Bab 18PoV (3)Kania tersenyum geli membaca pesan dari Kemala. Kemala yang mengancamnya dan dia berpikir jika ia akan takut dengan ancaman seperti ini, justru pesan dari Kemala itu bisa dijadikan bukti baru oleh Kania dan bahkan bisa menambah tuntutan pidana. Karena jika hanya tuntutan dengan perselingkuhan hukumannya sangat ringan.Setelah mendapat balasan dari Kania. Kemala tak ada membalas lagi."Apakah dia takut, aku ingin tahu bagaimana raut wajah Kemala saat membaca balasan pesan dariku!" gumam Kania sambil mengirim pesan pada Della."Besok Riko ulang tahun. Apa Ibu sudah bilang sama ayah?" ujar Riko menghampiri Kania yang sedang duduk di ruang tengah.Kania berada di rumah Mamanya sudah dua hari ini, dia menginap di sana bersama dengan Riko. Kania tertegun akan pertanyaan Riko barusan, putranya belum mengerti masalah apa yang sedang dihadapi kedua orang tuanya.Kania juga kasihan sekali melihat Riko menanyakan ayahnya terus. Dulu Adnan juga sangat dekat dengan Riko. Walau bebe
Bab 19Usai berkata seperti itu. Kemala hendak melangkah keluar kamar."Lipcream itu di temukan Farhan, di mobil suamiku. Sebenarnya aku tak memiliki lipcream berwarna merah!" ujar Feli menghentikan langkah Kemala."Maksud Mbak?" sahut Kemala tak mengerti."Tidak apa, ayo kita keluar!" Feli berjalan melewati Kemala yang masih terpaku, menatap mantan kakak iparnya keluar kamar.***Rombongan Farhan tiba di kediaman Orangtua Mayang. Mereka di sambut baik, apalagi Ibu Mayang gembar gembor kalau calon suami putrinya seorang pengusaha muda, mereka semakin terkesima ketika melihat banyaknya hantaran yang di bawa oleh pihak keluarga Farhan. Di rumah Mayang juga sudah di dekorasi dengan cukup mewah. Untuk acara engagement ia dan Farhan. Mayang tak ingin momen nya terlihat tidak berkelas, ia pasti ingin yang terbaik. Malam itu Mayang terlihat sangat cantik, dengan riasan makeup yang flawless. Menggunakan kebaya berwarna pink dusty dan rok kebaya yang ketat membuat lekuk tubuhnya yang langsi
Bab 20"Jelas suratnya ada, kan Ibu berikan juga!" Bu Sani keheranan kenapa bisa jadi emas imitasi. "Apa Ibu tuntut aja ya, ke toko emasnya. Kamu bilang sama Mayang untuk sabar. Nanti Ibu bakal datang ke toko itu lagi!" "Ahh...! Jika sampai aku gagal nikah sama Mayang, ini semua salah Ibu. Aku mau secepatnya Ibu ganti!" Brakkk...!! Farhan kembali masuk ke dalam kamar. "Farhan, kamu jangan marah begini. Situasi kita sedang sulit. Di luar sana ada yang mau usir kita dari rumah ini!" teriak Bu Sani hingga merasa tenggorokan nya terasa sakit karena terlalu sering, berteriak dari tadi.Tak ada respon dari Farhan. Bu Sani kembali ke ruang depan. Della masih di sana, untuk meminta keluarganya pergi mengosongkan rumah saat itu juga.Adnan tampak adu mulut dengan Della. "Ibu gak akan pergi dari sini, jika memang Kania yang menyuruh. Minta Kania yang datang sendiri kemari!" timpal Kemala yang masih ikut campur. "Kania sudah memberi wewenang padaku. Kenapa dia harus menghadapi coro-coro se
