RAHASIA GRUP WA KELUARGA SUAMI (2)
"Apa kamu harus tahu apa yang di lakukan, Adnan? Dia bukan anak kecil, yang harus di kekang!" jawab Ibu."Tentu aku harus tahu Bu, karena mobilnya akan aku pakai kerumah, Mama," ucapku."Ada urusan penting apa kamu, kerumah Mama?" tanya Mas Adnan. Suamiku ini memang baik dan tak pernah kasar karena itu aku percaya. Tapi ternyata semua kebaikan ini hanya tipuan, di belakangku Mas Adnan sama saja seperti saudaranya yang lain."Mas, anterin kamu ya sama Riko, kerumah Mama," Mas Adnan menawarkan untuk mengantarku. Segitu takutnya dia tidak jadi menyusul Mbak Kemala."Emangnya, Mas mau kemana sih? Ini kan malam minggu, kenapa tak menghabiskan waktu denganku dan Riko saja!""Adnan, mau anter Ibu kerumah Feli. Ibu mai berkunjung, sudah kamu jangan banyak tanya lagi, jelaskan mobilnya mau di pakai!"Seakan mereka saja yang punya dan berkuasa. Begitulaj keluarga Mas Riko. Tak menyukaiku tapi suka meminjam padaku, seperti Mbak Feli, Dea dan juga Farhan sering pinjam mobil.Farhan apalagi, tiap kerumah pacarnya pasti minjam mobil untuk mengajak kekasihnya jalan. Aku melihatnya di sosmed. Apalagi mobilku harganya cukup mahal, terlihat mewah membuat mereka ketagihan meminjam.Aku merebut paksa kunci mobil di tangan Mas Adnan. Reflek ia melepaskannya."Tapi aku juga ada keperluan mendesak, Mamaku juga penting, Bu!" ujarku dan menggandeng tangan Riko untuk pergi dari rumah Ibu mertua.Sebelum menikah denganku Mas Adnan hanya sebagai ojek online. Aku dulu menikah dengannya, karena Mas Adnan baik, dan bisa ku percaya. Tapi aku salah, setelah ku naikkan begini dia justru mengkhianatiku."Kania..!" Mas Adnan memanggil."Eh Kania, mau kemana kamu. Gak sopan mencuri kunci mobil!" pekik Ibu mertua.Tak peduli aku pergi dari situ.***Di perjalanan Mas Adnan berulang kali menelponku. Tapi aku tak mengangkat panggilannya.Aku menuju rumah Mama. Aku hanya ingin bertemu Mama dan bisa menenangkan pikiran.**Riko bermain dengan Kanza keponakanku. Dia anak Mbak Herlin Kakak iparku istri Mas Dani."Kania, kamu kenapa?" suara Mama membuyarkan lamuananku."Iya, Ma..,""Kamu ada masalah? Kenapa seperti memikirkan sesuatu, dari tadi murung?" tanya Mama.Mama selalu peka dengan keadaanku, tak bisa ku sembunyikan darinya. Tapi aku tak perlu gegabah memberitahukannya sekarang."Enggak Ma, Kania sedang datang bulan. Jadi mood-nya lagi gak bagus," jawabku."Mama, kira kamu sedang ada masalah."Hingga jam 9 malam, aku masih di rumah Mama. Mas Adnan tak ada menghubungi lagi, dia sudah pulang atau tetap menyusul Mbak Kemala.Aku kembali membuka grup WA.[Adnan, kamu sudah sampai nak?] pesan dari Ibu.[Alhamdulillah sudah Bu.] balas Mas Adnan dan mengirim foto selfie mereka bertiga, dia bersama Cila dan Mbak Kemala sedang makan sepertinya di restoran seafood.[Alhamdulillah, senangnya lihat senyum cucu Nenek yang cantik, bisa ketemu Papanya.] balas Ibu kembali.Jadi Mas Adnan kesana. Tega dia melakukan ini di belakangku, menghabiskan waktu untuk mereka. Sedangkan Riko jarang di beri perhatian. Memang beberapa bulan terakhir ini Mas Adnan kurang perhatian pada kami. Sering pergi, dari situlah kecurigaanku berawal.