Bab 22(PoV Kania)"Hanya itu permintaanku, aku tahu mudah bagimu memberiku uang sebanyak itu Kania. Dan mencabut tuntutan gampang kan, tinggal hubungi pengacaramu!" ujar Mas Adnan terdengar suaranya seperti cengengesan saat meminta hal itu padaku. Dengan entengnya ia meminta hal yang ia tahu pasti berat bagiku melakukannya. Aku belum bisa atau mungkin tak bisa memaafkan perbuatan dia dan keluarganya beserta Kemala. "Aku tak mau menuruti semua permintaanmu, apakah kamu sedang memerasku, Mas!""Tidak Kania, jangan berpikir negatif. Aku hanya ingin hubungan kita kembali baik, sebenarnya aku juga masih ingin rujuk denganmu. Agar keluarga kita lengkap, dan Riko tak merasa sedih dengan perpisahan ini jika terjadi!" jawab Mas Adnan. Dia pikir aku tak tahu maksudnya, ia minta rujuk karena hanya tak ingin hidup susah dan kembali menikmati hartaku."Hitung aja, sebagai kamu menolong keluargaku Kania. Keuanganku sudah menipis, sebentar lagi Farhan akan menikah, Ibu butuh biaya banyak untuk p
Bab 23(PoV 3)"Kenapa, Mas?" tanya Kemala yang melihat raut wajah Adnan kusut setelah menelpon Kania."Kania tak jadi mengirimkan uang itu padaku!" jawab Adnan mendengkus kesal dan mengusap wajahnya kasar."Kenapa tidak jadi? Lantas tentang laporan itu bagaimana?" tanya Kemala penasaran."Dia juga tak akan mencabut laporan itu," Adnan mencoba menghubungi Kania kembali tapi tak ada jawaban. Adnan berjalan menuju mobil. Ia meminjam mobil milik Erwin. "Mas, kita kemana?" ucap Kemala ketika Adnan membuka pintu mobil."Pulang, kemana lagi. Apakah kamu tidak jadi menghadiri acara ulang tahun anakmu? Kenapa semuanya bisa dibatalkan, bukankah kamu sendiri yang bilang jika Kania merengek untuk kamu datang!" cerocos Kemala. "Aku juga tidak tahu tiba-tiba di batalkan. Kania bilang jika Riko terima jika aku tidak datang dia tidak menginginkanku lagi!" Adnan dengan raut wajah marah masuk ke dalam mobil disusul dengan Kemala yang ikut masuk."Kenapa anakmu tidak mau kamu datang Mas? Padahal ke
Bab 24Hampir 15 menit Feli sadar dari pingsannya."Syukurlah kamu sadar, Ibu takut Fel," ujar Bu Sani mengucap syukur dan menoleh pada Farhan yang duduk di sudut sofa."Puas kamu, menganiaya Mbak-mu sendiri!" hardik Bu Sani melempar Farhan dengan bantal sofa dan hampir mengenai wajahnya, namun Farhan menghindar.Adnan kembali membawakan segelas air putih untuk Feli."Kurang aj*r kamu Farhan. Apakah kamu ingin membunuh, Mbak!" ucap Feli dengan suara yang parau. "Makanya jangan pernah ikut campur dengan hubunganku dan Mayang! Aku tak suka Mbak, bicara seperti itu!" bentak Farhan yang merasa tak bersalah. Feli duduk, dan meminum air hingga habis."Baiklah Mbak gak akan pernah ikut campur dengan urusanmu. Urus saja sendiri hidupmu itu, dan jangan pernah meminjam mobil Mbak lagi!" Feli bangkit dari duduknya."Mau kemana, Mbak?" tanya Adnan. "Pulang, gak betah berada di rumah orang itu!" ketus Feli melirik Farhan sekilas dengan sorot mata penuh kebencian. Feli sangat membenci adiknya it
