai tumbuh dalam hati mereka. Clara, yang tak dapat menahan rasa kagumnya, segera memuji Xander.“Xander... tak kusangka kamu sungguh lihai dalam seni bela diri. Bahkan sangat istimewa, memanfaatkan jarum akupunktur untuk bertarung!” Pancaran sinar mata Clara tidak da

    Last Updated : 2024-11-01

Latest chapter

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Pernikahan Di Hutan Tropis.

    Ternyata, perasaan Lisa Nuya sama sekali tidak berdasar.Nyonya pemarah itu, mengenakan mantel bulu cerpelai mewah yang mengkilap, tampak seperti seseorang yang terbiasa dengan perhatian. Ia adalah seorang anggota Dewan Kota, dengan pengaruh yang tak perlu dipertanyakan. Kepergiannya menggunakan pesawat Diamond Air bukan hanya sekadar perjalanan biasa.Itu adalah ujicoba—kesempatan langka untuk menguji kecepatan dan pelayanan pesawat baru yang menghubungkan Kota Air dengan dunia luar, membuka pintu bagi semua yang ingin merasakan sensasi bepergian dengan layanan eksklusif.Di dalam pesawat, wanita eksklusif itu memanfaatkan momen dengan sangat baik.Dengan gaya khasnya, dia mulai mengambil gambar dari berbagai sudut, berusaha menangkap setiap detil yang menunjukkan kemewahan pesawat tersebut.Setelah beberapa kali mengambil gambar, ia akhirnya mengunggahnya ke akun media sosial pribadinya, seperti yang sudah diprediksi banyak orang.“Semua pemirsa, Pesawat Diamond Air ini benar-benar

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Di Konter Check In Diamon Airlines.

    Akhirnya, David Li mendapatkan masa percobaan selama tiga bulan.Jika dalam periode itu ia gagal mengubah kepemimpinan di perusahaan penerbangan yang sebelumnya lemah dan kurang pengawasan, maka kali ini Xander, sebagai pemilik perusahaan, menegaskan bahwa ia harus bersikap lebih tegas."Setelah tiga bulan, saya akan melakukan evaluasi terhadap kinerja Anda.” Jangan salahkan saya jika kali berikutnya saya terpaksa mengambil keputusan tegas, bahkan mungkin memecat Anda," ancam Xander, tatapannya tajam dan dingin."Mengerti, Tuan Sanjaya. Saya paham..." jawab David Li, sembari mengusap keringat dingin yang mengucur deras dari keningnya—padahal suhu ruangan itu sangat dingin."Saya akan bekerja lebih keras dan meningkatkan pengawasan di perusahaan. Terima kasih, Tuan Sanjaya, telah memberi saya kesempatan untuk terus menjadi direktur utama," tambah David Li dengan suara yang penuh kekukuhan.David Li menjabat tangan Xander dengan kuat.Xander hanya melempar senyum tipis kepada sang direk

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Akhir Drama Diamond Air.

    Di dalam kantor Direktur Utama, Michael Chen duduk sendiri dengan tubuh gemetar dan pikiran kalut.Rasa takut terus menghantuinya sejak pertama kali menyadari kemungkinan mengerikan—pemuda yang ia anggap remeh itu ternyata benar-benar Tuan Sanjaya.Keyakinannya semakin kuat ketika melihat bagaimana Direktur Utama, David Li, memperlakukan pemuda sederhana itu dengan penuh hormat, nyaris seperti seorang abdi pada majikannya."Apa yang harus kukatakan untuk menyelamatkan diri?" pikir Michael, berulang kali, seperti mantra yang terus menggema di dalam kepalanya.Pikiran itu menggerogoti ketenangannya, membuat waktu terasa berjalan sangat lambat, bahkan hingga pendingin udara di ruangan yang terlalu dingin membuat tubuhnya menggigil.Akhirnya, setelah penantian panjang yang terasa seperti siksaan, pintu ruangan terbuka.Xander masuk lebih dulu, berjalan dengan tenang namun penuh wibawa.Di belakangnya, David Li mengekor seperti anak ayam yang patuh pada induknya.Dua perempuan yang sebelum

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Kehancuran Sang Pelakor.

    Sophia adalah seorang influencer. Meskipun pengikutnya tidak lebih dari lima ribu orang, dia tetap rutin mengadakan siaran langsung.Setiap sesi ia manfaatkan untuk fleksing gaya hidupnya yang terlihat mewah dan glamor.Mayoritas kontennya hanya pamer, mulai dari tutorial makeup dengan produk-produk mahal yang ia beli dari uang hasil memeras Michael Chen, hingga tips berpakaian “stylish” dengan barang-barang dari butik premium.Sophia sangat cerdik memanfaatkan pengikutnya yang berasal dari masyarakat kelas bawah.Dengan manipulasi halus, ia membangun citra sebagai wanita karier sukses, meskipun kenyataannya jauh berbeda.Sebagian besar biaya hidup Sophia dibiayai Michael Chen. Liburan ke tempat-tempat terkenal yang biasa dikunjungi pasangan bulan madu, hingga biaya operasi plastik untuk mengubah hidungnya yang dulu pesek menjadi menjulang seperti puncak Gunung Himalaya, semua dibiayai oleh pria itu.Dengan cermat, Sophia menutupi fakta di balik kemewahan hidupnya, menciptakan citra

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Lawan Yang Setimpal.