[Serasi loh kalian. Kemala cantik, beda dengan tu si Kania! Pakai jilbab panjang, baju longgar, gak modis!] Mbak Feli ikut membalas.[Mbak Kemala bisa merawat diri, lah Mbak Kania mblawus! Hahaha....!] timpal Dea dengan emot tertawa berguling.[Bener banget, menang banyak duit doang! Fisiknya kalah!] Farhan ikut menimpali. Pria itu lemes juga ternyata.Walaupun pakaianku begini, aku rapi, bersih. Bukankah Mas Adnan dulu juga pernah bilang senang melihat penampilanku. Karena Mbak Kemala dulu selingkuh berawal dari ia membuka aur*t dan suka foto sexy di sosial media.Sekarang wanita yang mengkhianati Adnan mereka puji penampilannya."Kanza, maaf Mama telat jemput kamu. Senang ya main sama Riko!" suara Mbak Herlin membuat perhatianku teralih dari ponsel."Apakah Kanza merepotkanmu, Kania?" ucap Mbak Herlin. Dia kakak iparku orangnya baik dan ramah."Tidak Mbak, Riko justru happy ada temannya," jawabku.Dari siang memang Kanza disini bersama Mama, karena Mbak Herlin dan Mas Dani ada keperluan."Mbak pikir kamu pergi dengan Adnan. Tapi ternyata kamu disini, kaget juga lihat mobilmu ada di depan," ujar Mbak Herlin."Memangnya ada apa, Mbak?" apa maksud Mbak Herlin."Tadi Adnan telepon Mbak, sedang dirumah mau pinjam mobil mau pergi sama kamu. Katanya mobil kalian sedang di bengkel. Makanya Mbak kaget kamu disini," jelas Mbak Herlin."Terus Mbak pinjamin?""Iya, tadi Mbak suruh aja Bi Tika kasih kuncinya,"Mas Adnan. Licik sekali dia tidak dapat mobilku dan pinjam sama Mbak Herlin. Karena Mas Dani mempunyai mobil lebih dari satu."Ada apa, Kania?" tanya Mbak Herlin menelisik.Aku gak bisa lagi diam seperti ini. Aku harus mengatakan perbuatan Mas Adnan pada Keluargaku, karena dia juga memanfaatkan kakakku untuk menyenangkan mantan istrinya. "Seharusnya Mbak tidak meminjamkan mobil itu pada, Mas Adnan," ucapku."Kenapa Kania, kamu berkata seperti itu. Kamu ada masalah dengan Adnan?" tanya Mbak Herlin dan duduk di sebelahku.Aku harus menceritakan ini pada Mbak Herlin agar dia tidak lagi dimanfaatkan oleh Mas Adnan. Mengambil ponsel, yang kutaruh di atas meja, dan ingin menunjukkan foto Mas Adnan bersama mantan istrinya."Sayang, aku ada urusan penting mendesak. Kita pulang sekarang!" seru Mas Dani mendekati kami."Iya Mas, Kanza ayo kita pulang," Mbak Herlin mengajak Kanza pulang, yang sedang asik bermain dengan Riko."Mas Kira kamu pergi sama Adnan, ternyata disini!" ucap Mas Dani menatapku."Iya Mas, aku juga tidak tahu dia meminjam mobilmu," jawabku dan urung menunjukkan foto itu. Karena mereka sepertinya sedang tergesa. Mama kembali ke ruang tamu memba
Farhan juga tak kalah licik dengan Mas Adnan. Mengakui jika toko ini adalah miliknya, ketika aku yang masih merasa tidak habis fikir dengan kelakuan keluarga suamiku. Sebuah mobil berwarna merah berhenti di depan tak jauh dariku. Farhan dan seorang wanita keluar dari dalam mobil itu. Wanita itu sangat cantik berkulit putih mulus, menggunakan baju crop berwarna Lilac, rambutnya berwarna coklat tergerai panjang, menggunakan celana jeans pendek. Memperlihatkan