Share

64. Putri Yang Hilang

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2024-12-19 16:03:11
Siang tak seterik biasanya. Mendung dan kelam seperti hati Lilia yang saat ini sedang berada di preschool tempat Keano bersekolah untuk menjemputnya.

Ia berdiri melamun di dekat gerbang. Bergeming di antara lalu-lalang wali murid yang ada di tempat itu dan merasakan hatinya yang teriris, perih tak bisa dijelaskan.

Seperti ada duri yang tumbuh di dalam dadanya.

Kenangan semalam tentang bagaimana ia menjumpai Gretha yang berada di dalam satu kamar dengan William membuat netranya panas, dan secara tak sadar membuatnya meluruhkan air mata.

Lilia mencoba menepis dengan berulang kali mengatakan ia tak cemburu atas apa yang dilihatnya.

Namun … semakin hal itu ia lakukan, yang terjadi justru hatinya semakin retak. Benaknya berubah menjadi telaga lara.

“Mama,” panggil suara manis Keano yang membuat Lilia segera menyeka air matanya sebelum menoleh pada bocah kecil itu.

“Halo, Sayang,” sambut Lilia sembari berlutut di hadapannya, membalas pelukannya kemudian melepas tas kecil yang ada di punggung
Almiftiafay

Akaaaaakkk ini bonusnya yaa hehehehe, selamat membaca, selamat menebak-nebak apa yang terjadi 🤣 apakah jangan-jangan ...... Kabooorrr

| 30
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Adilah Ismail
wah lilia pasti adiknya ivana
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
kok jadi mikir klo lilia adek ivana ya? semoga aja bener biar tuh kereta sama nek lampir kena serangan jantung. nah loh willi anak laki mu marah
goodnovel comment avatar
Eva
Dan selama ini dia manipulatif juga dengan berpura pura baik di depan Ivana sama ayahnya padahal sebenarnya tidak. Jangan jangan dulunya si Bertha juga cuma pelayan atau malah babysitternya Ivana sama Leonora.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    65. Kau Anggap Aku Apa Bagimu?

    “Tidak!” jawab William atas tudingan anak lelakinya. “Papa tidak lupa dengan janji Papa pada Keano dan Mama. Lilia—” sebut William, memandang Lilia yang hanya bergeming. Melihat Keano yang tergugu dalam tangis dan hendak melampiaskan segalanya dengan memukul William, Giff yang tadinya hanya menyaksikan dari kejauhan bergegas mendekat. Dipeluknya Keano dan ia angkat pergi dari William serta Lilia. “Ikut Paman Giff dulu, Keano. Biar Mama dan Papa bicara,” bujuknya. Meski mendapat penolakan, tapi Giff bersikeras membawanya menjauh agar Keano tak mendengar percakapan keduanya. Suara tangis Keano menghilang di kejauhan. Menyisakan Lilia dan William yang berdiri berhadapan dalam kebisuan dingin yang membekukan kulit. “Saya tidak mengatakan apapun pada Keano,” ucap Lilia pertama-tama, menunduk meremas jari-jarinya untuk menahan air mata. “Keano melihat sendiri Nona Gretha yang turun dari kamar Anda.” “Lilia—” “Nona Gretha bilang ….” Lilia menyela William, berharap pria itu membi

    Last Updated : 2024-12-20
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    66. Sebuah Kehilangan

