Share

218. Minta William Menikahiku!

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2025-02-07 19:11:18
"Apa yang kamu lakukan ini, Gretha?!" ulang Tuan Alaric sekali lagi.

Gretha menurunkannya tangannya dan memandang beliau seraya menjawab, "Aku direndahkan oleh pelayan rendahan itu, Pa!" tunjuknya pada seorang gadis berseragam yang berdiri tak jauh dari Gretha dan tengah menunduk dengan salah satu tangan yang berada di pipinya yang merah akibat mendapat tamparan keras darinya.

"Mungkin dia tidak bermaksud seperti itu ...." kata Tuan Alaric dengan mengusap bahu Gretha. "Berhati-hatilah dalam berucap, kamu sedang hamil. Anakmu yang ada di dalam kandungan sudah bisa mendengar apa yang kamu katakan. Sudah, jangan memukuli siapapun lagi ...."

Gretha tampak menggertakkan rahang kecilnya.

Pupilnya bergoyang tanda ia tak setuju saat Tuan Alaric melarangnya agar tak memukuli pelayan-pelayan di rumah mereka lagi.

Napasnya terlihat naik turun menahan amarah sebelum akhirnya ia memberi anggukan samar.

Tak mungkin baginya marah di depan Tuan Alaric, bukan?

Ia harus senantiasa menjadi anak g
Almiftiafay

PAPA ALARIC MOOD BANGET 😭🤌🏻 beliau mainnya cantik banget ga sih, dia membalas sandiwara 24 tahun itu dengan sandiwara juga hahaha....

| 26
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
pake kembang 7 rupa dong papa alaric buat cuci tangan kan habis pegang setan biar setan nya lari
goodnovel comment avatar
Nissya
sabar banget pak alaric ini kalau q pasti sudah tak tendang itu si greata
goodnovel comment avatar
Aishwa Maira
nunggu kreta ma bertha jd gembel
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    219. Tinggal Sedikit Lagi ....

    ‘Tinggal sedikit lagi,’ gumam Alaric setelah ia mematikan air di wastafel. Ia menghela dalam napasnya dan mengangkat wajahnya. Rahangnya menggertak, ia seperti sudah muak dengan semua sandiwara yang ia lakukan di hadapan Bertha dan juga Gretha. Tapi ia tak punya pilihan lain selain terus berada di sini dan bertahan sementara waktu. Masih ada dua tempat miliknya yang dikelola oleh Bertha dan ia harus mengurus itu untuk sepenuhnya kembali menjadi miliknya tanpa perlu melibatkan wanita itu! ‘Jadi tetaplah menjadi bodoh tanpa pernah tahu apa yang aku lakukan, Bertha dan Gretha!’ Nanti saat ia telah selesai, pembalasan atas penderitaan yang disebabkan oleh pasangan ibu dan anak itu baru akan dimulai .... *** Di sebuah tempat yang selalu didatangi oleh Gretha setiap kali ia ingin bertemu dengan Henry, kegelapan malam hanya diterangi oleh beberapa cahaya lampu yang bergantung di kejauhan, sebatas sebagai penanda bahwa tempat ini dulunya pernah hidup. Gretha membuka pintu mobilnya da

    Last Updated : 2025-02-08
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    220. Pada Hari Harusnya Kita Berjumpa

    Tetapi Giff jauh lebih cepat ketimbang Gretha. Pemuda itu menepis Gretha saat kedua tangan wanita itu masih merenggut kerah jas yang dikenakan oleh William. Dan begitu mereka memiliki jarak, Giff memasang badan dan berdiri di hadapan William, tak mengizinkan tangan Gretha menyentuh seinchi pun dari tuannya itu. “Saya hanya akan mengatakannya sekali,” ucap Giff dengan sepasang alisnya yang berkerut hampir bersinggungan. Di belakangnya, William tampak memejamkan matanya dengan kesal. Terlihat berusaha keras menjaga diri agar mulutnya itu tak melakukan sumpah serapah. “Aku hanya ingin memeluk Kak Liam sekali saja,” pintanya mengiba. “Kenapa kamu sangat tega mengabaikan anak kita?!” “Keluar, Gretha Roseanne!” Giff tak lagi menyebutnya sebagai Nona dan itu membuat Gretha terpaku selama beberapa detik. Ia lengah sehingga Giff telah meraih lengannya dan menggiringnya keluar. “Lepas!” jerit Gretha menggebu-gebu. Peristiwa yang rasanya seperti déjà vu karena ini bukan hanya sekali Gi