Bab 21"Geram aku mendengar pelakor itu selalu berusaha ikut campur dan bicara, memang gak punya malu! Dia gak sadar, sudah menghancurkan rumah tanggamu. Tapi seolah mempunyai hak!" ujar Della menyampaikan kekesalannya pada Kemala ketika bertemu kemarin.Kania menanggapi ucapan Della dengan tertawa kecil. Ia tak kaget lagi dengan sikap Kemala. Wanita pelakor itu memang resek."Jangan kaget dengannya, Kemala memang seperti itu. Entah apa yang membuat keluarga Mas Adnan menyukai pelakor itu," ucap Kania.dia pasti sangat pandai berakting dan bermuka dua sehingga disukai oleh keluarga Adnan aneh saja sekarang mereka sudah merasakan bagaimana rasanya setelah menghianatimu Kania menghela nafas benar kata Della. Apa yang dilakukan dia telah tepat, mengusir keluarga Adnan dan mengembalikan mereka pada posisi semula. Sidang pertama perceraian mereka akan berlangsung dua hari lagi. Adnan bilang tak akan menhadiri persidangan. Kania senang karena perceraian akan segera terjadi.Tapi kali ini a
Bab 22(PoV Kania)"Hanya itu permintaanku, aku tahu mudah bagimu memberiku uang sebanyak itu Kania. Dan mencabut tuntutan gampang kan, tinggal hubungi pengacaramu!" ujar Mas Adnan terdengar suaranya seperti cengengesan saat meminta hal itu padaku. Dengan entengnya ia meminta hal yang ia tahu pasti berat bagiku melakukannya. Aku belum bisa atau mungkin tak bisa memaafkan perbuatan dia dan keluarganya beserta Kemala. "Aku tak mau menuruti semua permintaanmu, apakah kamu sedang memerasku, Mas!""Tidak Kania, jangan berpikir negatif. Aku hanya ingin hubungan kita kembali baik, sebenarnya aku juga masih ingin rujuk denganmu. Agar keluarga kita lengkap, dan Riko tak merasa sedih dengan perpisahan ini jika terjadi!" jawab Mas Adnan. Dia pikir aku tak tahu maksudnya, ia minta rujuk karena hanya tak ingin hidup susah dan kembali menikmati hartaku."Hitung aja, sebagai kamu menolong keluargaku Kania. Keuanganku sudah menipis, sebentar lagi Farhan akan menikah, Ibu butuh biaya banyak untuk p
Bab 23(PoV 3)"Kenapa, Mas?" tanya Kemala yang melihat raut wajah Adnan kusut setelah menelpon Kania."Kania tak jadi mengirimkan uang itu padaku!" jawab Adnan mendengkus kesal dan mengusap wajahnya kasar."Kenapa tidak jadi? Lantas tentang laporan itu bagaimana?" tanya Kemala penasaran."Dia juga tak akan mencabut laporan itu," Adnan mencoba menghubungi Kania kembali tapi tak ada jawaban. Adnan berjalan menuju mobil. Ia meminjam mobil milik Erwin. "Mas, kita kemana?" ucap Kemala ketika Adnan membuka pintu mobil."Pulang, kemana lagi. Apakah kamu tidak jadi menghadiri acara ulang tahun anakmu? Kenapa semuanya bisa dibatalkan, bukankah kamu sendiri yang bilang jika Kania merengek untuk kamu datang!" cerocos Kemala. "Aku juga tidak tahu tiba-tiba di batalkan. Kania bilang jika Riko terima jika aku tidak datang dia tidak menginginkanku lagi!" Adnan dengan raut wajah marah masuk ke dalam mobil disusul dengan Kemala yang ikut masuk."Kenapa anakmu tidak mau kamu datang Mas? Padahal ke
Bab 24Hampir 15 menit Feli sadar dari pingsannya."Syukurlah kamu sadar, Ibu takut Fel," ujar Bu Sani mengucap syukur dan menoleh pada Farhan yang duduk di sudut sofa."Puas kamu, menganiaya Mbak-mu sendiri!" hardik Bu Sani melempar Farhan dengan bantal sofa dan hampir mengenai wajahnya, namun Farhan menghindar.Adnan kembali membawakan segelas air putih untuk Feli."Kurang aj*r kamu Farhan. Apakah kamu ingin membunuh, Mbak!" ucap Feli dengan suara yang parau. "Makanya jangan pernah ikut campur dengan hubunganku dan Mayang! Aku tak suka Mbak, bicara seperti itu!" bentak Farhan yang merasa tak bersalah. Feli duduk, dan meminum air hingga habis."Baiklah Mbak gak akan pernah ikut campur dengan urusanmu. Urus saja sendiri hidupmu itu, dan jangan pernah meminjam mobil Mbak lagi!" Feli bangkit dari duduknya."Mau kemana, Mbak?" tanya Adnan. "Pulang, gak betah berada di rumah orang itu!" ketus Feli melirik Farhan sekilas dengan sorot mata penuh kebencian. Feli sangat membenci adiknya it