    William masih tak menyerah agar ia bisa menemui Keano dan Lilia. Ia berjalan menuruni tangga saat malam sudah cukup larut dan berpikir anak serta istriya itu sudah berada di rumah. Di depan pintu kamar Keano, William memuntir kenop dan mendorongnya. Tetapi saat hal itu ia lakukan, pintu itu hanya bergeming. Tak seperti biasanya yang dengan mudah dibukanya, malam ini lain. Pintunya terkunci dari dalam. Ia mendorong napasnya, matanya terpejam dengan pasrah karena sekarang ia merasa tak bisa melakukan apapun. Di dalam rumahnya sendiri … ia terasing. Lilia yang terbiasa diam dan menerima perlakuannya kini memberi sedikit perlawanan yang membuat William sadar bahwa apa yang pernah dipikirkannya benar. Dirinya ini, William Quist tidak bisa hidup tanpanya. Ia lebih suka mendengar Keano mendebatnya, atau mendengar Lilia bicara. Ia rasa itu lebih jauh lebih baik karena William masih bisa melihat dan bertatap muka dengan mereka. Ketimbang seperti ini, diacuhkan dan tak dianggap ada rasan

    Last Updated : 2024-12-20
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    67. Berbagi William

    “Kalian saja yang berpikir bahwa pernikahanku dan Lilia dilakukan secara diam-diam,” imbuh William. “Tidak ada hal seperti itu. Ivana yang memohon pada Lilia agar mau menikah denganku, dia juga bilang padaku bahwa dia akan pergi dengan tenang hanya jika Keano dirawat dan memiliki ibu seperti Lilia.” Sepertinya penjelasan darinya itu membuat mereka cukup terkejut. Selama ini mereka menganggap William menikahi Lilia secara diam-diam padahal tidak seperti itu kenyataannya. Keheningan terjadi lebih dari enam puluh detik sebelum suara bariton William kembali terdengar, “Jawabanku masih sama,” katanya. “Akan aku nikahi Gretha jika dia memberiku bukti!” William bangun dari duduknya, ia mengancingkan jas yang ia kenakan sebelum membawa langkah kakinya untuk pergi dari sana. Langkah demi langkah ia meninggalkan rumah orang tuanya untuk menuju pada Giff yang menunggunya di mobil yang ada di halaman. ‘Bukankah Gretha yang pertama kali memberi tahu soal pernikahanku dengan Lilia?’ batin Wil

    Last Updated : 2024-12-21
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    68. Sepertinya Bukan Trauma

    Selepas pertemuan dengan Nyonya Donna tadi siang, Lilia merenung dan memikirkan kalimatnya lebih banyak. Tak ada yang salah. Beliau memang benar bahwa dunia pasti lebih suka melihat William bersama dengan Gretha daripada dengannya. Di dalam kamar Keano sore ini, Lilia memandang bocah kecil yang masih terlelap itu. Sebuah pikiran menyinggahinya dan memberi dorongan agar sebaiknya ia kabur saja, melarikan diri dari sini, pergi yang jauh, sejauh mungkin ... ke tempat di mana William tak akan pernah bisa menemukannya. Tapi, saat keinginan itu tumbuh semakin hebat, aneh sekali... hati kecil Lilia menolak. Menatap Keano yang polos dan tak tahu apa masalah orang dewasa, seolah tengah membujuk Lilia agar ia bertahan sebentar lagi. Bahwa sekarang ini … bukan hanya dirinya yang hancur, tapi Keano juga. Lilia menoleh ke arah pintu kamar yang terbuka, menjumpai Agni yang masuk dan dengan langkah yang pelan menghampiri Lilia. Wanita paruh baya itu menunduk dan berbisik di telinganya, “Non

    Last Updated : 2024-12-21
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    69. Aku Tak Mau Kehilanganmu

    “Setelah itu Anda lakukan, menikahlah dengan Nona Gretha,” ulang Lilia dengan suaranya yang masih sama gemetar. Sekujur tubuhnya terasa kebas, rasa sesak menusuk ulu hatinya hingga retak tetapi ia berulang kali menguatkan diri agar tidak menangis di hadapan William. “Kenapa?” tanya William, satu langkah yang diambilnya justru dibalas Lilia yang menghindarinya dengan beberapa jarak ke belakang. Sedangkan Giff yang tadi datang dengan William lebih memilih untuk pergi, memberi ruang sepenuhnya untuk mereka berdua. “Kita juga tidak menikah secara resmi, akan lebih mudah karena tidak perlu ada yang diurus,” jawab Lilia. “Cukup katakan talak saja pada saya, maka pernikahan kita akan usai.” William tak menanggapinya. Pria itu bergeming. Sementara Lilia menunduk saat melihat rahangnya yang mengetat. Kebisuan memerangkap mereka lebih dari enam puluh detik sebelum Lilia mendengarnya kembali bicara. “Lalu, bagaimana dengan Keano, Lilia?” tanyanya. “Kamu tahu anakku tidak bisa hidup tanp