    Last Updated : 2025-02-08
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    221. Tak Semua Yang Hancur Itu Terlihat

    Lilia membeku hingga tanpa sadar payung yang ada di tangannya jatuh ke tepi jalan. Dinginnya gerimis yang menerpa kepalanya itu seperti tak dirasanya. "Apa maksudnya ini?" tanya Lilia seorang diri. "Gretha hamil? Dan mereka bilang ... itu adalah tanggung jawab William?" Di hari seharusnya ia bertemu dengan William ia malah mendapat berita seperti ini? Tubuhnya meremang saat Lilia membaca isi berita tersebut yang mengatakan sesuatu seperti … William mengusir Gretha yang tengah hamil agar pergi meninggalkan lobi miliknya. [Dalam keadaan hamil besar, ia diusir pergi dan tak diizinkan masuk. Saksi di lokasi mengatakan bahwa William menyebut bahwa anak yang dikandungnya itu bukanlah anaknya. Sampai berita ini meluas, rekan media masih melakukan penelusuran kebenaran terhadap skandal tersebut.] Hatinya terasa sangat sakit … Lilia menghela napasnya yang terasa sangat sesak. “Kenapa aku tidak pernah diberi tahu soal ini?” tanya Lilia seorang diri. Bibirnya gemetar saat ia menunduk untu

    Last Updated : 2025-02-08
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    222. Dia Tidak Pantas Menyakitimu

    “Keano ….” Lilia memanggilnya dengan suara yang terasa serak. “Keano sudah membuat Mama terharu, terima kasih sudah peduli.” Lilia memeluk Keano saat itu juga. “Terima kasih,” bisiknya. “Terima kasih Keano sudah menghibur Mama dengan kalimat yang hangat, Sayang ….” “Sama-sama, Mama,” jawab bocah kecil itu. Saat Lilia menarik dirinya dari Keano, jari kecil Keano kembali menghapus air mata yang meleleh di pipi Lilia. “Jadi kenapa Mama bersedih?” tanyanya, kembali memperdengarkan suara manisnya. “Tadi Keano dengar Oma telepon Opa dan bilang kalau Mama ada di dalam kamar terus, makanya Keano ke sini.” “Ada sedikit masalah,” aku Lilia. “Tapi Keano tidak perlu khawatir karena nanti semuanya pasti akan membaik.” “Sungguh?” Lilia menganggukkan kepalanya dengan penuh keyakinan, “Iya, sungguh, Sayang ….” “Keano tidak mau kalau Mama bersedih. Keano sudah melihat Mama Iva sering bersedih dulu, jadi Keano tidak mau melihat Mama bersedih juga.” “Baik, Mama tidak akan bersedih,” tanggap Lili

    Last Updated : 2025-02-09
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    223. Pembuat Skandal Liar

    “Papa menduga Gretha mendengar percakapan Papa dengan Zain,” imbuh Tuan Alaric saat Lilia menegang di tempat ia duduk. “Papa berfirasat buruk sehingga pergi ke vila itu dan menemukan kamu serta Keano ada di pinggir jalan dalam keadaan yang menyedihkan. Papa dan Zain menduga bahwa Gretha meminta seseorang untuk membakar vila itu.” Lilia tidak pernah mendengar hal itu sebelumnya. Satu-satunya hal yang ia ingat dengan jelas itu adalah saat ia terbangun di rumah sakit dan bertanya pada Tuan Alaric tentang apa yang terjadi padanya sehingga ia berada di sana tetapi ayahnya itu mengatakan bahwa—untuk saat itu—Lilia tidak perlu tahu. Sepertinya Lilia akan menemui kebenarannya sekarang …. “Karena Dokter mengatakan kehilangan ingatanmu akibat cedera serta bisa juga dipicu trauma akibat peristiwa kebakaran itu, maka Papa memutuskan untuk tidak mengatakannya. Apalagi soal kehamilan Gretha itu.” Tuan Alaric mencondongkan tubuhnya ke depan. Ia tersenyum pada Lilia yang kedua tangannya meraih can