Bab 25Farhan melihat Ibunya yang baru saja pulang. Dari tadi ia menunggu kedatangan Bu Sani."Dari mana aja sih, Bu! Di telpon gak di angkat, aku udah nungguin dari tadi!" cerca Farhan kesal."Ibu dari rumah sakit menjenguk Dea, ada apa kamu mencari Ibu?" tanya Bu Sani menoleh pada Farhan. "Aku ingin menanyakan pada Mbak Feli, tentang seragam pernikahan yang ia pesankan. Apakah sudah jadi, pernikahanku tinggal lima hari lagi tapi kalian santai saja, sedangkan aku pusing sendiri memikirkannya!" Farhan menjawab. "Itu kan kemauan kamu, yang tidak ingin kita ikut campur. Karena itu kamu mau mengusir ibu dari rumah ini!" sindir Bu Sani pada putranya. "Sudahlah lupakan itu Bu, yang penting sekarang pernikahanku dan yang akan dilangsungkan. Cepat pertanyakan pada Mbak Feli!" "Ibu capek mau istirahat dulu, nanti saja Ibu tanyakan pada Feli!" Bu Sani menghenyakkan bokongnya pada sofa."Tolong kamu ambilkan ibu minum dulu!" Farhan bangkit dari duduknya. Tak lama ia kembali membawakan ibu
Adnan tak mengizinkan mantan Ibu mertuanya dan Sarah untuk membawa Cilla, sama saja mereka memanfaatkan Cilla untuk memaksa Adnan memberi uang pada Kemala setiap bulan."Kami yang akan mengurus Cilla. Kemala berhak karena dia ibunya, kami dulu hanya menitipkan dia," kekeh Bu Dona yang tetap akan membawa Cilla. "Banyak alasan, aku tahu apa maksud kalian. Pasti ingin agar aku mengirim uang setiap bulan pada Kemala kan, karena kalian sudah tidak punya uang lagi. Aku tidak akan membiarkan Cilla, dibawa oleh kalian. Dia tetap akan di sini tinggal bersamaku, aku tidak mau lagi dimanfaatkan oleh Kemala, harusnya Ibu bilang pada putrimu itu suruh dia bertaubat sudah banyak dosa yang ia lakukan membuat rumah tanggaku hancur dan juga kakakku. Itulah akibatnya menjadi wanita murah*n!" cerca Adnan pada mereka. "Lancang mulutmu Adnan, jangan pernah menghina Kemala. Ia sekarang sedang sakit," ujar Bu Dona matanya melotot memarahi Adnan karena telah menghina putrinya. "Bagus dia sakit, itu huku
PoV AdnanHampir 6 bulan sudah aku menikah dengan Asti. Tak ada perubahan dari istriku itu, dia semakin liar, pulang pagi dan tak peduli dengan bayi ini. Ibu datang ke rumah bersama Mbak Feli. Aku yang meminta mereka datang, karena kewalahan mengurus Cilla dan Fano. Ingin mendapatkan kerja, justru malah menjadi baby sitter untuk bayi Asti. Bapak mertua juga tak ada kejelasan, untuk memberiku pekerjaan."Istrimu kemana?" tanya Ibu dan duduk di sofa. "Sudah 4 hari ini Asti, gak pulang, Bu!" jawabku. Memang entah kemana Asti. Biasanya ia akan pulang pagi jam 3/4 dinihari tapi sekarang sudah 4 hari tak pulang, juga tidak mengabari. Aku mencoba menelpon tapi sepertinya nomorku telah di blokir olehnya. "Lihat nih!" Mbak Feli menunjukkan layar ponselnya. Di situ jelas akun fesbuk Asti yang berfoto bersama teman-temannya, sedangkan ada foto ia dirangkul oleh seorang pria muda. "Healah Asti ni ternyata gemblung! Udah punya suami, malah foto begitu sama pria lain! Adnan, kamu ceraikan sajal