    Last Updated : 2024-12-21
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    70. Jangan Menyentuh Lilia-ku!

    Suara benda pecah belah menggema di setiap penjuru ruang makan. Menimbulkan kebisingan selama beberapa saat sebelum keadaan menjadi hening. “Kamu gila?!” tanya Nyonya Donna dengan suara yang sangat lantang pada anak lelakinya. “Apa yang sedang kamu lakukan ini, Liam?!” Napas William naik turun tak beraturan, matanya sesaat terpejam. Cicit ketakutan dari Gretha yang mencemari indera pendengarnya membuat William justru semakin muak. Matanya terbuka setelah itu, panas, ia bisa merasakan ledakan api meluap-luap dari dalam dadanya. “Bisa-bisanya kalian semua malah makan-makan di sini setelah menyakiti Lilia,” desisnya, menyapukan pandang pada semua orang yang duduk menegang di kursi mereka masing-masing. “Jangan menyentuh Lilia!” peringatnya tak main-main. “Terutama Mama.” Sepasang matanya terarah lurus pada Nyonya Donna yang membeku tatkala melihat kedua telinga William yang memerah. Bara tengah menyulutnya dengan hebat. “Mama pikir aku tidak tahu apa yang Mama lakukan tadi siang p

    Last Updated : 2024-12-22
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    71. Visum, Bersediakah?

    “V-visum?” ulang Gretha dengan pupil mata berlapis lensa ambernya yang gemetar. “Kak Liam bilang visum?” “Iya, semua akan terlihat dengan jelas lewat visum,” jawabnya. “Kamu harusnya tahu soal itu, ‘kan? Jika benar aku memperkosamu malam itu, hal pertama yang seharusnya kamu lakukan adalah pergi untuk visum, jadi kamu tidak perlu menggunakan banyak tenaga untuk bercerita karena ada bukti di tanganmu.” “A-aku masih sangat trauma, Kak Liam,” jawab Gretha. “Aku benar-benar tidak ingin mengingat kejadian malam itu. Aku tidak ingin mengingat saat Kak Liam—” “Tidak ingin mengingat?” potong William, dengus napasnya terdengar berat saat kedua tangannya berada di pinggang, menatap Gretha dengan alis berkerut penuh kebingungan. “Kamu bilang tidak ingin mengingat apa yang terjadi malam itu tapi mendatangi Lilia?” imbuhnya. “Di rumah yang kamu sebut sebagai ‘trauma’ itu?” William tertawa lirih, seperti yang pernah ia perdengarkan pada pertemuan mereka sebelumnya, malam ini pun sama. Dar

    Last Updated : 2024-12-22
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    72. Bolehkah Aku Mencintaimu?

    Lilia membeku di tempat ia berdiri saat William justru memeluknya semakin erat. Tak ada yang bicara untuk beberapa lama. Hanya napas mereka yang mengisi hening hingga Lilia meraih kedua lengan kekarnya dan memaksa William agar berdiri tegak. “Tuan William,” panggil Lilia. Pria itu tak menanggapi selain mengunci maniknya dengan sepasang netranya yang kelam. “Apa yang Anda lakukan ini? Bagaimana kalau Keano melihat Anda seperti ini?” tanyanya. Kedua bahu William jatuh mendengar itu. Pandangannya berpindah lebih rendah, ke bibir Lilia dan ia menundukkan kepalanya. Hidung mereka hampir bersentuhan sebelum Lilia menghindar dan menahan dadanya dengan kedua tangannya. “Kembalilah ke kamar Anda!” pinta Lilia. “Sudah terlalu malam untuk berkeliaran.” “Tidak mau,” tolak William. “Aku mau tidur di kamarnya Keano.” “Tuan William tidak boleh tidur di sana,” tolak Lilia. “Kenapa?” “Anda bau alkohol,” jawabnya. William hampir limbung ke depan tetapi hal itu gagal terjadi sebab Lilia menah