    Last Updated : 2025-02-09
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    224. Cinta Dan Luka Samar Bedanya

    Benar … Gretha sendiri lah yang menyebarkan berita tentang dirinya itu. Bahwa setelah ia bertemu dengan Henry malam itu, ia menghubungi pria itu kembali saat sudah tiba di rumah. ‘Ini adalah permintaanku yang terakhir padamu, Henry.’ Gretha ingat ia mengatakan itu pada Henry. ‘Aku ingin kamu besok datang ke Velox dan memotret apapun yang akan aku lakukan pada William.’ Henry yang bodoh—pikir Gretha—dan terbutakan oleh cintanya tentu saja menyanggupi apa yang ia minta. Maka keesokan paginya, Gretha datang ke Velox dan memeluk William di lobi. Tapi hal itu gagal ia lakukan gara-gara si tangan kanan William bernama Giff yang siaga. Reflek pemuda itu ia rasa lebih cekatan dari kecepatan cahaya dan berhasil menepisnya. Namun Gretha tak menyangka bahwa foto yang didapatkan oleh Henry saat memotretnya dari kejauhan itu justru memberi hasil yang lebih baik—jauh lebih baik daripada yang ia harapkan. Giff yang menepis dirinya dan William yang tampak tak peduli dengan keberadaannya itu t

    Last Updated : 2025-02-09
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    225. Di Tempat Kecil Itu Kita Bertemu

    Lilia terjaga begitu mendengar panggilan William. Ia menunduk dan membalas sapaan itu dengan mengatakan, “Selamat pagi.” “Selamat pagi, Lilia,” balasnya. “Duduklah.” Mereka kemudian duduk di tempat di mana di atas meja itu ada satu buket bunga mawar merah berukuran besar. “Kamu mau memesan apa?” tanya William setelah mereka berhadapan dengan dipisahkan oleh meja bundar. “Apa saja yang Anda pesan,” balas Lilia, sekilas mencuri pandang pada William yang samar menganggukkan kepalanya. “Apa Anda datang sendiri, biasanya Anda bersama dengan Pak Giff.” “Iya,” jawab William atas tanya Lilia. “Aku datang sendiri. Tadi Giff mengatakan padaku kalau dia bisa mengantarku tapi aku ingin pergi menemuimu sendiri.” Lilia turut mengangguk sebagai isyarat bahwa ia memahami ucapannya. “Maaf sudah memaksamu ke sini, Lilia.” “Tidak apa-apa, jadi apa yang ingin Anda katakan?” “Kamu sudah pasti tahu soal berita yang muncul itu,” jawab pria itu. “Melihatmu terasa sangat jauh seperti ini membuatku

    Last Updated : 2025-02-09
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    226. Yang Menghentikanku Hanyalah Kematian

    “Aku bisa menyingkirkan apapun penghalang yang ada di hadapanku yang menghambat caraku menujumu, Lilia. Tapi jika kamu ragu seperti ini, lalu bagaimana aku harus melanjutkannya?” Lilia mendapati gundah yang kentara dari cara William berucap. Meski Lilia telah mengatakan bahwa ia tidak ragu, tapi ucapannya tentang ‘ketakutannya akan orang-orang yang akan memandang sebelah mata William’ telah berbicara lebih banyak bahwa ia sebenarnya juga ragu melanjutkan hubungan mereka. “Aku sudah pernah kehilanganmu,” imbuh pria itu. “Apa aku harus kehilanganmu lagi sekarang?” “Tidak akan ada yang kehilangan,” tanggap Lilia dengan cepat, agar William tak merasakan kekecewaan yang lebih besar. “Saya hanya ingin Anda memberi waktu untuk saya menenangkan diri. Mungkin sampai situasinya kembali membaik, kita bisa membicarakan tentang Anda yang ingin kembali melamar saya.” William menghela dalam napasnya dan memberi anggukan, “Baiklah,” katanya. “Aku tidak akan memaksamu karena memang kamu ti

