Home / Rumah Tangga / Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin / 191. Hal Yang Pupus Itu Ada Di Sini Bersamaku

Share

191. Hal Yang Pupus Itu Ada Di Sini Bersamaku

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2025-02-01 13:27:31
“Kenapa kamu bangun?” tanya William setelah Lilia menyebutkan namanya.

“Bukannya saya yang harus bertanya?” tanya Lilia balik seraya bangun, duduk dan merapikan rambutnya. “Kenapa Anda tidak tidur?”

“Tidak apa-apa, senang saja melihatmu dan Keano bisa bersamaku, Lilia,” jawabnya. “Hal yang sebelumnya sepertinya sudah pupus dari harapanku kita akan bisa seperti ini lagi. Terima kasih karena kamu mau menginap denganku di sini.”

“Bukankah saya sudah pernah bilang, jika itu bertujuan untuk membuat Keano senang, saya pasti akan setuju.”

Di bawah temaramnya lampu kamar hotel itu, Lilia bisa melihat senyum manis William saat pria itu mengangguk sebagai tanggapan atas ungkapannya.

Mata Lilia berpindah dari iris kelamnya ke atas meja. Pada sekotak rokok yang ada di atas asbak keramik yang mencuri perhatiannya.

“Apa Anda merokok juga?” tanya Lilia memberanikan diri.

“Itu milik Giff.”

“Pak Giff masih muda, kenapa dia merokok?” gumam Lilia yang jelas bisa didengar oleh William.

“Hanya se
Almiftiafay

to be Continued>>>>>>

| 19
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Eva
Jawaban William kelas banget. Kalau nggak bisa ingat kenangan yang lama kenapa tidak buat kenangan yang baru wkwkwk
goodnovel comment avatar
meowza lee
oapa willie manis banget disini iiiihh (⁠♡⁠ω⁠♡⁠ ⁠)⁠ ⁠~⁠♪
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Yuhuuuuu,..mkin gencar nih wilie klo lilia udh ingat kata² sakti aku mencintaimu ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    192. Tak Ada Yang Bisa Melarangku Jatuh Cinta

    Lilia berdeham, kemudian menunduk agar tak bertemu pandang dengan William. “Sepertinya sangat aneh,” kata Lilia. “Aneh kenapa?” “Karena Anda mencintai saya. Bagaimana Anda bisa jatuh cinta pada anak pelayan?” “Kamu ‘kan bukan anak pelayan?” tanya William balik. “I-itu ‘kan sekarang. Tapi dulu saat Anda mengatakan itu … bukankah Anda tahunya saya adalah anak angkat seorang pelayan?” “Memangnya ada peraturan yang mengatakan dengan siapa seseorang boleh atau tidak boleh jatuh cinta?” sanggah William. “Jika yang diatur itu adalah aku, akan aku hancurkan peraturannya, orang yang membuat aturan itu sekalian.” “T-tidak seperti itu maksud saya.” Lilia akhirnya menatap pria itu lagi, kalimatnya yang baru saja ia katakan itu terdengar tak bisa dibantah—dan sepertinya ia sungguh-sungguh saat mengatakan akan menghancurkan peraturan yang melarangnya jatuh cinta pada siapa. “Jadi?” “Saya hanya merasa aneh, itu saja,” kata Lilia. “Jika aku yang jatuh cinta padamu kamu anggap aneh, mungkin j

    Last Updated : 2025-02-01
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    193. Terperangkap, Tak Bisa Bergerak!

