PoV AuthorBagai mimpi buruk wanita ular itu masuk ke rumah Feli. Dan ia datang sebagai madu yang membuat Feli sangat syok, dan terpukul. Wanita yang ia bela dan di masukkan ke rumah tangga adiknya justru menjadi penghancur rumah tangganya. Feli menatap tajam kedua manusia yang berdiri di hadapannya. Apalagi ketika Erwin mengancam untuk menceraikan dirinya."Kamu mau aku laporkan seperti Kania yang lakukan pada Adnan, karena menikah tanpa izinku!" ancam Feli. "Silakan, jika kamu ingin berbuat seperti itu maka aku tidak akan mau menafkahi Bianca. Siapa yang akan mengurus anak kita, aku yakin orang tuamu juga tidak akan mampu karena mereka telah Jatuh miskin!" sinis Erwin."Jaga mulut busukmu itu mas, mengatakan jika keluargaku miskin. Di saat kehidupan kami senang kamu juga ikut menikmati uang dari Adnan, sekarang kamu menghianatiku dengan wanita jalang ini, bahkan menikahinya. Membawa ke rumah ini, biadab memang kalian!" Feli seperti mencoba mencari sesuatu untuk menyakiti Kemala ta
PoV 3Feli yang tidak tahan melihat tingkah Kemala. Berlari menyusul madunya itu. dengan cepat Felly merebut gamis yang dipegang oleh Kemala. Reflek Kemala melepaskannya."Kembali kan gamisku! Aku ingin berganti pakaian," ujar Kemala melotot menatap Feli yang sangat lancang.Feli menuju lemari kaca dan mengambil gunting. Dia akan berbuat sesuatu."Kembalikan gamisku!" teriak Kemala namun Feli mengabaikannya dan mulai menggunting gamis milik Kemala yang diberikan oleh Ibu mertuanya."Feli, apa yang akan kamu lakukan!" ucap Ibu mertuanya panik. " Ibu jangan coba menghalangiku!" Felli menodongkan gunting sehingga membuat Bu Dinar takut menghalangi perbuatan Feli." Sudah aku bilang kan Feli, kamu jangan macam-macam dengan Kemala. Jika tidak mau aku ceraikan!" ancam Erwin Untuk menghentikan aksi istrinya. Namun Feli tak menghiraukan dia terus menggunting gamis itu hingga koyak, dan tak layak pakai setelah itu Feli melemparkan gamis koyak itu pada wajah Kemala. "Kurang ajar ya kamu!" g
PoV KaniaSaat tiba di tempat acara akad nikah Farhan. Aku berpapasan dengan gundik itu, dia sudah menikah dengan Mas Erwin suami Mbak Feli. Kemala memang wanita yang sangat licik, dia bahkan tak punya urat malu lagi. Menikahi Mas Erwin dan menjadi madu untuk Mbak Feli. "Kamu tenang aja Kania, kembalilah pada Adnan. Karena aku sudah tak mengharapkannya, nikmati saja bekasku!" ucap Kemala mengejek."Jangan samakan aku dengan kamu, yang menjual diri hanya demi uang yang tidak seberapa. Lagian aku tidak doyan barang rongsokan dan bekas seperti kamu!" jawabku tersenyum agar membuat Kemala kesal.Ya, raut wajahnya langsung berubah masam saat mendengar perkataanku. "Aku wanita yang mandiri secara finansial, tidak seperti kamu yang mencari suami orang untuk menafkahi dirimu. Banyak janda yang lebih terhormat tak seperti dirimu, bisa bekerja di atas kaki sendiri, tanpa merebut suami orang. Padahal kamu sehat, tapi malas bekerja!" membuat Kemala tampak naik pitam. Toh memang kenyataan meman