    Last Updated : 2025-02-10

Latest chapter

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    381. Satu Detik Untuk Selamanya

    Pagi saat Lilia membuka mata pada hari berikutnya, mendung abu-abu bergantung. Ia keluar dari kamar dan mendengar gelak tawa Keano serta William serta samar celotehan hangat Karlee dan Kathleena dari luar. Entah apa yang dilakukan oleh ayah dan tiga orang anak itu. Tapi sepertinya itu adalah sesuatu yang seru. Lilia tadinya ingin menyusul mereka. Tapi ada sesuatu yang menyita perhatiannya saat ia lebih dulu berjalan menuju ke dapur. Ada sebuah buket bunga dalam vas, sebuah tas kecil dalam paper bag, serta kue berukuran kecil yang ada di atasnya. Semuanya bertuliskan, 'Selamat hari Ibu'. Paper bag berisi tas itu dari William, kue itu dari Keano, dan buket bunga itu dari si kembar Karlee dan Kathleena. Ada dua kartu ucapan yang ada di buket bunga itu dengan tulisan, [Karlee sayang Mommy.] [Mama cantik kesayangan Kathleena.] Entah siapa yang menuliskannya, tapi Lilia sangat suka dengan semua ini. "Manisnya ...." Ia menoleh pada Agni yang berjalan meninggalkan dapur sembari mem

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    380. Nanti Saat Ada Kesempatan Di Benang Merah Yang Lain

    Berjalan memasuki rumah, sepertinya ini sudah terlalu malam. Pesta anniversary Nicholas dan Selina berjalan dengan baik meski Lilia harus mengenakan gaun yang lain, bukan yang ia rencanakan untuk dipakai sebelumnya yang warnanya serasi dengan William dan anak-anaknya. "Selamat malam, Mama." Keano yang tadi berjalan di depan Lilia berhenti dan menoleh padanya saat tiba di depan pintu kamar. Lilia mengangguk, membalas senyum anak lelakinya yang baru saja melepas jas yang ia kenakan. "Selamat malam, Sayang." Lilia mendekat, mengusap puncak kepala Keano. Kini ia tak perlu lagi berlutut untuk membuat tubuh mereka sama tingginya karena Keano sudah tumbuh besar. "Tidurlah, walaupun besok masih libur, Keano harus tetap istirahat tepat waktu." Keano mengangguk sekali lagi. Tak ada kata yang keluar dari bibirnya, tapi apa yang ia lakukan membuat Lilia terenyuh. Kedua tangannya memeluk Lilia dengan erat, maniknya yang berbinar menatap Lilia cukup lama sebelum akhirnya ia bersuara. "Teri

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    379. Biru Langit

    .... Langit di pagi itu tampak lebih biru ketimbang langit yang pernah dilihat oleh William sebelumnya. Matanya menatap hamparan warna lautan itu terbentang dari ujung timur hingga ke sudut barat. Cantik sekali .... Sesaat langkahnya terhenti di atas setapak yang ada di antara rerumputan hijau yang terlihat seperti permadani. Tidak banyak orang di tempat ini. Sepertinya hanya ada dirinya, serta beberapa orang di kejauhan yang membawa buket bunga. William kembali melanjutkan langkahnya. Terus berlalu, menjauh dari gerbang tinggi di belakangnya, lalu berhenti di depan nisan yang rasanya sudah sangat lama tidak ia kunjungi. Madeline Quist. Itu adalah makam adik perempuannya. Seorang gadis yang pernah ia besarkan sebelum pergi untuk selama-lamanya. Permadani hijau yang dilihatnya itu adalah rumput yang ada di pemakaman tempat di mana pusara Madeline berada. Bukan hanya Madeline saja sebenarnya, tapi juga Ivana. William menunduk, meletakkan salah satu buket yang ada di tangannya a