    “Masuklah, Lilia!” kata William dari ambang pintu. “Kalau kamu berdiam diri di sana kamu akan tertular si Giffran Alfrond yang cerewet itu!” Lilia kemudian masuk ke dalam rumah, menyusul William yang menunggunya mendekat kemudian mereka menuju ke ruang makan. Lilia membantu Alya untuk menyiapkan makanan sebelum akhirnya mereka semua duduk di sana untuk santap sore—karena William lapar. Giff yang duduk di samping Keano terlihat memeriksa ponselnya dengan serius hingga William berdeham dan pemuda itu dengan cepat meletakkan benda pipih berwarna hitam itu ke atas meja—yang bagi Lilia suara William yang baru terdengar itu ia artikan sebagai sebuah teguran. Yang jika William bicara barangkali ia akan mengatakan, ‘Taruh ponselmu! Tidak sopan!’ “Maaf,” kata Giff akhirnya. “Saya baru saja menerima pesan, setelah ini kita harus meeting online dengan orang dari Sada Construction dan desainer dari luar negeri yang akan mengerjakan interior ruangan di dalam sekolah itu, Tuan William,” te

    Last Updated : 2025-02-01
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    194. Nona Tak Bisa Turun?

    Lilia memejamkan matanya dengan frustrasi, sebuah hal yang berbanding terbalik dengan William yang terlihat sangat senang. “Kamu ingin aku melakukan apa, Lilia?” tanya pria itu dari bawah sana yang membuat Lilia kembali menatapnya. “T-tolong betulkan tangganya saja biar saya bisa turun,” jawabnya. William tak serta merta menjawab Lilia. Ia lebih dulu memandang tangga itu sebelum mengatakan, “Hm … sepertinya tangganya tidak bisa dipakai.” “Kenapa?!” “Karena aku tidak akan menegakkannya.” Lilia sangat kesal mendengar betapa mudahnya kalimat itu dikatakan oleh William. “Apa memang Anda suka menggoda orang seperti ini?” tanya Lilia. Belum sempat William menjawab, mereka memandang kedatangan orang lain dari belakangnya. Giff yang memanggil tuannya itu. “Tuan William, saya—“ Giff berhenti bicara saat tiba di samping William dan melihat ke atas sebelum memalingkan wajahnya. “T-tidak jadi,” katanya. “Selesaikan dulu!” Pemuda itu pergi, bergegas meninggalkan halaman belakang

    Last Updated : 2025-02-02
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    195. Mendarat Di Pelukanmu

    Jantungnya seakan lepas. Lilia menelan ludahnya dengan pelan saat ia berpegangan pada leher William dan melingkarkan kedua tangannya di sana. William tersenyum saat ia menarik wajahnya dan bertanya, “Apakah kamu masih meragukanku sekarang, Nona Leonora?” “T-tidak,” jawab Lilia dengan gugup, mencoba menghindari manik gelapnya yang memikat dengan menyembunyikan netranya di bawah bulu mata. Lilia merasakan kedua lengan berotot William mengendur saat ia melepas dan menurunkannya pelan-pelan sehingga ia bisa menginjak halaman berumput sekarang. “T-terima kasih,” kata Lilia dengan masih sama gugupnya. Suaranya pasti terdengar gemetar di indera pendengar William. “Sama-sama,” balas William dengan nada bicaranya yang tenang, yang berbanding terbalik dengan detak jantung Lilia yang memburu, seolah akan membuatnya pingsan. “Saya baru saja berpikir Anda akan sengaja menjatuhkan saya tadi,” kata Lilia. “Jika itu aku lakukan, bukankah aku tidak akan mendapat restu dari Papa Alaric karena ak

    Last Updated : 2025-02-02
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    196. Ingin Aku Perbaiki, Tapi Sia-sia

    Gretha sedang berada di salah satu kafe yang tak jauh dari Seans Holdings. Ia duduk seorang diri di dekat jendela dengan kedua tangannya yang menggenggam erat gelas minuman yang beberapa saat lalu ia pesan. Meratapi dengan penuh kebencian atas kondisi dirinya yang sedang hamil. Sebuah hal yang mencolok karena orang-orang di sekitarnya datang bersama dengan teman mereka atau bahkan pasangan—sesuatu yang Gretha tak miliki sekarang ini. Di saat orang lain menikmati hidup mereka, ia malah memiliki beban yang besar karena membawa kehidupan lain di dalam dirinya akibat kesalahan satu malam dengan pria yang tak ia harapkan sama sekali. ‘Kenapa dia tidak mati saja sih?’ batin Gretha dengan kesal, sekilas menunduk memandang perutnya yang telah tak bisa disembunyikan lagi. ‘Kalau dia mati aku tidak akan membawanya ke sana ke mari seperti ini!’ ‘Dia’ yang dimaksudkannya adalah anak di dalam kandungannya itu. Anak yang tak pernah ia harapkan akan lahir ke dunia ini! Ia menghela dalam napasn