PoV (3)Kania mengajak Riko untuk segera masuk ke dalam mobil."Bu, ada apa?" tanya Riko menatap Ibunya yang terburu-buru ingin pergi dari tempat itu, ia merasa ngeri jika Riko ikut melihat kejadian.Pasti kondisi Kemala tak baik-baik saja. Hantaman Feli tampak sangat kuat."Gak apa sayang, kita pulang sekarang." jawab Kania dan melajukan mobilnya.***Feli menatap nanar Kemala yang ambruk, darah mengalir karena luka robekan karena hantaman Feli.Ada yang merekam kejadian itu. Semua orang bergidik ngeri tapi semakin penasaran."Awas kau Feli, penjara menunggumu!" geram Erwin. Matanya memerah melihat wanita yang baru di nikahinya beberapa hari di buat tak berdaya dan terluka oleh istrinya. "Gitulah pelakor, nasibnya emang pantas!" celetuk seorang perempuan muda."Kasian sih, tapi ya itu akibat ngerebut suami orang. Istrinya jadi dendam! Astagfirullah..!" tukas Ibu paro baya.Erwin menggendong tubuh Kemala. Yang sudah tak sadarkan diri."Kenapa kalian hanya diam, cepat pinjamkan mobil
PoV KemalaPolisi mencariku. Aku kira kasus itu sudah selesai, kenapa masih berlanjut. Aku terlalu sibuk dengan urusanku sendiri, sehingga lupa masalah yang mengancam. Kania dia harus mencabut laporan itu. Aku tidak mau di penjara, aku maunya Feli yang di penjara. Baru saja merasa senang untuk melaporkan wanita bengis itu, karena telah mencelakai diriku, kenapa jadi aku yang terancam. "Sayang, kenapa?" Mas Erwin bertanya khawatir."Mas, tolong aku. Polisi mencariku, Ibu bilang mereka akan menjemput paksa, untung saja aku tidak di rumah!" "Jemput paksa bagaimana?" Mas Erwin mengernyitkan dahinya, mungkin dia lupa dengan laporan Kania."Ini tentang laporan Kania dulu padaku, ketika tertangkap bersama Adnan. Saat itu aku dan Adnan sudah mendapatkan surat peringatan untuk datang, tapi kami tidak datang dan mangkir. Aku tidak mau dipenjara Mas untuk hal seperti ini, aku tidak salah Adnan sendiri yang datang padaku kan. Kania memang picik untuk menghalalkan segala cara, untuk membuatku
PoV (3)Kedatangan polisi dan pesan dari Kania membuat Kemala ketar-ketir. Di saat keadaannya belum terlalu pulih. Kemala sudah dihadapkan dengan masalah hukum yang siap menjerat nya. Ia tidak bisa kabur atau berbuat apapun. "Jangan tangkap saya!" ucap Kemala ketakutan."Kami akan membawa saudari Kemala ke kantor. Sebelum pulih maka akan ada petugas yang menunggu disini,' ujar salah satu polisi yang menggunakan jaket kulit berwarna hitam."Kenapa harus seperti itu? Aku bukan buronan!" ucap Kemala membela diri."Karena anda telah mangkir dari panggilan pertama, dan Ibu Dona ketika kami datang ke rumah. Ibu bilang tidak tahu keberadaan anaknya. Tapi ternyata ibu ada di sini," ujar polisi itu. "Tolong beri keringanan pada putri saya, pak. Saya tidak mengatakan yang sebenarnya karena saya takut. Lihatlah kondisi putri saya," Bu Dona meminta belas kasihan. Sedangkan Cilla juga ketakutan dan kasiha melihat Ibunya. "Kami akan menunggunya hingga pulih dan tidak akan menyakiti Putri anda, B
PoV (3)"Ibu sudah capek dengan masalah keluarga kita, mungkin lebih baik kita jujur saja. Ibu menyesal telah berbohong, apalagi Adnan tadi di jemput polisi, itu juga istri dan mertuamu tampak sekali mata duitan!" ucap Bu Sani dan berniat masuk kembali ke dalam rumah ingin mengatakan yang sebenarnya.Farhan menarik tangan Ibunya dan menjatuhkan tubuh sang Ibu yang menghantam tanah dengan rerumputan. Bu Sani nyalang menatap Farhan yang barusan dengan sengaja membuatnya jatuh."Farhan, kamu mau mencelekai, Ibu?" ucap Bu Sani merasakan pinggangnya sakit, walau ia jatuh tidak terlalu keras. Bu Sani berusaha berdiri, tanpa di bantu oleh Farhan."Pergi Ibu dari sini, jangan menganggu keluargaku!" Farhan menunjuk arah keluar menyuruh Ibunya pergi. "Ibu gak mau pergi, uang itu-""Pergi atau aku seret, Ibu!" hardik Farhan memotong ucapan Ibunya.Bu Sani tertegun. Mata Farhan penuh kilat kemarahan."Mau, aku seret!" ancam Farhan dengan bengis seakan ia tak menganggap perempuan paro baya di ha