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    378. Si Paling Manja

    Rasanya seperti baru kemarin Lilia dan William mengantar Keano masuk ke Taman kanak-kanak. Rasanya juga baru kemarin si kembar Karlee dan Kathleena itu lahir. Tapi waktu terasa sangat cepat saat seseorang dirundung oleh bahagia yang tak bertepi. Nathaniel Keano Quist, bocah kecil nan jenius itu sudah masuk ke sekolah dasar. Ia masih meminta bersama dengan teman kembarnya sedari playgroup—Jayce dan Jasenna—di sekolah dasar yang sama. Ia tumbuh terlalu tampan, dan itu mengkhawatirkan bagi Lilia karena beberapa wali murid mulai menggoda agar sebaiknya Keano dijodohkan dengan anak-anak mereka sedari kecil. Tidak ... ia tidak siap! Meski dulu pernah menggoda William dengan mengatakan bahwa ia bisa berbesan dengan keluarga Heizt dalam pernikahan muda, tapi ia tak siap! Pagi ini, Lilia baru saja keluar dari kamar setelah selesai memandikan Karlee. Ia hendak menyusul Kathleena yang sudah lebih dulu mandi dan sekarang ada di ruang makan, bersiap menyantap sarapan pagi mereka sebelum Willi

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    377. Tiba-tiba Tentang Nikah Muda

    Lilia tidak bisa mengatakan betapa bahagia ia saat melihat keluarganya disempurnakan oleh lahirnya Karlee dan Kathleena. Dua bayi mungil itu tengah tidur di dalam box bayi yang dilengkapi oleh kelambu. Mengantisipasi seandainya ada nyamuk yang lolos masuk ke dalam kamar dan menggigit mereka. Sudah beberapa hari yang lalu Lilia meninggalkan rumah sakit. Tak ada yang berubah dengan kehidupannya selain ia yang harus sering bangun malam untuk menyusui anak-anaknya. Itu saja ... selebihnya tidak ada yang berubah. William mengatakan ia bisa memakai baby sitter jika kewalahan. Tapi Lilia menolak, 'Bagaimana kalau nanti kamu menikahi baby sitternya Karlee dan Kathleena dan punya istri ke dua lagi? Aku tidak mau.' Sebenarnya itu adalah sindiran. Lilia mengatakan hal itu karena dulu dirinya juga baby sitter sebelum menjadi istri kedua William. 'Sayang ... pikiran macam apa itu?' balas William yang kala itu bisa dijumpai keputusasaan yang besar dari caranya bertanya. Matanya terpejam, jem

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    376. Karlee dan Kathleena

    Saat tiba di Instalasi Gawat Darurat, Lilia berjalan dengan tenang di samping William. Tidak ada kepanikan yang terjadi di sana. Mereka tahu bayinya akan lahir, anak yang mereka tunggu-tunggu, si kembar sepasang nan menggemaskan adiknya Keano. Tadinya memang ada sedikit kepanikan saat William masuk sembari menggendong Keano ke dalam mobil. Tapi Lilia menenangkannya dengan mengatakan, 'Kalau kamu panik, kita semua akan panik, William. Tenanglah ... tidak akan terjadi sesuatu yang buruk. Hubungi saja Papa dan katakan untuk menemani Keano nanti.' Setelah itu William menarik napasnya. Di pangkuannya, Keano duduk diam, menatap Lilia dan tersenyum seolah agar ia tak merasakan sakit itu sendirian. 'Mama, ayo semangat ... kita akan bertemu dengan adik sebentar lagi.' 'Iya, Sayangku. Terima kasih.' Lihat ... saat tenang, semua akan terkendali. Lilia bersiap di dalam kamar rawatnya. Dokter Sarah mengatakan bahwa ia telah mengalami pembukaan yang ke lima, cukup cepat sejak pecah air ketuba

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    375. D-14, Or D-Day?