    Last Updated : 2025-02-02
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    197. Bahkan Setelah Dia Mati, Aku Masih Tak Dianggap

    Secara biologis, Henry lah ayah dari anak yang tengah ia kandung ini. Tapi sampai mati pun ia tak akan pernah mengakui itu. “Gretha?” panggil Reynold setelah Gretha hanya terus terdiam. Gretha kembali memandangnya dan tersenyum sinis. “Kenapa kamu sangat ingin tahu, Rey?” tanyanya. “Berapa kali harus aku katakan bahwa apa yang terjadi padaku ini bukan urusanmu, jadi berhentilah ingin tahu!” Dagunya sedikit terangkat, gigi-giginya menggertak dengan geram sebelum ia menjadikan pria yang ada di hadapannya itu sebagai akar masalah. “Satu hal yang perlu kamu ketahui, semua ini terjadi karena dirimu, Reynold Aarav!” “Kenapa aku?” balas Reynold dengan suara yang gemetar seolah ia juga sama geramnya. “Kenapa aku, Gretha? Sementara kamu lah yang memutuskan hubungan ini. Jika memang kamu bahagia dengan keluarga barumu, aku hanya ingin mengucapkan selamat dan meminta pria itu untuk menjagamu, itu saja!” Reynold seakan tak peduli setinggi apa nada bicaranya sekarang ini. Hatinya masygul mend

    Last Updated : 2025-02-02
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    198. Memalsukan Hasilnya

    “Yang Anda katakan itu adalah sebuah kesalahan, Bu,” jawab Dokter tersebut begitu Gretha selesai bicara. “Anda tidak boleh melakukan hal seperti itu. Anak harus jelas asal-usulnya, keturunan siapa dan—“ “Aku tidak peduli dengan itu, Dokter,” potong Gretha tak mau tahu. “Aku hanya ingin anakku memiliki ayah seorang William Quist! Aku akan berikan berapapun yang Anda mau asalkan Dokter melakukan permintaanku!” Tapi, Dokter menggeleng, sebuah tanda penolakan yang sangat kentara. “Tes DNA janin itu bukan SpOG atau dokter kandungan yang melakukannya,” kata beliau. “Melainkan dilakukan oleh dokter kehakiman, dokter forensik. Itu pun harus memenuhi syarat-syarat yang ketat, alasan yang jelas dan bisa diterima mengapa janin di tes DNA-nya.” Pupus sudah harapan Gretha saat mendengar semua itu. Tapi rupanya ia masih belum mau menyerah dan berusaha membujuk Dokter, sekali lagi. “Anda menolak karena Anda masih belum melihat uangnya, ‘kan?” tanya Gretha. “Akan aku bawakan tunai ke sini, berap

    Last Updated : 2025-02-03
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    199. Berpisah Lagi

    Lilia hendak membuka bibirnya sebelum William lebih dulu mengatakan, “Aku cemburu.” Ia menatap Lilia dengan sepasang iris gelapnya yang tak berpaling, sedang Keano suka-suka saja melihat interaksi mereka berdua dengan berdiri menjadi penonton. “Aku cemburu pada siapapun pria yang dekat denganmu.” Lilia tersenyum saat membalas, “Jangan suka cemburu … nanti cepat tua.” “Apa hubungannya? Aku rasa tidak ada hubungannya.” “Begitu juga dengan saya dan Pak Zavian, sesuatu yang tidak sepatutnya Anda cemburui karena kami tidak memiliki hubungan,” kata Lilia. William memandang Lilia, sorot matanya menelisik. “Benarkah?” sangsinya. “Tentu saja.” Lilia menjumpai kedua sudut bibir pria itu terangkat selama sepersekian detik sebelum sirna saat ia berdeham. Ia sekali lagi memandang Keano dan mengatakan, “Sekolah yang baik, Keano ... dengar apa kata Mama dan Oma ya?” “Siap, Papa.” Mereka melakukan tos sebelum William memeluk bocah kecil itu dan sekali lagi mengarahkan pandangannya pada Lil