    Last Updated : 2024-12-23

Latest chapter

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    266. Kita Ulangi Lagi

    "Karena aku pikir kamu melakukan sesuatu dengan Nicholas saat kamu pergi dengannya waktu itu," aku William, apa yang ia katakan sekarang sama dengan kebingungan yang tadi dilihat oleh Lilia sebelumnya saat pria itu menanyakan apakah ia masih perawan.Lilia tersenyum mendengar pengakuan itu, "Makanya saat itu kamu sangat marah padaku?" tanyanya. "Karena kamu berpikir aku dan Nicholas melakukan sesuatu di belakangmu padahal saat itu masih dalam suasana berduka?"William mengangguk sebagai jawaban, "Iya. Ternyata aku benar-benar terlalu jauh menuduhmu.""Apakah setelah ini kamu masih akan mengatakan bahwa aku dan Nich—""Tidak, Lilia ...."William menyentuh rahang kecilnya, menunduk membuat mereka menjadi lebih dekat dan mendaratkan sebuah kecupan di sana."Apa rencanamu setelah ini, William?" tanya Lilia pada William yang mendekapnya dan membuat Lilia meringkuk di dada bidangnya."Melanjutkan laporan soal Gretha yang sudah membakar vila, dan membuktikan bahwa bukan aku yang sudah membua

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    265. Masih Perawan

    Api yang membakar mereka telah padam ....Lilia masih terdiam, merasakan bunga yang tumbuh di sela-sela retakannya yang kini hampir tak lagi dijumpai sakitnya.Ia melihat William menarik dirinya, pria itu beranjak turun dari tempat tidur setelah membelai lembut rambut Lilia dan membisikkan ia akan kembali sebentar lagi.Lilia bisa melihat siluet tubuhnya yang sempurna, yang menghilang selama beberapa detik dari pandangannya sebelum ia kembali dalam balutan sleep wear berwarna gelap yang telah menutup tubuhnya."Kamu bisa bangun?" tanyanya pada Lilia yang masih terbaring tak berdaya dan belum lama menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.Ia mengangguk dan menerima tangan William saat pria itu membantunya bangun."Kamu mau pakai gaun tidurmu yang tadi atau piyama yang aku ambilkan?" tawar William seraya menunjukkan pakaian tidur yang berwarna seperti miliknya, dan pada gaun tidur yang sebelumnya telah ia tanggalkan dan ia jatuhkan ke lantai."Yang manapun boleh," jawab Lilia lirih.Ia m

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    264. Malam Pertama Kita

    "Ke ... napa kamu tanya seperti itu?" tanya Lilia dengan sekilas menyentuh pipinya, saat William berhenti bergerak dan urung melanjutkan yang ia lakukan."Aku pikir ini bukan yang pertama kali untukmu, Lilia.""Bagaimana bisa bukan yang pertama kali? Kamu yang pertama.""Sebentar—" Pria itu seperti baru menyadari sesuatu. "Lalu saat kamu pergi dengan Nicholas waktu itu, kamu tidak melakukan apapun dengannya?"Lilia menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku tidak pernah melakukan apapun dengannya."Lilia bisa melihat William menelan pahit tuduhan itu sebelum matanya terpejam penuh sesal."Maaf ... aku terlalu jauh menuduhmu," katanya. "Aku pastikan kamu menikmati malam ini, Lilia ...."Lilia menutup matanya saat William menciumnya, ia memindahkan tangannya dari bahu William, melingkarkan di lehernya saat pria itu memenuhi dirinya."Ahh ..." Air matanya lolos, bibir manis William mencoba mengalihkan perhatian dengan mengecup leher dan bahunya."Ergh ...." Tidak, ini masih belum berakhir, be