    Rasanya ... waktu berjalan dengan sangat cepat. Dihitung oleh Lilia, si kembar akan launching dalam dua Minggu dari hari ini. Ia baru saja pulang yoga dengan diantar oleh Agni dan Ron, kali ini William tidak bisa ikut karena harus menyelesaikan pekerjaan yang berkaitan dengan audit. Keluar dari kamar mandi, tubuhnya terasa sangat segar. Di ruang ganti, ia dikejutkan oleh William yang ternyata sudah pulang. Bukan hanya itu saja, pria itu juga terlihat seperti sudah selesai mandi karena rambut hitam miliknya tampak setengah basah. Kaos berkerah yang dikenakannya pun bukan pakaian yang tadi ia pakai bekerja, jadi bisa disimpulkan prianya itu sudah datang sejak tadi dan mandi di kamar lain. Senyumnya merekah saat ia bangun dan menghampiri Lilia. "Kamu sudah pulang?" tanya Lilia yang disambut anggukan darinya. Pria itu menunduk, memberi kecupan di kening Lilia sebelum mengusap perutnya. "Sudah dari tadi, Sayang," jawabnya. "Wah ... apa aku yang kelamaan berendam? Kamu mandi di tempat

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    374. Baby Genius

    "Aish ... tidak tahu tempat," desis William sembari bersedekap. Karena tidak mungkin bagi mereka untuk tak pura-pura melihat sebab seruan Keano sudah menggema memenuhi setiap sudut parkiran, jadi William memutuskan untuk menghadapinya. Sedang Lilia yang mendengar itu menoleh pada William, dalam hati diam-diam bergumam, 'Kesal karena orang lain tidak tahu tempat padahal sendirinya pun begitu.' William mungkin lebih parah bagi Lilia, di manapun ada kesempatan ia pasti menggoda Lilia. Di ruang makan, di dalam kamar Keano, di ruang baca, di tempat yang sedikit memacu adrenalin—di dalam mobil saat mereka mengantar Keano. Kadang, William meminta Giff yang mengantar Keano masuk setelah parkir, sedangkan mereka berdua akan melakukan sesuatu yang lain di dalam mobil. Dan seperti paham dengan apa yang akan mereka lakukan, maka Giff akan menurut sembari mengancam, 'Awas ya kalau sampai viral ada mobil goyang di parkiran Taman kanak-kanak, aku tidak mau mengatasinya!' Ah ... bahkan mereka me

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    373. Rahang Tuna

    "Hm ... tidak malam ini juga," balas Lilia singkat yang percayalah itu membuat William dilanda kelegaan yang besar. Bukan karena ia tak suka Lilia meminta sesuatu darinya. Hanya saja ... ia telah dibuat habis akal lebih dulu mendengar permintaannya yang mendadak dan tidak ia antisipasi. Padahal Tuan Alaric, ayah mertuanya itu sudah pernah mengatakan bahwa nanti William harus siaga dengan permintaan dadakan istri yang hamil di tengah malam. Saat itu ia pun bingung dan bertanya kenapa memangnya? Karena saat ia menikah dengan Ivana dulu, tidak ada sesuatu yang mencolok. Tapi sekarang, William sudah mendapatkan jawabannya. Contoh nyatanya ada di depan mata. Ia mendorong napasnya, salah satu lengannya merangkul Lilia seraya mengecup pipinya. "Baiklah ... aku akan carikan restoran yang menyediakan menu itu nanti, tapi sekarang kamu tidur lagi, bagaimana?" Lilia mengangguk memberi persetujuan. "Iya." "Selain makan itu, sekarang kamu mau makan apa?" "Hanya itu saja yang aku pikirkan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status