    Last Updated : 2025-02-03

Latest chapter

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    316. Borgol Membelenggu

    "Anda ditahan atas pasal pembunuhan berencana, pemusnahan barang bukti, pemerasan, penggelapan dan perbuatan tidak menyenangkan." Petugas tersebut memandang Gretha dan Nyonya Bertha bergantian. Surat penangkapan yang ditunjukkan di hadapan Nyonya Bertha yang memang berdiri paling dekat dengan mereka lalu diturunkan. "Bawa mereka!" titahnya pada petugas lain yang ada di belakangnya. "Tidak!" seru Gretha seraya berjalan mundur. Ia tidak mau ditangkap! Ia berlari pergi dari sana, air matanya berlinangan penuh ketakutan. "GRETHA!" panggil Nyonya Bertha, seruannya mengatakan lebih banyak agar sebaiknya mereka menyerah saja. Jalan mereka sudah buntu, mereka tidak bisa lari ke manapun sebab rumah ini pasti telah dikepung. "Jangan bawa saya sekarang!" Gretha berseru keras-keras, larinya terhalang oleh polisi yang lebih dulu bergerak dan tiba di hadapannya. "Lepas!" Ia memberontak saat tangannya diraih. Suara borgol yang dikeluarkan membuat bulu kuduknya berdiri. Dinginnya benda itu

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    315. Ini Soal Adiknya Keano

    Lilia juga hampir tersedak mendengar tanya polos Keano. Mereka bertiga orang dewasa harus menggapai gelas berisi air minum dan membasahi leher mereka yang mendadak dilanda kekeringan. "Tidak semudah itu, Keano," ucap William akhirnya. Memandang pada anak lelakinya yang mengerjap dan kembali mengunyah makanannya. "Lalu bagaimana, Papa?" "Adik tidak akan muncul semudah itu. Kalaupun nanti ada kabar baiknya, kita masih harus menunggu sampai sembilan bulan sampai adik lahir," tuturnya menerangkan. "Hm ... baiklah." Keano mengangguk, sepertinya bisa memahami apa yang dikatakan oleh William. Mereka kembali melanjutkan makan dan selesai beberapa saat kemudian. Keano mengajak Giff untuk berenang sebelum ia masuk ke kamar atas dan menyusul Lilia yang sibuk dengan tablet yang ia pinjam dari William untuk mencari informasi sekolah Keano. Tadi ia sudah mendapatkan jawaban dari William soal di mana Jayce dan Jasenna bersekolah. Ia memeriksa kapan pendaftarannya dibuka dan biayanya. Sedang W

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    314. Urat Malunya Sudah Putus

    Memasuki rumah, Lilia harus menghela dalam napasnya untuk menguraikan sesak yang baru saja menjeratnya ini. “Kamu baik-baik aja?” tanya William seraya memindah tangannya dari pinggang Lilia ke bahunya, ia rangkul dan ia beri usapan lembut. “Iya, William. Aku baik-baik saja,” jawabnya. “Hanya ... sedikit terkejut saja mendengar Gretha berbicara seperti itu tadi.” “Sama. Aku juga terkejut.” “Aku harap dia mendapatkan poinnya bahwa setiap dari yang kita lakukan itu memiliki akibatnya. Yang baik atau yang buruk.” William mengusap bagian belakang kepalanya, pada rambut panjangnya yang hitam legam. Terpesona pada cara Lilia berucap tentang akibat dari perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Itu lembut dan sangat keibuan. “Seperti yang kamu katakan tadi, Lilia,” ucap William. “Kamu memiliki hak untuk menolak. Jadi keputusan kamu untuk menolak permintaannya tadi itu adalah pilihan yang benar.” “Aku sepertinya terlalu banyak menonton drama,” ujar Lilia saat mereka terus berjalan menuju k