Bab 25Farhan melihat Ibunya yang baru saja pulang. Dari tadi ia menunggu kedatangan Bu Sani."Dari mana aja sih, Bu! Di telpon gak di angkat, aku udah nungguin dari tadi!" cerca Farhan kesal."Ibu dari rumah sakit menjenguk Dea, ada apa kamu mencari Ibu?" tanya Bu Sani menoleh pada Farhan. "Aku ingin menanyakan pada Mbak Feli, tentang seragam pernikahan yang ia pesankan. Apakah sudah jadi, pernikahanku tinggal lima hari lagi tapi kalian santai saja, sedangkan aku pusing sendiri memikirkannya!" Farhan menjawab. "Itu kan kemauan kamu, yang tidak ingin kita ikut campur. Karena itu kamu mau mengusir ibu dari rumah ini!" sindir Bu Sani pada putranya. "Sudahlah lupakan itu Bu, yang penting sekarang pernikahanku dan yang akan dilangsungkan. Cepat pertanyakan pada Mbak Feli!" "Ibu capek mau istirahat dulu, nanti saja Ibu tanyakan pada Feli!" Bu Sani menghenyakkan bokongnya pada sofa."Tolong kamu ambilkan ibu minum dulu!" Farhan bangkit dari duduknya. Tak lama ia kembali membawakan ibu
Bab 26PoV KaniaApakah Mas Adnan sudah membuang rasa malunya di dasar jurang terdalam? Ia menghampiriku untuk meminta pekerjaan. Pria yang tak punya harga diri, selingkuh dan akhirnya mengemis juga padaku, untuk sebuah pekerjaan. Tentu aku tak akan memberikan apa yang dia minta. Kenapa dia tak menjadi tukan ojek online saja seperti dulu. Mungkin kehidupan senang dengan fasilitas, tanpa memikirkan uang datang dari mana sudah membuat Mas Adnan nyaman dan terbiasa. Sehingga ia tak mau kerja keras untuk mencari pekerjaan. Hanya tamat SMA dengan ijazah itu sulit untuk Maa Adnan mendapat pekerjaan. Beraninya ia bilang demi Raka. Jangankan nafkah, menghadiri acara ulang tahun anaknya saja tak sudi dan meminta imbalan. Aku tak akan percaya padanya lagi, ia bukan pria yang bertanggung jawab.Kutinggalkan Mas Adnan yang memohon padaku. Membuang waktuku saja bertemu dengannya hari ini. Ia bahkan tak pernah meminta maaf, menyesali semua perbuatan. ***Sore ini aku bergegas pulang. Karena Mala
Bab 27PoV KemalaSemalaman aku menghabiskan waktu bersama Mas Erwin. Dua mengajakku tour dengan komunitas mobil yang ia ikuti. Kami menginap di hotel. Mas Erwin memperkenalkan aku pada temannya sebagai kekasih. Karena sekarang aku memang kekasih Mas Erwin. Aku telah berhasil memikat pria itu dan berpaling dari Mbak Feli.Bahkan perhiasan Mbak Feli di berikan padaku oleh Mas Erwin. Hingga saat ini dia tak menyadari jika aku telah dekat dengan suaminya. Mas Erwin selalu memanjakanku, ia memberikan juga tabungan Mbak Feli yang di titip pada rekening Mas Erwin.Betapa bodohnya Mbak Feli. Dia terlalu mempercayai suaminya, kan jadi keenakan aku menikmati tabungan dan perhiasannya. Aku bisa belanja apapun yang aku mau, dan di ajak jalan menggunakan mobil baru Mas Erwin yang ia beli juga menggunakan uang Mbak Feli.Sama dengan Ibunya yang mudah ku manfaatkan. Bahkan sangking percayanya padaku, ia tak menyadari jika aku yang mengambil dompetnya saat itu, dan menguras isi Rekening mantan mert
PoV AuthorVideo Kemala menggunakan bra itu cepat menyebar, dan viral di akun gosip. Jelas terlihat wajah wanita itu. Dan keluarga Adnan cepat mengetahuinya.Feli saat itu langsung menuju rumah Ibunya. Untuk memberitahu video itu. Perasaan syok dan sedih, menggelayuti Feli saat tahu jika yang ia curigai selama ini benar. Bahwa selingkuhan suaminya adalah Kemala. Namun kemarin ia tak mendapatkan bukti apapun. Kebetulan saat itu ada Adnan juga yang baru pulang, menemui Riko. Bu Sani tak kalah naik pitam karena merasa di khianati Kemala. Padahal ia setuju jika Kemala menikah siri dengan Adnan. Justru Kemala ikut mematuk suami putrinya. Tak perlu di tutupi lagi, dari pakaian Feli di tambah keterangan jika mereka mabuk sudah menjelaskan perselingkuhan itu. Saat itu juga Feli mengajak ibunya dan Adnan mendatangi rumah Feli. Pasti wanita bej*t itu akan kembali ke rumahnya. Ketika mereka datang ke rumah itu, hanya ada Bu Dona dan Cilla. Feli langsung marah-marah pada Bu Dona. Membuat perem