    Sophia berjalan dengan langkah genit yang dipenuhi kepercayaan diri, mendekati Direktur David Li.Tatapannya sempat melirik David Chen yang melangkah lesu ke arah pintu, tetapi ia tidak menunjukkan niat untuk menghentikannya.Fokusnya kini telah berubah. "Jika aku bisa menguasai Direktur Li, bukankah ini berarti aku akan menjadi nyonya sejati di kantor Diamond Air ini?" pikirnya sambil tersenyum tipis."Michael Chen terlalu lemah. Memang dia direktur, tapi tak mampu memecat karyawan tetap!"Dengan pemikiran dangkal itu, Sophia mendekat sambil mengadopsi sikap yang dibuat-buat."Pemimpin Li, apa yang terjadi? Anda memarahi Direktur Chen? Apakah Anda memerlukan bantuan profesional saya?" tanyanya dengan nada prihatin.Tapi setiap kata yang meluncur dari bibirnya terasa mengandung racun tersembunyi.Tatapan Sophia berbinar saat ia menghela napas, menikmati momen yang menurutnya adalah langkah awal menuju kemenangan.Dalam benaknya, David Li sudah berada dalam genggamannya.Dengan tatapan

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Mempermalukan Michael Chen.

    Sementara itu, di depan pintu lift, Direktur David Li menahan langkah Xander yang baru akan turun mengikuti instruksi Hani, si petugas keamanan.“Tuan Sanjaya...” suara David Li terdengar ragu. Ia mencoba menghentikan aksi keempat orang itu.“Direktur utama...” sapa Hani buru-buru membungkuk dalam-dalam, hampir mencium lantai. Sebuah tindakan menjilat yang parah tak terselamatkan.Amy Liu dan Jessica Huang mengikuti dengan hormat, meskipun sikap mereka jauh lebih wajar.Namun, David Li tidak memedulikan ketiga orang itu. Fokusnya sepenuhnya tertuju pada Xander.“Anda adalah...” suara David Li menggantung, seolah mencoba memastikan apa yang ia pikirkan. Sorot matanya bertemu dengan Xander, yang mengedipkan mata santai, memberi sinyal jelas bahwa identitasnya sebaiknya tetap tersamarkan.“Panggil saja aku Xander. Xander Sanjaya...” ujar Xander dengan nada acuh tak acuh, seolah nama itu tak berarti apa-apa.Meski sudah jelas menyebutkan nama “Sanjaya,” Amy Liu dan Jessica Huang tidak men

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Tidak Tahu Malu.

    Namun, karena Sophia terus menangis keras tanpa setetes air mata, Michael Chen tidak punya pilihan selain menunjukkan empati. Bagaimanapun juga, Sophia adalah kekasih gelapnya. Ada rasa sakit yang samar saat melihatnya menangis.“Hani, seret ketiga orang itu keluar sekarang juga. Aku yang bertanggung jawab atas pemecatan Jessica Huang dan Amy Liu. Jangan biarkan situasi ini semakin kacau!” perintah Michael dengan nada tegas, disertai lirikan yang menyiratkan dukungan untuk Sophia.Sophia langsung menghentikan tangisannya yang berlebihan. Ia mendongak dengan mata merah, bukan karena air mata, tetapi akibat terlalu lama menguceknya.“Direktur Michael, apakah Anda sungguh melakukan ini demi keadilan?” tanya Sophia dengan nada manis yang jelas palsu. “Anda memang yang terbaik... Mari kita bersiap-siap menyambut Tuan Sanjaya,” lanjutnya dengan senyum sumringah, seolah drama tadi tak pernah terjadi.Michael sempat merasa aneh melihat perubahan drastis Sophia, tapi ia menepis pikirannya. Ia

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Drama Queen.

    Tak lama kemudian, Hani, si petugas keamanan yang lebih cocok disebut tukang parkir, sudah berada di aula. Hampir dua ratus karyawan berkumpul, menyaksikan aksi arogansi Sophia yang memanas."Hani! Usir mereka bertiga sekarang juga!”“Mereka sungguh memalukan, rakus menyantap hidangan yang seharusnya untuk Tuan Sanjaya! Manusia-manusia lancang!" seru Sophia dengan nada penuh kebencian, suaranya menggema di seluruh ruangan.Para karyawan, yang sebenarnya tidak menyukai Sophia, berbisik-bisik di antara mereka, mengomentari sikap arogannya.Tatapan mereka penuh rasa tidak suka, tetapi tak satu pun yang berani angkat bicara.Namun, di mata Sophia, bisikan itu adalah pujian atas ketegasannya. Dia memang ingin mencari muka di hadapan direktur utama, Tuan David Li, berharap bisa menaikkan posisinya.Pacar gelapnya, Michael Chen, adalah direktur pemasaran dan tidak punya kuasa di bidang SDM.Jadi, dengan membuat jasa semacam ini, ia berharap mendapat perhatian David Li agar Amy dan Jessica di

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Si Tukang Makan.

    Meskipun Diamond Air berada di gedung pencakar langit yang menjulang tinggi, perusahaan ini hanya menempati lantai tiga dan empat Sanjaya Tower.Lantai empat, tempat ruang direksi berada, memiliki desain minimalis dengan panel kayu elegan dan pencahayaan modern yang hangat, menciptakan suasana profesional yang sesuai dengan standar perusahaan.Xander, dengan penampilan yang sederhana namun penuh percaya diri, tiba-tiba muncul di ruang pertemuan yang luas.Meja panjang di tengah ruangan dipenuhi kue-kue mewah dan berbagai hidangan lezat. Aroma manis dari kue-kue tersebut memenuhi ruangan, menggoda siapa pun yang masuk.Semua ini tampaknya dipersiapkan dengan cermat untuk menyambut pemilik baru—Xander sendiri."Aku suka kue ini," bisik Xander pada dirinya sendiri, tanpa ragu mengambil sepotong besar tiramisu yang lembut dan kaya rasa."Hm, lezat," katanya sambil menjilat jarinya, menikmati setiap gigitan. Ia kemudian memotong sepotong besar pie susu yang menggiurkan, salah satu makanan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status