PoV (3)Bu Sani ikut senang dan berharap bisa mendapat bagian dari Feli. "Ibu nggak ada kamu beliin sesuatu gitu, Fel?" "Ibu tenang aja ya nanti Feli ajak ibu jalan-jalan dengan Bianca. Kita akan belanja dan beli makanan di luar!"Jawaban Feli membuat Bu Sani tersenyum lega, ternyata Feli masih ingat dengan nya tidak seperti Farhan."Tapi Ibu kepikiran dengan Adnan. Bagaimana ya nasibnya, Ibu sudah minta pada Kania untuk dia mencabut laporan atas Adnan. Tapi kamu tahu sendiri, Kania itu keras kepala dan penuh dendam. Ia tidak mau menuruti permintaan ibu," "Sudahlah Bu, biarkan saja Adnan menerima ujian ini mungkin dia hanya dipenjara beberapa bulan saja. Kasus Adnan itu tidak berat!" sahut Feli dan kembali tersenyum menatap ponselnya. Ia tengah memasukkan beberapa barang ke dalam trolly belanja pada aplikasi online. "Kamu tidak kasihan pada adikmu?" tanya Bu Sani. "Salah Adam sendiri, selingkuh. Memang aku salah Bu, telah membela Kemala dulu dan memasukkannya ke dalam rumah tangg
Adnan tak mengizinkan mantan Ibu mertuanya dan Sarah untuk membawa Cilla, sama saja mereka memanfaatkan Cilla untuk memaksa Adnan memberi uang pada Kemala setiap bulan."Kami yang akan mengurus Cilla. Kemala berhak karena dia ibunya, kami dulu hanya menitipkan dia," kekeh Bu Dona yang tetap akan membawa Cilla. "Banyak alasan, aku tahu apa maksud kalian. Pasti ingin agar aku mengirim uang setiap bulan pada Kemala kan, karena kalian sudah tidak punya uang lagi. Aku tidak akan membiarkan Cilla, dibawa oleh kalian. Dia tetap akan di sini tinggal bersamaku, aku tidak mau lagi dimanfaatkan oleh Kemala, harusnya Ibu bilang pada putrimu itu suruh dia bertaubat sudah banyak dosa yang ia lakukan membuat rumah tanggaku hancur dan juga kakakku. Itulah akibatnya menjadi wanita murah*n!" cerca Adnan pada mereka. "Lancang mulutmu Adnan, jangan pernah menghina Kemala. Ia sekarang sedang sakit," ujar Bu Dona matanya melotot memarahi Adnan karena telah menghina putrinya. "Bagus dia sakit, itu huku
PoV AdnanHampir 6 bulan sudah aku menikah dengan Asti. Tak ada perubahan dari istriku itu, dia semakin liar, pulang pagi dan tak peduli dengan bayi ini. Ibu datang ke rumah bersama Mbak Feli. Aku yang meminta mereka datang, karena kewalahan mengurus Cilla dan Fano. Ingin mendapatkan kerja, justru malah menjadi baby sitter untuk bayi Asti. Bapak mertua juga tak ada kejelasan, untuk memberiku pekerjaan."Istrimu kemana?" tanya Ibu dan duduk di sofa. "Sudah 4 hari ini Asti, gak pulang, Bu!" jawabku. Memang entah kemana Asti. Biasanya ia akan pulang pagi jam 3/4 dinihari tapi sekarang sudah 4 hari tak pulang, juga tidak mengabari. Aku mencoba menelpon tapi sepertinya nomorku telah di blokir olehnya. "Lihat nih!" Mbak Feli menunjukkan layar ponselnya. Di situ jelas akun fesbuk Asti yang berfoto bersama teman-temannya, sedangkan ada foto ia dirangkul oleh seorang pria muda. "Healah Asti ni ternyata gemblung! Udah punya suami, malah foto begitu sama pria lain! Adnan, kamu ceraikan sajal