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    263. Mengukir Malam Bersamamu

    Ciumannya rasanya sangat manis, lebih manis dari ciuman-ciuman yang pernah mereka lakukan sebelumnya.Mungkin karena mereka telah saling memiliki, tanpa takut akan adanya sebuah perpisahan esok hari.Dari menit pertama sejak William mengangkatnya berpindah dari sofa, menuju ke menit-menit berikutnya sebelum akhirnya Lilia merasakan pria itu menarik diri darinya.Bibirnya terasa bengkak, tapi William masih belum usai sebab ia kembali mendaratkan satu kecupan lain untuknya."Aku matikan dulu lampunya," bisiknya pada Lilia yang akhirnya menguraikan kedua tangan kecilnya dari leher William teriring sebuah anggukan.William tersenyum saat ia beranjak turun dari ranjang, meninggalkan sejenak Lilia kemudian ruangan di dalam sana berganti menjadi hanya diterangi oleh lampu tidur saja.Pria itu kembali dan menunduk di atas Lilia.Suara baritonnya yang hangat menyinggahi indera pendengarnya saat bertanya, "Kamu sungguh baik-baik saja?"Maniknya yang gelap menerpa Lilia yang sekali lagi mengangg

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    262. Wine After Wedding

    Malam harinya, 'setelah dipaksa' mendengar suara para sekretaris yang tak seburuk yang William tuduhkan, Lilia berjalan masuk ke dalam kamar di mana Keano beristirahat di sana. Bocah kecil itu terlelap dalam satu tempat yang sama dengan Alya yang menyambut kedatangan Lilia dengan senyumnya. Selagi di dalam ruangan tempat di mana para pemuda masih bersuka cita dan menghibur William, Tuan Alaric serta Nicholas, keheningan terjadi di dalam sini. "Ibu belum tidur?" tanyanya saat mendekat pada sang Ibu yang terlihat melepas kacamata yang dikenakannya. "Ibu dibelikan kacamata baru oleh Papamu, jadi Ibu gunakan untuk membaca, sudah lama ibu tidak membaca," jawabnya. "Kamu mau melihat Keano?" "Dia sudah tidur?" Alya sekali lagi mengangguk, "Sudah, Nak. Pasti kelelahan setelah bermain bersama paman-pamannya tadi." "Kalau begitu Ibu istirahat juga, kita bertemu lagi besok pagi." Alya sekilas menunduk dan tersenyum, "Kenapa buru-buru? Ibu bisa mengurus Keano, kamu pergilah ke kamarmu!"

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    261. Finally, We're Here

    William tak menjawab, ia hanya meraih tangan Lilia yang ada di pipinya dan memberinya remasan lembut, seolah itu adalah 'Iya' yang tak terlahirkan dalam lisan. Mereka saling pandang untuk beberapa lama hingga suara Jovan—sekretarisnya Nicholas—yang hari ini mereka jadikan sebagai pembawa acara dadakan meminta mereka agar duduk berhadapan dengan pemuka agama yang pagi hari ini akan menikahkan mereka. Dalam keheningan pagi dan khusyuk doa yang mereka lantunkan tanpa henti, akhirnya semuanya menjadi sempurna. "....dengan mas kawin uang senilai dua puluh satu ribu dolar Amerika dibayar tunai." "Bagaimana, Saksi?" "Sah." Delapan puluh hari dalam kekosongan Lilia, tentang ia yang tak mengenali orang lain selain dirinya dan ingatannya yang berhenti pada lima tahun lalu, ia telah memiliki hidupnya yang baru sekarang. Dalam penantian William yang penuh dengan luka dan kehilangan yang membelenggunya, dalam setiap angka di kalender yang ia lingkari hingga bulan demi bulan berlalu, ia telah