PoV AuthorFeli melirik pada tas Kemala yang tergeletak jatuh di lantai. Saat kejadian tadi, ia mengambil tas itu."Mau kamu bawa kemana tas itu!" Erwin ingin merebut. Namun di halangi dengan cepat oleh Adnan menahan tubuh Erwin.Dengan cepat Feli merogoh kunci mobil yang di taruh pada saku kemeja suaminya. "Jangan harap kamu bahagia dengan gundik itu!"Feli berlalu sebelum Erwin bersiap mengejarnya. Bu Sani dan Adnan menyusul Feli."Kembalikan Feli! Kamu tak bisa mengambil semua itu..!" Erwin berusaha mengejar, tapi mereka sudah masuk ke dalam mobil dan pergi dari hadapan Erwin. Erwin merasa kesal. Rahangnya mengeras menahan amarah yang dia rasakan karena perbuatan sang istri. Sekarang benda berharga miliknya di bawa oleh Feli tanpa bisa ia cegah."Aku ceroboh, arghh...!" tukas Erwin karena menaruh kunci di tempat yang gampang di ambil oleh Feli.***"Masih terasa panas, sakit Bu," rintih Kemala. Ketika ia sudah membersihkan tubuh, tapi rasa perih di bagian int*m nya masih terasa p
Adnan tak mengizinkan mantan Ibu mertuanya dan Sarah untuk membawa Cilla, sama saja mereka memanfaatkan Cilla untuk memaksa Adnan memberi uang pada Kemala setiap bulan."Kami yang akan mengurus Cilla. Kemala berhak karena dia ibunya, kami dulu hanya menitipkan dia," kekeh Bu Dona yang tetap akan membawa Cilla. "Banyak alasan, aku tahu apa maksud kalian. Pasti ingin agar aku mengirim uang setiap bulan pada Kemala kan, karena kalian sudah tidak punya uang lagi. Aku tidak akan membiarkan Cilla, dibawa oleh kalian. Dia tetap akan di sini tinggal bersamaku, aku tidak mau lagi dimanfaatkan oleh Kemala, harusnya Ibu bilang pada putrimu itu suruh dia bertaubat sudah banyak dosa yang ia lakukan membuat rumah tanggaku hancur dan juga kakakku. Itulah akibatnya menjadi wanita murah*n!" cerca Adnan pada mereka. "Lancang mulutmu Adnan, jangan pernah menghina Kemala. Ia sekarang sedang sakit," ujar Bu Dona matanya melotot memarahi Adnan karena telah menghina putrinya. "Bagus dia sakit, itu huku
PoV AdnanHampir 6 bulan sudah aku menikah dengan Asti. Tak ada perubahan dari istriku itu, dia semakin liar, pulang pagi dan tak peduli dengan bayi ini. Ibu datang ke rumah bersama Mbak Feli. Aku yang meminta mereka datang, karena kewalahan mengurus Cilla dan Fano. Ingin mendapatkan kerja, justru malah menjadi baby sitter untuk bayi Asti. Bapak mertua juga tak ada kejelasan, untuk memberiku pekerjaan."Istrimu kemana?" tanya Ibu dan duduk di sofa. "Sudah 4 hari ini Asti, gak pulang, Bu!" jawabku. Memang entah kemana Asti. Biasanya ia akan pulang pagi jam 3/4 dinihari tapi sekarang sudah 4 hari tak pulang, juga tidak mengabari. Aku mencoba menelpon tapi sepertinya nomorku telah di blokir olehnya. "Lihat nih!" Mbak Feli menunjukkan layar ponselnya. Di situ jelas akun fesbuk Asti yang berfoto bersama teman-temannya, sedangkan ada foto ia dirangkul oleh seorang pria muda. "Healah Asti ni ternyata gemblung! Udah punya suami, malah foto begitu sama pria lain! Adnan, kamu ceraikan sajal