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    313. Dia Yang Melukaiku, Dia Juga Yang Meminta Belas Kasihku

    ‘A-apa dia bilang?’ batin Lilia, tubuhnya berdiri membeku di belakang William yang tak bisa menahan diri untuk tetap menjaga ketenangannya. “Apa kamu bilang?!” tanya William dengan lantang. Ia selangkah maju tetapi Lilia meraih tangannya sehingga pria itu tetap tertahan di tempatnya. “Kamu bilang agar Lilia merawat anakmu?” Gretha tampak memberikan anggukannya, ia kembali menatap Lilia dan dari jarak yang memisahkan mereka ini, Lilia melihat netra wanita itu berair. Ekspresinya penuh dengan harap, seolah memang Lilia adalah satu-satunya harapannya yang tersisa. Seakan ia tak memiliki lagi tempat ke mana ia harus mengadu. “Iya,” katanya. “Aku berjanji akan menebus semua kesalahanku tapi bisakah Lilia dan Kak Liam merawat anakku? Dia tidak bersalah, tapi harus menanggung dosa yang aku lakukan dan—“ “Artinya kamu sadar,” sela William sebelum Gretha berceloteh lebih panjang. “Artinya kamu sadar apa yang kamu lakukan adalah sebuah dosa besar. Kenapa baru sekarang? Ke mana saja kamu s

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    312. Seorang Tamu Tak Terduga

    “Apa yang dia lakukan di sini?” tanya William seraya bangun dari duduknya. Jarinya yang terluka yang ia keluhkan pada Lilia itu seketika terlupakan. Alisnya berkerut saat ia menatap Giff yang sekilas menggeleng saat menjawab, “Saya tidak tahu, Tuan William. Dia hanya bilang ingin bertemu dengan Nona Lilia. Itu saja.” “Suruh dia pergi saja, Giff!” ucap William tak bisa menyembunyikan rasa kesalnya. Tetapi hal itu tak disetujui oleh Lilia begitu saja. Ia ikut bangun dan meraih tangan William seraya berujar, “Biar aku temui saja dia, William.” “Tidak!” tepis William, wajahnya mengeras, menolak dengan tegas. “Apa setelah semua yang dia lakukan padamu aku bisa membiarkan dia bertemu denganmu begitu saja. Tidak, Lilia! Tidak akan ada yang pergi menemui wanita itu!” Lilia menjumpai kekhawatiran yang besar dari cara William bertutur. Penolakannya yang tegas itu mengatakan lebih banyak bahwa ia tak akan membiarkan Lilia bertatap muka dengan Gretha. “Kalau kamu khawatir kamu bisa peri bers

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    311. Pulang Dan Menjadi Nyonya Quist

    Untuk pertama kalinya setelah mereka meresmikan pernikahan, Lilia akan beraktivitas sebagai istri William dan tinggal untuk seterusnya di rumah ini. Selama bulan madu itu, ibunya—Alya—dengan bantuan Agni serta pelayan rumah tangga yang ada di rumah William mengemas barang yang ada di rumah neneknya Zain untuk kembali ke kota. Lebih dari sepuluh hari yang panjang dan Lilia melihat barang-barangnya sudah tiba di rumah ini. Alya akhirnya setuju untuk tinggal di rumah yang dibelikan oleh William. Tempatnya tidak jauh dari mereka, hanya berbeda perumahan dengan bangunan yang lebih sederhana sebab yang tinggal di sana hanya Alya dan dua orang pelayan serta seorang security. Lilia senang sebab ibunya itu akhirnya setuju untuk tinggal dirumah baru karena sebelumnya terus saja menolak dan mengatakan ia bisa tinggal di panti asuhan dan merawat anak-anak di sana—Ibu panti itu adalah teman Alya. Tuan Alaric lah yang melobinya, beliau mengatakan kurang lebih seperti, ‘Aku tidak ingin melihat