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    260. Wedding Day

    Waktu pernikahannya akan diberlangsungkan pada pagi hari, sekitar pukul delapan. Tadi pagi-pagi sekali—sekitar pukul tiga dini hari—Lilia, Keano dan Alya dijemput oleh Giff dan Zain untuk menuju ke hotel. Lilia dibawa masuk ke sebuah kamar hotel tersendiri oleh staf yang telah menunggunya di sana. Keano yang masih mengantuk digendong Giff masuk ke dalam kamar William. Lilia sudah melihat gaunnya sebelumnya, benar seperti tak ada bedanya dengan gaunnya yang hari itu ia lihat dilahap bara api. Gaun itu akhirnya ia kenakan setelah make up yang cantik dibubuhkan di wajahnya oleh seorang teman William yang secara khusus dimintanya ke sini. "Gaunnya pas dengan bentuk tubuhmu, Lilia," ucap wanita bernama Sherly itu. "Terima kasih." "Kamu juga memilih crown yang cocok untuk gaunnya." Lilia mengangguk dan tak bisa menahan senyumnya, atau sebenarnya ia sedang berusaha menyembunyikan rasa harunya yang sangat besar ini? Satu demi satu prosesnya terlewati, dari make up hingga gaun yang te

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    259. H-1, Detak-detak Di Dadaku

    Setelah mengantar Keano dan Alya pulang ke rumah yang mereka tinggali, Alaric menuju ke hotel tempat ia beristirahat. Ia melepas coat yang ia kenakan saat berjalan memasuki lift bersama dengan Zain yang berjalan mengekor di belakangnya. "Kamu sudah memberikan bukti-bukti yang kita bicarakan kemarin pada William, Zain?" tanyanya setelah lift naik meninggalkan lobi. "Sudah, Tuan Alaric," jawab pemuda itu. "Saya sudah memberikannya tadi setelah hampir mengganggu Tuan William dan Nona Lilia di dalam." Alaric tersenyum mendengarnya sebelum ia menghela napas dengan lega. "Setidaknya sekarang kita bisa melihat mereka bahagia, dan mendampingi mereka sampai nanti pada hari pernikahan, dan selama-lamanya." "Benar." "Soal rumah baru dan rumah lama? Sudah kamu selesaikan juga?" imbuhnya. "Sudah, rumah barunya sesuai dengan permintaan Anda, dan rumah lamanya sudah terjual," jawab Zain. "Saya meminta pemilik barunya untuk menempatinya bulan depan. Seperti yang Anda katakan, kita masih harus

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    258. Cukup Tepati Janjimu

    William memandang Tuan Alaric cukup lama dengan keadaan bibir terbungkam. Dan itu membuat beliau berdeham seraya bertanya, "Kenapa, Nak?" William menghela dalam napasnya kemudian menggeleng, "Tidak, Pa," jawabnya. "Aku hanya ... senang karena mendapat sosok seorang Papa dari Alaric Roseanne dan bukan dari Adam Quist. Sejak menikah dengan Ivana, aku bisa melihat cinta tulus seorang ayah justru dari ayah mertuaku, dan Papa masih akan terus menjadi ayah mertuaku, selamanya." "Papa sudah pernah bilang, 'kan?" tanggap beliau. "Papa juga sedang melakukan penebusan kesalahan atas apa yang pernah Papa lakukan di masa lalu, kegagalan Papa melindungi Ivana dan ibunya jadi Papa melakukan apapun untuk bisa membuat Leonora bahagia. Dan karena dia adalah istrimu, jadi Papa juga akan melindungi kamu dan Keano." William mengangguk dengan penuh terima kasih, "Terima kasih, Pa," ucapnya. "Seperti yang Papa katakan, aku akan menyelesaikan apa yang sudah Papa mulai. Terima kasih sudah menjaga Lilia dan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status