PoV AdnanHampir 6 bulan sudah aku menikah dengan Asti. Tak ada perubahan dari istriku itu, dia semakin liar, pulang pagi dan tak peduli dengan bayi ini. Ibu datang ke rumah bersama Mbak Feli. Aku yang meminta mereka datang, karena kewalahan mengurus Cilla dan Fano. Ingin mendapatkan kerja, justru malah menjadi baby sitter untuk bayi Asti. Bapak mertua juga tak ada kejelasan, untuk memberiku pekerjaan."Istrimu kemana?" tanya Ibu dan duduk di sofa. "Sudah 4 hari ini Asti, gak pulang, Bu!" jawabku. Memang entah kemana Asti. Biasanya ia akan pulang pagi jam 3/4 dinihari tapi sekarang sudah 4 hari tak pulang, juga tidak mengabari. Aku mencoba menelpon tapi sepertinya nomorku telah di blokir olehnya. "Lihat nih!" Mbak Feli menunjukkan layar ponselnya. Di situ jelas akun fesbuk Asti yang berfoto bersama teman-temannya, sedangkan ada foto ia dirangkul oleh seorang pria muda. "Healah Asti ni ternyata gemblung! Udah punya suami, malah foto begitu sama pria lain! Adnan, kamu ceraikan sajal
PoV AdnanAsti meringis tampak menahan sakit. "Kita ke kamar saja, kamu kesakitan," aku mengajak Asti untuk pergi ke kamar dan meninggalkan pelaminan. "Sakit banget, Mas!" rintih Asti. "Kamu mau melahirkan mungkin As, ini sama seperti mantan istriku dulu saat ia kontraksi. Apa kamu sudah hamil 9 bulan?" aku benar-benar penasaran dengan usia kandungannya. "Iya mungkin, Mas!" jawabnya sambil terus berjalan perlahan menuju kamar."Kok mungkin? Kan kamu yang hamil pasti tahu lah!" aku menutup pintu saat kami berada di dalam kamar. Pak Lurah bilang jika putrinya hamil 4 minggu, waduh pas acara resepsi malah mau melahirkan, buat malu saja Asti ini. Jika memang benar dia akan melahirkan sama saja tak menutup aib. Yang penting aku sudah menerima uang dari Pak Lurah, tapi jika begini namaku juga yang ikut tercoreng dan di duga yang telah menghamili Asti."Asti..!" pintu di gedor terdengar suara Ibu Asti yang kini menjadi ibu mertuaku. Aku membuka pintu. "Ada apa dengan kalian, kenapa mal
PoV AdnanJika dengan cara baik-baik Kania tak bisa di ajak bekerja sama, maka jangan salahkan aku jika cara memaksa bisa membawa Riko. Ia pasti ada di rumah Mama Nayla. Mbak Feli bilang, jika putraku sering di rumah Neneknya karena Kania mengurus usahanya. Kania dengan angkuh pergi menggunakan mobilnya, wanita keras kepala yang selalu merendahkan aku. Akan ku balas perbuatanmu, karenamu harga diriku terinjak-injak. **"Adnan?" ucap Kania mantan Mama mertuaku. Matanya membulat terlihat jelas ia kaget dengan kehadiranku di rumahnya. "Ma, aku ke sini mau menemui, Riko anakku!" ujarku menyampaikan maksud tujuan. Dan tetap memanggilnya Mama. Ia tampak ragu dan tersenyum kecut. "Sebentar, Mama panggilkan Riko," perempuan paro baya itu berlalu kembali masuk ke dalam rumah. Aku akan mengajak Riko. 3 hari lagi pernikahanku dan Asti akan berlangsung, dia harus mengenal calon Ibu tirinya. Tak lama Mama Nayla kembali bersama Riko."Itu Ayah, mau bertemu kamu," tukas Mama Nayla menunjuk aga
PoV KaniaMas Adnan datang kembali hanya ingin mengatakan ingin menikah, sungguh berita yang tidak penting bagiku. Awalnya aku masih bisa menanggapi biasa saja, tapi emosiku naik karena ia berkata akan meminta hak asuh Riko. Bahkan membiarkan Riko satu hari saja dengan Ayahnya aku tak sudi. Katakan aku jahat, memisahkan putraku dari Ayah kandungnya, tapi setiap manusia mempunyai sisi jahat bukan? Terlebih aku yang sudah di sakiti atas perbuatan Mas Adnan. Dia memang tidak peka atau tak punya ot*k untuk berpikir, perbuatan nya juga menyakiti anak kami. Anak korban perceraian itu berhak tinggal bersama ibunya. Apalagi kamu mempunyai skandal sebelum bercerai. Kamu tidak akan bisa menuntutku Mas, aku masih punya banyak bukti perselingkuhanmu dengan Kemala dulu jadi jangan mengancam!" "Aku tetap akan membawa Riko!" ujar Mas Adnan kekeh."Tidak akan pernah aku mengizinkan Riko, untuk ikut bersamamu. Bahkan satu hari saja aku tak sudi mengizinkannya!" ucapku menolak mentah-mentah keingina