tubuhnya yang langsing. Apa karena perempuan cantik ini membuat Farhan berbohong karena ingin memikat wanita seperti ini.Di tangan wanita itu dan juga Farhan, menenteng banyak paper bag, mereka habis belanja rupanya.Farhan seperti salah tingkah ketika melihatku. "Kamu dari mana saja?" tanyaku pada."Keluar sebentar mbak," jawab Farhan gugup.Aku sepertinya mengenali mobil berwarna merah ini dan platnya. Ini adalah mobil milik Sherin temanku yang, sepertinya sedang diservis di sini. "Apakah kamu menggunakan mobil pelanggan?" ak
Bab 5Aku mengabaikan pesan dari Mas Adnan jangankan 20 juta, 1000 perak saja aku tak sudi mengirim lagi untuknya.Ya keuangan memang aku yang mengendalikannya, mungkin Mas Adnan bisa mendapatkan uang lebih dari perbuatannya menipuku, yang tanpa aku sadari telah dicurangi selama ini. Padahal aku juga memberinya uang tidak dalam jumlah yang sedikit.Aku kembali membuka grup WA dan sepertinya Suamiku belum menyadari jika nya aku telah menyadap akunnya.Mungkin ada 10 foto yang dikirim oleh Kemala setengah jam yang lalu, mereka sedang berada di dalam mobil sepertinya juga dengan mantan mertua Mas Adnan, juga ada 1 perempuan muda. Apakah itu adik dari Kemala. Aku sempat bertemu dengan mantan mertua Mas Adnan ketika dulu kami menikah, mereka hadir tapi wanita muda ini aku belum pernah bertemu dengannya, dari raut wajahnya ia cukup mirip dengan Kemala.[Kita OTW dulu!] begitulah caption Kemala dan langsung dipenuhi komen dari ipar dan ibu mertuaku.Mereka membalas pesan Kemala dengan bahag
Bab 6"Aku sudah menjelaskan yang sebenarnya pada calon istrimu itu, jika memang pemilik toko itu adalah aku bukan kamu!" jawabku."Sekarang kamu sudah berani menjawab Kania. Apa salahnya kamu berbohong demi Farhan? Apakah kamu ingin membuat Farhan terlihat buruk didepan calon istrinya, mereka itu akan menikah. Dan kamu beraninya memecat Farhan!" ujar ibu mertua. "Hei Kania, kamu mau di ceraikan adikku!" hardik Mbak Feli."Justru aku yang akan meminta cerai, jika kalian bersikap seperti ini padaku!" jawabku tanpa ragu.Mereka semua menatapku seakan tak percaya dengan ucapanku barusan. Aku justru ingin bercerai dari suamiku, karena telah mengetahui kebusukannya bersama keluarganya ini. "Istri durhaka macam apa kamu Kania? Ingin meminta cerai!" hardik Ibu mertua."Durhaka? Selama ini aku yang telah banyak membantu Mas Adnan, bahkan saudaranya aku beri pekerjaan." "Jadi kamu mau perhitungan? Itu sudah kewajiban seorang istri membantu suami. Harta milik bersama, tak ada ceritanya hart
"Kania, apa kamu mau menuntut kami begitu? Apa maksudmu?" ucap Ibu. Raut wajah Ibu seperti panik, mungkin dia tak menyangka jika menantunya yang penurut berubah seperti ini. Jangan mereka pikir aku bod*h, apalagi dengan membuat surat perjanjian karena aku tak ingin tertipu dengan mereka. Dan hal yang ku takutkan terjadi. Semua yang kulakukan berguna pada saatnya.***"Astagfirullah.. Menantu durhaka!" ujar Ibu sambil memegang dadanya."Ibu, kenapa?" tanya Mbak Feli panik dan mendekati ibu yang duduk disebelah Dea."Dada ibu sakit banget, enggak nyangka punya menantu sejahat ini!" ujar Ibu. "Cepat bawa Ibu ke kamar!" perintah Dea. Mbak Feli mengangguk kemudian dibantu dengan Farhan juga mereka membawa ibu mertua ke kamar. Ibu mertua terus memegangi dadanya dan seperti sedang sesak nafas. Aku yakin pasti itu hanya sandiwara ibu. Dia tidak punya riwayat penyakit jantung, baru saja mendengar perkataanku tadi sudah membuatnya sesak nafas. Apalagi nanti aku menagihnya dan benar mengusir