PoV AdnanHampir 6 bulan sudah aku menikah dengan Asti. Tak ada perubahan dari istriku itu, dia semakin liar, pulang pagi dan tak peduli dengan bayi ini. Ibu datang ke rumah bersama Mbak Feli. Aku yang meminta mereka datang, karena kewalahan mengurus Cilla dan Fano. Ingin mendapatkan kerja, justru malah menjadi baby sitter untuk bayi Asti. Bapak mertua juga tak ada kejelasan, untuk memberiku pekerjaan."Istrimu kemana?" tanya Ibu dan duduk di sofa. "Sudah 4 hari ini Asti, gak pulang, Bu!" jawabku. Memang entah kemana Asti. Biasanya ia akan pulang pagi jam 3/4 dinihari tapi sekarang sudah 4 hari tak pulang, juga tidak mengabari. Aku mencoba menelpon tapi sepertinya nomorku telah di blokir olehnya. "Lihat nih!" Mbak Feli menunjukkan layar ponselnya. Di situ jelas akun fesbuk Asti yang berfoto bersama teman-temannya, sedangkan ada foto ia dirangkul oleh seorang pria muda. "Healah Asti ni ternyata gemblung! Udah punya suami, malah foto begitu sama pria lain! Adnan, kamu ceraikan sajal
PoV AdnanAsti meringis tampak menahan sakit. "Kita ke kamar saja, kamu kesakitan," aku mengajak Asti untuk pergi ke kamar dan meninggalkan pelaminan. "Sakit banget, Mas!" rintih Asti. "Kamu mau melahirkan mungkin As, ini sama seperti mantan istriku dulu saat ia kontraksi. Apa kamu sudah hamil 9 bulan?" aku benar-benar penasaran dengan usia kandungannya. "Iya mungkin, Mas!" jawabnya sambil terus berjalan perlahan menuju kamar."Kok mungkin? Kan kamu yang hamil pasti tahu lah!" aku menutup pintu saat kami berada di dalam kamar. Pak Lurah bilang jika putrinya hamil 4 minggu, waduh pas acara resepsi malah mau melahirkan, buat malu saja Asti ini. Jika memang benar dia akan melahirkan sama saja tak menutup aib. Yang penting aku sudah menerima uang dari Pak Lurah, tapi jika begini namaku juga yang ikut tercoreng dan di duga yang telah menghamili Asti."Asti..!" pintu di gedor terdengar suara Ibu Asti yang kini menjadi ibu mertuaku. Aku membuka pintu. "Ada apa dengan kalian, kenapa mal
PoV AdnanJika dengan cara baik-baik Kania tak bisa di ajak bekerja sama, maka jangan salahkan aku jika cara memaksa bisa membawa Riko. Ia pasti ada di rumah Mama Nayla. Mbak Feli bilang, jika putraku sering di rumah Neneknya karena Kania mengurus usahanya. Kania dengan angkuh pergi menggunakan mobilnya, wanita keras kepala yang selalu merendahkan aku. Akan ku balas perbuatanmu, karenamu harga diriku terinjak-injak. **"Adnan?" ucap Kania mantan Mama mertuaku. Matanya membulat terlihat jelas ia kaget dengan kehadiranku di rumahnya. "Ma, aku ke sini mau menemui, Riko anakku!" ujarku menyampaikan maksud tujuan. Dan tetap memanggilnya Mama. Ia tampak ragu dan tersenyum kecut. "Sebentar, Mama panggilkan Riko," perempuan paro baya itu berlalu kembali masuk ke dalam rumah. Aku akan mengajak Riko. 3 hari lagi pernikahanku dan Asti akan berlangsung, dia harus mengenal calon Ibu tirinya. Tak lama Mama Nayla kembali bersama Riko."Itu Ayah, mau bertemu kamu," tukas Mama Nayla menunjuk aga
PoV KaniaMas Adnan datang kembali hanya ingin mengatakan ingin menikah, sungguh berita yang tidak penting bagiku. Awalnya aku masih bisa menanggapi biasa saja, tapi emosiku naik karena ia berkata akan meminta hak asuh Riko. Bahkan membiarkan Riko satu hari saja dengan Ayahnya aku tak sudi. Katakan aku jahat, memisahkan putraku dari Ayah kandungnya, tapi setiap manusia mempunyai sisi jahat bukan? Terlebih aku yang sudah di sakiti atas perbuatan Mas Adnan. Dia memang tidak peka atau tak punya ot*k untuk berpikir, perbuatan nya juga menyakiti anak kami. Anak korban perceraian itu berhak tinggal bersama ibunya. Apalagi kamu mempunyai skandal sebelum bercerai. Kamu tidak akan bisa menuntutku Mas, aku masih punya banyak bukti perselingkuhanmu dengan Kemala dulu jadi jangan mengancam!" "Aku tetap akan membawa Riko!" ujar Mas Adnan kekeh."Tidak akan pernah aku mengizinkan Riko, untuk ikut bersamamu. Bahkan satu hari saja aku tak sudi mengizinkannya!" ucapku menolak mentah-mentah keingina