POV Adnan"Jika kamu mau menikah dengan Asti, saya akan berikan 20 juta," ujar Pak Karman Bapak Asti yang seorang Lurah di daerah tempat tinggalku."Cuma 20 juta? Sedangkan anak Bapak itu sudah Hamil, kecuali jika dia perawan. Apa untungnya saya menikahi dia," ucapku ingin memancing Pak Karman memberi lebih dari 20 juta. Enak saja hanya segitu, anaknya sudah bunting memang sih dia cantik. "Kamu mau apa, Adnan. Katakan!" "Saya mau kerja Pak, di kantor lurah. Biar tiap hari pakai seragam, masa seorang mantu Lurah nganggur!" ini kesempatanku untuk meminta pekerjaan. Jika aku kerja di kantor Lurah, dan menggunakan seragam bisa menaikkan derajatku di mata Kania. Pasti dia menyesal telah meminta cerai, dan aku bisa membalas perlakuannya. Asti cantik, juga muda bisa membuatku kaya. Usiannya juga masih sangat muda 18 tahun, baru lulus SMA tahun ini. Hampir seumuran dengan Dea adikku. "Tapi kamu itu hanya lulusan SMA, bukan?" Pak Karman bertanya, ia seperti ragu ingin menyanggupi permintaa
PoV (3)Kemala kembali ke rumah Erwin. Usai 3 minggu ia berada di rumah sakit, tapi rumah Erwin terkunci dari luar seperti tidak ada penghuni." Bagaimana nih, suamimu tak ada di rumah!" ujar Bu Dona ketika mereka tidak bisa masuk ke dalam rumah."Aku tidak tahu Bu, Mas Erwin juga memblokir nomorku," ucap Kemala menghela nafas. "Lantas kita mau pergi kemana?" tukas Bu Dona khawatir. "Ada urusan apa kau datang kemari lagi!" Kemala menoleh ke belakang, ternyata suara itu berasal dari mertuanya yang sudah berdiri di belakangnya. Bu Rubi berjalan menghampiri Kemala."Jangan harap kamu bisa tinggal di rumah ini lagi, pergi! Erwin sudah menceraikanmu, masih punya muka kamu untuk datang lagi!" Bu Rubi sangat marah saat melihat Kemala kembali, mantan menantunya itu sudah mencoreng nama baiknya hampir satu minggu lebih ia menjadi gunjingan oleh semua warga di sekitar. Bahkan beberapa orang menjauhi keluarga-nya karena masalah ini. "Wanita murahan kamu, telah menyakiti mas Erwin! Rasakan k
PoV (3)"Wajahku..!" Kemala menangis dan meraung meratapi wajahnya kini penuh dengan luka lebam dan juga bekas luka dari serpihan kaca yang menembus kulit wajah yang mulus. Kemala menangis hampir tak bersuara saking histerisnya. Ia seperti tak punya kekuatan lagi untuk berteriak."Nikmati wajahmu yang buruk rupa itu! Siapa yang mau denganmu, mereka akan jijik melihat raut wajahmu dasar pelac*r!" hina Erwin yang terlihat bahagia melihat kesakitan Kemala dan penderitaannya."Semua ini masih bisa sembuh, aku tidak akan cacat seumur hidup!" ucap Kemala lirih."Tak perlu kau tangisi, karena kamu memang pantas mendapatkan semua ini sundal. Aku bahkan tak perlu mengotori tanganku sendiri sehingga bisa membuatku masuk penjara untuk menghancurkanmu. Kecelakaan dan musibah yang kamu hadapi adalah anugerah bagiku, tapi aku belum bahagia melihatmu seperti ini. Aku ingin kamu lebih hancur lagi!" Erwin justru menekan wajah Kemala dengan tangannya."Singkirkan tanganmu, wajahku terasa sakit!" Kema