PoV (3)"Aku minta cerai Mas!" ucap Kania tegas tanpa keraguan. Penghianatan ini sudah membuatnya sakit, bagaimana rasanya di manfaatkan. Hancur harapan Kania. Selama ini menerima sikap keluarga suaminya, karena Adnan berbeda tapi nyatanya dia sama saja bahkan lebih busuk karena kembali pada mantan istrinya. "Kania, aku tidak akan mau menceraikanmu! Apa yang merasukimu, sehingga ingin bercerai? Apa kamu mempunyai selingkuhan!" Adnan menatap Kania tajam. "Selingkuh? Bukankah kamu yang berselingkuh! Ngaca Mas, seperti apa perbuatanmu!" sahut Kania. Apakah Adnan akan playing victim. "Aku selingkuh dengan siapa, jangan menuduhku ya Kania!" Adnan menunjuk wajah istrinya dan mendekat, raut wajahnya sangat marah.Kania tak habis pikir. Adnan sekarang bahkan sudah menunjukkan sikap kasar pada dirinya. "Ini apa Mas, jangan mengelak lagi!" Kania menunjukkan layar ponsel pada Adnan. Foto bertiga Adnan dengan anak dan mantan istrinya ada pada Kania.Adnan memicingkan matanya, untuk melihat a
Bab 9"Cukup Mbak, jangan marah. Ini urusanku dengan Kania bukan kalian!" ujar dan menghentikan aksi Herlin yang memaki dirinya. "Tentu saja ini menjadi urusanku! Karena kamu telah menyakiti adikku, dan kamu juga telah berani meminjam barangku untuk menyenangkan mantan istrimu itu. Kamu memang picik Adnan pria yang tidak tahu diri!" usai berkata seperti itu Herlin meninggalkan rumah Kania.Mendengar respon dari Adnan membuat Herlin semakin kesal. Sudah berani berselingkuh menumpang hidup dan sekarang bicara jika itu bukan urusannya, bagaimana Herlin ikut memikirkan keadaan Kania mendapatkan suami benalu. **Pagi itu Bu Sani sudah bersiap untuk pergi membeli perhiasan dan juga barang lain untuk menjadi seserahan. Ketika nanti Farhan melamar Mayang.Bu Sani masuk ke dalam kamar Farhan yang pintu nya terbuka. "Farhan ibu akan pergi dengan Mbak Kemala, untuk membeli seserahanmu nanti di saat acara lamaran. Berikan uangnya pada ibu, biar ibu yang memilihkannya apa saja yang akan kita
Bab 10 Bu Sani datang ke rumah Adnan. Ia ingin menemui Kania untuk meminta uang acara lamaran Farhan."Kania sedang tidak di rumah Bu," ujar Adnan ketika Bu Sani sudah duduk di sofa."Memangnya kemana istrimu itu? Kenapa kamu tidak bilang jika dia tidak di rumah, Ibu sudah capek datang kemari!" gerutu Bu Sani."Kania juga perginya buru-buru dan nggak pamit sama aku,""Harusnya kamu cegah Adnan, jika istrimu itu ingin pergi. Bilang jika Ibu mau datang kemari terus gimana ini! Ibu sudah datang, cepatlah kamu telepon Kania suruh dia pulang. Ibu lihat Kania semakin kurang aj*r ya sama kamu, pergi pun gak pamit sama suami kemarin berkata kasar sama ibu. Bagaimana cara kamu mendidik istrimu itu? Harusnya kamu nasehati dia untuk bersikap sopan pada keluarga kita, jika pun ia cemburu pada Kemala tidak sepatutnya dia bersikap kasar. Jadi wanita itu harus bisa mengendalikan emosi! Apalagi kamu dan Kemala itu kan punya anak, seharusnya kan ia itu harus lebih mengerti!" ucap Bu Sani panjang leba