PoV AdnanHampir 6 bulan sudah aku menikah dengan Asti. Tak ada perubahan dari istriku itu, dia semakin liar, pulang pagi dan tak peduli dengan bayi ini. Ibu datang ke rumah bersama Mbak Feli. Aku yang meminta mereka datang, karena kewalahan mengurus Cilla dan Fano. Ingin mendapatkan kerja, justru malah menjadi baby sitter untuk bayi Asti. Bapak mertua juga tak ada kejelasan, untuk memberiku pekerjaan."Istrimu kemana?" tanya Ibu dan duduk di sofa. "Sudah 4 hari ini Asti, gak pulang, Bu!" jawabku. Memang entah kemana Asti. Biasanya ia akan pulang pagi jam 3/4 dinihari tapi sekarang sudah 4 hari tak pulang, juga tidak mengabari. Aku mencoba menelpon tapi sepertinya nomorku telah di blokir olehnya. "Lihat nih!" Mbak Feli menunjukkan layar ponselnya. Di situ jelas akun fesbuk Asti yang berfoto bersama teman-temannya, sedangkan ada foto ia dirangkul oleh seorang pria muda. "Healah Asti ni ternyata gemblung! Udah punya suami, malah foto begitu sama pria lain! Adnan, kamu ceraikan sajal
PoV AdnanAsti meringis tampak menahan sakit. "Kita ke kamar saja, kamu kesakitan," aku mengajak Asti untuk pergi ke kamar dan meninggalkan pelaminan. "Sakit banget, Mas!" rintih Asti. "Kamu mau melahirkan mungkin As, ini sama seperti mantan istriku dulu saat ia kontraksi. Apa kamu sudah hamil 9 bulan?" aku benar-benar penasaran dengan usia kandungannya. "Iya mungkin, Mas!" jawabnya sambil terus berjalan perlahan menuju kamar."Kok mungkin? Kan kamu yang hamil pasti tahu lah!" aku menutup pintu saat kami berada di dalam kamar. Pak Lurah bilang jika putrinya hamil 4 minggu, waduh pas acara resepsi malah mau melahirkan, buat malu saja Asti ini. Jika memang benar dia akan melahirkan sama saja tak menutup aib. Yang penting aku sudah menerima uang dari Pak Lurah, tapi jika begini namaku juga yang ikut tercoreng dan di duga yang telah menghamili Asti."Asti..!" pintu di gedor terdengar suara Ibu Asti yang kini menjadi ibu mertuaku. Aku membuka pintu. "Ada apa dengan kalian, kenapa mal
PoV AdnanJika dengan cara baik-baik Kania tak bisa di ajak bekerja sama, maka jangan salahkan aku jika cara memaksa bisa membawa Riko. Ia pasti ada di rumah Mama Nayla. Mbak Feli bilang, jika putraku sering di rumah Neneknya karena Kania mengurus usahanya. Kania dengan angkuh pergi menggunakan mobilnya, wanita keras kepala yang selalu merendahkan aku. Akan ku balas perbuatanmu, karenamu harga diriku terinjak-injak. **"Adnan?" ucap Kania mantan Mama mertuaku. Matanya membulat terlihat jelas ia kaget dengan kehadiranku di rumahnya. "Ma, aku ke sini mau menemui, Riko anakku!" ujarku menyampaikan maksud tujuan. Dan tetap memanggilnya Mama. Ia tampak ragu dan tersenyum kecut. "Sebentar, Mama panggilkan Riko," perempuan paro baya itu berlalu kembali masuk ke dalam rumah. Aku akan mengajak Riko. 3 hari lagi pernikahanku dan Asti akan berlangsung, dia harus mengenal calon Ibu tirinya. Tak lama Mama Nayla kembali bersama Riko."Itu Ayah, mau bertemu kamu," tukas Mama Nayla menunjuk aga
PoV KaniaMas Adnan datang kembali hanya ingin mengatakan ingin menikah, sungguh berita yang tidak penting bagiku. Awalnya aku masih bisa menanggapi biasa saja, tapi emosiku naik karena ia berkata akan meminta hak asuh Riko. Bahkan membiarkan Riko satu hari saja dengan Ayahnya aku tak sudi. Katakan aku jahat, memisahkan putraku dari Ayah kandungnya, tapi setiap manusia mempunyai sisi jahat bukan? Terlebih aku yang sudah di sakiti atas perbuatan Mas Adnan. Dia memang tidak peka atau tak punya ot*k untuk berpikir, perbuatan nya juga menyakiti anak kami. Anak korban perceraian itu berhak tinggal bersama ibunya. Apalagi kamu mempunyai skandal sebelum bercerai. Kamu tidak akan bisa menuntutku Mas, aku masih punya banyak bukti perselingkuhanmu dengan Kemala dulu jadi jangan mengancam!" "Aku tetap akan membawa Riko!" ujar Mas Adnan kekeh."Tidak akan pernah aku mengizinkan Riko, untuk ikut bersamamu. Bahkan satu hari saja aku tak sudi mengizinkannya!" ucapku menolak mentah-mentah keingina