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    310. Kembali Ke Tempat Asal

    Sebenarnya Bertha tahu bahwa keputusannya memberanikan diri untuk menemui Alaric itu adalah sesuatu yang ‘bodoh’, tapi hal itu ia lakukan sebab ia tak ingin terus melihat Gretha menangis dan mengkhawatirkan akan seperti apa masa depan yang menunggu mereka, terutama bayi yang dikandungnya itu—yang mau tak mau harus Bertha akui sebagai cucunya. Namun, setibanya di sini, Bertha telah mendapatkan jawaban yang sangat jelas sekarang. Penolakan. Alaric tak bersedia membantunya, bagaimanapun Bertha mencoba menyentuh hati baik pria itu. Sudah tak ada lagi sisa belas kasih di dalam hatinya, caranya bertutur telah menjelaskan segalanya betapa mantan suaminya itu teramat membencinya. Dan alih-alih mengulurkan tangannya, Alaric justru membebaninya dengan sebuah ancaman. Meminta Zain mengamankannya dan memanggil polisi ke sini. “TIDAK, ALARIC!” seru Bertha sekali lagi. Ia menggelengkan kepalanya dengan panik. Bertha berlari meninggalkan teras lobi Seans Holdings saat melihat Zain selangkah me

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    309. Giff Dan Viola—Hal Yang Lebih Panas Dari Sebatas Pertemuan?

    Setelah kemarin seharian hiking di sekitar gunung Pilatus—yang sebenarnya itu tak bisa dikatakan sepenuhnya hiking karena mereka tak sampai seperempat perjalanan dan lebih memilih untuk menikmati pemandangannya saja—hari ini di dalam rumah tempat tinggal selama bulan madu, Giff tak menjumpai suara apapun saat ia berkunjung ke sana. Sepertinya semua orang bangun kesiangan, mungkin karena lelah. Di depan perapian, ia melihat Lilia, William dan Keano terlelap di sana. Ia tersenyum saat memelankan langkahnya. Hatinya hangat, seperti sisa-sisa perapian semalam melihat Lilia yang tidur di tengah William dan Keano, seolah ayah dan anak itu sangat bahagia dan tak ingin kehilangan Lilia. 'Apa seperti itu wujud seorang pria yang sudah menemukan dunianya?' batin Giff kemudian menuju ke ruang makan, membongkar makanan yang dibelinya pelan-pelan hingga semuanya selesai. Baru setelah itulah ia membangunkan keluarga kecil William itu. Lilia yang pertama bangkit, berterima kasih pada Giff yang m

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    308. Maukah Kau Berdansa Denganku?

    Sebelum William mengatakan itu, sebenarnya Lilia sempat melihat Keano menepuk bahu ayahnya itu dan membisikkan sesuatu kepadanya. Sepertinya itu adalah agar William segera mengajak Lilia berdansa. Dengan masih termangu, Lilia menatap William dan tangan kanannya yang terulur kepadanya itu. "Terima, Mama!" pinta Keano dengan antusias. "T-tapi aku tidak bisa berdansa," jawab Lilia dengan gugup, merasa bersalah karena ini seperti sebuah penolakan yang tidak kentara. "Tidak apa-apa, aku bisa membuatmu berdansa malam hari ini." Anggukan William seolah sedang meyakinkannya, sehingga Lilia menerima tangan itu dan bangun dari duduknya. Ia berjalan mengikuti William yang tiba di tengah restoran, di bawah lampu chandelier yang bergantung dengan cantik. Meja-meja yang tersisih sejak awal mereka masuk itu sekarang Lilia tahu alasannya. Untuk tempat mereka berdansa. Sekilas melirik pada Keano, bocah kecil itu duduk di sana, tersenyum dengan ditemani oleh Giff yang masuk dan berdir

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status