POV Adnan"Jika kamu mau menikah dengan Asti, saya akan berikan 20 juta," ujar Pak Karman Bapak Asti yang seorang Lurah di daerah tempat tinggalku."Cuma 20 juta? Sedangkan anak Bapak itu sudah Hamil, kecuali jika dia perawan. Apa untungnya saya menikahi dia," ucapku ingin memancing Pak Karman memberi lebih dari 20 juta. Enak saja hanya segitu, anaknya sudah bunting memang sih dia cantik. "Kamu mau apa, Adnan. Katakan!" "Saya mau kerja Pak, di kantor lurah. Biar tiap hari pakai seragam, masa seorang mantu Lurah nganggur!" ini kesempatanku untuk meminta pekerjaan. Jika aku kerja di kantor Lurah, dan menggunakan seragam bisa menaikkan derajatku di mata Kania. Pasti dia menyesal telah meminta cerai, dan aku bisa membalas perlakuannya. Asti cantik, juga muda bisa membuatku kaya. Usiannya juga masih sangat muda 18 tahun, baru lulus SMA tahun ini. Hampir seumuran dengan Dea adikku. "Tapi kamu itu hanya lulusan SMA, bukan?" Pak Karman bertanya, ia seperti ragu ingin menyanggupi permintaa
PoV (3)Kemala kembali ke rumah Erwin. Usai 3 minggu ia berada di rumah sakit, tapi rumah Erwin terkunci dari luar seperti tidak ada penghuni." Bagaimana nih, suamimu tak ada di rumah!" ujar Bu Dona ketika mereka tidak bisa masuk ke dalam rumah."Aku tidak tahu Bu, Mas Erwin juga memblokir nomorku," ucap Kemala menghela nafas. "Lantas kita mau pergi kemana?" tukas Bu Dona khawatir. "Ada urusan apa kau datang kemari lagi!" Kemala menoleh ke belakang, ternyata suara itu berasal dari mertuanya yang sudah berdiri di belakangnya. Bu Rubi berjalan menghampiri Kemala."Jangan harap kamu bisa tinggal di rumah ini lagi, pergi! Erwin sudah menceraikanmu, masih punya muka kamu untuk datang lagi!" Bu Rubi sangat marah saat melihat Kemala kembali, mantan menantunya itu sudah mencoreng nama baiknya hampir satu minggu lebih ia menjadi gunjingan oleh semua warga di sekitar. Bahkan beberapa orang menjauhi keluarga-nya karena masalah ini. "Wanita murahan kamu, telah menyakiti mas Erwin! Rasakan k
PoV (3)"Wajahku..!" Kemala menangis dan meraung meratapi wajahnya kini penuh dengan luka lebam dan juga bekas luka dari serpihan kaca yang menembus kulit wajah yang mulus. Kemala menangis hampir tak bersuara saking histerisnya. Ia seperti tak punya kekuatan lagi untuk berteriak."Nikmati wajahmu yang buruk rupa itu! Siapa yang mau denganmu, mereka akan jijik melihat raut wajahmu dasar pelac*r!" hina Erwin yang terlihat bahagia melihat kesakitan Kemala dan penderitaannya."Semua ini masih bisa sembuh, aku tidak akan cacat seumur hidup!" ucap Kemala lirih."Tak perlu kau tangisi, karena kamu memang pantas mendapatkan semua ini sundal. Aku bahkan tak perlu mengotori tanganku sendiri sehingga bisa membuatku masuk penjara untuk menghancurkanmu. Kecelakaan dan musibah yang kamu hadapi adalah anugerah bagiku, tapi aku belum bahagia melihatmu seperti ini. Aku ingin kamu lebih hancur lagi!" Erwin justru menekan wajah Kemala dengan tangannya."Singkirkan tanganmu, wajahku terasa sakit!" Kema