POV Adnan"Jika kamu mau menikah dengan Asti, saya akan berikan 20 juta," ujar Pak Karman Bapak Asti yang seorang Lurah di daerah tempat tinggalku."Cuma 20 juta? Sedangkan anak Bapak itu sudah Hamil, kecuali jika dia perawan. Apa untungnya saya menikahi dia," ucapku ingin memancing Pak Karman memberi lebih dari 20 juta. Enak saja hanya segitu, anaknya sudah bunting memang sih dia cantik. "Kamu mau apa, Adnan. Katakan!" "Saya mau kerja Pak, di kantor lurah. Biar tiap hari pakai seragam, masa seorang mantu Lurah nganggur!" ini kesempatanku untuk meminta pekerjaan. Jika aku kerja di kantor Lurah, dan menggunakan seragam bisa menaikkan derajatku di mata Kania. Pasti dia menyesal telah meminta cerai, dan aku bisa membalas perlakuannya. Asti cantik, juga muda bisa membuatku kaya. Usiannya juga masih sangat muda 18 tahun, baru lulus SMA tahun ini. Hampir seumuran dengan Dea adikku. "Tapi kamu itu hanya lulusan SMA, bukan?" Pak Karman bertanya, ia seperti ragu ingin menyanggupi permintaa
PoV (3)Kemala kembali ke rumah Erwin. Usai 3 minggu ia berada di rumah sakit, tapi rumah Erwin terkunci dari luar seperti tidak ada penghuni." Bagaimana nih, suamimu tak ada di rumah!" ujar Bu Dona ketika mereka tidak bisa masuk ke dalam rumah."Aku tidak tahu Bu, Mas Erwin juga memblokir nomorku," ucap Kemala menghela nafas. "Lantas kita mau pergi kemana?" tukas Bu Dona khawatir. "Ada urusan apa kau datang kemari lagi!" Kemala menoleh ke belakang, ternyata suara itu berasal dari mertuanya yang sudah berdiri di belakangnya. Bu Rubi berjalan menghampiri Kemala."Jangan harap kamu bisa tinggal di rumah ini lagi, pergi! Erwin sudah menceraikanmu, masih punya muka kamu untuk datang lagi!" Bu Rubi sangat marah saat melihat Kemala kembali, mantan menantunya itu sudah mencoreng nama baiknya hampir satu minggu lebih ia menjadi gunjingan oleh semua warga di sekitar. Bahkan beberapa orang menjauhi keluarga-nya karena masalah ini. "Wanita murahan kamu, telah menyakiti mas Erwin! Rasakan k
PoV (3)"Wajahku..!" Kemala menangis dan meraung meratapi wajahnya kini penuh dengan luka lebam dan juga bekas luka dari serpihan kaca yang menembus kulit wajah yang mulus. Kemala menangis hampir tak bersuara saking histerisnya. Ia seperti tak punya kekuatan lagi untuk berteriak."Nikmati wajahmu yang buruk rupa itu! Siapa yang mau denganmu, mereka akan jijik melihat raut wajahmu dasar pelac*r!" hina Erwin yang terlihat bahagia melihat kesakitan Kemala dan penderitaannya."Semua ini masih bisa sembuh, aku tidak akan cacat seumur hidup!" ucap Kemala lirih."Tak perlu kau tangisi, karena kamu memang pantas mendapatkan semua ini sundal. Aku bahkan tak perlu mengotori tanganku sendiri sehingga bisa membuatku masuk penjara untuk menghancurkanmu. Kecelakaan dan musibah yang kamu hadapi adalah anugerah bagiku, tapi aku belum bahagia melihatmu seperti ini. Aku ingin kamu lebih hancur lagi!" Erwin justru menekan wajah Kemala dengan tangannya."Singkirkan tanganmu, wajahku terasa sakit!" Kema