Adnan tak mengizinkan mantan Ibu mertuanya dan Sarah untuk membawa Cilla, sama saja mereka memanfaatkan Cilla untuk memaksa Adnan memberi uang pada Kemala setiap bulan."Kami yang akan mengurus Cilla. Kemala berhak karena dia ibunya, kami dulu hanya menitipkan dia," kekeh Bu Dona yang tetap akan membawa Cilla. "Banyak alasan, aku tahu apa maksud kalian. Pasti ingin agar aku mengirim uang setiap bulan pada Kemala kan, karena kalian sudah tidak punya uang lagi. Aku tidak akan membiarkan Cilla, dibawa oleh kalian. Dia tetap akan di sini tinggal bersamaku, aku tidak mau lagi dimanfaatkan oleh Kemala, harusnya Ibu bilang pada putrimu itu suruh dia bertaubat sudah banyak dosa yang ia lakukan membuat rumah tanggaku hancur dan juga kakakku. Itulah akibatnya menjadi wanita murah*n!" cerca Adnan pada mereka. "Lancang mulutmu Adnan, jangan pernah menghina Kemala. Ia sekarang sedang sakit," ujar Bu Dona matanya melotot memarahi Adnan karena telah menghina putrinya. "Bagus dia sakit, itu huku
PoV AdnanHampir 6 bulan sudah aku menikah dengan Asti. Tak ada perubahan dari istriku itu, dia semakin liar, pulang pagi dan tak peduli dengan bayi ini. Ibu datang ke rumah bersama Mbak Feli. Aku yang meminta mereka datang, karena kewalahan mengurus Cilla dan Fano. Ingin mendapatkan kerja, justru malah menjadi baby sitter untuk bayi Asti. Bapak mertua juga tak ada kejelasan, untuk memberiku pekerjaan."Istrimu kemana?" tanya Ibu dan duduk di sofa. "Sudah 4 hari ini Asti, gak pulang, Bu!" jawabku. Memang entah kemana Asti. Biasanya ia akan pulang pagi jam 3/4 dinihari tapi sekarang sudah 4 hari tak pulang, juga tidak mengabari. Aku mencoba menelpon tapi sepertinya nomorku telah di blokir olehnya. "Lihat nih!" Mbak Feli menunjukkan layar ponselnya. Di situ jelas akun fesbuk Asti yang berfoto bersama teman-temannya, sedangkan ada foto ia dirangkul oleh seorang pria muda. "Healah Asti ni ternyata gemblung! Udah punya suami, malah foto begitu sama pria lain! Adnan, kamu ceraikan sajal
PoV AdnanHampir 6 bulan sudah aku menikah dengan Asti. Tak ada perubahan dari istriku itu, dia semakin liar, pulang pagi dan tak peduli dengan bayi ini. Ibu datang ke rumah bersama Mbak Feli. Aku yang meminta mereka datang, karena kewalahan mengurus Cilla dan Fano. Ingin mendapatkan kerja, justru malah menjadi baby sitter untuk bayi Asti. Bapak mertua juga tak ada kejelasan, untuk memberiku pekerjaan."Istrimu kemana?" tanya Ibu dan duduk di sofa. "Sudah 4 hari ini Asti, gak pulang, Bu!" jawabku. Memang entah kemana Asti. Biasanya ia akan pulang pagi jam 3/4 dinihari tapi sekarang sudah 4 hari tak pulang, juga tidak mengabari. Aku mencoba menelpon tapi sepertinya nomorku telah di blokir olehnya. "Lihat nih!" Mbak Feli menunjukkan layar ponselnya. Di situ jelas akun fesbuk Asti yang berfoto bersama teman-temannya, sedangkan ada foto ia dirangkul oleh seorang pria muda. "Healah Asti ni ternyata gemblung! Udah punya suami, malah foto begitu sama pria lain! Adnan, kamu ceraikan sajal
PoV AdnanAsti meringis tampak menahan sakit. "Kita ke kamar saja, kamu kesakitan," aku mengajak Asti untuk pergi ke kamar dan meninggalkan pelaminan. "Sakit banget, Mas!" rintih Asti. "Kamu mau melahirkan mungkin As, ini sama seperti mantan istriku dulu saat ia kontraksi. Apa kamu sudah hamil 9 bulan?" aku benar-benar penasaran dengan usia kandungannya. "Iya mungkin, Mas!" jawabnya sambil terus berjalan perlahan menuju kamar."Kok mungkin? Kan kamu yang hamil pasti tahu lah!" aku menutup pintu saat kami berada di dalam kamar. Pak Lurah bilang jika putrinya hamil 4 minggu, waduh pas acara resepsi malah mau melahirkan, buat malu saja Asti ini. Jika memang benar dia akan melahirkan sama saja tak menutup aib. Yang penting aku sudah menerima uang dari Pak Lurah, tapi jika begini namaku juga yang ikut tercoreng dan di duga yang telah menghamili Asti."Asti..!" pintu di gedor terdengar suara Ibu Asti yang kini menjadi ibu mertuaku. Aku membuka pintu. "Ada apa dengan kalian, kenapa mal
PoV AdnanJika dengan cara baik-baik Kania tak bisa di ajak bekerja sama, maka jangan salahkan aku jika cara memaksa bisa membawa Riko. Ia pasti ada di rumah Mama Nayla. Mbak Feli bilang, jika putraku sering di rumah Neneknya karena Kania mengurus usahanya. Kania dengan angkuh pergi menggunakan mobilnya, wanita keras kepala yang selalu merendahkan aku. Akan ku balas perbuatanmu, karenamu harga diriku terinjak-injak. **"Adnan?" ucap Kania mantan Mama mertuaku. Matanya membulat terlihat jelas ia kaget dengan kehadiranku di rumahnya. "Ma, aku ke sini mau menemui, Riko anakku!" ujarku menyampaikan maksud tujuan. Dan tetap memanggilnya Mama. Ia tampak ragu dan tersenyum kecut. "Sebentar, Mama panggilkan Riko," perempuan paro baya itu berlalu kembali masuk ke dalam rumah. Aku akan mengajak Riko. 3 hari lagi pernikahanku dan Asti akan berlangsung, dia harus mengenal calon Ibu tirinya. Tak lama Mama Nayla kembali bersama Riko."Itu Ayah, mau bertemu kamu," tukas Mama Nayla menunjuk aga
PoV KaniaMas Adnan datang kembali hanya ingin mengatakan ingin menikah, sungguh berita yang tidak penting bagiku. Awalnya aku masih bisa menanggapi biasa saja, tapi emosiku naik karena ia berkata akan meminta hak asuh Riko. Bahkan membiarkan Riko satu hari saja dengan Ayahnya aku tak sudi. Katakan aku jahat, memisahkan putraku dari Ayah kandungnya, tapi setiap manusia mempunyai sisi jahat bukan? Terlebih aku yang sudah di sakiti atas perbuatan Mas Adnan. Dia memang tidak peka atau tak punya ot*k untuk berpikir, perbuatan nya juga menyakiti anak kami. Anak korban perceraian itu berhak tinggal bersama ibunya. Apalagi kamu mempunyai skandal sebelum bercerai. Kamu tidak akan bisa menuntutku Mas, aku masih punya banyak bukti perselingkuhanmu dengan Kemala dulu jadi jangan mengancam!" "Aku tetap akan membawa Riko!" ujar Mas Adnan kekeh."Tidak akan pernah aku mengizinkan Riko, untuk ikut bersamamu. Bahkan satu hari saja aku tak sudi mengizinkannya!" ucapku menolak mentah-mentah keingina
POV Adnan"Jika kamu mau menikah dengan Asti, saya akan berikan 20 juta," ujar Pak Karman Bapak Asti yang seorang Lurah di daerah tempat tinggalku."Cuma 20 juta? Sedangkan anak Bapak itu sudah Hamil, kecuali jika dia perawan. Apa untungnya saya menikahi dia," ucapku ingin memancing Pak Karman memberi lebih dari 20 juta. Enak saja hanya segitu, anaknya sudah bunting memang sih dia cantik. "Kamu mau apa, Adnan. Katakan!" "Saya mau kerja Pak, di kantor lurah. Biar tiap hari pakai seragam, masa seorang mantu Lurah nganggur!" ini kesempatanku untuk meminta pekerjaan. Jika aku kerja di kantor Lurah, dan menggunakan seragam bisa menaikkan derajatku di mata Kania. Pasti dia menyesal telah meminta cerai, dan aku bisa membalas perlakuannya. Asti cantik, juga muda bisa membuatku kaya. Usiannya juga masih sangat muda 18 tahun, baru lulus SMA tahun ini. Hampir seumuran dengan Dea adikku. "Tapi kamu itu hanya lulusan SMA, bukan?" Pak Karman bertanya, ia seperti ragu ingin menyanggupi permintaa
PoV (3)Kemala kembali ke rumah Erwin. Usai 3 minggu ia berada di rumah sakit, tapi rumah Erwin terkunci dari luar seperti tidak ada penghuni." Bagaimana nih, suamimu tak ada di rumah!" ujar Bu Dona ketika mereka tidak bisa masuk ke dalam rumah."Aku tidak tahu Bu, Mas Erwin juga memblokir nomorku," ucap Kemala menghela nafas. "Lantas kita mau pergi kemana?" tukas Bu Dona khawatir. "Ada urusan apa kau datang kemari lagi!" Kemala menoleh ke belakang, ternyata suara itu berasal dari mertuanya yang sudah berdiri di belakangnya. Bu Rubi berjalan menghampiri Kemala."Jangan harap kamu bisa tinggal di rumah ini lagi, pergi! Erwin sudah menceraikanmu, masih punya muka kamu untuk datang lagi!" Bu Rubi sangat marah saat melihat Kemala kembali, mantan menantunya itu sudah mencoreng nama baiknya hampir satu minggu lebih ia menjadi gunjingan oleh semua warga di sekitar. Bahkan beberapa orang menjauhi keluarga-nya karena masalah ini. "Wanita murahan kamu, telah menyakiti mas Erwin! Rasakan k
PoV (3)"Wajahku..!" Kemala menangis dan meraung meratapi wajahnya kini penuh dengan luka lebam dan juga bekas luka dari serpihan kaca yang menembus kulit wajah yang mulus. Kemala menangis hampir tak bersuara saking histerisnya. Ia seperti tak punya kekuatan lagi untuk berteriak."Nikmati wajahmu yang buruk rupa itu! Siapa yang mau denganmu, mereka akan jijik melihat raut wajahmu dasar pelac*r!" hina Erwin yang terlihat bahagia melihat kesakitan Kemala dan penderitaannya."Semua ini masih bisa sembuh, aku tidak akan cacat seumur hidup!" ucap Kemala lirih."Tak perlu kau tangisi, karena kamu memang pantas mendapatkan semua ini sundal. Aku bahkan tak perlu mengotori tanganku sendiri sehingga bisa membuatku masuk penjara untuk menghancurkanmu. Kecelakaan dan musibah yang kamu hadapi adalah anugerah bagiku, tapi aku belum bahagia melihatmu seperti ini. Aku ingin kamu lebih hancur lagi!" Erwin justru menekan wajah Kemala dengan tangannya."Singkirkan tanganmu, wajahku terasa sakit!" Kema